Jurnal Santun Muhammadiyah

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Santun Muhammadiyah as PDF for free.

More details

  • Words: 850
  • Pages: 4
AYAT-AYAT MUTASYABIHAT & MUHKAMAD AL-QUR’AN YANG MENJELASKAN TENTANG AL-QUR’AN PONPES SANTUN MUHAMMADIYAH CIREBON Agung Sholehudin, ST Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti disibukan dengan sebuah paradigma pahala dan dosa, namun dalam kesempatan ini penyusun tidak akan membahas hal tersebut, akan tetapi akan mencoba mengenalkan kepada kita semua bagaimana menjelaskan peran dan fungsi al-qur’an sendiri dilihat dalam kaca mata alqur’an itu sendiri. Alqur’an merupakan sebuah kitab suci yang dijaga sendiri nilai keaslianya hal tersebut merupakan poin lebih dibandingkan dengan kita suci umat lain, sebagai contoh injil apabila kita berada di wilayah palestina injil akan di terjemahkan dengan bahasa palestina, dan juga injil akan berbeda pula di amerika yang berbahasa inggris, namun tidak untuk al-qur’an yang memberikan eksistensi dalam virtual dan visual kepada umat yang tetap dimanapun kita berada, baik isinya, ayatnya, bahkan kandunganya yang terkandung didalamnya. Berikut ini penulis akan memberikan sebuah pencerahan walaupun penulis bukanlah bergelar sarjana agama, akan tetapi nilai keislaman adalah wahana candra dimuka yang siapapun akan mampu mempelajarinya tanpa melihat background dari mana ia berasal. Dalam penyusunan ini jauh dari kesempurnaan, namun dengan membacanya jika ada hal yang belum memahaminya dan ingin berdiskusi bisa menghubungi di email : [email protected] websites : agungsh.com

Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang

memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. NAMA-NAMA dan SIFAT dari AL-QUR’AN

Dalam QS. ALI-IMRAN sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan[182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). [182]. Al Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.

Begitupun Al-qur’an sebagai Obat

QS. AL-Israa : 82. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

37. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab[776]. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. [776]. Keistimewaan bahasa Arab itu antara lain ialah: 1. sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang amat luas sehingga dapat mencapai 3000 bentuk peubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain.

AL-QUR”AN MENDIDIK AGAR TIDAK BERSIKAP SOMBONG IBADAH

QS; 2 :177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Penjelasan bahwa umat islam diingatkan langsung oleh Allah agar tidak menyombongkan salah satu kebajikan/ ibadah kita (sholat) karena semua amalan yang dilakukan manusia benar belum tentu nilai dari Allah benar karena hak preogratif dari sifat Allah diantaranya adalah Dzat yang memberikan jalan yang lurus kepada hambanya atau sebaliknya. Bahwa manusia hanya mampu perspektif akan tetapi kebenaran yang haq hanyalah datangnya dari Allah. Perspektif Wahyu dengan Perumpamaan Nyamuk atau yang lebih kecil.

26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, [33]. Diwaktu turunnya surat Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya surat Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba. [34]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

Demikianlah cuplikan yang dapat kami sampaikan semoga anda sebagai pembaca tidak akan pernah cepat puas dalam proses menggali ilmu di Bumi Allah ini, Wallahu A’lam bishowab

Related Documents