Casey Sloan Advanced Indonesian Response Paper #3
Iwan Fals
Ternyata Iwan Fals, yang salah satu pemain musik yang paling terkenal di Indonesia, memulai karir musiknya sebagai pengamen di jalan-jalan kota Bandung. Katanya dimulai waktu dia hanya berumur tiga belas tahun. Saat itu, dia belajar bermain gitar dari teman-teman mainnya dan sejak gitar sangat mempengaruhi sikap dan hidupnya. Dia bilang, “memang pandangan masyarakat waktu itu menganggap pengamen identik dengan pengemis.
Maka dari itu jarang sekali
pengamen yang beroperasi.” Saya bersetuju, tapi menurut saya, masyarakat Indonesia setidaknya Jawa - masih berpendapat begitu terhadap pengamen. Sebetulnya, terkadang mereka sama, kan?
Maksud saya, waktu saya di
Salatiga musim panas ini, ada banyak pengamen yang dilihat. Biasanya, mereka mendekati mobil-mobil sementara berhenti di tanda lalu lintas.
Anehnya, sering mereka tidak bermain alat musiknya sama
sekali.
Mereka memegangnya saja dengan salah satu tangan dan
dengan
yang
lain
minta
uang.
Kemungkinan
besar
pendepat
masyarakat umum seperti itu sebab pengalaman begitu. Sulit sekali saya membayangkan Iwan Fals sebagai anak jalan seperti yang tersebut. Tapi selain itu, di Salatiga saya juga melihat pengamen yang bagus sekali. Biasanya mereka bermain lagu-lagunya di warung makan untuk lagganan.
Pasti susah mencari makan sebagai pemain musik
kalau belum terkenal. Bahkan setelah menjadi agak terkenal, mungkin masih menerima pendapatan yang kecil. Iwan Fals mengatakan sesudah masuk televisi pada tahun 1987 pendapatannya masih tidak cukup untuk dia sama keluarganya.
Untuk menutupi kebutuhan
mereka, dia harus “tarikan gelap,” yang artinya mencari makan secara yang tidak resmi. Dia terpaksa mendapat uang dari sumber yang lain. Makanya, akhirnya dia mengompreng dengan mobilnya sendiri. Keluarganya tidak tahu. Sebelum menjadi pengamen di jalan-jalan Bandung sementara kuliah SMP, dia tinggal bersama dengan omnya di Saudi Arabia.
Si
sana gitarnya dipakai sebagai hiburan. Tapi, dia belum “jago” bermain gitar. Hanya dua lagu yang dia sudah menghafalkan, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya. Setelah sudah pulang ke Bandung di mana dia nongkrong dengan teman-temannya, dia menjadi iri sendiri karena
mereka bisa memainkan lagu-lagu yang sangat keren.
Karena dia
tidak bisa, memutuskan membuat lagunya sendiri. Tentu saja Iwan Fals dikenal untuk lagu-lagu yang politik dan mencela pemerintah Orde Baru, tapi selain itu ada banyak lagu yang agak lucu.
Katanya, memulai mebuat lagu-lagu seperti tu sehingga
temannya ketawa dan bersedia mendengarkannya. Sebetulnya, biasanya lagunya adalah pernataan politik bercampur dengan lirik-lirik yang lucu. Contohnya, di lagu yang berjudul Guru Oemar Bakrie musik yang cepat dan menyenangkan dipakai.
Juga, liriknya bercanda-canda,
khususnya dengan lukisan tokoh guru Bakrie sendiri.
Tapi jelasnya,
lagu itu tentang bagaimana waktu itu guru-guru harus bekerja dengan ngabdi kepada orang berkuasa tapi masih menerima sebuah gaji yang rendah sekali. Kepandaian Iwan dipertunjukkan lirik-lirik yang katanya gaji pak Bakrie dikabiri.
Walapun artinya gajinya diturunkan, juga
artinya guru Bakrie sendiri terpaksa berlaku seperti orang yang dikabiri.
Lagu itu juga tentang bagaimana mahasiswa dilarang ber-
politik waktu itu. Karena itu, pada tahun akhir tujuh puluhan, waktu lagu Guru Oemar Bakrie ditulis, protes harus terselubung.
Memakai
lirik yang humor adalah salah satu jalan untuk menyembunyikan sebuah lagu yang protes.