Jurnal

  • Uploaded by: Mardha Tillah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal as PDF for free.

More details

  • Words: 3,632
  • Pages: 9
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU PEKERJA TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA LIMPORILAU KECAMATAN BELAWA KABUPATEN WAJO Nur Fuadi1, Ramlan2, Fitriani Umar3 ABSTRAK NUR FUADI, Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Pekerja Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo, dibimbing oleh H. RAMLAN dan FITRIANI UMAR. Riset kesehatan dasar 2013, Persentase ASI eksklusif di Provinsi Sulawesi selatan mencapai 66,5%, secara Nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan sebesar 55,7% telah mencapai target. Data yang diperoleh dari Puskesmas Belawa tahun 2016, prevalensi ASI Eksklusif di desa Limporilau sebanyak 69,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu pekerja yang memiliki balita di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 75 orang. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif frekuensi terbanyak adalah yang mempunyai pengetahuan cukup (57,3%), sikap ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak adalah yang mempunyai sikap positif (89,3%), dan perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif terbanyak adalah yang mempunyai perilaku baik (78,7%) di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. Disarankan kepada para ibu untuk perlu meningkatkan pengetahuan mengenai tata cara pemberian ASI Eksklusif dalam kondisi khusus (ibu pekerja). Hal ini dapat tercapai bila adanya dukungan dan kerjasama berbagai pihak terutama keluarga dan petugas kesehatan. Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, ibu pekerja

I.

PENDAHULUAN Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti kerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja sehingga waktu untuk memerah ASI tidak cukup, tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI. Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang bekerja sebagai petani, wiraswasta, pegawai, bahkan nelayan sekalipun. Hasil Riskesdas 2013, persentase ASI eksklusif di Provinsi Sulawesi selatan mencapai 66,5%. Secara Nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan sebesar 55,7% telah mencapai target. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2015 sebanyak 71,5% (Kemenkes, 2016). Data yang diperoleh dari Puskesmas Belawa tahun 2016, prevalensi ASI Eksklusif di desa Limporilau sebanyak 69,2%. Desa limporilau merupakan salah satu desa yang letaknya di Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo, mayoritas warga di daerah ini memiliki karakteristik serta faktor sosial dan budaya yang hampir serupa dengan kondisi di daerah lain utamanya di Kabupaten Wajo. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja dan memiliki balita sebanyak 75 orang. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku para ibu yang bekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo tahun 2017. Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif

masih kurang. Permasalahan yang utama adalah ibu yang bekerja, pengetahuan tentang ASI eksklusif, kesadaran akan pentingnya ASI, serta bagaimana sikap dan perilaku ibu yang bekerja mengenai pemberian ASI eksklusif sangat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi. Maka dari itu disusunlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo ? 2. Bagaimana gambaran sikap ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo ? 3. Bagaimana gambaran perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. 2. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu pekerja tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. 3. Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo. II. METODE PENELITIAN Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini metode deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pekerja terhadap pemberian ASI Eksklusif. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo yang dilakukan mulai pada bulan April – Agustus tahun 2017. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berisi daftar

pertanyaan yang akan diberikan kepada responden dan sudah tersusun baik yang berisikan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pekerja. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pekerja yang memiliki balita di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo sebanyak 303 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu pekerja yang memiliki balita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan ketika penelitian dilakukan. Sumber data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan alat kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut variabel yang diteliti. Data sekunder Data sekunder yang mendukung diperoleh dari Puskesmas Belawa untuk Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo melalui petugas kesehatan. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solution) untuk windows versi 21. Pengolahan data dilakukan melalui tahapan pengkodean (coding) untuk memudahkan pengolahan data maka semua data perlu disederhanakan dengan memberikan kode untuk setiap jawaban, memasukkan (entri data) kegiatan memasukkan data dengan menggunakan program computer, tabulasi (tabulation) data dikelompokkan ke dalam suatu tabel menurut jawaban responden. Analisis data Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner kemudian diolah dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi yaitu menganalisis data yang telah terkumpul. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Karakteristik Ibu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh karakteristik ibu pekerja berdasarkan kelompok umur yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi ibu pekerja berdasarkan kelompok umur di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Kelompok Umur (tahun)

Frekuensi (f)

Persen (%)

 30

42

56.0

31-35

19

25.3

36-40

9

12.0

41-45

5

6.7

75

100,0

Total

Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok umur  30 tahun yaitu 56,0%, dan dari 75 ibu pekerja, jumlah ibu pekerja yang paling sedikit pada kelompok umur 41-45 berdasarkan umur yang terbanyak pada yaitu 6,7%. Tabel 2. Distribusi ibu pekerja berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Pendidikan

Frekuensi (f)

Persen (%)

Tamat SD

28

37,3

Tamat SMP

23

30,7

Tamat SMA

10

13,3

Tamat Perguruan Tinggi

14

18.7

Total

75

100,0

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat pada yang tamat SD sebanyak 37,3 %, dari 75 ibu pekerja, jumlah ibu pekerja dan yang paling sedikit terdapat pada yang berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak tamat SMA sebanyak 13,3%. Tabel 3. Distribusi ibu pekerja berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Jenis Pekerjaan

Frekuensi (f)

Persen (%)

Petani

28

37,3

Pegawai negeri

3

4,0

Pegawai swasta

15

20,0

Wiraswasta

26

34,7

Nelayan

3

4,0

75

100,0

Total

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang dari 75 ibu pekerja, jenis pekerjaan yang dilakukan di Desa Limporilau Kecamatan terbanyak adalah sebagai petani sebanyak 37,3 Belawa Kabupaten Wajo maka diperoleh %, sedangkan yang paling sedikit adalah distribusi jawaban berdasarkan pengetahuan Pegawai Negeri dan nelayan sebanyak 4,0 %. ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif yang dapat dilihat pada Tabel 4. Pengetahuan ibu pekerja Tabel 4. Distribusi pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Pengetahuan

Frekuensi (f)

Persen (%)

Cukup

43

57,3

Kurang

32

42,7

75

100,0

Total

Data pada Tabel 4 menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian yang bahwa dari 75 ibu pekerja yang mempunyai dilakukan di Desa Limporilau Kecamatan pengetahuan cukup sebanyak 57,3% dan yang Belawa Kabupaten Wajo maka diperoleh mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 42,7 distribusi jawaban berdasarkan sikap ibu %. pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif yang dapat dilihat pada Tabel 5. Sikap ibu pekerja Tabel 5. Distribusi sikap ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Sikap

Frekuensi (f)

Persen (%)

Positif

67

89,3

Negatif

8

10,7

75

100,0

Total

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 75 Berdasarkan hasil penelitian yang ibu pekerja, yang mempunyai sikap positif dilakukan di Desa Limporilau Kecamatan sebanyak 89,3 % dan yang mempunyai sikap Belawa Kabupaten Wajo negatif sebanyak 10,7 %. Perilaku ibu pekerja Tabel 6. Distribusi perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo Perilaku

Frekuensi (f)

Persen (%)

Baik

59

78,7

Kurang baik

16

21,3

75

100,0

Total

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 75 ibu pekerja yang mempunyai perilaku baik (yang memberikan ASI Eksklusif) sebanyak 78,7% dan yang mempunyai perilaku kurang baik (yang tidak memberikan ASI Eksklusif) sebanyak 21,3%. Pembahasan Pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif Hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya menunjukkan sebanyak 43 (57,3%) ibu pekerja yang memiliki pengetahuan cukup tentang pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan sebanyak 32 (42,7%) ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu memiliki pengetahuan yang cukup terhadap pemberian ASI Eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebagian besar mengatakan bahwa menyusui secara eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif saja tanpa makanan atau minuman tambahan sampai bayi berumur 6 bulan sebanyak 81,3%, dan dilihat dari pengetahuan ibu tentang kolostrum sebanyak 48,0% yang mengatakan bahwa kolostrum merupakan cairan kekuning-kuningan yang pertama kali keluar. Pengetahuan diperoleh melalui informasi langsung maupun tidak langsung dari petugas kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fitri (2010) yang mengatakan bahwa pengetahuan yang baik mengenai ASI Eksklusif dapat mempengaruhi ibu yang bekerja untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal ini terbukti dengan hasil yang menunjukkan bahwa jumlah ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik dan tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya baik dan tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Menurut asumsi peneliti, dari pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI eksklusif yang diteliti di desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo, sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian juga yang berpengetahuan kurang. Menurut informasi dari ibu-ibu pekerja, mereka sudah pernah mendengar tentang ASI eksklusif. Namun sebagian dari mereka belum mengetahui dan memahami tentang bagaimana

tata cara pemberian ASI eksklusif maupun manfaat ASI eksklusif. Ibu yang berpengetahuan kurang tidak mengerti tentang pemberian ASI eksklusif disebabkan mereka kurang paham secara keseluruhan mengenai manfaat ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengalaman ibu, kurangnya motivasi serta kurangnya akses informasi didesa sehingga berpengaruh pada pengetahuan ibu pekerja dalam melakukan pemberian ASI eksklusif. Pengalaman menyusui secara eksklusif pada ibu pekerja adalah praktik menyusui secara eksklusif pada ibu pekerja dipengaruhi oleh persepsi dan pemahaman ibu yang diperoleh dari pengetahuan yang didapat baik dari tenaga kesehatan atau sumber informasi lainya seperti media masa, dimana informasi diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung, dari tempat-tempat pelayanan kesehatan (Posyandu), dan dari media massa (Sri, 2008). Pengetahuan yang kurang pada pengetahuan tentang cara menyimpan ASI, ibu yang mengatakan bahwa penyajian ASI yang disimpan dilemari pendingin yaitu dipanaskan langsung sebanyak 40,0%. Hampir sebagian besar ibu tidak dapat menjelaskan dengan tepat bagaimana cara menyimpan ASI dan cara menyajikannya kembali. Ibu hanya mengetahui bahwa ASI dapat disimpan di dalam kulkas atau lemari pendingin hingga 1 bulan dan ketika disajikan perlu dipanaskan terlebih dahulu. Penyajiannya pun perlu diperhatikan. ASI yang disimpan di dalam kulkas tidak boleh langsung dipanaskan di atas api, melainkan suhunya harus diturunkan terlebih dahulu lalu direndam di dalam air hangat. Pada saat disajikan, ASI juga sebaiknya diberikan menggunakan sendok, bukan dengan dot atau botol susu. Hal ini mencegah bayi agar tidak bingung puting. Ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki persentase perilaku pemberian ASI eksklusif yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Roesli (2007) menyatakan bahwa, bekerja bukanlah salah satu alasan untuk ibu tidak menyusui anaknya. Pengetahuan tentang tata laksana pemberian ASI serta cara menyimpan dan menyajikan ASI kembali berperan dalam keberhasilan praktik pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja sebagai petani, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri bahkan nelayan sekalipun. Sebagian besar ibu pada kelompok yang berhasil maupun gagal

ASI eksklusif memiliki pengetahuan yang cukup tentang tata laksana pemberian ASI, namun cenderung kurang untuk cara menyimpan dan menyajikan ASI kembali secara benar. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan mencakup akan hal yang akan pernah dipelajari dan disimpan di dalam ingatan. Hal tersebut meliputi fakta, kaidah, prinsip, serta metode yang diketahui. Sikap responden Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya menunjukkan sebanyak 67 (89,3%) ibu pekerja yang memiliki sikap positif tentang pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan sebanyak 8 (10,7%) ibu yang memiliki sikap negatif. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu memiliki sikap positif terhadap pemberian ASI Eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap negatif. Ibu pekerja yang berhasil memberikan ASI eksklusif memiliki sikap positif terhadap ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan 64,0% yang setuju bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan lainnya sampai umur 6 bulan, sebanyak 72,0% yang setuju bahwa kegiatan sehari-hari tidak menjadi penghambat dalam memberikan ASI kepada bayi, dan sebanyak 68,0% yang setuju jika tempat kerja ibu dekat maka ibu akan pulang untuk memberikan ASI kepada bayi. Sikap positif yang dilandasi keyakinan terhadap manfaat ASI yaitu hemat biaya, praktis, dan membuat anak tidak mudah sakit mendorong intensi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Upaya yang dilakukan ibu bekerja untuk dapat menyusui bayinya secara eksklusif yaitu meninggalkan ASI dirumah dengan menyimpan ASI di dalam kulkas, membawa dan menitipkan bayinya ditempat kerja, berusaha pulang pada jam istirahat, dan makan dengan teratur sekalipun di malam hari (Sri, 2008). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitri (2010) yang mengatakan bahwa semua ibu yang memberikan ASI eksklusif memiliki sikap yang baik terhadap pemberian

ASI Eksklusif dan sebaliknya semua ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif memiliki sikap yang kurang baik terhadap pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rahmawati (2013), bekerja pada umunya merupakan kegitan yang menyita banyak waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Ibu yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang dan tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya. Aktifitas ibu selama masa menyusui tentunya berpengaruh terhadap intensitas pertemuan antara ibu dan anak. Perilaku responden Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya menunjukkan sebanyak 59 (78,7%) ibu pekerja yang memiliki perilaku baik tentang pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan sebanyak 16 (21,3%) ibu yang memiliki perilaku kurang baik. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu memiliki perilaku baik terhadap pemberian ASI Eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki perilaku kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 61 orang (81,3%). Dimana usia tersebut termasuk usia dewasa sehingga memungkinkan lebih banyak menerima informasi dan pengalaman sehingga perilaku ibu dalam memberikan ASI ekslusif baik. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan tingkat kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan belajar. Menurut Nursalam (2008) segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang belum cukup tinggi kedewasaanya, sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa faktor umur mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi ibu bekerja, dalam hal ini responden sebagian besar dengan tingkatan usia yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Perilaku menyusui secara eksklusif juga disebabkan oleh pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pemberian ASI secara eksklusif dan cara memberikan ASI perah kepada bayi. Penelitian yang dilakukan di desa Limporilau menunjukkan bahwa meskipun ibuibu tersebut bekerja tetapi sebagian dapat memberikan ASI secara eksklusif. Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan ibu-ibu yang bekerja, tidak memberikan ASI eksklusif. Ibu-ibu yang bekerja memilih memerah ASI kemudian disimpan untuk diberikan kepada bayi mereka jika dibutuhkan. Dengan demikian ibu-ibu yang bekerja tersebut akan tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi mereka walaupun mereka sibuk bekerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2005) yang mengungkapkan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian juga sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pentingnya pemberian ASIekslusif cenderung memiliki prilaku yang kurang baik dalam pemberianASI Eksklusif. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan penelitian yang dilakukan mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa dari 75 ibu pekerja terdapat 43 ibu (57,3 %) yang mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberian ASI Eksklusif dan 32 ibu (42,7 %) yang mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberian ASI Eksklusif. 2. Sikap ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa dari 75 ibu pekerja terdapat 67 ibu (89,3 %) yang mempunyai sikap positif tentang pemberian ASI Eksklusif dan 8 ibu (10,7 %) yang mempunyai sikap negatif tentang pemberian ASI Eksklusif. 3. Perilaku ibu pekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Limporilau Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa dari 75 ibu pekerja

terdapat 59 orang (78,7%) yang mempunyai perilaku baik dan 16 orang (21,3%) yang mempunyai perilaku kurang baik. DAFTAR PUSTAKA Adwinanti, V. 2004. Hubungan Praktek Pemberian Asi Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Asi, Kekhawatiran Ibu, Dukungan Keluarga Dan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan. S1 ndergraduate, Institut Pertanian Bogor. Skripsi diterbitkan Available at http://skripsi. institusi pertanian bogor.ac.id. Diakses tanggal 15 maret 2013. Amiruddin, R., & Rosita. 2007. Promosi susu formula menghambat pemberian asi eksklusif pada bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pa'baeng-baeng Makasar tahun 2001. Bagian Epidemiologi FKM Unhas. Anonym. 2010. Composition of breast milk. (online, http. Breastfeesing-mom.com, diakses 24 Februari 2017) Anonym. 2008. 86 % bayi di Indonesia tidak diberi ASI Eksklusif. [serial online]. http://www.indonesia.go.id. Diakses pada tanggal 24 maret 2017 Arini. Mengapa Seorang Ibu Menyusui. Yogyakarta: Flash Book; 2012. Asmar S dan Eko J. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta. Baskoro, A, 2008. Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media. Depkes RI, 2011. Banyak Sekali Manfaat ASI bagi Bayi dan Ibu. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI. 2011. Ibu bekerja bukan alasan mengentikan pemberian ASI eksklusif. [serial online]. http://www.depkes.go.id/index.php/be rita/press-release/1662-ibu-bekerjabukan-alasan-menghentikanpemberian-asi eksklusif.html. Diakses pada tanggal 24 maret 2017 Dewi sinta. 2016. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif diwilayah kerja puskesmas lompoe kota parepare. Elisabeth M et al. 2011. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI saja di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten

Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Vol, 07, No 01 [20 maret 2017] Elmiyasna, K. 2009. Kajian Pemberian ASI Eksklusif Kaitannya dengan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Menyusui di Puskesmas Nanggalo Padang. Vol.1.No.1.Padang Fiddini, fitri. 2010. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Yang Bekerja Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Posyandu Cempaka Kelurahan Larangan Selatan. Helmiria. A, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bu yang bekerja di kota parepare. Parepare: Universitas Muhammadiyah Parepare, Fakultas Ilmu Kesehatan. IDAI. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Kemenkes RI. 2016. INFODATIN. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Khasanah, N. (2011). ASI atau Susu Formula Yogyakarta: FlashBooks Mubarak W.I,. Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Nasar, dkk. 2005. Makanan Bayi dan Ibu Menyusui. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cetakan I Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Diakses dari https:/ shahibul 1628. wordpress. com/ 2012/02/24/pengertian pengetahuan/. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku.Jakarta :Rineka Cipta. Nurdin H. 2012. Hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Perawatan MKB Lompoe Kota Parepare tahun 2012. Depok: Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat. [20 maret 2017] Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Perinasia. 2007. Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Rahayu, A. 2007. Karakteristik Ibu yang Memberikan ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi Bayi ( Vol.33,No.3. Jurnal : UnivErsitas Lambung Mangkurat Rahmat. 2015. Gambaran pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Lasinrang Kabupaten Pinrang. Parepare: Universitas Muhammadiyah Parepare, Fakultas Ilmu Kesehatan. Rahmawati. 2013. Hubungan Antara Karakteristik Ibu, Peran Petugas Kesehatan Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone Tahun 2013. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar. Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Rahayu, A. 2007. Karakteristik Ibu yang Memberikan ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi Bayi ( Vol.33,No.3. Jurnal : Univrsitas Lambung Mangkurat Riskesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian. Riskesdas. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Roesli, U. 2007.Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Rohimawati. 2013. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di klinik Mojosongo Surakarta tahu 2013. Surakarta: Sekolah Tinggi Kesehatan Kusuma Husada Vol 3, No 2 [24 Maret 2017] Sugiono, Syarifah. 2008. Metodologi Penelitian. [serial online]. http://widisudharta.webbly.com/metod e-penelitian-skripsi.html , diakses pada 20 maret 2017

Suradi, R. 2010. Ikatan Dokter Anak Indonesia :Indonesia Menyusui. Badan Penerbit : IDAI Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi Umur 0-12 Bulan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Tritawaty. 2015. Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi di RSKDIA Sitti Fatimah Makassar [24 maret 2017] Wawan, Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika World Health Organization. 2013. Gho Child Health . [serial online]. http://www.who.int , diakses tanggal 20 maret 2017 Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta. CV Andi Offset.

Related Documents

Jurnal
December 2019 93
Jurnal
May 2020 64
Jurnal
August 2019 90
Jurnal
August 2019 117
Jurnal
June 2020 36
Jurnal
May 2020 28

More Documents from ""

Jurnal
August 2019 90
November 2019 29
November 2019 29