GANGGUAN DAN PENYAKIT KEJIWAAN 2 02 2007
Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental. Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian.. Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebabsebab fisik; (2) Histeria, gangguan jiwa yang ditandai ketidakstabilan emosi, represi, disasosiasi, dan sugestibilitas. Hysteria ini bisa berwujud kelumpuhan atau cramp sebagian anggota badan, hilang kesanggupan bicara, hilang ingatan, kepribadian ganda, mengelana tidak sadar (fugue), atau berjalan-jalan dalam keadaan tidur (somnabulism); (3) Psychasthenia, gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan diri tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Jenis ini antara lain bisa tampil dalam bentuk phobia (takut yang tidak masuk akal), obsesi, dan kompulsi. Neurosis terjadi bisa disebabkan oleh faktor-faktor organis fisis, faktor psikis dan struktur kepribadian, atau bisa juga karena faktor milieu atau lingkungan. Tetapi yang jelas, terganggunya mental dapat berpengaruh kepada perasaan, pikiran, kelakuan, dan juga kesehatan tubuh. Sementara psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan cirri-ciri sebagai berikut: (1) mengalami disorganisasi proses pikiran; (2) gangguan emosional; (3) disorientasi waktu, ruang, dan person; (4) terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi. Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Schizophrenia, yaitu penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian; (2) Paranoia, yaitu gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya; dan (3) maniac depressive psychosis, yakni perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih. Dalam khazanah keislaman, dikenal beragam bentuk penyakit kejiwaan. Diantaranya telah dicatatkan oleh al-Ghazali, yaitu: riya’ (pamer), jidl (suka debat), khusumat (suka bermusuhan), kidzb (dusta), ghibbah (suka cari kesalahan orang), namimah (adu domba), ghadhab (pemarah), hasud (suka menghasut), hubbud-dunya (matre), bakhil (pelit), kibr (sombong), dan ghurur (lalai urusan akhirat karena urusan dunia).
Ditinjau dari perspektif al-Qur’an, psikopatologi ini timbul karena manusia tidak mau mempergunakan potensi jasmani maupun rohani yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya secara baik. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-A’raf, VII: 179). Source: Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
macam macam gangguan dan penyakit jiwa dan terapi gangguan jiwa Oct.01, 2009 in Uncategorized Macam macam Gangguan Dan Penyakit Jiwa 1. Psikosomatik Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan. 2. Kelainan kepribadian Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya. 3. Retardasi mental Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama. 4. Rasionalisasi Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang. 5. Neurosis Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain. Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6. Psikosis Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya. Ciri-cirinya meliputi : Disorganisasi proses pemikiran Gangguan emosional Disorientasi waktu, ruang Sering atau terus berhalusinasi Dan ada terapi untuk gangguan jiwa Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk : a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh b. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama c. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien. d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat keperca Dikutip dari: /makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/psikologi-dan-kesehatan-mental.html
sekedar mengikuti kata hati • • •
Home DAFTAR RUMAH SAKIT RUANG TAMU
Gangguan Jiwa atau Sakit Jiwa? 2007 October 2 tags: gangguan jiwa, Kesehatan Jiwa, sakit jiwa by masarie
Jika ada orang mengamuk di jalanan, menanggalkan pakaiannya, lalu berlari ke sana kemari, apa yang terjadi padanya? Apakah dia mengalami gangguan jiwa? Atau sakit jiwa? Gangguan jiwa tak sama dengan sakit jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan atau tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari. Sedangkan sakit jiwa merupakan gangguan jiwa berat yang memerlukan pengobatan dan perawatn khusus. “Masyarakat menyebutnya sakit jiwa bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa berat. Atau yang sering disebut gila,” kata Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Depkes Yulizar Darwis dalam acara Press Briefing di RSJ Soeharto Herdjan, Jl Prof Dr Latumenten, Jakarta Barat, Selasa (2/9/2007). Gangguan jiwa, walaupun tak langsung menyebabkan kematian, tapi menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu serta beban berat bagi keluarga. Gangguan jiwa terbagi beberapa golongan yakni berat (psikosis), ringan, kepribadian, penyalahgunaan zat, dan retardasi mental. Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya saja kualitas SDM dalam menguasai emosional. Lalu aspek sosial yakni kejadian di lingkungan yang berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan dan, merasa tidak nyaman. Selain itu juga aspek gangguan jiwa itu sendiri. Berdasarkan survei kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995, setiap 1.000 anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan jiwa. (sumber: detik.com)