Analisis_final_produktifitas_sektor_industri.pdf

  • Uploaded by: Alfan Santoso
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis_final_produktifitas_sektor_industri.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,216
  • Pages: 48
Pelatihan Penghitungan Produktifitas dan Efisiensi pada Sektor Industri

PENGHITUNGAN PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA DENGAN DEA (Data Envelopment Analysis)

DIREKTORAT ANALISIS DAN PENGEMBANGAN - BADAN PUSAT STATISTIK Jakarta, 18 s/d 22 Oktober 2010

LATAR BELAKANG (1) 1. Sektor industri pengolahan mempunyai peranan yang dominan dalam perekonomian nasional: a. Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan kontribusi 26 persen (2009). b.Penyerapan tenaga kerja sebesar 12,24 persen (2009). 2. Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan sektor industri melambat. 3. Produk industri kita harus bisa bersaing dengan produk luar negeri sehubungan dengan perdagangan bebas.

LATAR BELAKANG (2) 4.

Mengapa pertumbuhan sektor industri melambat? a. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor bahan baku, bahan antara (intermediate) dan komponen. b. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. c. Kualitas SDM yang relatif masih rendah. d. Iklim persaingan yang kurang sehat  banyak sub-sektor industri yang beroperasi dalam kondisi mendekati ”monopoli”. e. Masih lemahnya peranan kelompok industri kecil dan menengah (IKM) dalam sektor perekonomian. f. Sebaran industri yang masih terpusat di Pulau Jawa.

5.

Salah satu usaha yang harus segera dilakukan agar sektor industri mampu berkembang dan menjadi motor penggerak perekonomian nasional di masa depan adalah meningkatkan produktivitas. Peningkatan Produktivitas dengan 2 cara: yaitu meningkatkan efisiensi dan teknologi.

SEJARAH PENGUKURAN EFISIENSI DAN TFP Tradisional (Unit produksi diasumsikan efisien, TFP = perubahan teknologi):

1. Parametrik (Cobb-Douglas, dll) 2. Non-Parametrik (Index Number): the TornqvistTheil index Modern (Unit produksi diasumsikan tidak efisien, TFP = perubahan efisiensi + perubahan teknologi)

1. Parametrik (Stochastic Frontiers) 2. Non-Parametric (Data Envelopment Analysis/DEA)

EFISIENSI

EFISIENSI Definisi Efisiensi Farrel (1957): Total Efisiensi terdiri dari 2 komponen: efisiensi teknis dan efisiensi

biaya. Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan sebuah industri untuk

memproduksi output maksimum dengan menggunakan input dengan jumlah tertentu (Output-Oriented Measures), atau kemampuan sebuah industri untuk memproduksi sejumlah output tertentu dengan menggunakan input dengan jumlah yang minimal (Input-Oriented Measures).

Efisiensi biaya mencerminkan kemampuan sebuah industri untuk

mengkombinasikan output dan input dalam proporsi yang optimal dengan memperhitungkan faktor harga. Penghitungan tingkat efisiensi  Efisiensi Teknis

PENGUKURAN EFISIENSI (1) Tahapan pengukuran tingkat efisiensi: 1. Membuat fungsi produksi frontier dari data set yang ada. Fungsi Produksi Frontier merupakan garis imajiner yang menyatakan output maksimum yang dapat diproduksi oleh input dengan jumlah tertentu, atau jumlah minimum input yang diperlukan untuk memproduksi output dengan jumlah tertentu. 2. Industri-industri yang terletak pada fungsi produksi frontier merupakan industri-industri yang efisien, diberi nilai 1 (satu). 3. Industri-industri yang tidak terletak pada fungsi produksi frontier dianggap industri-industri yang tidak efisien, diberi nilai antara 0-1. 4. Pengukuran efisiensi bersifat relatif terhadap seluruh industri yang dimasukkan dalam sampel analisis. Penambahan atau pengurangan jumlah industri dalam sampel, akan mempengaruhi skor efisiensi. 5. Hasil efisiensi dipengaruhi oleh metode pendekatan yang digunakan: a. Bentuk garis frontiernya (CRS atau VRS). b. Orientasi yang digunakan input oriented measure atau output

oriented measure.

PENGUKURAN EFISIENSI (2) INPUT DAN OUTPUT ORIENTED 1. Input Oriented: Seberapa minimal input dapat dikurangi tanpa mengurangi output yang dihasilkan. 2. Output Oriented: Seberapa maksimal output dapat ditingkatkan tanpa mengurangi input yang digunakan.

PENGUKURAN EFISIENSI (3) y F C J

I

K

L

D

E

G

B

O

A

H

x

Keterangan: 1. Suatu industri menggunakan 1 input (x) untuk memproduksi 1 output (y). 2. OF adalah fungsi produksi frontier dengan asumsi CRS (Constant Return to Scale). Concave ABCDE dengan asumsi VRS (Variable Return to Scale).

PENGUKURAN EFISIENSI (4) Penjelasan grafik: 1. Asumsi CRS: a. Efisiensi dengan pendekatan input oriented adalah rasio IJ/IG. b. Efisiensi dengan pendekatan output oriented adalah rasio HG/HF. IJ/IG = HG/HF 2. Asumsi VRS: a. Efisiensi dengan pendekatan input oriented adalah rasio IK/IG. b. Efisiensi dengan pendekatan output oriented adalah rasio HG/HL. Efisiensi dari VRS ≥ CRS

PENGUKURAN EFISIENSI (5) Input Oriented Measure

Keterangan: 1. Industri dengan 2 input (x1 dan x2) dan 1 output, dengan asumsi CRS. 2. LL1 merupakan isoquant yang merupakan kombinasi dari jumlah minimum yang diperlukan untuk memproduksi output yang sama. 3. Industri yang terletak pada isoquant yaitu A, B, C, dan D adalah industri yang efisien dan nilainya 1. Industri yang terletak diluar isoquant (A1 dan C1) tidak efisien karena menggunakan input yang lebih banyak untuk mendapatkan output yang sama dengan A dan C.

PENGUKURAN EFISIENSI (6) 4. Nilai efisiensi untuk A1 adalah OA/OA1 OA = kombinasi potensial jumlah minimum input x1 dan x2 untuk dapat memproduksi output secara efisien. OA1 = kombinasi input yang sebenarnya digunakan. Efisiensi OA1 nilainya antara 0 sampai dengan 1. 5. Agar efisien maka input A1 harus diturunkan sebesar AA1. 6. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai rasio dari input potensial yang terletak di fungsi produksi frontier terhadap input sebenarnya, agar memproduksi sejumlah output tertentu.

PENGUKURAN EFISIENSI (7) Output Oriented Measure y2

L

A B

* A1 * B1

O

C

L1

y1

Keterangan: 1. Industri dengan 2 output (y1 dan y2) dan 1 input, dengan asumsi CRS. 2. LL1 merupakan isoquant yang merupakan kombinasi dari jumlah minimum yang diperlukan untuk memproduksi output yang sama. 3. Industri yang terletak pada isoquant yaitu A, B, dan C adalah industri yang efisien dan nilainya 1. Industri yang terletak didalam isoquant (A1 dan B1) tidak efisien karena menghasilkan output yang lebih sedikit.

PENGUKURAN EFISIENSI (8) 4. Nilai efisiensi untuk A1 adalah OA1/OA. OA = kombinasi potensial jumlah maksimal output y1 dan y2 yang dihasilkan oleh pemakaian input secara efisien. OA1 = kombinasi output yang sebenarnya dihasilkan. Efisiensi OA1 nilainya antara 0 sampai dengan 1. 5. Agar efisien maka output A1 harus dinaikkan sebesar AA1. 6. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai rasio dari output potensial yang terletak di fungsi produksi frontier terhadap output sebenarnya, dengan menggunakan sejumlah input tertentu.

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (1) A. Nilai managerial DEA: 1. Efisiensi dihasilkan untuk setiap industri, sehingga para analis dapat mengenali industri yang perlu mendapatkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan. 2. Jika suatu industri tidak efisien (efisiensi<1), DEA menunjukkan industri yang efisien dan sejumlah multiplier yang dapat digunakan oleh manager untuk menyusun strategi yang sempurna, yaitu seberapa besar input dan output yang harus disesuaikan agar dapat memiliki efisiensi yang tinggi. 3. DEA menyediakan matriks efisiensi silang, sehingga dapat membantu untuk mengenali industri yang efisien tetapi menggunakan kombinasi input dan menghasilkan kombinasi output yang sangat berbeda dengan industri yang lain.

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (2) B. Keterbatasan DEA: 1. DEA mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur. 2. DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama. 3. Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya Constant Return to Scale (CRS). 4. Bobot input dan output yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat diinterpretasikan dalam nilai ekonomi. 5. Efisiensi yang dihasilkan dengan metode DEA sangat dipengaruhi oleh sebaran data : a. Sebaran data yang mengandung data outlier dengan rasio yang sangat tinggi akan menghasilkan nilai efisiensi yang sangat rendah dan sebaliknya. b. Data yang homogen mengakibatkan nilai efisiensi yang sangat tinggi (atau mendekati 1). c. Data yang salah satu inputnya bernilai 0, akan menghasilkan nilai efisiensi yang rendah.

PENGENALAN PROGRAM DEA (1) DEA adalah program dalam DOS tetapi dapat dengan mudah dijalankan dengan WINDOWS menggunakan FILE MANAGER. Dalam Menjalankan DEAP versi 2.0 membutuhkan 5 file, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.

File File File File File

Executable DEAP.EXE Start-up DEAP.000

Disediakan dalam disk dan untuk menyimpan nilai-nilai parameter kunci.

Data (contoh, TEST.DTA) Instruction (contoh, TEST.INS) Output (contoh, TEST.OUT)

Harus dibuat oleh user sebelum proses pengolahan dijalankan.

PENGENALAN PROGRAM DEA (2) FILE DATA • Data harus diketik dalam text file per-perusahaan, satu baris untuk satu perusahaan. •

Pada setiap baris harus ada kolom terpisah untuk tiap output & input.



Semua output harus ditulis mulai kolom paling kiri diikuti kolom input. Contoh: bila melakukan analisis terhadap 40 perusahaan dengan 1

output (y) dan 3 input (x1, x2, x3), maka akan ada 4 kolom data (masing-masing panjangnya 40) ditulis dalam urutan y x1 x2 X3. Output

Input

Y

X1

6400000 11233587 69999115 . . . 19780348

2420000 5323120 20109359

891000 1450964 7869619

580962 3616066 34153977

4824992

2693025

3636138

X2

X3

PENGENALAN PROGRAM DEA (3) FILE INSTRUKSI •

Diketik menggunakan text editor atau word processor.



Cara termudah adalah membuat copy dari file DBLANK.INS kemudian mengedit file ini dengan text editor atau word processor dengan mengisi informasi yang relevan. dat1.txt out1.txt 40 1 1 3 0 0 3

DATA FILE NAME OUTPUT FILE NAME NUMBER OF FIRMS NUMBER OF TIME PERIODS NUMBER OF OUTPUTS NUMBER OF INPUTS 0=INPUT AND 1=OUTPUT ORIENTED 0=CRS AND 1=VRS 0=DEA(MULTI-STAGE), 1=COST-DEA, 2=MALMQUIST-DEA, 3=DEA(1-STAGE), 4=DEA(2-STAGE)

PENGENALAN PROGRAM DEA (4) OUTPUT FILE • •

Adalah text file yang dihasilkan oleh DEAP setelah file instruksi diproses. File output dapat dibaca dengan menggunakan text editor seperti NOTEPAD, WORDPAT, atau word processor seperti WORD atau WORDPERFECT.



Output bisa diimpor ke program spreadsheet seperti EXCELL atau lainnya untuk dilakukan penghitungan lebih lanjut seperti dalam bentuk tabel dan grafik. 1.

EFFICIENCY SUMMARY: firm 1 2 3 . . . 40

te 0.756 0.484 0.605

mean

0.752

0.743

Efisiensi adalah nilai te yang dihasilkan oleh masing-masing individu maupun secara ratarata.

PENGENALAN PROGRAM DEA (5) 2

3

……… SUMMARY OF firm peers: 1 25 30 2 30 22 3 22 20 . . . 40 25 22

PEERS: 37 25 25

30

Peers menunjukkan nomor perusahaan-perusahaan yang menjadi acuan agar suatu perusahaan menjadi efisien. Contoh: Perusahaan 1 agar efisien harus mengacu pada perusahaan 25, 30, dan 37.

……… SUMMARY OF OUTPUT TARGETS: firm output: 1 1 6400000.000 2 11233587.000 3 69999115.000 ………. SUMMARY OF INPUT TARGETS: firm input: 1 2 1 1829212.700 673482.858 2 2575012.918 701891.192 3 12173406.979 4763954.677

3 439133.499 1749240.420 20675460.714

Hasil ini menunjukkan nilai masingmasing input agar suatu perusahaan efisien dengan output yang sama

PRATEK PENGHITUNGAN EFISIENSI DENGAN DEA

KELENGKAPAN FILE (1) A. PAKET PROGRAM YANG DIGUNAKAN: 1. DEA untuk pengolahan penghitungan efisiensi dan TFP. 2. Stattrans untuk konversi data dari satu paket program ke paket program lainnya. 3. Excell untuk penghitungan dan tabulasi manual. 4. SPSS untuk tabulasi (optional).

B. FILE YANG DIGUNAKAN UNTUK LATIHAN: File digunakan untuk latihan penghitungan tingkat efisiensi, terdiri dari : 1. File data untuk pengolahan DEA dalam bentuk excell dan text file (terdiri dari output, input1, input2, input3) yaitu datcoba1.xls dan

datcoba1.txt.

2. File data untuk latihan tabulasi : datlkp.xls (excell) dan datlkp.sav (spss).

PRAKTEK PENGHITUNGAN EFISIENSI (1) TAHAPAN PENGHITUNGAN EFISIENSI TEHNIK I.

Penentuan asumsi dan pemilihan pendekatan.

II. Menentukan variabel output dan input. III. Menghitung tingkat efisiensi dengan program DEA. IV. Menganalisis tingkat efisiensi berdasarkan beberapa variabel/karakteristik (tabulasi).

I. Penentuan Asumsi & Pemilihan Pendekatan Pendekatan yang digunakan pada efisiensi teknis digunakan pada latihan ini: 1. Input-oriented measure dengan menggunakan CRS (Constant Return to Scale), dengan asumsi akan memberikan hasil yang sama dengan Outputoriented mesures. 2. Metode yang dipakai adalah DEA 1 stage untuk menyederhanakan model dan interpretasi.

II. PENENTUAN VARIABEL OUTPUT DAN INPUT Pada praktek penghitungan efisiensi statistik industri pengolahan menggunakan 1 output dan 3 input, yaitu antara lain: 1. Output terdiri dari: a. Nilai produksi barang-barang yang dihasilkan. b. Pendapatan dari jasa produksi. c. Keuntungan dari penjualan barang. d. Pendapatan lainnya. e. Selisih nilai stok bahan baku, barang produksi setengah jadi, dan barang jadi. 2. Input terdiri dari: a. Input 1: Nilai seluruh pengeluaran untuk bahan baku dan bahan penolong. b. Input 2: Nilai seluruh pengeluaran untuk bahan bakar dan pengeluaran lainnya. c. Input 3: Nilai pengeluaran upah dan gaji pegawai.

III. MENGHITUNG TINGKAT EFISIENSI DENGAN PROGRAM DEA Tahapan pengolahan dengan DEA : 1. Menentukan file data: a. File data harus dalam bentuk text file (txt atau prn). b. Apabila data dalam file SPSS, SAS, atau lainnya harus ditransfer ke excell menggunakan file stattrans. c. Apabila data sudah dalam bentuk excell, harus di save as type ke Formatted Text (Space delimited) dengan extention prn atau ke Text (Tab delimited) dengan extention txt. d. Data dalam file data berurutan dari output kemudian input. Sebagai contoh pada praktek ini menggunakan 1 output dan 3 input, sehingga urutan data adalah sbb: output input1 input2 input3 (datcoba1.txt).

2. Membuat command file (prgcoba1.txt) seperti dibawah ini: Datcoba1.txt DATA FILE NAME Outcoba1.txt OUTPUT FILE NAME 584 NUMBER OF FIRMS 1 NUMBER OF TIME PERIODS 1 NUMBER OF OUTPUTS 3 NUMBER OF INPUTS 0 0=INPUT AND 1=OUTPUT ORIENTED 0 0=CRS AND 1=VRS 3 0=DEA(MULTI-STAGE), 1=COST-DEA, 2=MALMQUIST-DEA, 3=DEA(1-STAGE), 4=DEA(2-STAGE)

Keterangan: - Format file diatas dapat diedit dari contoh program DEA (EG1.ICS, EG2.ICS, EG3.ICS, atau EG4.ICS). - Pendekatan yang dipakai: input oriented, CRS, DEA (1-stage).

3. Melakukan Running program: a. Mengklik DEAP.APPLICATION. b. Tuliskan nama file command yang ada pada file DOS DEA (prgcoba1.txt). c. Output yang dihasilkan dari program diatas dihasilkan pada file outcoba1.txt. Results from DEAP Version 2.1 Instruction file = prgcoba1.txt Data file = datcoba1.prn Input orientated DEA Scale assumption: CRS Single-stage DEA - residual slacks presented EFFICIENCY SUMMARY: firm 1 2 3 . . . 582 583 584 mean

te 0.793 0.541 0.835

0.478 0.685 0.599 0.615

Efisiensi adalah nilai te yang dihasilkan oleh masing-masing individu maupun secara ratarata.

SUMMARY OF PEERS: firm 1 2 3 dst

Perusahaan 1 agarefisien harus mengacu pada perusahaan 25, 525, dan 531.

peers: 25 525 531 349 271 115 48 531 163

Dan seterusnya.

SUMMARY OF OUTPUT TARGETS: firm output: 1 1 1361242.000 2 6144721.000 3 3273644.000

Input 1:763685,7 atau harus dikurangi sebesar 8299731,3 dari 9063417.

SUMMARY OF INPUT TARGETS: firm input: 1 1 763685.694 2 1603344.713 3 759260.711

Maksimal input yang harus dikeluarkan oleh Perusahaan 1:

2 3 274062.729 16632.106 531763.275 439906.061 1078805.446 61662.732

Input 2:274062,7 atau harus dikurangi sebesar 71677,3 dari 345740. Dan seterusnya.

Hitung nilai efisiensi dari data excel latihan.xls: 1. Pendekatan Input oriented measures dengan Constant Return to Scale. 2. DEA 1 stage. 3. Menggunakan 1 Output dan 3 Input, dengan klasifikasi input seperti contoh pada slide sebelumnya. SILAHKAN MENCOBA

V. MELAKUKAN TABULASI TINGKAT EFISIENSI BERDASARKAN BEBERAPA KARAKTERISTIK 1. Tingkat efisiensi dapat dihitung berdasarkan beberapa karakteristik perusahaan, antara lain: a. KKI 2/3 digit b. Status perusahaan c. Jumlah tenaga kerja dan sebagainya. 2. Sebelum melakukan tabulasi lakukan dahulu pengabungan nilai efisiensi (te) yang dihasilkan dari program DEA dengan data yang lengkap (datlkp.xls). Penggabungan data te dan datlkp.xls lebih mudah menggunakan excell, sehingga kedua set data harus dalam bentuk excell. 3. Pengolahan tabulasi dapat menggunakan SPSS atau secara manual dengan excell. Berikut adalah contoh tabulasi tingkat efisiensi menurut beberapa karakteristik:

Tabel 1. Nilai Efisiensi Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi Kode Industri 2 Digit

Tabel 2. Nilai Efisiensi Perusahaan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi Efisiensi

Tabel 4. Rata-rata Efisiensi Perusahaan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja dan Klasifikasi Efisiensi

MEMBUAT TABULASI MANUAL DENGAN EXCEL 1. Tabel 1 a. Sort seluruh data berdasarkan KKI 2 digit. b. Rata-ratakan nilai efisiensi dari masing-masing KKI 2 digit. c. Masukkan dalam tabel nilai rata-rata efisiensi tersebut. 2. Tabel 2 a. Sort seluruh data berdasarkan jumlah tenaga kerja. b. Klasifikasikan masing-masing perusahaan berdasarkan jumlah tenaga kerja seperti dalam tabel (< 100, 100-200, > 200). c. Rata-ratakan nilai efisiensi berdasarkan klasifikasi jumlah tenaga kerja. d. Masukkan dalam tabel nilai rata-rata efisiensi tersebut.

3. Tabel 3 a. Sort seluruh data berdasarkan Nilai Efisiensi. b. Klasifikasikan masing-masing perusahaan berdasarkan Klasifikasi Efisiensi (< 0,500; 0,500-0,750; > 0,750). b. Rata-ratakan nilai efisiensi berdasarkan klasifikasi efisiensi. c. Masukkan dalam tabel nilai rata-rata efisiensi tersebut. 2. Tabel 4 a. Sort seluruh data berdasarkan jumlah tenaga kerja. b. Klasifikasikan masing-masing perusahaan berdasarkan jumlah tenaga kerja. c. Sort masing-masing klasifikasi tenaga kerja berdasarkan efisiensi. d. Klasifikasikan masing-masing perusahaan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan efisiensi e. Rata-ratakan nilai efisiensi untuk masing-masing klasifikasi. d. Masukkan dalam tabel nilai rata-rata efisiensi tersebut.

Buat tabulasi nilai efisiensi dari data excel latihan.xls dengan nilai efisiensi yang diperoleh dari latihan sebelumnya berdasarkan: 1. Status permodalan 2. 2. Jumlah tenaga kerja dengan klasifikasi: < 100 dan ≥ 100. 3. Klasifikasi efisiensi: Rendah (≤ 0,500), Sedang (>0,500 dan ≤0,750) Tinggi (> 0,750). 4. Klasifikasi jumlah tenaga kerja seperti pada nomor 2 dan klasifikasi efisiensi seperti pada nomor 3. SILAHKAN MENCOBA

PENGERTIAN PRODUKTIVITAS Produktivitas: adalah hubungan antara output dan input dalam sebuah produksi. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total. Produktivitas parsial: merupakan hubungan antara output dengan satu input. Contoh: produktivitas per tenaga kerja, produktivitas per ha Produktivitas total (Total Faktor Produktivitas/TFP): 1. Mengukur hubungan antara output dengan beberapa input secara serentak. Hubungan tersebut dinyatakan dalam ratio dari indeks output terhadap indeks input aggregat. 2. Kalau ratio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi dengan menggunakan jumlah input yang sama, atau sejumlah output tertentu dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input.

TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) Definisi TFP (Grosskopf,1993, hal 169): “…, dalam sebuah proses produksi yang belum berjalan secara efisien, pertumbuhan produktivitas (TFP) adalah efek dari perubahan efisiensi dan pergeseran fungsi produksi frontier yang merepresentasikan perubahan teknologi …..” Pertumbuhan produktivitas dapat terjadi karena pengaruh dua faktor yaitu perubahan efisiensi dan perubahan teknologi Usaha peningkatan produktivitas:  Pertama, dengan cara meningkatkan efisiensi, misalnya dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui diklat sehingga mereka mampu menerapkan teknologi secara lebih efisien.  Kedua, dengan cara meningkatkan teknologi, misalnya dengan mengadopsi teknologi baru.

KEGUNAAN PENGUKURAN PRODUKTIFITAS 1. Untuk membandingkan kinerja antar sektor dalam sebuah perekonomian. 2. Untuk membandingkan kinerja sektor industri antar negara. Dengan mengetahui tingkat produktivitas sektor industri dari negara-negara pesaing, bisa diketahui posisi daya saing pada saat melakukan negosiasi perdagangan. 3. Sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan. 4. Untuk memonitor kinerja sektor industri. Tercapainya produktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa sektor industri sudah berjalan efisien karena dapat memproduksi output dengan input yang lebih rendah. Hal ini akan mempunyai dua efek. Pertama, dengan lebih sedikitnya jumlah input yang digunakan, berarti kelebihan input dapat digunakan oleh sektor lain. Kedua, dengan lebih sedikitnya jumlah input yang digunakan, berarti biaya produksi menjadi lebih rendah dan harga produk menjadi lebih murah sehingga menguntungkan konsumen.

Industri Padat Tenaga Kerja  Departemen Perindustrian membagi industri di Indonesia ke dalam dua kelompok:  Kelompok Industri Potensi Ekspor  Kelompok Industri Potensi Pasar Dalam Negeri  Kedua kelompok tersebut dibedakan kembali atas 4 kategori:  Industri Padat Sumber Daya Alam  Industri Padat Tenaga Kerja  Industri Padat Modal  Industri Padat Teknologi  Industri Padat Tenaga Kerja:  KLUI 3 digit: 5 kelompok industri padat karya yang berorientasi ekspor (321, 322, 324, 381, 390) dan 1 kelompok industri yang berorientasi pasar dalam negeri (362).

Pengukuran TFP dengan DEA  Total Faktor Produktivitas (TFP) dihitung dengan menggunakan Indeks Produktivitas Malmquist.  Indeks tersebut mempunyai beberapa karakteristik yang menguntungkan:  Indeks Produktivitas Malmquist merupakan metode nonparametrik sehingga tidak memerlukan spesifikasi bentuk fungsi produksi.  Indeks ini tidak memerlukan asumsi perilaku ekonomi unit produksi seperti minimisasi biaya atau maksimisasi profit, sehingga sangat berguna apabila tujuan dari produsen berbeda-beda atau tidak diketahui.  Penghitungan indeks tidak memerlukan data harga-harga, yang seringkali tidak tersedia.  Indeks Produktivitas Malmquist dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu perubahan efisiensi dan perubahan teknologi.

Pengukuran TFP  Pada saat tersedia data panel, tingkat efisiensi dapat dihitung setiap tahun  Perbedaan tingkat efisiensi sebuah industri dari tahun ke tahun disebut Perubahan Efisiensi (PE)  Pergeseran fungsi produksi frontier dari tahun ke tahun diinterpretasikan sebagai Perubahan Teknologi (PT) sehingga: TFP = PE x PT % TFP = % PE + % PT

TECHNOLOGICAL PROGRESS Input x2

x t+1

*C t+1

At At+1

*E

Ct F

*G

*

H

* O

Bt+1

xt

*

Bt

It I t+1 Input x1

TFP = PE x PT = [(OC t+1/OG)/(OC t/OF)] [(OH/OF)(OG/OE)] 1/2 Interpretasi: Angka indeks di atas 1 mengindikasikan pertumbuhan positif sedangkan angka indeks di bawah satu menunjukkan pertumbuhan negatif. Angka indeks sama dengan satu berarti tidak ada pertumbuhan

LATIHAN : HITUNGLAH NILAI EFISIENSI DARI DATA DAT_LAT.SAV

Terima Kasih

More Documents from "Alfan Santoso"