Isi.docx

  • Uploaded by: mohammad fazar
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,838
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Misalnya, dalam lingkungan berbisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai dan sebagainya agar usaha yang sedang dijalankannya berjalan dengan lancar sesuai rencana. Etika ini sangat penting, karena pandangan awal pada sesorang dinilai dari etikanya, apakah seseorang itu baik atau buruk. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi seseorang/perusahaaan. Hal ini akan berdampak besar pada keberlangsungan bisnis atau kerjasama dengan orang lain. Masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusaan B. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi pengertian apa itu etika dan pentingnya etika itu dilakukan terutama di bidang usaha.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Etika Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau normanorma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama. Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati. Kemudian, ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pada akhirnya menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diinginkan. Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan yang harmonis, saling menghargai satu sama lainnya. Dititik dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis (etiquette), yang berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus dikenakan. Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan normanorma atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika bertujuan agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan merasa dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika suasana akrab akan terjalin. (Kasmir,2006,20-26) Oleh karena itu, dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya. Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umu adalah sebagai berikut:

1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu negara atau masyarakat. 2. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu. 3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang berlaku. 4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan sopan, penuh tata krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain. 5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan. Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah sebagai berikut: 1. Kejujuran Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya. 2. Bertanggung jawab Pengusaha harus bertanjung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah. 3. Menepati janji Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya. 4. Disiplin Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya. 5. Taat hukum Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal di kemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.

6. Suka membantu Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang. 7. Komitmen dan menghormati Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak. 8. Mengejar prestasi(Alma Buchari,2013,241-242) Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin. Tunjuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Di samping itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya. Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama. Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between people and organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business successfully especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290) Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang. Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran, apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.

B. Faktor yang Mempengaruhi Etika Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada dasarnya ada tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004):

1. Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan sendiri-sendiri, lain negara lain pila kebiasaannya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa dunia industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung habis, dan sulit diberantas. 2. Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena hai ini melanggar kata hati anda dan anda akan berhadapan dengan hukum. 3. Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik ini, harus dibangun semacam komunitas yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan. Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti: 1. Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik. 2. Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan. 3. Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan. 4. Menolak penyogokan dalam segala bentuknya. 5. Pahami teknologi dan aplikasinya . 6. Senang menerima kritik dan saran-saran. 7. Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama, cacat,dsb. 8. Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis bisnis.

C. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuantujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila

dilakukan secara sungguh-sungguh. Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan: 1. Untuk persahabatan dan pergaulan Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihakpihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi pesahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar. 2. Menyenangkan orang lain Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, kita harus menghormati orang lain . menyenangkan orang lain berarti membuat orang menjadi suka dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu. 3. Membujuk pelanggan Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan. 4. Mempertahankan pelanggan Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasakanproduk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang diberikan. 5. Membina dan menjaga hubungan Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat terwujud.(kasmir,2013,26-28)

D. Keuntungan Menjaga Etika Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about business is the contradiction between ethics and profits.’’

Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke dalam bisnis. Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama, business is business, Tuhan tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-pernyataan sesat dan menyesatkan. Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, ini adalah termasuk kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis tidak terlepas dari ajaran agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa Allah akan ikut dalam dua orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang bersepakat menjalankan bisnis, maka yang ketiga adalah Allah. Apabila salah seorang meliciki atau mulai menipu yang lain, maka Allah akan menarik diri, keluar dari persekutuan tersebut, sehingga persekutuan itu akan pecah, berantakan, bubar. Ada tiga tingkatan standar Etika: 1. The law 2. The policies and procedures of an organization 3. The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23) Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada hukumnya. Sedangkan the policies and procedures adalah aturan yang berlaku di dalah sebuah lembaga, menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan sebagainya. The moral stance merupakan sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu dalam pergaulan yang tidak ada aturan formalnya. Nilai-nilai moral ini diperolrh oleh seorang sejak dini dari keluarga, belajar agama, belajar budi pekerti, sopan santun. Perilaku semacam ini dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles : ‘‘ you get a good adult by techinga good child to do the right thing.’’ (Zimmerer, 1996:23) Apabila dilihat perilaku fundamental yang berhubungan dengan etika dimasyarakat, dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah: 1. 2. 3. 4.

Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri. Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka. Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri. Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan informasi yang tidak perlu dirahasiakan. 5. Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan tetap bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap orang, toleran. 6. Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang memerlukan. 7. Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.

8. Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong. 9. Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam pertemuan, tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang, jangan mau menang sendiri. 10. Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28). Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the values underlying the entire company and its ethical inssues. Kemudian dikembangkan kode etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun, keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong karyawan agar taat pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan jika ada kejanggalan atau pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata diikuti atau dibiasakan berlaku terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)

E. Sikap dan Perilaku Wirausaha Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di costomer service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu. Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut: 1. Jujur dalam bertindak dan bersikap Sikap jujur merupakan modal utama seseorang karyawan dalam melayani pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak. Kejujuran inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan. 2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas Seorang karyawan dituntut rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam melayani pelanggan. Di samping itu, karyawan juga di tuntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.

3. Selalu murah senyum Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita mampu meruntukan hati pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang ditunjukkan oleh karyawan. 4. Lemah lembut dan ramah-tamah Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan. 5. Sopan santun dan hormat Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap sopan dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang diberikan karyawan tersebut. 6. Selalu ceria dan pandai bergaul Sikap selalu ceria yang ditunjukkan karyawan dapat memecahkan kekakuan yang ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar. 7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada maslah yang tidak dapat diselesaikan asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawan juga diharapkan suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui jalan keluarnya. 8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dang sungguh-sungguh. Karyawan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang suka ngeyel. Selain serius, karyawan juga harus mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. 9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani

pelanggan. Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan. (Kasmir,2013,h.28-30)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: sikap dan perilaku, penampilan, cara berpakaian, cara berbicara dan gerak-gerik. Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan pergaulan, Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan pelanggan, membina dan menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah tamah, sopan santun dan hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan memiliki perusahaan yang tinggi. Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta mengembangkan dan memelihara hubungan baikn dengan berbagai pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006. Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. Ke8, 2013 Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. Ke-19, 2013 Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. ke-9, 2010

More Documents from "mohammad fazar"