Gunadar ma
JALAN PERKOTAAN DAN JALAN LUAR KOTA
ARMA D A N U -G DUA A P A L -KE KOSAN S O -K
à à à à à
Agung Sugiyatno (10308061) Agus Ridwan (10308062) Gatot Hardiyanto (10308070) Nuh Akbar (10308075) Susanti (10308080)
Gunadar ma
RUANG A LINGKUP
CONTOH PERHITUNGAN Title in E JALAN PERKOTAAN here
METODOLOGI B
PERHITUNGAN PROSEDUR PERHITUNGAN UNTUK ANALISAPROSEDUR PERANCANGAN
Gunadar ma
RUANG LINGKUP
Gunadar ma
Ruang lingkup
Segmen Jalan Perkotaan
Segmen Jalan Luar Kota
ngan lan, walaupun lahan ataumungkin bukan. Jalan terdapat di atau beberapa dekat perkembangan pusat perkotaanpermanen dengan penduduk seperti rumah lebih dari makan, 100.000 pabrik, sela a
Tipe Jalan
Gunadar ma
Jalan Perkotaan qJalan dua-lajur dua-arah (2/2 UD) qJalan empat-lajur dua-arah Øtak-terbagi (yaitu tanpa median) (4/2 UD) Øterbagi (yaitu dengan median) (4/2 D) qJalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 D) qJalan satu-arah (1-3/1)
Jalan Luar Kota qJalan dua-lajur dua-arah tak terbagi (2/2UD) qJalan empat-lajur dua-arah Ø tak terbagi (yaitu tanpa median) (4/2UD) Ø terbagi (yaitu dengan median) (4/2 D) qJalan enam-lajur dua-arah terhagi (6/2 D)
Gunadar ma
Kondisi Jalan Cara Perhitungan
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
q Analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan pada alinyemen da q Analisa operasional perencanaan dan perancangan pada suatu kelandaian terte mpir lurus. garuhi antrian akibat persimpangan, atau arus iringan kendaraan yang tinggi dari simpang bersinyal.
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Segmen Jalan Jalan Luar Kota
qDi antara ngaruhi oleh simpang bersinyal dan tidak atauterpengaruh simpang takoleh bersinyal simpang utama, utama dan, dan qMempunyai stik yang hampir sama sepanjang rencanajalan. geometrik dan arus serta komposisi
lalu-lintas yang
en jalan perkotaan atau semi perkotaan karena pada umumnya karakteristik geometrik dan karak
Gunadar ma
Analisa Segmen Jalan
ah-olah tidak ada gangguan dari persimpangan atau daerah jalinan yaitu analisa seolah-olah tidak a g tundaan, dengan menggunakan prosedur yang sesuai pada bagian lain dari manual ini. , untuk memperoleh waktu tempuh keseluruhan.
Gunadar ma
KARAKTERISTIK JALAN
Geometrik
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
qLebar jalur lalu-lintas : Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu-lintas
Gunadar ma
Geometrik : Cont
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
qTipe jalan:
kan menunjukkan kinerja berbeda pada pembebanan lalu-lintas tertentu; misalnya jalan terbagi dan ta
Gunadar ma
Geometrik : Cont
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
qMedian:
engan baik meningkatkan kapasitas. Tetapi mungkin ada alasan lain mengapa median tidak diingink
Gunadar ma
Geometrik : Cont
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota qKereb:
alan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat
Gunadar ma
Geometrik : Cont
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota qBahu:
ngaruhi penggunaan bahu, berupa penambahan kapasitas, dan kecepatan pada arus tertentu, akibat pe
tambah sedikit dengan bertambahnya lebar bahu. Kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Geometrik : Cont qAlinyemen jalan:
Jalan Luar Kota
ahankan gesekan yang aman denganyang permukaan jalan.mengurangi Lengkung kecepatan horisontal arus dan vertikal dapat diny angi kecepatan arus bebas. Tanjakan curam juga bebas. Karena seca
nya, makin lambat kendaraan bergerak di tanjakan (ini biasanya tidak diimbangi di turunan) dan juga
Gunadar ma
Contoh Alinyemen
Gunadar ma
Geometrik : Cont Jalan Luar Kota qJarak pandang:
h tinggi. Meskipun sebagian tergantung pada lengkung vertikal dan horisontal, jarak pandang juga te
Gunadar ma
Komposisi Arus dan Pemisahan Arah
a arah paling tinggi pada pemisahan arah 50 - 50, yaitu jika arus pada kedua arah adalah sama pada p
rasio sepeda motor atau kendaraan berat dalam arus lalu-lintas. Jika arus dan kepasitas dinyatakan d
Gunadar ma
Pengaturan Lalu-lintas
bebas. Aturan lalu-lintas lainnya yang berpengaruh pada kinerja lalu-lintas adalah: pembatasan park
Pengendalian kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir, dsb akan mempengaruhi kapasitas jal
Aktivitas Samping Jalan ("Hambatan Samping") Gunadar ma
Hambatan samping yang terutama berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan adalah
qPejalan kaki; qAngkutan umum dan kendaraan lain berhenti; qKendaraan lambat (misalnya becak, kereta kuda); qKendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan
Gunadar ma
Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan
kendaraan (umur, tenaga dan kondisi kendaraan, komposisi kendaraan) adalah beraneka ragam. Kar a dibandingkan dengan kota yang lebih besar.
Gunadar ma
Fungsi Jalan dan Guna Lahan
enis perjalanan yang terjadi di jalan. Ada hubungan yang kuat antara kelas fungsional dan kelas admi
Gunadar ma
METODOLOGI
Gunadar ma
Pendekatan Umum
Metode U.S. Highway Capacity Manual 1985 (US-HCM, revisi1994) qTipe Perhitungan qTingkat Analisa qPeriode Analisa qJalan Terbagi dan Tak-terbagi
Gunadar ma
Tipe Perhitungan
Jalan Perkotaan qKecepatan arus bebas; qkapasitas; qderajat kejenuhan (arus/kapasitas); qkecepatan pada kondisi arus sesungguhnya; qaruslalu-lintas yang dapat dilewatkan oleh segmen jalan tertentu dengan mempertahankan tingkat kecepatan atau derajat kejenuhan tertentu.
Jalan Luar Kota qKecepatan arus bebas; qkapasitas; qDerajat kejenuhan (arus/kapasitas); qKecepatan pada kondisi arus lapangan; qDerajat iringan (hanya pada jalan 2/2UD) pada kondisi arus lapangan; qArus lalu-lintas yang dapat ditampung oleh segmen jalan sambil mempertahankan kualitas lalu-lintas tertentu (yaitu kecepatan atau derajat iringan yang ditentukan).
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Tingkat Analisa Jalan Luar Kota
rasional : Penentuan u-lintas yang kinerja ada atau segmen yangjalan diramalkan. akibat kebutuhan lalu-lintas yang ada atau yang diramalkan. Kapasitas imum yang dihitung, dapat dilewatkan dan juga arus dengan maksimum. mempertahankan tingkat kinerja tertentu. Lebar jalan atau jumlah lajur yang diperlukan untuk menyalurkan arus lalu-lintas tertentu, sambil me rncanaan yang diperlukan : untuk melewatkan arus lalu-lintas tertentu, dengan mempertahankan tingkat kinerj Pemasangan median atau modifikasi lehar bahu.
Gunadar ma
Tingkat Analisa : Cont
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
mlah jalanlajur yangyang direncanakan. diperlukan untuk jalan rencana, tetapi nilai arus diberikan hanya berupa perkiraan LH at diperkirakan atau didasarkan pada nilai normal yang direkomendasikan. nggambarkan kondisi umum lengkung horisontal dan vertikal dari segmen: datar, bukit atau gunung.
emerkecil kapasitas dalam kedua arah mendaki dan menurun dan dapat mempunyai pengaruh kinerj
Gunadar ma
Periode Analisa
qAnalisa kapasitas jalan dilakukan untuk periode satu jam puncak. qArus dan kecepatan rata-rata ditentukan untuk periode tersebut pada manual ini.
Gunadar ma
Jalan Terbagi dan Tak-Terbagi qUntuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masingmasing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah. qUntuk jalan tak-terbagi, termasuk jalan bebas hambatan tak terbagi, seluruh analisa (selain analisa untuk kelandaian khusus) dikerjakan untuk gabungan kedua arah gerakan, dengan menggunakan satu set formulir analisa.
Gunadar ma
Variabel q Arus dan Komposisi Lalu-lintas q Kecepatan Arus Bebas q Kapasitas q Derajat Kejenuhan q Kecepatan q Darajat Iringan (pada Jalan Luar Kota) q Perilaku Lalu-lintas
Gunadar ma
Arus dan Komposisi Lalu Lintas
qNilai arus lalu-lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu-lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). q q Q = Komposisi lalu-lintas (smp) qSemua nilai arus lalu-lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (smp) yang diturunkan secara empiris untuk dan sesuai dengan tipe kendaraannya. qPengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping. q qEMP untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu-lintas total yang dinyatakan dalam kend/jam. Semua nilai emp untuk kendaraan yang berheda ditunjukkanpada Bagian 3, LangkahA-3.
Kecepatan Arus Bebas
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
agai kecepatan tingkat nol, yaitukecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai FV = (FVpada + FV ) xarus FFV x FFV 0
W
SF
CS
Jalan Luar Kota
FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVRC
dimana: FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondis lapangan (km/jam) FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (lihat Bagian 2.4di bawah) FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam) FFVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak kereb penghalang FFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota FFVRC = Faktor penyesuaian akibat kelas fungsi jalan dan guna lahan
Kapasitas
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Kapasitas sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat diper C = C0 x FCdidefinisikan W x FCSP x FCSF x FCCS Jalan Luar Kota
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF
dimana: C CO FCW FCSP FCSF FCCS
= Kapasitas(smp/jam) = Kapasitas dasar (smp/jam) = Faktor penyesuaian lebar jalan = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi) = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb = Faktor penyesuaian ukuran kota
Gunadar ma
Derajat Kejenuhan qDerajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. q qNilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. q q DS = Q / C q qDS digunakan untuk analisa perilaku lalu-lintas berupa kecepatan
Kecepatan
Gunadar ma
Kecepatan tempuh
didefinisikan dalam manual ini sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan :
V = L / TT dimana: V =Kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam) L = Panjang segmen (km) TT =Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)
Gunadar ma
Derajat Iringan ( Jalan Luar Kota ) qDerajat iringan adalah fungsi dari Derajat kejenuhan. qIndikator derajat iringan yang terjadi yaitu rasio arus kendaraan di dalam peleton terhadap arus total. qDalam manual ini suatu peleton didefinisikan sebagai gerakan dari kendaraan yang beriringan dengan waktu antara (gandar depan ke gandar depan dari kendaraan yangdi depan) dari setiap kendaraan, kecuali kendaraan pertama pada peleton, sebesar < 5 detik. qKendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian peleton. q
Gunadar ma
Perilaku Lalu Lintas qDalamUS HCM 1994 perilaku lalu-lintas diwakili oleh tingkat pelayanan : yaituukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas mengendarai kendaraan. q qKecepatan dan derajat kejenuhan digunakan sebagai indikator perilaku lalu-lintas dan parameter yang sama telah digunakandalam pengembangan"panduan rekayasa lalu-lintas" berdasarkan analisa ekonomi yang diberikan dalam Bagian 2.5 di bawah.
Gunadar ma
Hubungan Dasar
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan
Hubungan antara Derajat Kejenuhan dan Derajat Iringan (pada Jalan Luar Kota)
Gunadar ma
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan Jalan Perkotaan
qPenentuan kecepatan arus bebas dan kapasitas untuk kondisi dasar yang ditentukan sebelumnya pada setiap tipe jalan. qPerhitungan kecepatan arus bebas dan kapasitas untuk kondisi jalan sesungguhnya dengan menggunakan tabel berisi faktor penyesuaian yang ditentukan secara empiris menurut perbedaan antara karakteristik dasar dan sesungguhnya dan geometrik, lalu-lintas dan lingkungan jalan yang diamati. qPenentuan kecepatan dari kurva umum kecepatan-arus untuk kecepatan arus bebas yang berbeda pada sumbu-y, dimana arus dinyatakan dengan derajat kejenuhan pada sumbu-x.
Gunadar ma
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan : Cont
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan : Cont
Gunadar ma
dimana: FV D Dj
= Kecepatan arus bebas (km/jam) = Kerapatan(smp/km) (dihitung sebagaiQ/V) = Kerapatan pada saat jalan mengalami kemacetan total
(smp/km) DO = Kerapatan pada kapasitas (smp/km) l,m = Konstanta
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan Jalan Luar Kota
dimana: FV D Dj
= Kecepatan arus bebas (km/jam) = Kerapatan(smp/km) (dihitung sebagaiQ/V) = Kerapatan pada saat jalan mengalami kemacetan total
(smp/km) DO = Kerapatan pada kapasitas (smp/km) l,m = Konstanta
Gunadar ma
Hubungan Antara Derajat Kejenuhan dan Derajat Iringan (Jalan Luar Kota)
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Karakteristik Geometri
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
Jalan Dua Lajur – Dua Arah
Tipe Alinymen
Jalan Empat Lajur – Dua Arah
Tipe Jalan
Jalan Enam Lajur – Dua Arah Terbagi Jalan Satu – Arah
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota Tujuan
Untuk membantu pengguna manual dalam memilih penyelesaian yang tepat dari masalah umum perancangan, perencanaan dan operasi dengan menyediakan saran-saran tentang rentang arus lalulintas yang layak untuk tipe dan denah standar jalan perkotaan dan penerapannya pada berbagai kondisi arus.
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Standar Tipe Jalan dan Penampang Melintang
Cont Jalan Perkotaan
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Standar Tipe Jalan dan Penampang Melintang
Cont Jalan Luar Kota
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
Cont
Pemilihan Tipe dan Penampang Melintang Jalan Umum Dokumen standar jalan Indonesia menunjuk padati pejalan dan penampang melintang yang ditetapkan diatas untuk jalan baru tergantung dari faktor sebagai berikut: qFungsi jalan (arteri, kolektor) qKelas jalan qTipe Medan : datar, perbukitan, pegunungan Jalan Luar Kota Tipe jalan dan penampang melintang tertentu dapat dipilih untuk analisa dengan alasan sebagai berikut: 1.Untuk memenuhi dokumen standar jalan yang ada dan/atau praktek rekayasa setempat 2.Untuk memperoleh penyelesaian yang paling ekonomis 3.Untuk memperoleh perilaku lalu-lintas yang ditentukan 4.Untuk memperoleh angka kecelakaan yang rendah.
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Pertimbangan ekonomi
Jalan Perkotaan vKonstruksi baru : Asumsi umur rencana 23 tahun v Pelebaran jalan yang ada (peningkatan jalan) Asumsi : üJalan akan diperlebar dalam beberapa tahap segera setelah layak secara ekonomis üUmur rencana 10 tahun
Cont
Jalan Luar Kota Tipe alinyemen dan kelas hambatan samping untuk dua hal yang berbeda: vPembuatan jalan baru, dengan umur rencana 23 tahun vPelebaran jalan yang ada, dengan umur rencana 10 tahun
Jalan Perkotaan Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Gunadar ma
Jalan Perkotaan
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Perilaku Lalu Lintas
Cont
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Jalan Luar Kota Gunadar ma
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Pertimbangan Keselamatan Lalu Lintas
Cont
Jalan Perkotaan q Pelebaran lajur mengurangi tingkat kecelakaan antara 2-15% permeter pelebaran (angka yang tinggi menunjuk pada jalan yang sempit). q q Pelebaran dan perbaikan kondisi permukaan bahu meningkatkan keselamatan lalu-lintas, walaupun dengan derajat yang lebih kecil dibandingkan pelebaran jalan. q q Median mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 30%. q q Median penghalang (digunakan jika tidak ada tempat yang cukup untuk membuat median yangnormal) mengurangi kecelakaan fatal dan luka berat sebesar 10-30%, tetapi menaikkan kecelakaan kerugian material. q q Batas kecepatan, jika secara tepat dilaksanakan, dapat mengurangi tingkat kecelakaan sesuai dengan faktor (Vsesudah /Vsebelum )2
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Pertimbangan Keselamatan Lalu Lintas
Cont
Jalan Luar Kota
Pengaruh umum dari rencana geometrik terhadap tingkat kecelakaan dijelaskan sebagai berikut : qPelebaran lajur akan mengurangi tingkat kecelakaan antara 2 - 15% permeter pelebaran (nilai yang besar mengacu ke jalan kecil/sempit). qPelebaran atau peningkatan kondisi permukaan bahu meningkatan keselamatan lalulintas, meskipun mempunyai tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan pelebaran lajur lalu-lintas. qLajur pendakian pada kelandaian curam mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 25 30%. qLajur menyalip (lajur tambahan untuk menyalip pada daerah datar) mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 15 - 20 %. qMeluruskan tikungan tajam setempat mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 25 - 60 %. qPemisah tengah mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 30 %. qMedian penghalang (digunakan jika terdapat keterbatasan ruang untuk membuat pemisah tengah yang lebar) mengurangi kecelakaan fatal dan luka berat sebesar 10-30%, tetapi menambah kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan material. qBatas kecepatan, jika dilaksanakan dengan baik, dapat mengurangitingkat kecelakaan sebesar faktor (Vsesudah /Vsebelum )
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Pertimbangan Lingkungan
Cont
q Pada arus lalu-lintas yang konstan emisi ini berkurang dengan pengurangan kecepatan selama jalan tidak mengalami kemacetan. q q Jika arus lalu-lintas mendekati kapasitas (derajat kejenuhan > 0,8), kondisi turbulen "berhenti dan berjalan" yang disebabkan kemacetan terjadi dan menyebabkan kenaikan emisi gas buang dan kebisingan jika dibandingkan dengan kondisi lalulintas yang stabil. q q Alinyemen jalan yang tidak diinginkan seperti tikungan tajam dan kelandaian curam menaikkan kebisingan dan emisi gas buang.
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Perencanaan Rinci
Cont
qStandar jalan sebaiknya sejauh mungkin tetap sepanjang rute. q qDipusat kota selokan sepanjang jalan sebaiknya ditutup, dan trotoar dan kereb disediakan. q qBahu jalan sebaiknya rata dan sama tinggi dengan jalur lalu-lintas untuk dapat digunakan oleh kendaraan berhenti. q qPenghalang seperti tiang listrik, pohon dan sebagainya sebaiknya tidak mengganggu bahu jalan, jarak antara bahu dan penghalang diharapkan sejauh mungkin karena pertimbangan keselamatan lalu-lintas. q qSimpang jalan minor dan jalan keluar/masuk lahan di samping jalan sebaiknya dibuat tegak lurus terhadap jalan utama, dan lokasinya menghindari jarak pandang yang pendek.
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Kelandaian Khusus
Jalan Luar Kota
Standar Tipe Jalan dan Penampang Melintang
Cont
Gunadar ma
Panduan Rekayasa Lalu Lintas Kelandaian Khusus
Jalan Luar Kota
Pemilihan Tipe Jalan dan Penampang Melintang
Cont
Gunadar ma
PROSEDUR PERHITUNGAN JALAN
Gunadar ma
PROSEDUR PERHITUNGAN UNTUK ANALIA DAN OPERASIONAL JALAN PERKOTAAN DAN LUAR KOTA
Gunadar ma
Tujuan analisa operasional untuk segmen jalan tertentu dengan kondisi geometrik, lalu-lintas dan ingkungan yang ada atau diramalkan, dapat berupa salah satu atau semua kondisi berikut : Untuk menentukan kecepatan pada jalan tersebut
Untuk menentukan kapasitas;
Tujuan Untuk menentukan derajat kejenuhan sehubungan dengan arus lalu-lintas sekarang atau yang akan datang;
Untuk menentukan derajat iringan pada jalan tersebut (untuk jalan luar kota).
Gunadar ma
LANGKAH-A : DATA MASUKAN
A – 1 : Data Umum A – 2 : Kondisi Geometrik A – 3 : Kondisi Lalu lintas A – 4 : Hambatan Samping
Gunadar ma
LANGKAH A-1: DATA UMUM
a) Penentuan segmen
Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai karakteristik yang hampir sama. Titik dimana karakteristik jalan berubah secara berartimenjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa secara terpisah.
§
Dicatat dalam formulir data masukan yang terpisah. Untuk jalan perkotaan : v UR-1 dan UR-2 v Formulir analisa terpisah (UR-3) v Untuk jalan luar kota : v IR-1 dan IR-2 v Formulir analisa terpisah (IR-3, jika perlu IR-3 SPEC)
Gunadar ma
b)
Data identifikasi segmen (Perkotaan)
Isi data umum berikut pada bagian atas Formulir UR-1: v Tanggal (hari,bulan,tahun) dan 'ditangani oleh' (masukkan nama anda). v Propinsi dimana segmen tersebut berada. v Nama kota. v Ukuran kota (jumlah penduduk). v Nomor ruas (Bina Marga) dan/atau nama jalan. v Segmen antara ...dan ... (mis. JI Kopo dan JI Pasir Koja; atau km 4,240 - 4,765). v Kode segmen. v Tipe daerah: (mis. Komersial, Permukiman, Akses terbatas/Jalan samping). v Panjang segmen (mis. 0,525 km). v Tipe jalan : contoh:
Empat-lajur dua-arah terbagi: 4/2 D Empat-lajur dua-arah tak-terbagi: 4/2 UD
Gunadar ma
c) Kelandaian khusus (luar kota)
Pada tahap ini harus ditentukan apakah ada bagian jalan yang merupakan kelandaian khusus yang memerlukan analisa operasional terpisah. Masing-masing kelandaian dapat dijadikan segmen terpisah dan masingmasing dianalisa sendiri dengan prosedur untuk 'analisa kelandaian khusus', yang diberikan di bawah. Umumnya, kelandaian khusus tidak kurang dari 400m tetapi tidak mempunyai batasan panjangnya. biasanya hanya akan dianalisa terpisah jika sangat curam, sedangkan kelandaian yang lebih panjang mungkin memerlukan analisa terpisah sekalipun kurang curam, karena efek yang pengurangan kecepatan terus menerus, khususnya pada kendaraan berat.
Gunadar ma
d) Data pengenalan segmen
Isikan data umum berikut pada bagian atas dari Formulir IR-1: q q q q q q q
Tanggal (hari, bulan, tahun) dan 'dikerjakan oleh' (masukkan nama anda). Propinsi di mana segmen tersebut terletak. Nomer ruas (Bina Marga) Kode segmen (mis. Km 3.250-4.750) Segmen antara... (mis. Lembang dan Ciater) Kelas administratif jalan (Nasional, Propinsi atau Kabupaten) Tipe jalan: misalnya: Empat-lajur dua-arah terbagi: 4/2 D Empat-lajur dua-arah tak terbagi: 4/2 UD Dua-lajur dua-arah tak terbagi: 2/2 UD Dua-lajur satu-arah: 2/1 (dianalisa scolah-olah merupakan satu arah dari suatu jalan terbagi)
q q q q
Panjang segmen (mis. 1,5 km) Kelas fungsional jalan (Arteri, Kolektor atau lokal) Periode waktu yang dianalisa (mis. Tahun 2000, jam sibuk pagi) Nomor soal (mis. A2000:1)
Gunadar ma
LANGKAH A-2: KONDISI GEOMETRIK
a) Rencana situasi
a)
Buat sketsa segmen jalan yang diamati dengan menggunakan ruang yang tersedia pada Formulir UR-1 (perkotaan) dan IR 1 (luar kota) Pastikan untuk mencakup informasi berikut : Ø Arah panah yang menunjukkan Utara. Ø Patok kilometer atau obyek lain yang digunakan untuk mengenal lokasi segmen jalan. Ø Sketsa alinyemen horisontal segmen jala Ø Arah panah yang menunjukkan Arah I (biasanya ke Utara atau Timur) dan arah 2 (biasanya ke Selatan atau Barat). Ø Nama tempat yang dilalui/dihubungkan oleh segmen jalan. Ø Bangunan utama atau bangunan samping jalan yang lain dan tata guna lahan. Ø Persimpangan dan tempat masuk/keluar lahan di samping jalan. Ø Marka jalan seperti garis sumbu, garis dilarang mendahului, marka lajur, garis tepi dan sebagainya.
Gunadar ma
Masukkan informasi berikut ke dalam kotak di bawah gambar: ü Lengkung horisontal dari segmen yang dipelajari (radian/km) (jika tersedia) ü Persentase segmen jalan pada masing-masing sisi (A dan B) dengan suatu macam pengembangansamping jalan (pertanian, perumahan, pertokoan dsb),dan persentase rata-rata lahan yang sudah berkembang pada kedua sisi segmen jalan yang dipelajari (untuk jalan luar kota)
Gunadar ma
b)
Penampang melintang jalan
Buat sketsa penampang melintang segmen jalan rata-rata dan tunjukkan lebar jalur lalu-lintas, lebar median, kereb, lebar bahu dalam dan luar tak terganggu (jika jalan terbagi), jarak dari kereb ke penghalang samping jalan seperti pohon, selokan, dan sebagainya seperti terlihat pada Gambar A-2:1.
Gunadar ma
Untuk jalan perkotaan :
Isi data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati ke dalam ruang yang tersedia pada tabel di bawah sketsa penampang melintang. q Lebar jalur lalu-lintas pada kedua sisi/arah. q Jika terdapat kereb atau bahu pada masing-masing sisi. q Jarak rata-rata dari kereb ke penghalang pada trotoar seperti pepohonan, tiang lampu dan lain-lain. q Lebar bahu efektif. Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu sisi, lebar bahu rata-rata adalah sama dengan setengah lebar bahu tersebut. Untuk jalan terbagi lebar bahu rata-rata dihitung per arah sebagai jumlah lebar bahu luar dan dalam.
Gunadar ma
Gunadar ma
Jalan tak terbagi : WS = (WSA + WSB)/2 Jalan terbagi : Arah 1 = WS1 = WSAO + WSA1 Arah 2 = WSBO + WSB1 Jalan satu arah : WS = WSA + WSB
Jika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median sebagai berikut: 1) Tanpa bukaan 2) Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m) 3) Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)
Gunadar ma
Untuk jalan luar kota :
Gunadar ma
§
Isikan lebar efektif rata-rata lajur lalu-lintas untuk sisi A dan sisi B pada tempat yang tersedia dalam Tabel dibawah sketsa.
§
Isikan juga, WS lebar bahu efektif = lebar rata-rata bahu untuk jalan dua lajur tak terbagi, WS = jumlah bahu luar dan dalam per arah untuk jalan terbagi dan WS = jumlah lebar dan bahu kedua sisi untuk jalan satu arah seperti di bawah: Jalan tak terbagi : = WS = WSA + WSB/2 Jalan terbagi : Arah 1 = WS1 = WSAO + WSA1; Arah 2 = WSBO +WSBI Jalan satu arah: = WS = WSA + WSB
Gunadar ma
c) Kondisi pengaturan lalu-lintas
Isi informasi tentang pengaturan lalu-lintas yang diterapkan pada segmen jalan yang diamati seperti: Ø Batas kecepatan (km/jam); Ø Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraan tertentu; Ø Pembatasan parkir (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari); Ø Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari); Ø Alat/peraturan pengaturan lalu-lintas lainnya.
Gunadar ma
d) Kondisi permukaan jalan (luar kota) isikan keterangan berikut :
1. Jalur-jalur lalu-lintas §Jenis permukaan (lingkari jawaban yang sesuai). §Kondisi permukaan (lingkari jawaban yang sesuai, dan catat nilai IRI jika tersedia.)
2. Bahu jalan: (Bagian dalam (median) dan luar (sisi jalan) jika jalan terbagi. §Jenis perkerasan §Beda tinggi rata-rata (perbedaan antara permukaan) antara jalur lalu-lintas dan bahu. §Penggunaan bahu digolongkan dalam: dapat digunakan lalu-lintas, parkir, atau untuk berhenti darurat saja.
Petunjuk berikut digunakan untuk penggolongan dibawah:
Gunadar ma Lalu-lintas
Lebar bahu > 2 m dan mempunyai mutu perkerasan yang sama seperti jalur alu-lintasnya dan tanpa beda tinggi permukaan
Parkir: Bahu dengan mutu perkerasan lebih rendah atau perkerasan kerikil dengan lebar > 1,5 m dan sedikit beda tinggi permukaan
Darurat : Bahu dengan permukaan buruk, dan/atau dengan beda tinggi yang besar terhadap jalur lalu-lintas sehingga tidak nyaman untuk masuk. (> 10 cm)
lebar bahu yang diperkeras harus ditambahkan pada lebar jalur lalu-lintas jika menghitung lebar efektif jalur lalu-lintas dalam tabel penampang melintang dalam Formulir IR-1. Secara konsekuen lebar yang sama juga harus dikurangkan dari lebar bahu jika perhitungan lebar bahu efektif dilakukan dalam tabel yang sama
Gunadar ma
E). Kelas jarak pandang (Luar kota) masukkan persentase panjang segmen yang berjarak pandang minimum 300 m (jika tersedia). Dari informasi ini Kelas Jarak Pandang (KJP) dapat ditentukan sebagaimana ditunjukan dalam Tabel A2:1 di bawah, atau dapat diperkirakan dengan taksiran teknis (jika ragu gunakan nilai normal (patokan) = B). Masukkan hasil KJP ke dalam kotak di bawah sketsa alinyemen horisontal pada Formulir IR-1.
Gunadar ma
Gunadar ma
f) Alinyemen vertikal (Luar kota)
Buatlah sketsa penampang vertikal jalan dengan skala memanjang yang sama dengan alinyemen horisontal diatasnya. Tunjukkan kelandaian dalam % jika tersedia. Masukkan informasi tentang naik + turun total dari segmen (m/km) jika tersedia. Jika segmen merupakan kelandaian khusus, isikan keterangan tentang kelandaian rata-rata dan panjang kelandaian.
Gunadar ma
g). Tipe alinyemen
Jika lengkung horisontal dan nilai naik + turun dari ruas yang diteliti tidak sesuai dengan penggolongan alinyemen umum pada Tabel A-2:2, maka tidak ada tipe alinyemen umum yang dipilih (Tabel B-1:2 akan dipergunakan untuk menentukan kecepatan arus bebas).
Gunadar ma
LANGKAH A-3: KONDISI LALU-LINTAS
Gunakan Formulir UR-2 (perkotaan) IR-2 (luar kota).
ARUS DAN KOMPOSISI LALU-LINTAS q Menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam : Ada 2 alternatif yang biberikan, tergantung pada banyaknya rincian masukan yang tersedia. Alternatif ke 1 Data tersedia hanya LHRT, pemisahan arah dan komposisi lalu-lintas.
1
2
Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam Formulir UR-2/IR-2: §LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati. §Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k = 0,09) §Pemisahan arah SP (Arah 1/Arah 2, Nilai normal 50/50 %) Hitung arus jam rencana (QDH = k × LHRT × SP/100) untuk masing-masing arah dan total (1+2). Masukkan hasilnya ke dalam tabel untuk data arus kendaraan/jam pada Kolom 9 (K) atau 13 (LK) Baris 3, 4 dan 5.
3
Masukkan komposisi lalu-lintas dalam kotak (Nilai
Guna3 darnormal LV:57 %, MHV 23 %, LB 7 %, LT 4%, MC 9 % ma
berdasar pada kend/jam) dan hitung jumlah kendaraan untuk masing-masing tipe dan arah dengan mengalikan dengan arus rencana pada Kolom 13. Masukkan hasilnya padaKolom 2, 4, 6, 8 dan 10 dalam Baris 3, 4 dan 5. (Luar kota) Sedangkan untuk jalan perkotaan :
Masukan hasilnya pada kolom 2,4,6,8 dan 10 dalam baris 3,4,5.
Gunadar ma
Alternatif ke 2 : Data arus lalu-lintas menurut jenis dan jurusan tersedia :
Masukkan nilai arus lalu-lintas jam rencana (QDH) dalam kend/jam untuk masing-masing tipe kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2, 4 dan 6; Baris 3, 4 dan 5. Jika arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai arus pada Baris 5, dan masukkan pemisahan arah yang diberikan (%) pada Kolom 8, Baris 3 dan 4. Kemudian hitung arus masingmasing tipe kendaraan pada masing-masing arah dengan mengalikan nilai arus pada Baris 5 dengan pemisahan arah pada Kolom 8, dan masukkan hasilnya pada Baris 3 dan 4.
Gunadar ma
q Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp). Jalan perkotaan :
Gunadar ma
§ § § § § § § §
Masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-2 pada tabel untuk data arus kendaraan/jam, Baris 1.1 dan 1.2 (untuk jalan tak-terbagi emp selalu sama untuk kedua arah, untuk jalan terbagi yang arusnya tidak sama emp mungkin berbeda).
Gunadar ma
Untuk jalan luar kota :
e kendaraan dari tabel yaitu dengan interpolasi arus lalu-lintasnya, atau mengguna
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
Gunadar ma
1. Hitung nilai arus lalu-lintas perjam rencana QDH dalam smp/jam. 2. Hitung pemisahan arah (SP) sehagai arus total (kend./jam) pada Jurusan 1 pada Kolom 13 dibagi qHitung parameter dengan arus total pada Jurusan 1+2 (kend./jam) pada Kolom yang sama. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 13 Baris 6. SP = QDH,1/QDH,1+2
arus lalu-lintas yang diperluka
3. Hitung faktor satuan mobil penumpang Fsmp = Qsmp/Qkend
www.themegallery.com
Gunadar ma
Arus dan Komposisi lalu-lintas untuk kelandaian khusus pada jalan 2/2 U/D (jalan luar kota)
ü Tentukan emp untuk arah mendaki (arah.1) dan masukkan hasilnya pada Baris 1.1 § Emp Kendaraan ringan (LV) selalu 1,0 § Emp Bus Besar (LB) adalah 2,5 untuk arus lebih kecil dari 1.000 kend/jam dan 2,0 untuk keadaan lainnya. § Gunakan Tabel A-3:4 atau Gambar A-3:3 dibawah untuk menentukan emp Kendaraan Berat Menengah (MHV) dan Truk Besar (LT). Jika arus lalu-lintas dua arah lebih besar dari 1.000 kend/jam nilai tersebut dikalikan 0,7. § Emp untuk Sepeda Motor (MC) adalah 0,7 untuk arus lebih kecil dari 1.000 kend/jam dan 0,4 untuk keadaan lainnya.
Gunadar ma
Diagram
Gunadar ma
1
2
3
Tentukan emp untuk arah menurun (arah2)
Masukkan data arus lalu lintas yang telah digolongkan
Hitung parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa. dengan cara yang sama seperti untuk alinyemen umum langkah a-3
www.themegallery.com
Gunadar ma
LANGKAH A-4: HAMBATAN SAMPING
Tentukan Kelas Hambatan Samping, Jika tersedia data rinci tentang hambatan samping, ikuti langkah 1-4 di bawah: 1. Masukkan pengamatan (atau perkiraan jika analisa adalah untuk tahun yang akan datang) mengenai frekwensi kejadian hambatan samping perjam per 200 m pada kedua sisi segmen yang dipelajari, ke dalam Kolom (23) Formulir IR-2 Ø Jumlah pejalan kaki berjalan sepanjang atau menyeberang jalan. Ø Jumlah penghentian kendaraan dan gerakan parkir. Ø Jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke/keluar dari lahan samping jalan dan jalan samping. Ø Arus kendaraan lambat, yi. arus total (kend/jam) sepeda, becak, delman, pedati dsb. 2. Kalikan frekwensi kejadian pada Kolom 23 dengan bohot relatif dari jenis kejadian tersebut pada Kolom 22 dan masukkan frekwensi berbobot dari kejadian pada Kolom 24. 3. Hitung jumlah kejadian berbobot, termasuk semua jenis kejadian dan masukkan hasilnya pada baris terbawah Kolom (24).
Gunadar ma
Jalan perkotaan :
Gunadar ma
Jalan luar kota :
Gunadar ma
Jika data rinci kejadian hambatan samping tidak tersedia, kelas hambatan samping dapat ditentukan sebagai berikut: 1. Periksa uraian tentang 'kondisi khas' dari tabel A-4:1 dan pilih salah satu yang terbaik 2. Pelajari foto pada Gambar A-4:1-5 yang mewakili kekhasan, kesan pandangan rata-rata dari masing-masing kelas hambatan samping, 3. Pilih kelas hambatan samping berdasarkan gabungan pertimbangan pada langkah 1) dan 2) di atas.
Gunadar ma
Gambar situasi daerah perkotaan
Gunadar ma
Situasi daerah luar kota
Gunadar ma
Langkah B : Kecepatan Arus Bebas
B-1 : kcepatan Arus Bebas Dasar
B-6 Kecepatan arus bebas Kelandaian khusus (hanya 2/2 UD)
B-5 Kecepatan arus bebas pada kondisi lapangan
B-2 : Penyesuaian untuk lebar lalu lintas jalan
Langkah B
B-3 : Faktor penyesuaian Untuk Kondisi hambatan samping
B-4 Faktor penyesuaian akibat Fungsi jalan
www.themegallery.com
Gunadar ma
LANGKAH B: ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS
Untuk jalan tak-terbagi, analisa (kecuali kelandaian khusus) dilakukan pada kedua arah. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.
Untuk jalan luar kota jika segmen adalah kelandaian khusus lanjutkan ke langkah B6.
1
FV = (FVO + FVW) × FFVS×FFVCS (jalan perkotaan )
2
FV= (FV0 + FVw) × FFVSF × FFVRC (jalan luar kota )
Dimana : FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam) FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam) FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam) (penjumlahan) FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping (perkalian) FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota (perkalian) FFVRC = Faktor penyesuaian untuk kelas fungsi jalan, perkalian
Gunadar ma
LANGKAH B-l: KECEPATAN ARUS BEBAS DASAR
Jalan perkotaan : Tentukan kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan dengan menggunakan Tabel B-1:1, dan masukkan hasilnya pada Kolom 2 Formulir UR-3.
Gunadar ma
Jalan luar kota : Perhatikan bahwa untuk jalan dua-lajur dua-arah, kecepatan arus bebas dasar juga adalah fungsi dari kelas jarak pandang (dari Formulir IR-1). Jika kelas jarak pandang tidak tersedia, anggaplah pada jalan tersebut SDC = B.
Gunadar ma
Jika tersedia data rinci tentang naik+turun (m/km) dan lengkung horisontal (rad/km) untuk segmen jalan yang dipelajari, Tabel B-1:2 dapat digunakan sebagai alternatif dari Tabel B-1:1 untuk mendapatkan kecepatan arus bebas dasar yang lebih tepat pada kondisi datar (gunakan naik+turun = 5 m/km) dan pada kondisi lapangan
Gunadar ma
LANGKAH B-2: PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK LEBAR JALUR LALU-LINTAS
Hitung jumlah kecepatan arus bebas dasar dan penyesuaian (FVO + FVW) dan masukkan hasilnya pada Kolom 4 Jalan perkotaan :
Gunadar ma
Jalan luar kota :
Gunadar ma
LANGKAH B-3: FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK HAMBATAN SAMPING
q Jalan dengan bahu
Gunadar ma
q Jalan dengan kereb
Gunadar ma
q q Faktor penyesuaian FFVSF untuk jalan enam-lajur
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan dengan enam lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FFVSF untuk jalan empat-lajur yang diberikan dalam Tabel B-3:1, dengan modifikasi seperti dijelaskan dibawah:
FFV6,sf = 1- 0,8 x (1-FFV4,sf)
di mana: FFV6,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur (km/jam) FFV4,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan empat-lajur (km/jam)
Gunadar ma
LANGKAHB-4: FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK UKURAN KOTA (FFVCS ) dan AKIBAT KELAS FUNGSIONAL JALAN (FFVRC )
Tentukan faktor penyesuaian untukUkuran kota (Juta penduduks ebagaimana dicatat padaFormulir UR-1) dan masukkanhasilnya kedalam Formulir UR-3, Kolom 6.
Gunadar ma
Tentukan faktor penyesuaianakibatkelasfungsional jalan(dan guna lahan = pengembangan sampingjalan) dan masukkanhasilnyake dalam Formulir IR-3 Kolom 6.
Gunadar ma
LANGKAH B-5: PENENTUAN KECEPATAN ARUS BEBAS
a). Kecepatan arus bebas kendaraan ringan Hitung kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktorpada Kolom (4), (5) dan (6) dari Formulir UR-3/IR-3 dan masukkan hasilnya ke dalamKolom 7:
dimana: FV=Kecepatan arus bebas kend. ringan (km/jam) FVo =Kecepatan arus bebas dasar kend.ringan (km/jam) FVW =Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas (km/jam) FFVSF =Faktor penyesuaian hambatan samping FFVCS=Faktor penyesuaian ukurank ota
Untuk jalan luar kota FFVCS diganti dengan FFVRC
Gunadar ma
b). Kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain kecepatan arus bebas tipe kendaraanlain dapat juga ditentukan mengikuti prosedur yang dijelaskan dibawah : v Hitung penyesuaian total (km/jam) kecepatan arus bebas kendaraan ringan berupa perbedaan antaraKolom2 dan Kolom 7:
v Hitungkecepatan arus bebas Kendaraan Berat (HV) dibawah :
dimana: FFV=Penyesuaian kecepatanarus bebas LV (km/jam) FVO =Kecepatanarus bebas dasar LV(km/jam) FV=Kecepatan arus bebas LV(km/jam) FVMHV,O =Kecepatan arus bebas dasar HV (km/jam) (dari Tabel B-1:1)
Gunadar ma
LANGKAH B -6:KECEPATAN ARUS BEBAS PADA KELANDAIAN KHUSUS, 2/2UD (jalan luar kota)
dihitung secara terpisah untuk masing-masing arah (mendaki dan menurun),dan dibandingkan dengan kecepatanuntuk keadaan alinyemen datar.
Gunakan Formulir IR-3 SPEC untukmenentukankecepatan arus bebas untuk kelandaian khusus. Kondisi datar= arah 0; Mendaki=arah 1; menurun=arah 2. 1. Masukkan nilai kelandaian rata-rata dan panjang kelandaian (formulir IR-1) 2.Tentukan kecepatan arus bebas dasar FVO kendaraan ringan untuk kondisi datar sbb: Masukkan dalam Kolom 2 kecepatan untuk alinyemen horisontal pada baris terpisah untuk arah 0: a)dariTabelB-1:2 jika data lengkung horisontal(rad/km) tersedia, dengan menggunakan naik +turun=5m/km; b)dari Tabel B-1:1jikadatalengkung horisontal(rad/km) tidak teesedia, Jikadatakelas jarak pandang juga tidak tersedia, anggaplah SDC=B.
Gunadar ma
3.Tentukanfaktorpenyesuaian yangdiuraikan pada langkah B-2 sampai B-4 diatas, danmmasukkanhasilnyake dalam Formulir IR-3SPEC Kolom 3 sampai 6. Hitungkecepatanarus bebas untuk kondisi datar sesuai Langkah B-5danmasukkan hasilnya (FVDATAR) pada Kolom 7, Baris 0. 4.Tentukan kecepatanarus bebas dasar mendaki dan menurun FVUH,O dan FVDH,O secara terpisah dari Tabel B-6:1 di bawah. Kecepatan FVUH,O dan FVDH,O adalah fungsi dari kelandaian dan panjang kelandaian dan berdasarkan pada kecepatan pendekat 68 km/jam untuk kelandaian tersebut. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom2 pada harus untuk arah 1 (mendaki) danarah 2 (menurun).
Gunadar ma
Gunadar ma
5. Bandingkan kecepatan arus bebas untuk kondisi datar pada Kolom 7dengan kecepatan mendaki dasar padaKolom 2.Tentukan kecepatanmendaki(FVUH) sebagai berikut: a). JikaFVDATAR < FVUH,O maka FVUH = FVDATAR Masukkan FVUH padaKolom7 Baris 1. b). JikaFVDATAR > FVUH,O maka hitungkecepatan arus bebas mendaki untuk kelandaian khusus sebagai berikut dan masukkanhasilnya pada Kolom 7:
dimana: FVUH adalah kecepatan mendaki yang disesuaikan km/jam FVDATAR adalah kecepatanarus bebas untukkondisi datarseperti dihitung diatas. Kemiringan adalah kelandaian rata-rata (%)dari kelandaian khusus. L adalah panjang kelandaian khusus dalam km.
Gunadar ma
6. Bandingkankecepatan arus bebas sesungguhnya untuk kondisi datarpada Kolom dengankecepatanmenurundasar pada Kolom 2. Tentukan kecepatan menurun (FVDH) sebagaiberikut:
a).Jika FVDATAR = FVDH,0 maka FVDH - FVDATAR
MasukkanFVDATAR padaKolom 7 Baris2.
.
JikaFVDATAR > FVDH,O makaFVDH = FVDH,O
b).
Masukkan FVDH,O pada Kolom 7 Baris 2.
Untuk menghitungkecepatan gabungan perhatikan arus kendaraan ringan dalam kedua arah: QLV1 adalah arus kendaraan ringan dalam arah 1 (menanjak) QLV2 adalah arus kendaraan ringan dalam arah 2 (menurun) QLV=QLV1+QLV2 adalah arus kendaraan ringan dalamkedua arah,
Kecepatanarus bebas rata-rata untuk kedua arah FV dihitung sebagai berikut:
Gunadar ma
Ø Kecepatan arus bebas truk besar pada jalan dua-lajurtak terbagi (2/2 UD) dengan kelandaian khususnharus dihitung dengan prosedur yang sama untuk kendaraan ringan seperti diuraikan diatas. Tentukan mulamulakecepatanarus bebas dasar pada kondisi datar FVLT,O bagi TrukBesar dari tabelB-1:1dan masukkan hasilnya dalam kolom 2 baris0. Ø Hitung kecepatanarus bebas datar bagitruk(FLTLT,FLAT)seperti pada langkah B-5b. Masukkan hasilnya dalam kolom 7 baris0. Ø Untuk menentukan kecepatan arus bebas dasar mendaki (FLTUH,O)gunakan tabel B-6:2dibawah, bukan tabelB-6:1,dan untuk hal 5bgunakan rumusberikut untuk menentukan kecepatan arus bebas mendaki yang disesuaikan, dan masukkan hasilnya dalam kolom 7: Ø Ø Ø FLTUH,O adalah kecepatandasar arusbebas mendakitruk besar km/jam
Gunadar ma
Gunadar ma
Langkah C “Analisa Kapasitas”
Penentuan Kapasitas pada kondisi lapangan Kapasitas pada kelandaian khusus
Gunadar ma
C – 1 Kapasitas Dasar
Tentukan Co Masukkan nilainya ke formulir UR-3 Kolom 11
Gunadar ma
STEP C-1: Base Capacity Table C-1:1
Road Type /Alignment Type Four-Lane Divided Flat Rolling Hilly Four-Lane Undivided Flat Rolling LUAR KOTA Hilly
Base Capacity pcu/h/lane
1.900 1.850 1.800 1.700 1.650 1.600
Gunadar ma
STEP C-1: Base Capacity
Road Type /Alignment Type Two-Lane Undivided Flat Rolling Hilly TABEL C-1:2
Base Capacity Total Both Direction pcu/h 3.100 3.000 2.900
Gunadar ma
STEP C-2: Capacity Adjustment Factor FCW for Carriageway Width [Table C-2:1]
•Four-lane divided (4/2 D) or One-way road •
1.08 1.07 1.06 1.05 1.04
DALAM KOTA
STEP C-2: Capacity Adjustment Gunadar ma
Factor FCW for Carriageway Width [Table C-2:1]
•Four-lane undivided (4/2 UD)
1.09 1.08 1.07 1.06 1.05
STEP C-2: Capacity Adjustment Gunadar ma
Factor FCW for Carriageway Width [Table C-2:1]
•Two-lane undivided (2/2 UD)
1.31 1.26 1.21 1.16
LUARGKOTA unad
arma
Gunadar ma
STEP C-3: Capacity Adjustment Factor FCSP for Directional Split
Directional split50-50 SP %-% 55-45 60-40 65-35 70-30
FCSP
Two- 1,00 lane 2/2
0,97
0,94
Four- 1,00 lane 4/2
0,985 0,97
0,91
0,88
0,955 0,94
DALAM KOTA
Gunadar ma
STEP C-3: Capacity Adjustment Factor FCSP for Directional Split
Directional split50-50 SP %-% 55-45 60-40 65-35 70-30
FCSP
LUAR KOTA
Two- 1,00 lane 2/2
0,97
0,94
Four- 1,00 lane 4/2
0,975 0,95
0,91
0,88
0,925 0,90
Gunadar ma
C – 4 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FCSF )
1
Jalan dg Bahu Berdasar : Ws dari UR-1 & SFC dari UR-2 Ø Masukkan hasilnya ke formulir UR-3 Kolom 14
DALAM KOTA
2 Gunadar ma
Jalan dg Kereb
Berdasar : WK UR – 1 & SFC UR – 2
Masukka n nilain ya ke UR – 3 Kolo m 14
Gunadar ma
Jalan dengan Bahu
LUAR KOTA
Gunadar ma
Untuk jalan 6 Lajur
FC6,SF = 1 - 0,8 (1 - FC4,SF ) Where :
FC6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur
FC4,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan empat-lajur
Gunadar ma
STEP C-5: Capacity Adjustment Factor FCCS for City Size
City Size
Inhab. (M)
FFVCS
Very Small
0,1
0,86
Small
0,1 - 0,5
0,90
Medium
0,5 - 1,0
0,94
Large
1,0 - 3,0
1,00
Very Large
> 3,0
1,04
DALAM KOTA
Gunadar ma
C C0 FCW FCSP FCSF
STEP C-5: Determination of Capacity for Actual Condition
Capacity (pcu/h) Base capacity (pcu/h) Adjustment factor for carriageway width Adjustment factor for directional split Adjustment factor for side friction
•
LUAR KOTA
Gunadar ma
C – 6 Penentuan Kapasitas
DALAM KOTA
C = C0 x FCWx FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam) dimana:
q C = Kapasitas q CO =Kapasitas dasar (smp/jam) q FCW =Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas q FCSP =Faktor penyesuaian pemisahan arah q FCSF =Faktor penyesuaian hambatansamping q FCCS =Faktor penyesuaian ukuran kota
Masukkan hasilnya ke UR – 3 Kolom
Gunadar ma
C – 6 Kapasitas pada Kelandaian Khusus LUAR KOTA
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF (smp/jam)
Length of Grade /Slope of Grade
Base Capacity pcu/h
Length 0,5 km / all slopes
3.000
Length 0,8 km / slope 4,5%
2.900
All other cases
2.800
Gunadar ma
STEP C-6: Determination of Capacity for Specific Condition
% Traffic Uphill (direction 1) 70 65 60 55 50 45 40 35 30
FCSP 0,78 0,83 0,88 0,94 1,00 1.03 1.06 1.09 1.12
Gunadar ma
Langkah D ::Perilaku LaLin
DALAM KOTA
LUAR KOTA
Gunadar ma
D – 1 Derajat Kejenuhan
DALAM KOTA
LUAR KOTA
DS = Q/C Input Q(Arus total) UD Dalam UR-2 Kota Kolom 10 Baris 5 Luar IR-2 Kota Kolom 14 baris 5
Output
C
DS
D UR-2 UR-3 UR-3 Kolom 10 Kolom 21 Kolom 16 baris 3 & 4 IR-2 Kolom IR-3 Kolom IR-3 Kolom 14 Baris 3 & 21 15 4
UR-3 Kolom 22 IR-3 Kolom 22
Gunadar ma
STEP D-2: Speed and Travel Time
qDetermine the speed at actual traffic qFigure D-2:1 (two-lane undivided roads) qFigure D-2:2 (multi-lane and one-way roads) q qMasukkan panjang segmen L (km) ke kolom 24 UR-3 q qHitung waktu tempuh TT (hour) dengan : q
DALAM KOTA
Gunadar ma
STEP D-2: Speed and Travel Time
qDetermine the speed at actual traffic qFigure D-2:1 (two-lane undivided roads) qFigure D-2:2 (four-lane undivided roads) q qMasukkan panjang segmen L (km) ke kolom24 IR-3 q qHitung waktu tempuh TT (hour) dengan :
LUAR KOTA
Gunadar ma
DALAM KOTA
Gunadar ma
LUAR KOTA
Gunadar ma
DALAM KOTA
Gunadar ma
LUAR KOTA
Gunadar ma
D – 3 Penilaian perilaku Lalu Lintas Dalam Kota
rena hasilnya biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, mungkin diperlukan perbaikan kondisi
Cara yang paling cepat untuk menilai hasilnya adalah dengan melihat derajat kejenuhan dari kondisi yang diamati, dan membandingkannya dengan pertumbuhan lalu-lintas tahunan dan "umur"fungsional yang diinginkan dari segmen jalan tersebut. Jika derajat kejenuhan yang diperoleh terlalu tinggi (DS> 0,75), pengguna manual mungkin ingin merubah asumsi yang berkaitan dengan penampang melintang jalan dan sebagainya, dan membuat perhitungan baru.
D -3 hanya untuk 2/2 UD : Derajat Iringan Gunadar ma
ØDerajat kejenuhan dari kolom 22 ØMasukkan nilainya ke kolom 31 IR-3
LUAR KOTA
Gunadar ma
D – 4 Kecepatan dan Waktu tempuh pada kelandaian khusus
q Tanpa lajur pendakian q Dengan lajur pendakian
Gunadar ma
Tanpa lajur pendakian
1. hitung derajat kejenuhan (DS) (langkah D-1) Gunakan kolom 21 dan 22 IR-3 SPEC 2. Kecepatan mendaki pada kapasitas (VUHC km/jam)ditentukan berdasarkan kecepatan mendaki arus bebas dari langkahB-6 dengan bantuan gambar D-2:1 3. Hitung perbedaan kecepatan antara arus bebas mendaki FV UH (kolom 7) dan kecepatan mendaki pada kapasitas VUHC (kolom 23). Masukkan kedalam kolom 24 IR-3 SPEC.
Gunadar ma
Tanpa lajur pendakian : Cont
4. Hitung kecepatan mendaki kendaraan ringan
VUH = FVUH - DS × (FVUH - VUHC)
masukkan kolom 25 IR-3 SPEC 5. Waktu tempuh rata-rata dihitung seperti D-2 . gunakan kolom 26 dan 27 IR-3 SPEC 6. Tentukan kecepatan truk besar pada kondisi lapangan
VLT,UH = FVLT,UH - DS × ( FVLT,UH - VUHC)
masukkan kolom 25 IR-3 SPEC 7. Jika kecepatan keseluruhan untuk kedua arah dikehendaki, maka gbr.D-2:1 bisa digunakan dengan memakai kombinasi kecepatan arus bebas mendaki+menurun (langkah B-6 bagian 7) masukkan IR-3 Kolom 20-25
Gunadar ma
Dengan Lajur Pendakian
1. Mulai menghitung seperti pada keadaan tanpa lajur pendakian 2. Anggap : arus lalu-lintas (Qsmp/jam) =seperti keadaan tanpa lajur pendakian. 3. Tentukan kapasitas dasar sebesar 3/4 kapasitas dasar pada jalan 4 lajur tak-terbagi pada alinyemen gunung (TabelC-1:1). 4. Tentukan penyesuaian untuk kapasitas akibat lebar jalur lalu-lintas (FCW) dan hambatan samping (FCSF) dengan menganggap bahwa jalan adalah 4 lajur takterbagi dengan lebar lajur = lebar jalur lalu-lintas dibagi 3 (CW/3). 5. Tentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCSP) dengan anggapan bahwa jalan adalah 2-lajur tak-terbagi biasa (Tabel C-3:1).
Gunadar ma
Dengan Lajur Pendakian : Cont
6. Hitung kapasitas (smp/jam)dan derajat kejenuhan. 7. Gunakan Gambar D-2:1untuk menentukan kecepatan pada arah mendaki dengan anggapan bahwa kecepatan arus-bebas mendaki = kecepatan mendaki arus bebas dasar (FVUH,O)pada keadaan tanpa lajur pendakian (Kolom 2 Baris 1). 8. Tentukan kecepatan mendaki Truk Besar sama seperti pada penentuan nilai kecepatan bebas dasar mendaki Truk Besar (FVLT,UH,O) untuk situasi tanpa lajur pendakian (Kolom 2 Baris 1). Jika FVLT,UH > VUH, FVLT,UH = VUH (VUH dari Langkah7 diatas).
Gunadar ma
9.
Dengan Lajur Pendakian : Cont
Jika "kecepatan rata-rata" kedua arah diminta, maka kombinasi GambarD-2:1 dan D-2:2 dapat digunakan. Dalam hal ini gunakan kombinasi kecepatan arus bebas dasar mendaki + menurun yang dihitung dengan cara yang sama pada langkah B-6 hal7. Gunakan nilai mendaki dan menurun dari kolom 2 baris 1 dan 2. Lakukan perhitungan "kecepatan rata-rata" sebagai berikut: a)Hitung kecepatan maksimum VMAX dari GambarD-2:2 dg nilai DS dari Kolom 22. b)Hitung kecepatan minimum VMIN dari Gambar D-2:1, tetapi dengan nilai DS sesuai untuk situasi tanpa lajur pendakian. Tentukan kapasitas sebagai kapasitas dasar dari Tabel C6:1. Jika DS > 1, DS = 1,0. c)Hitung "kecepatan rata-rata" kedua arah (V) sebagai 1/V = ( 1/ VMAX + 1/ VMIN )/2 Masukkan dalamIR-3, Kolom 20-25.
Gunadar ma
PROSEDUR PERHITUNGAN UNTUK ANALISA PERANCANGAN
Gunadar ma
Prosedur Perhitungan Untuk Analisa Perancangan
alu-lintas biasanya diberikan dalam LHRT, bukan arus jam puncak. Karena itu asumsi tertentu meng
k = QDH / LHRT meskipun diperkirakan jalan tersebut akan mempunyai median. (Tidak ada masalah dengan ini karen
Gunadar ma
Anggapan Dasar Untuk Berbagai Tipe Jalan
qJalan dua-lajur dua-arah (2/2 UD) qJalan empat-lajur dua-arah (4/2) ØJalan empat-lajur terbagi ØJalan empat-lajur tak-terbagi qJalan enam-lajur dua-arah (6/2 D)
Gunadar ma
Analisa Perilaku Lalu Lintas
Yang menghubungkan LHRT atau QDT, dengan perilaku lalu-lintas berupa: qKecepatan arus bebas (kecepatan pada arus = 0) qDerajat kejenuhan qKecepatan pada berbagai macam arus dan derajat kejenuhan.
engan LHRT atau arus jam rencana (QDH ) tertentu. Interpolasi linier dapat dilakukan untuk nilai arus
arus lalu-lintas yang dapat ditampung oleh berbagai tipe jalan dalam batas derajat kejenuhan dan kec
Gunadar ma
omposisi lalu-lintas tidak sesuai dengan kondisi yang diamati, Tabel 4-2:1 dapat digunakan dengan m
Hitung parameter berikut: qHitung QDH = LHRT x k (kend/jam)
engubah kend/jam menjadi smp/jam dengan menggunakan komposisi lalu-lintas dan emp (lihat Form
act
ØKondisi lapangan: Pact = (LVact % × empW + HVact % × empHV + MCact % × empMC )/100
= (LVact % × empLV +MHVact % × empMHV +LBact % × empLB + LTact % × empLT MCact % × em
Gunadar ma
ØAnggapan kondisi standar (lihat Bagian 4.1) Pass = (LVass % × empW + HVass % × empHV + MCass % × empMC )/100
Pass = (LVass % × empLV +MHVass % × empMHV +LBass % × empLB + LTass % × empLT MCass % ×
qHitung arus jam rencana yang disesuaikan (QDHadj) dalam kend/jam: QDhadj = k × LHRT × Pact /Pass (kend/jam) qGunakan nilai QDhadj yang dihitung dan bukan QDH pada waktu menggunakan Tabel 4.2:1.
Gunadar ma
CONTOH PERHITUNGAN JALAN PERKOTAAN
Gunadar ma
Contoh Perhitungan Jalan Perkotaan
ANALISA OPERASIONAL JALAN DUA-LAJUR DUA-ARAH Geometri :Lebar jalur lalu-lintasefektif 6,0 m Lebar bahu efektif pada kedua sisi 1,0 m (rata dengan jalan) Lalu-lintas :Pemisahan arah 70-30 Lingkungan :Ukuran kota700.000penduduk Banyak angkutan kota Banyakpejalankaki Beberapa kendaraan menggunakan akses sisi jalan. Pertanyaan :1.Berapa kapasitas segmen jalan (smp/jam)? 2.Berapa arus maksimum lalu-lintas (smp/jam) yang dapat dilalui pada kecepatan30 km/jam ?
Gunadar ma
Formulir UR - 1
Gunadar ma
Gunadar ma
Formulir UR - 2
Gunadar ma
Gunadar ma
Formulir UR - 3
Gunadar ma
Gunadar ma
Penyelesaian:Dengan menggunakan Formulir UR-1, UR-2 &UR-3, jawabannya adalah: 1.Kapasitas segmen 1.795smp/jam 2.Arus maksimum pada kecepatan 30km/jam adalah 553 smp/jam.
Gunadar ma
Contoh Perhitungan Jalan Luar Kota
ANALISA OPERASIONAL JALAN DUA-LAJUR DUA-ARAH (2/2 UD) SOAL A: 1994 Geometrik: Lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m, Perkerasan lentur kondisi baik,Bahu efektif pada kedua sisi 1,0m (kerikil, rata dengan jalur lalu-lintas) 50% segmen dengan jarak pandang 2300m(SDC=B) Alinyemen: datar Lalu-lintas: Perhitungan arus per jenis pada bulan Maret 1994 pada kedua arah: Jenis kendaraan kend/jam rencana - Kendaraanringan: 1.168 - Kendaraan berat menengah: 455 - Bus besar: 139 - Truk besar + Truk Kombinasi 59 - Sepedamotor: 159 Pemisahan arah 55 – 45
Gunadar ma
Guna lahan: Daerah pertanian pedalaman dengan pengembangan guna lahan di samping jalan 25% Hambatan samping: Tidak tersedia pencatatan hambatan samping, tetapi tidak ada kegiatan yang dapat menimbulkan hambatan samping yang terlihat.
PERTANYAAN: Hitung nilai-nilai berikut pada kondisi lapangan bulan Maret 1994 untuk Soal A: 1994: - Kecepatan arus bebas - Kapasitas - Derajat kejenuhan - Kecepatan - Derajat iringan
Gunadar ma
Formulir IR - 1
Gunadar ma
Gunadar ma
Formulir IR - 2
Gunadar ma
Gunadar ma
Formulir IR - 3
Gunadar ma
Gunadar ma
PENYELESAIAN: Soal A:1994: - Kecepatan arus bebas = 58km/jam - Kapasitas = 2.709 smp/jam - Derajat kejenuhan = 0,81 - Kecepatan = 34 km/jam - Derajat iringan = 0,86
TERIMA KASIH
Gunadar ma
ARMA D A N U -G DUA A P A L -KE KOSAN S O -K