Jurnal_4_produktivitas.pdf

  • Uploaded by: adisti hapsari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal_4_produktivitas.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,224
  • Pages: 5
[APINDO TRAINING CENTER Vol. 4, April 2018

Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Indonesia di Mata Dunia

Oleh : M Aditya Warman Head of Research APINDO Training Center

ABSTRAK Indonesia sebagai salah satu negara berkembang akan terus mengepakkan sayapnya menuju kawasan negara-negara maju untuk unjuk diri dan mampu bersaing dalam di berbagai sektor produktivitas. Cita-cita bangsa tersebut serta harapan untuk menggapai Indonesia Emas di tahun 2045 hanya dapat diraih jika seluruh masyarakat dan jajaran pemerintahnya terus berbenah diri dan meningkatkan produktivitas dalam setiap aktifitasnya. Mendukung kemajuan bangsa akan secara langsung membentuk diri pribadi sebagai individu yang maju dan melek terdapat kemajuan zaman, perubahan teknologi serta tuntutan global yang tidak mungkin lagi dapat dihindari. Indonesia adalah tanah air tercinta yang kini telah menunjukkan keberhasilannya di kancah dunia dengan meningkatkan posisi daya saing, yang tentunya ditunjang oleh produktivitas yang mumpuni oleh seluruh warga negaranya.

Produktivitas Pekerja Indonesia Perputaran roda bisnis yang maksimal dan profit yang tinggi menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap badan usaha. Salah satu hal yang dapat mendukung tercapainya berbagai tujuan tersebut adalah terkait bagaimana kinerja karyawan yang ada didalamnya, apakah produktif atau justru sebaliknya. Berbicara tentang produktivitas kerja, terdapat tiga hal utama yang perlu diperhatikan untuk dapat menjaga dan mendukung peningkatan produktivitas kerja, yakni Sumber Daya Manusia (SDM), Cara Kerja dan Teknologi. Menurut pengukuran produktivitas nasional, regional dan sektoral yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, didapatkan data bahwa selama periode tahun 2011-2015 produktivitas tenaga kerja di

Indonesia terus meningkat. Di mana pada tahun 2015 angka produktivitas mencapai 78,18 juta rupiah per tahun per tenaga kerja atau meningkat 4,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun angka produktivitas negara Indonesia terus beranjak naik, namun pada kenyataannya angka tersebut masih berada di bawah negara-negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand. Jika dibandingkan dengan negara Jepang bahkan lebih jauh lagi, pekerja di Jepang mampu menghasilkan output hampir empat kali lipat dari nominal uang yang dihasilkan negara kita dengan durasi yang sama. Agar angka produktivitas mencapai titik maksimal, sebenarnya perbincangan soal produktivitas dan daya saing harus senantiasa digelorakan tidak hanya oleh para badan usaha tetapi juga oleh dunia pendidikan, institusi pemerintah dan organisasi lainnya secara berkesinambungan.

Research by DPN APINDO - Apindo Training Center

Page 1

[APINDO TRAINING CENTER Vol. 4, April 2018 Secara regional terdapat delapan provinsi yang produktivitas para pekerjanya di atas angka nasional. Delapan provinsi tesebut adalah Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Riau, Papua Barat, Papua dan Jambi. Sedangkan pekerja yang produktivitasnya cukup rendah terdapat di provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 25,60 juta per tenaga kerja per tahun. Sedangkan tingkat Kabupaten atau kota, Jakarta Pusat Provinsi DKI Jakarta adalah yang tertinggi, dan yang terendah sebesar 4,98 juta per orang per tahun terjadi di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam kategori lapangan usaha, produktivitas tertinggi terdapat pada bidang real estate yakni sejumlah 927,17 juta rupiah per tenaga kerja per tahun. Jika pergerakan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dalam cakupan area nasional maka bukan tidak mungkin dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan pesat sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sekaligus mampu mensejajarkan Indonesia dengan negara-negara lainnya.

Gambar 1. Grafik Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia

Produktivitas dan Daya Saing Indonesia di Mata Dunia Peringkat daya saing Indonesia secara global (Global Competitive Index) 20172018, atau dapat dikatakan daya saing terhadap negara-negara lain di dunia, kembali menanjak menjadi peringkat ke 36 dari 137 negara. Peringkat ini naik 5 tingkat dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di posisi ke 41 dalam World Economic Forum (WEF). Menurut WEF, negara kita Indonesia merupakan salah satu inovator di jajaran atas di antara negara-negara berkembang lainnya, karena Indonesia telah memperbaiki kinerjanya di semua sektor seperti halnya dengan negara Korea. Terlihat dari saat ini begitu banyak pertumbuhan industri-industri kreatif baik dalam skala mikro maupun makro. Para pebisnis pemula yang lebih banyak digawangi oleh generasi muda ini tidak dapat dipungkiri telah banyak membuka lapangan pekerjaan yang secara berkesinambungan juga meningkatkan garis produktivitas kerja di usia muda. Selain itu para pebisnis yang kebanyakan masih berada dalam skala menengah ke bawah ini telah turut menyumbang pembentukan citra positif bangsa Indonesia di mata dunia, dengan berbagai kemajuan teknologi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sektor-sektor yang dimaksud adalah institusi, infrastruktur, lingkungan makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan yang lebih tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, perkembangan pasar uang, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis dan inovasi. Dalam rilisnya dikatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 31 dalam inovasi dan ke 32 dalam hal kecanggihan bisnis. Salah satu kemajuan yang terlihat cukup signifikan terletak pada sektor

Research by DPN APINDO - Apindo Training Center

Page 2

[APINDO TRAINING CENTER Vol. 4, April 2018 efisiensi pasar tenaga kerja yang menempati peringkat ke 96. Hal ini turut didukung oleh biaya redundansi yang berlebihan, terbatasnya fleksibilitas penguasaan upah dan representasi gender perempuan yang terbatas dalam suatu angkatan kerja.

Gambar 2. The Global Competitiveness Index 2017-2018 Edition - Indonesia

Produktivitas Dalam Kaitannya dengan Sumber Daya Manusia, Cara Kerja dan Teknologi Menjaga kualitas SDM agar kompetensi kerja terus meningkat pada akhirnya akan mendukung kenaikan produktivitas. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM, diantaranya melalui pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja atau program magang dan sejenisnya. Disiplin nasional, etos kerja, termasuk mindset atau pola pikir SDM harus diubah semuanya. Jika pola kerja terus menerus monoton seperti sekerang ini, sementara perubahan dunia sangat cepat sekali. Jika cara kerja SDM yang seperti ini tidak diubah, maka Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lainnya. Di samping itu produktivitas akan semakin baik jika SDM memiliki soft skill dan hard skill yang baik. Saat ini negara-negara lain sudah fokus untuk mengejar dan menyeimbangkan kemajuan teknologi, sementara di Indonesia

masyarakatnya masih berkutat pada hal-hal yang tidak produktif, seperti demo, hoax, saling menghujat satu sama lain yang justru berpotensi merusak bangsa dan semakin membuat Indonesia tertinggal. Dari sisi cara kerja pun dibutuhkan inovasi dan terobosan baru berdasarkan ilmu pengetahuan agar dapat mempengaruhi dan mengubah cara kerja. Salah satu bukti nyata adalah berubahnya nama Human Resource menjadi Human Capital. Demikian pula halnya dengan permasalahan para petani yang selalu berkutat pada persoalan irigasi, pupuk, dan lain sebagainya. Seharusnya pemerintah dapat mengenalkan atau bahkan membawa para nelayan dan petani untuk memanfaatkan teknologi modern yang ada sehingga dapat menghasilkan produksi yang jauh lebih baik. Dalam hal kemajuan teknologi seharusnya dapat diterapkan seperti mesin di pabrik motor yang dapat menggantikan pekerjaan ribuan karyawan, sehingga dibutuhkan pengembangan SDM sesuai dengan perkembangan zaman. Peran Lembaga Produktivitas Nasional Keberadaan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) sebagai lembaga nonstructural yang berada dan bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden sangatlah penting untuk membantu mencari jalan keluar atas persoalan-persoalan yang berhubungan dengan produktivitas nasional. Pada tahun 2017, LPN telah menyusun rancangan Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing. Lembaga ini juga terus mengembangkan jejaring kelembagaan gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing dengan instansi lainnya di kalangan pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan maupun masyarakat.

Research by DPN APINDO - Apindo Training Center

Page 3

[APINDO TRAINING CENTER Vol. 4, April 2018 Sedangkan pada tahun 2018 ini, LPN akan mendorong terwujudnya percepatan gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing melalui Inpres, serta melakukan penguatan dan pengembangan kelembagaan produktivitas di kalangan pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan, profesi dan masyarakat. ***

Research by DPN APINDO - Apindo Training Center

Page 4

[APINDO TRAINING CENTER Vol. 4, April 2018

Research by DPN APINDO - Apindo Training Center

Page 5

More Documents from "adisti hapsari"

Jurnal_9_ekonomi Kreatif.pdf
November 2019 20
Jurnal_5_cuti Melahirkan.pdf
November 2019 26
Jurnal_4_produktivitas.pdf
November 2019 28
Databasae Festmak
December 2019 24
Kunci To
December 2019 41