INDONESIA SEHAT 2010
BERBAGAI JENIS BAHAYA (BIOLOGI, KIMIA DAN FISIK) DAN CARA MENGHINDARINYA
INDONESIA SEHAT 2010
Makanan dan minuman diperlukan oleh tubuh untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak serta berproduksi. Makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh tubuh adalah makanan dan minuman yang mengandung unsur gizi (nutrisi), makanan yang aman dan utuh (wholesomeness) dan makanan yang terjamin kebersihan dan sanitasinya (hygiene).
INDONESIA SEHAT 2010
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah salah satu upaya untuk mengamankan makanan dari kemungkinan risiko gangguan Penyakit Bawaan Makanan (PBM) terutama
yang disebabkan oleh mikroba.
HARAPAN KITA
INDONESIA SEHAT 2010
Makanan dan minuman yang di konsumsi masyarakat aman, bersih, dan sehat.
Tripartit
INDONESIA SEHAT 2010
Pilar keamanan makanan dan minuman
1. Pemerintah 2. Pengusaha makanan, dan 3. Masyarakat konsumen Berperan pada setiap tahap rangkaian penyediaan makanan dan minuman
INDONESIA SEHAT 2010
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENAKSIR TINGKAT KEPARAHAN DAN
RESIKONYA
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
SUMBER Kondisi-kondisi pada sumber yang memungkinkan adanya bahaya, karenanya pengendalian adalah sangat diperlukan
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
KONSTRUKSI DAN DISAIN BANGUNAN Bahaya dapat muncul karena buruknya disain dan konstruksi bangunan
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
Perlengkapan pemprosesan dan perlakuan Bahaya dapat diatasi tergantung dari tingkat pemprosesan dan perlakuan yang diberikan. Penambahan bahan kimiawi dapat menimbulkan resiko masa datang sebagaimana material lainnya yang kontak dengan bahan makanan selama proses produksi
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
Kebersihan dan Perawatan Perencanaan yang baik dan program kebersihan dan perawatan akan secara efektif mengendalikan bahaya yang dapat meningkatkan saat aktifitas-aktifitas penting
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
Pengemasan dan Penanganan Pemasukan dan Pengisian makanan dalam wadah dapat menimbulkan bahayabahaya sehingga produk terkena resiko kontaminasi dalam tahap-tahap ini
BAHAYA
INDONESIA SEHAT 2010
Penyimpanan, Pendistribusian dan Pengangkutan Kondisi-kondisi selama makanan disimpan, baik dalam wadah atau lainnya membutuhkan pengendalian yang hati-hati sebagaimana halnya penyediaan, untuk memastikan tidak terjadinya kontaminasi pasca produksi
INDONESIA SEHAT 2010
BAHAYA Praktek-Praktek Perorangan Hygiene Perorangan, kuku pendek, celemek, baju pelindung dan pengendalian praktekpraktek yang dapat menimbulkan bahaya adalah perlu untuk mendapatkan produk makanan yang aman
ABTKK Bila kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas mikroorganisma, kita dapat MEMPERKIRAKAN kapan bahaya dapat muncul dan juga MENCEGAH atau MENGENDALIKAN BAHAYA tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran dari Sistem Analisis Bahaya pada Titik Kendali Kritis, yaitu untuk menciptakan KEAMANAN selama penyiapan makanan sampai makanan dikonsumsi. 080102
Sistem ABTKK Identifikasi BAHAYA, penilaian TINGKAT BAHAYA dan RESIKO
Penentuan TITIK KENDALI KRITIS untuk mengendalikan bahaya yang teridentifikasi
Spesifikasi BATAS KRITIS yang menunjukka nefektifitas pengendalia n
VERIFIKASI sistem
Pelaksanaan TINDAKAN KOREKSI / PERBAIKAN bila batas kritis tidak tercapai
Pembentukan dan penerapan prosedur PEMANTAUAN
Penyusunan dan penggunaan dokumentasi dan sistem PENYIMPANAN DATA 080103
Bahaya Zat biologis, kimia atau fisik yang berpotensi untuk menyebabkan suatu gangguan kesehatan bila jumlahnya melampaui batas yang dapat diterima 080104
Bahaya Kehadiran yang tidak diinginkan sesuatu yang berhubungan dengan :
Biologis
Bahan mentah
Kimia
Produk setengah jadi
Fisik
kontaminasi pd
Produk jadi
080105
Analisis Bahaya Identifikasi yang tidak diinginkan terhadap Media lingkungan atau rangkaian produksi
Pertumbuhan
mikroorganisma di Kelangsungan hidup
Produk setengah jadi atau produk jadi 080106
Analisis bahaya Identifikasi kontaminasi (ulang) yang tidak diinginkan pada
cemaran biologis
Produk setengah jadi
oleh
Produk jadi
cemaran kimia cemaran fisik 080107
Titik Kendali Kritis Bahan mentah Lokasi Tata cara Prosedur Proses
Dimana pengendalian dapat diterapkan
Menghilangkan / Mencegah (TKK1) atau Meminimalkan / Mengurangi (TKK2) Bahaya 080109
Batas Kritis Suatu batas yang memisahkan antara nilai yang dapat diterima dengan nilai yang tidak dapat diterima
080110
Nilai Target Suatu nilai atau karakteristik dari zat fisik, kimia atau biologis
yang digunakan untuk memastikan bahwa batas kritis terpenuhi
080111
Pemantauan
Memeriksa efektivitas pengendalian pada sebuah TKK -- ini melibatkan : – Pengamatan – Pengukuran – Pencatatan yang sistematis 080112
Verifikasi Memeriksa efektivitas dari Sistem ABTKK
080113
Bagaimana Menentukan Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis (TPK)
080201
Bahan Baku
Susu 080202
Potensi Bahaya
Salmonella Campylobacter
080203
Cara Pengendalian
Pemanasan
080204
Titik Pengendalian Kritis
Merebus sampai mendidih 080205
Batas Kritis
Pembentukan Buih 080206
Pemantauan
Pengamatan pembentukan buih 080207
Verifikasi
Pengamatan terhadap sisa buih 080208
Penggunaan
Minumlah selagi masih panas ( Hal ini akan mencegah kontaminasi ulang dan pertumbuhan mikroorganisma yang berbahaya) 080209
Perencanaan ABTPK Sebuah dokumen spesifik
dari setiap rangkaian produksi dan produk, yang bila diterapkan secara tepat, akan mencegah terjadinya masalah keamanan pangan. 080218
Ekologi Mikroba Mikroba ada di mana-mana :
Udara Air Makanan Tanah Manusia (mis.: usus, hidung, kulit) Daerah luar atau permukaan suatu benda 010302
Siklus Salmonella (non typhi) Air kotor, limbah, dan sampah Rumah potong hewan
Reservoir hewan liar peternakan
Makanan
nakan
Hewan domestik
Binatang impor Binatang /protein impor sayuran
Manusia
Pakan Daging/pellet, kotoran ayam dll.
Makanan impor 010303
Transmisi Campylobacter
010304
Bahaya-bahaya pada Daging dan Produk Daging
Salmonella
S. aureus
Yersinia enterocolitica
C. perfringens
C. botulinum
E. coli patogen
Listeria monocytogenes
Parasit-parasit 010308
Rantai Kontaminasi Pada Daging Kontaminasi silang
Kontaminasi silang Bagian yang terinfeksi
Kontaminasi silang
Kontaminasi silang
Pemotongan hewan
Tukang daging
Baik Daging
Kontaminasi silang Tetesan darah dan jaringan daging
Burukberpenyakit atau terkontami-nasi
010309
Bahaya Pada Susu
Mycobacterium Salmonella E. coli S. aureus Bacillus Clostridium Campylobacter
010310
Unggas dan Produk Unggas Salmonella Campylobacter C. perfringens
S. aureus 010312
Resiko Kontaminasi pada Unggas Beku Tercemar kotoran dan pakan
Dihidangkan
Pengolahan
Penyimpa-nan suhu ruang
Penyakit yang ditularkan makanan
Pencairan yang tidak sempurna
Air, perlengkapan dan permukaan yang tercemar
Pemasakan Pencairan dari kondisi beku
Pengemasan, pembekuan
Tetesan darah yang tercemar 010313
Bahaya dari Telur dan Produk telur
• Salmonella !
010314
Bahaya-bahaya Ikan dan Kerang Bakteri C. botulinum type E Vibrio parahaemolyticus Vibrio cholerae
Parasit Virus
Virus Hepatitis A Virus Norwalk
010315
Bahaya-bahaya pada Sayuran, Buah dan Kacang-kacangan Bakteri
Salmonella Shigella V. cholerae Enterotoxigenic E.coli Clostridium botulinum
Virus Hepatitis A Parasit Kapang
010316
Bahaya-bahaya pada Serealia
Kapang Salmonella
B. cereus
010317
Bahaya-bahaya pada Rempah-rempah
C. perfringens B. cereus Salmonella Kapang 010318
Minyak dan Lemak
Minyak sebagai bahan pencampur Kontaminasi kimia
010319
Ekologi Patogen-patogen yang Ditularkan Makanan Berasal dari hewan Salmonella Campylobacter E. coli
Berasal dari tumbuhan dan tanah Kapang B. cereus C. botulinum 010320
Ekologi Patogen-patogen yang Ditularkan Makanan
Bermula dari laut
V. parahaemolyticus C. botulinum Type E V. cholerae
Berasal dari manusia
Virus S. typhi S. aureus Shigella
010321
INDONESIA SEHAT 2010
TITIK KRITIS : Adalah Titik dimana kemungkinan akan terjadi • PENCEMARAN (FISIK, KIMIA, MIKROBA) • MIKROBA ADA DAN HIDUP • MIKROBA TUMBUH DAN BERKEMBANG BIAK
INDONESIA SEHAT 2010
TITIK PENGENDALIAN KRITIS
adalah titik atau tingkatan, dimana PENGENDALIAN dapat diaplikasikan untuk mencegah atau mengeliminir bahaya, atau menguranginya sampai batas yang dapat diterima
Strategi Intervensi terhadap Timbulnya Penyakit Pencegahan Transmisi Air Sanitasi Kebersihan rumah Kebersihan makanan Kebersihan perorangan Isolasi Disinfeksi
INDONESIA SEHAT 2010
Mikroorganisma yang Berbahaya Penyakit-penyakit yang ditularkan makanan: Bakteri Kapang Virus Parasit 010203
Bakteri Utama Penyebab Penyakit yang Ditularkan Makanan Aeromonas spp.
Mycobacterium bovis
Bacillus cereus
Salmonella spp.
Brucella spp.
Shigella spp.
Campylobacter jejuni
Staphylococcus aureus
Clostridium botulinum
Vibrio cholerae
Clostridium perfringens
Vibrio parahaemolyticus
Escherichia coli
Vibrio vulnificus
Listeria monocytogenes
Yersinia enterocolitica 010204
Mikroorganisma Pembusuk
Bakteri Khamir
Kapang
010205
Mikroorganisma adalah Makhluk yang Sangat Kecil YOGHURT
1 mangkuk mengandung
yoghurt 22 X jumlah ini!
Populasi manusia di dunia adalah 5.5 MILYARD
yaitu 120 000 000 000
organisma hidup.
atau 5 500 000 000
010208
Beberapa Kapang Beracun Penyebab Penyakit yang Ditularkan Makanan Aspergillus spp. Fusarium spp. Penicillium spp. ( Banyak ditemukan di buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian ) 010213
Parasit-parasit Utama Penyebab Penyakit Yang Ditularkan Makanan
Anisakis
Fasciola hepatica
Ascaris
Giardia
Clonorchis sinensis
Opistorchis felineus
Cryptosporidium
Opistorchis viverini
Diphyllobothrium
Sarcosporidium
Echinococcus
Taenia
Entamoeba histolytica
Toxoplasma
Fasciola
Trichinella
buski
010219
Transmisi Giardiasis
Manusia yang terinfeksi
Kista giardiasis dalam usus
Ditransfer ke mulut
Air minum
Giardia lamblia diekskresi
Kista di tangan
Air yg digunakan utk mencuci buah&sayuran
Kista Kista dalam air 010220
Keberadaan Bakteri, Kapang, Virus dan Parasit
Penyakit-penyakit yang ditularkan makanan disebabkan oleh bakteri, kapang, virus dan parasit
Pada manusia, mikroorganisma tertentu lebih besar pengaruhnya daripada yang lainnya
Bakteri dan kapang berkembangbiak dalam makanan dan dapat menghasilkan toksin/racun
Pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma membuat kita dapat mengontrol pertumbuhannya di makanan. 010222
Kehidupan bakteri, kapang, virus dan parasit
Bakteri dapat membahayakan dan menguntungkan.
Bakteri, khamir dan kapang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan.
Bakteri asam laktat dapat menghasilkan asam laktat dan asam organik lainnya.
Asam organik menghambat pertumbuhan kuman patogen pada makanan dan dalam usus.
Virus and parasit tidak bisa berkembangbiak dalam makanan. 010223
Bakteri Infeksius yang Ditularkan Makanan Infeksi Masuk dan berkembangbiak di dalam tubuh :
Salmonella Campylobacter E. coli (jenis tertentu) V. parahaemolyticus V. cholerae
020102
Bahan Makanan Mentah yang Cenderung Terkontaminasi Salmonella
Unggas Daging Susu Telur Buah-buahan Kerang Rempah-rempah dan jamu Air yang tidak diolah 020105
Daya Tahan Panas Salmonella dalam Makanan Salmonella rentan terhadap panas Pasteurisasi cukup untuk membunuh Salmonella pada makanan dengan kelembaban tinggi Pemanasan pada 70°C selama 2 menit biasanya cukup untuk membunuh 106 Salmonella 020106
Gambar Campylobacter di bawah Mikroskop Elektron
020109
Daya Tahan Campylobacter Organisma ini sangat rentan, tidak tahan pada lingkungan pemasakan makanan. Peka terhadap panas Peka terhadap pengeringan Tahan pembekuan (beberapa bulan dalam daging dan unggas beku) Lebih tahan pada kondisi dingin daripada suhu kamar 020110
Bahan Makanan Mentah Cenderung Terkontaminasi dengan E. coli Patogen Daging Ikan Sayur-sayuran Susu Air tercemar 020114
Apa itu Toksin ? Racun yang ditemukan di sejumlah hewan dan tumbuhan dan mikroorganisma Toksin Botulinum dibentuk saat C. botulinum tumbuh - toksinnya merupakan PROTEIN Kurang lebih 500 g toksin cukup untuk membunuh manusia ! 020203
Daya Tahan Panas S. aureus Nilai - D pada 77°C ~ 0.001 - 0.0105 menit z = 8 -- 12°C Enterotoksin sangat tahan panas ( tahan pada suhu 100°C)
020206
Daya Tahan Panas Spora C. botulinum Proteolitik: Nilai - D pada 121°C = 0.2 menit Non - proteolitik: Nilai - D pada 80°C = kirakira 1 menit ‘Pemasakan Botulinum’ adalah pengurangan 12D spora C. botulinum, yaitu 2.5 menit pada 121°C F0 3 menit merupakan proses pemanasan yang diperlukan untuk makanan kaleng rendah asam dan akan membunuh sekurangnya 1012 spora 020209
Daya Tahan Panas Toksin C. botulinum Toksin peka terhadap panas Pengolahan pada 80°C secara cepat menetralkan toksin Lebih kurang 1000 x pengurangan tip A dan B dalam 1 menit Semua toksin tidak aktif pada pemanasan 80°C selama 30 menit Dalam bentuk murni toksin dapat dihancurkan dengan perebusan tetapi dapat terlindungi jika tercampur dengan protein atau bahan makanan lain 020210
Gambar Mikroskopis B. cereus
020211
Daya Tahan Panas B. cereus
Nilai - D 0.02 - 0.06 menit pada 121°C = 0.3 - 27 menit pada 100°C
020213
Bahan Makanan yang sering Terkontaminasi oleh B. cereus Makanan mentah:
Serealia Sayuran kering Kentang Susu Krim Beras Rempah-rempah
Makanan matang / jadi:
Produk daging gorengan / bakar Sup Nasi goreng / putih 020214
Gambar Mikroskopik Elektron A. flavus
020216
Bahaya Bahan Kimia dalam Bahan Pangan
Cemaran Industri dan lingkungan
Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis
Cemaran yang dihasilkan selama pengolahan
Bahan kimia pertanian yang digunakan secara tidak tepat
Bahan tambahan kimia yang digunakan secara tidak tepat
Bahaya fisik 040104
Cemaran yang Berasal dari Industri dan Lingkungan Bahan Kimia
Sumber
Bahan pangan
Bifenil poliklorinasi
Pekerjaan elektronis
Ikan, lemak hewan
Dioksin
Senyawa tidak murni, pembakaran
Ikan, susu, lemak hewan
Merkuri/Raksa
Klor-alkalis
Ikan
Timbal
Emisi kendaraan, peleburan, solder, cat, pelapis kaca
Sayur-sayuran, makanan kaleng, makanan bersifat asam
Kadmium
Pengolahan limbah selokan, peleburan
Biji-bijian, sayuran, daging, kerang
Radionuklida
Kecelakaan
Ikan, jamur
040105
Toksin Bahan Pangan Tumbuhan
Bahan kimiawi
Bahan Pangan
Oksalat
Rhubarb, teh, kakau, bayam, bit
Glikoalkaloid
Kentang hijau
Sinoglikosida
Kacang, singkong
Fitohaemaglutinin
Kacang Red kidney dan kacang lainnya
Berbagai karsinogen
Rempah-rempah dan jamu
040106
Mikotoksin Bahan kimiawi
Sumber
Bahan Pangan
Aflatoksin
Aspergillus flavus dan A. parasiticus
Jagung, kacangkacangan, susu
Trichothecenes
Utamanya Fusarium
Serealia dan makanan lainnya
Ochratoksin A
Penicillium verrucosum A. ochraceus
Gandum, barley, jagung
Ergot alkaloid
Claviceps purpurea
Rye, barley, gandum
Fumonisin
Fusarium moniliforme
Jagung
Patulin
P. expansum
Apel, pear
Zearalenon
Fusarium spp
Serealia, minyak, tepung
040107
Bahan-bahan Toksik Lain yang Berasal dari Bahan Biologis Bahan kimia
Sumber
Ciguatera
Dinoflagellata
Toksin Kerang-kerangan: paralitik neurotoksik diarrhoik amnesik
Dinoflagellata
Pyrrolizidin alkaloid
Macam-macam tanaman beracun
Bahan Pangan Ikan di daerah tropis Kerangkerangan
Histamin Bakteri pembusuk
Serealia, madu Ikan, Keju
040114
Bahan Kimia Pertanian yang Pemakaiannya Tidak Tepat Pestisida
:
Insektisida organoklorin Insektisida organofosfor Insektisida karbamat Pestisida lain
Obat hewan :
Antimikroba Perangsang pertumbuhan Obat cacing Terapi
Anti hama
Anti kapang
Herbisida
Pupuk
Pengatur pertumbuhan
Racun tikus
Anti cacing
Anti moluska
040116
Bahan Tambahan Kimia yang Penggunaannya Tidak Tepat Bahan Tambahan Kimia yang Langsung Dipakai Anti gumpal Antimikroba Antioksidan Pewarna Bahan pengawet (untuk mengeringkan mengasinkan atau mengasamkan) Pengemulsi Enzim Pengeras Penguat aroma Aroma Pelembab Ragi
Bahan pencegah penggumpalan Pemanis yang tidak mengandung nutrisi Bahan tambahan bernutrisi Pemanis bernutrisi Bahan untuk mengoksidasi dan mereduksi
Pengontrol pH Bahan bakar dan gas Sekuestran/pengikat Pelarut Bahan penstabil dan pengental Pengikat permukaan Pembentuk tekstur
040117
Penggunaan Bahan Tambahan Kimia yang Tidak Tepat Bahan Tambahan yang Digunakan Secara Tidak Langsung
Peralatan Pengolahan
Resin penukar ion, Penyiapan enzim Mikroorganisma Pelarut, pelumas, anti gumpal Bahan tambahan yang berfungsi khusus
Bahan yang bersentuhan dengan Bahan Pangan
Peralatan, perlengkapan permukaan
Bahan Pengemas
Logam, plastik, kertas, kayu, dll.
Bahan Pembersih
Deterjen Bahan pembersih/sanitasi
040118
Penggunaan Bahan Tambahan Kimia yang Tidak Tepat
Bahan Tambahan Terlarang
Boraks
Asam borat Formaldehida Pewarna yang tidak aman
040119
Penggunaan Bahan Tambahan Kimia yang
Tidak Tepat Penggunaan yang ilegal di Indonesia BPOM Banda Aceh - 2734 botol saus - mengandung Rhodamine B Minuman berwarna merah yang mengandung Rhodamine-B : Bogor 14.5 % Jakarta 8% Rangkasbitung 17 % Pacet 17 % Cikampek 24 % Semarang 54.5% minuman berwarna merah mengandung Rhodamine-B 31.3% contoh makanan mengandung Rhodamine-B, Methanil yellow dan orange-RN 040120
Analisa Resiko Bahan Tambahan Kimia dalam Makanan Penelitian Epidemiologi
Karakterisasi bahaya Titik akhir Respon dosis Identifikasi bahaya
Penilaian Sosio-ekonomi/ Politik Resiko manfaat Resiko-resiko
Resiko Komunikasi
Penilaian paparan Pilihan Jumlahnya dalam asupan makanan
Penilaian
resiko
Wajib Tidak wajib Bukan intervensi
Monitoring kontaminasi pangan
Manajemen resiko 040121
Tahap-tahap Pemantauan untuk Bahaya Bahan Kimia
Bahan baku
Lingkungan
Produksi primer
Impor / ekspor
Produksi dan pengolahan
Toko eceran dan pasar
Biomonitoring
040122
Bahaya Bahan Kimia di Rumah Makanan dan air yang tercemar Peralatan memasak yang tercemar logam berat Piring keramik yang disepuh dengan bahan beracun Kristal bertimah yang dipakai untuk makanan asam Bahan kimia lainnya yang dipakai di rumah
040124
Potensi Bahaya Fisik
Pecahan kaca Endapan atau limbah Serpihan logam Potongan tulang Plastik Batu dan kerikil Kapsul atau kristal Biji atau kulit Kertas Kayu Rambut manusia dan hewan 040126
Potensi Bahaya Fisik Keluhan Adanya Benda Asing dalam Makanan Minuman ringan Makanan bayi Roti Coklat dan produk coklat Buah-buahan Serealia Sayur-sayuran Ikan Lain-lain
19 % 16 % 14 % 7%
7% 5% 4% 3% 25 %
040127
Potensi Bahaya Fisik Cara-cara pencegahan
Pemeriksaan visual
Disaring atau diayak
Detektor logam
Magnet
Pemisahan oleh berat jenis
Perlengkapan pribadi (penutup rambut, kaus
tangan)
040128
Dimana bahaya akan muncul pada suplai pangan Emisi kendaraan Tumbuhtumbuhan
Pengolahan Praktek Pertanian
Ternak Pemasakan Lahan Pertanian Penyimpanan
Hasil laut Emisi Industri dan Limbah 040103
Suhu
Titik Didih
100°
AMAN AMAN Suhu Pasteurisasi
72°
60°
Suhu Tubuh
Kulkas
36.5°
BERBAHAYA
10° 0°
Freezer
AMAN AMAN 050107
Definisi dari Aktifitas Air (aw)
aW = p / po
aw adalah rasio dari tekanan uap air makanan (p) terhadap tekanan uap air murni (po) pada suhu yang sama.
050117
Proses Pemanasan terhadap Makanan Berkadar Asam Rendah
Konsep 12D - Proses pemanasan yang dapat menurunkan jumlah spora sampai 12 desimal
Nilai 12D untuk C. botulinum dalam larutan dapar (buffer) fosfat adalah 2.45 menit pada suhu 121°C. 050203
Resistensi terhadap Panas
Beberapa spora bakteri dapat bertahan hidup selama beberapa menit pada suhu 120°C dan beberapa jam pada suhu 100°C
Sebagian besar khamir dan kapang dan bakteri vegetatif musnah bila makanan dipanaskan sampai suhu 70°C 050204
Hubungan Resistensi terhadap Panas dengan pH dan aW
Bakteri sangat tahan terhadap panas dalam pH antara 6.0 dan 8.0.
Khamir dan kapang sangat tahan terhadap panas pada pH sekitar 5.0.
Resistensi terhadap panas meningkat dengan menurunnya aW. 050205
Pasteurisasi -- Susu Pemanasan dengan tujuan memusnahkan sel vegetatif mikroba patogen. mis:
Susu dipanaskan 62°C selama 30 menit atau 71.7°C selama 15 detik atau >90°C selama beberapa detik. Spora bakteri dan toksin tidak musnah oleh pasteurisasi. Pendinginan diperlukan untuk memperpanjang masa simpan.
050206
Proses Pemanasan
Suhu tinggi membunuh mikroorganisma Kematian bersifat eksponensial terhadap waktu Spora bakteri bertahan hidup dalam pendidihan untuk jangka waktu yang lama Khamir, kapang dan bakteri vegetatif bersifat sensitif terhadap panas 050212
Proses Pemanasan
Resistensi terhadap panas menurun dengan menurunnya pH Resistensi terhadap panas meningkat dengan menurunnya aW C. botulinum adalah patogen yang paling tahan terhadap panas Proses Pemanasan untuk makanan kaleng berkadar asam rendah didasarkan atas resistensi C. botulinum terhadap panas 050213
Ringkasan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit yang Ditularkan Makanan Kontaminasi
Kontaminasi-silang Peralatan yang tidak bersih Makanan yang tidak sehat/bergizi Kontaminasi bahan kimia Serangga / tikus Penjamah yang terinfeksi
Kelangsungan hidup
Pemanasan/pemasakan yang tidak cukup
Pertumbuhan
Penyimpanan panas/dingin yg tidak cukup 060202
Faktor-faktor Penyebab Penyakit yang Ditularkan Makanan Di semua negara yang diteliti, faktorfaktor penyebab penyakit yang ditularkan makanan adalah mirip. Faktor-faktor tersebut terkait dengan : – –
–
Kontaminasi Pertumbuhan (penyimpanan dalam suhu panas/dingin tidak cukup) Kelangsungan hidup (pemanasan yang tidak cukup)
Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan intervensi
060207
Penjamah Makanan - Pentingnya Kebersihan Perorangan
Obyektif :
Mengidentifikasi penyakit-penyakit yang bersumber dari penjamah makanan
Membahas bagaimana penyebaran infeksi dapat dicegah
Menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan pada seluruh rangkaian produksi makanan 060208
Jalur Kontaminasi Silang yang Paling Sering Dijumpai Lemari es
Daerah persiapan makanan Hidangan
Bahan mentah
Pelanggan
Penjamah makanan pembawa infeksi Makanan matang Penjamah makanan
Permukaan 060210
Bagan untuk Mengajar
Tangan, kuku dan rambut harus bersih
Hindari menyentuh telinga, hidung, bibir dan rambut
Gunakan pelindung baju dan tutup kepala
Balutlah luka
Laporkan bila sakit atau kulit terluka
Ambil pisau dan gelas dengan memegang tangkainya
060211
Poster Selalu cuci tangan Anda sebelum memegang makanan dan sesudah memegang bahan mentah
• • • • • •
Ikan segar Unggas Daging Buah-buahan Sayur-sayuran Telur Sesudah - menggunakan WC, membersihkan hidung, memegang binatang atau sampah 060212
INDONESIA SEHAT 2010