Islam di Dunia Kontemporer
REVIVALISME
MODERNISME KLASIK ( Abad 19 – 20 M )
• Penekanan pada fungsi akal dengan cara
mencari titik temu ( Kalimatun Sawa ) dengan teks-teks Wahyu • Pembaharuan pada bidang Sosial, Pendidikan, Ekonomi, HAM dan Politik • Pembaharuan Pendidikan penting, karena: a. IP bukan unsur dinamik dalam pemikiran akan tetapi ia merupakan unsur yang beku – diam b. IP yang ada tidak bisa direvisi, IP yg baru diserap bila sejalan c. IP tidak dicapai dengan sistem Induksi akan tetapi lewat metode deduksi
FUNDAMENTALISME Ciri-ciri :
b.Stagnan, menolak menyesuaikan diri, kekakuan yang menolak seluruh pertumbuhan dan seluruh perkembangan b. Merindukan kembali ke masa lalu dan menisbahkan diri kepada warisan lama c. (Bersikap Intoleransi, mengisolasi Konservatif ) diri, dan kebekuan mazhab , melawan dan membangkang apa yang menjadi
NEO REVIVALIS Menggagas nilai-nilai demokratis dalam kehidupan berbangsa dan beragama Memodernisasi sistem pendidikan Islam dengan keyakinan Nilai lama sudah tidak relevan lagi Upaya membedakan diri / mencitrakan diri sebagai Gerakan Non Barat ( Islamisasi Sains dan Pengetahuan )
NEO MODERNISME
Berusaha menghadapi semua situasi baru dan yakin bisa menghadapi semua tantangan
Gerakan bersifat Kerakyatan ( Populis ) lebih menitik beratkan kepada persoalan riel yg dihadapi ummat Gagasan-gagasan pemikiran bersifat personal dan tidak terkonsentrasi dalam suatu gerakan yang bersifat organisasi - Komunal
Berusaha memadukan kebenaran suci al qur’an dengan penemuan mutakhir di bidang Sains dan Ilmu Pengetahuan
Gagasan M. Abduh = Modernisme Purifikasi
seluruh ajaran Islam dari pengaruh tahayyul. Khurafat dan Bid’ah Pembaharuan dan Perubahan terhadap sistem Perguruan Tinggi Islam Perumusan kembali ajaran Islam dengan pemikiran Modern ( Rasionalisasi )
TRADISIONALISME Muslim tradisional ialah mereka yang memegangi "tradisi" Islam suci, baik yang terdapat dalam AlQuran dan hadis maupun yang dikembangkan para ulama dan sufi sepanjang sejarah. Muslim tradisional adalah mereka yang menerima hadis bukan hanya sebagai sumber hukum tapi juga sebagai panduan dan pemberi inspirasi etik tanpa terlalu mempersoalkan apakah sebuah hadis itu sahih atau daif (lemah) Muslim tradisional adalah mereka yang memandang tasauf atau tarekat sebagai dimensi batin atau jantung pewahyuan Islam; mereka yang menghormati para wali dan ulama yang dianugerahi Tuhan dengan karamah, sehingga mampu memahami hikmah abadi