Nama
: ISTI KUMALASARI
NIM
: 2021116017
Kelas
: TQM (Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam) I
Memahami Konsep Mutu
Mutu mengimpilaksikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Tak dapat dipungkiri bahwa bahwa setiap orang setuju terhadap adanya upaya peningkatan mutu pendidikan, akan tetapi masalah yang muncul disini adalah kurangnya kesamaan pemaknaan tentang mutu tersebut. Dengan demikian, maka harus diperlukan sebuah pemahaman yang jelas mengenai makna mutu tersebut agar mutu tidak hanya menjadi slogan belaka yaitu sebuah kata bernada moral tinggi namun tidak memiliki nilai praktis. Alasan yang paling mudah dalam memahami karakter mutu tersebut adalah bahwa mutu merupakan sebuah gagasan yang dinamis. Kekuatan emosi dan moral yang dimiliki mutu membuatnya menjadi sebuah gagasan yang sulit untuk diseragamkan. Namun, ada suatu kekhawatiran bahwa kekuatan emosi dan moral mutu tersebut akan hilang jika mutu terlalu dicekoki dan direcoki dengan analisa akademik. Mutu merupakan suatu ide yang dinamis, sehingga makna mutu demikian luas, akan tetapi beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna tersebut. 1. Mutu Sebagai Sebuah Konsep yang Absolut Mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut. Mutu sebagai konsep yang absolut sama halnya dengan sifat baik, cantik dan benar merupakan suatu idealism yang tidak dapat dikompromikan. Dalam hal ini sesuatu yang bermutu
dipandang sebagai standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli, sehingga produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya mahal. Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk menyampaikan keunggulan, status dan posisi serta kepemilikan terhadap barang yang memiliki mutu akan membuat pemiliknya berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya. Dari pengertian itu bisa disebut dengan high quality atau top quality. Jika dikaitkan dengan konteks pendidikan, maka konsep mutu demikian adalah elit, karena hanya sedikit institusi yang dapat memberikan pengalaman pendidikan dengan mutu tinggi kepada peserta didik. 2. Konsep Relatif tentang Mutu Mutu juga dapat digunakan dalam suatu konsep relatif. Dalam TQM definisi relatif memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan akan tetapi suatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Mutu dapat dikatakan apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Dengan demikian, mutu merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk itu sesuai dengan standar atau belum. Produk atau layanan tidak harus mahal atau ekslusif tapi harus asli, wajar dan familiar. Dalam definisi relatif mengenai mutu tersebut memiliki dua aspek, yaitu menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Mutu bagi produsen memiliki sebuah sistem yang disebut jaminan mutu (quality assurance system) yang memungkinkan menghasilkan produksi secara konsisten sesuai dengan standar atau spesifikasi tertentu. 3. Definisi Mutu Menurut Pelanggan Konsep
TQM
memandang
mutu
sebagai
sesuatu
yang
didefinisikan oleh pelanggan. Pelanggan adalah wasit terhadap mutu dan institusi sendiri tidak akan mampu bertahan tanpa mereka. Mutu dapat diartikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampui keinginan dan kebutuhan pelanggan bisa disebut juga dengan istilah mutu sesuai persepsi (quality in perception). Makna mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang
hanya ada di mata orang yang melihatnya. Dari hal ini kenyataannya bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu. Perbedaan Gagasan tentang Mutu 1. Kontrol Mutu (quality control) Ini merupakan sebuah proses pasca produksi yang melacak dan menolak item-item yang cacat. Inspeksi atau pemeriksaan adalah metode umum dari control mutu dan sudah digunakan secara luas dalam pendidikan untuk memeriksa apakah standar-standar telah terpenuhi atau belum. 2. Jaminan Mutu (quality assurance) Hal yang dilakukan pada saat proses berlangsung maupun sebelumnya untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak awal produksi. Jadi jaminan mutu ini adalah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. 3. Mutu Terpadu (tital quality) TQM (Total Quality Manajemen) merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. TQM merupakan usaha menciptakan sebuah kultur mutu yang mendorong semua anggota untuk memuaskan pelanggan, sehingga pelanggan adalah raja. Produk dari Pendidikan Dalam dunia pendidikan sering mengatakan seolah-olah pelajar adalah hasil dari pendidikan Dengan merujuk pada penerapan disiplin dan cara bersikap di institusi-institusi tertentu. Pendidikan seolah-olah merupakan sebuah jalur produksi. Model semacam ini adanya suatu seleksi awal bagi pelajar yang hendak diproses. Produk merupakan subjek dari proses jaminan mutu, maka hal yang dilakukan produsen adalah menentukan dan mengontrol sumber persediaan. Kemudian bahan mentah harus melewati sebuah atau beberapa proses standar yang telah diterapkan dan hasil produksi harus dapat memenuhi spesifikasi yang
diterapkan dan didefinisikan sebelumnya. Namun model semacam ini tidak mudah diterapkan dalam pendidikan. Mutu Jasa (Service Quality) Jasa berbeda dari produksi dalam hal metode. Ada beberapa perbedaan penting antara pemberian jasa dan penciptaan barang. Antara keduanya adalah bahwa jasa biasanya meliputi hubungan langsung antara pemberi dan pengguna. Jasa diberi secara langsung oleh orang untuk orang. Ada hubungan yang dekat antara pelanggan dan orang yang memberikan jasa. Waktu juga merupakan elemen penting dalam mutu jasa. Jasa harus diberikan tepat waktu dan ini sama pentingnya dengan spesifikasi fisik jasa. Interaksi personal yang baik dalam pemberian jasa memungkinkan adanya peluang mendapatkkan umpan balik dan evaluasi. Jasa lebih mirip dengan proses dibanding produk. Dalam jasa biasanya muncul pertanyaan “bagaimana sebuah jasa itu sampai di tempat tujuan?” dibanding “apa sih jasanya?”. Tujuan analisis mutu ini lebih tepat digunakan untuk melihat pendidikan sebagai sebuah industri jasa dari pada sebuah proses produksi. Pandangan ini sangat dibutuhkan institusi untuk mendefinisikan jasa dan standar yang akan mereka berikan. Pendidikan dan Pelanggannya Jika tujuan mutu adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan, maka hal yang perlu diperjelas adalah kebutuhan dan keinginan siapa yang ingin dipenuhi. Dalam pendidikan istilah pelanggan diganti dengan istilah klien. Dengan istilah klien yang biasanya dalam jasa pendidikan seperti beasiswa. Dengan pelanggan merupakan yang membayar untuk mendapat pendidikan. Namun disini digunakan istilah pelanggan. Pelanggan utama yaitu pelajar secara langsung menerima jasa, pelanggan kedua yaitu orang tua, gubernur dan sponsor pelajar yang memiliki kepentingan langsung secara individu maupun institusi, dan pelanggan ketiga yaitu pihak yang memiliki peran penting meskipun tidak langsung seperti pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Bentuk
pemasaran yang dipilih oleh para pelajar untuk kepentingan mereka masingmasing dan kesuksesan pelajar adalah kesuksesan institusi pendidikannya. Pelanggan Internal dalam Pendidikan Hubungan internal yang kurang baik dalam sebuah institusi pendidikan akan menghalangi perkembangan institusi dan akhirnya akan membuat pelanggan eksternal menderita. Dengan adanya TQM diharapkan dapat merubah institusi yang mengoperasikannya menjadi sebuah tim yang ikhlas, tanpa konflik dan kompetensi internal untuk meraih sebuah tujuan tunggal yaitu memuaskan pelanggan. Mempertemukan Kebutuhan Pelanggan yang Bervariasi Pandangan kebutuhan aneka kelompok pelanggan baik internal maupun eksternal tidak selalu sama terutama dalam institusi besar dan kompleks. Seluruh pelanggan memiliki pandangan yang harus didengar dan ingin perlakukan dengan adil, sehingga mutu dan keadilan berjalan seiring. Dengan adanya TQM ini memastikan bahwa proses institusi harus menempatkan sudut pandang pelajar sebagai pusat dari proses perencanaan strategis. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa pandangan kelompok lain diabaikan begitu saja, bisa jadi pandangan mereka juga diperhitungkan. Namun, apapun alasannya pelajar adalah alasan utama berdirinya sebuah institusi pendidikan dan reputasi institusi pendidikan itu sendiri ada pada pundak para pelajar.