Isi.docx

  • Uploaded by: Nadhifa Riska
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,731
  • Pages: 17
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sejak awal pengembangan budidaya udang, keberhasilan usaha yang diperoleh petambak terus meningkat. Namun sejak tahun 1996 produksi udang yang diperoleh cenderung menurun. Penurunan produksi terutama disebabkan oleh kegagalan budidaya udang di tambak akibat timbulnya berbagai macam penyakit terutama white spot danvibriosis. Munculnya berbagai macam penyakit tersebut merupakan indikator telah terjadi degradasi lingkungan. Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengusahakan jenis udang baru yang dianggap memiliki peluang pasar ekspor, cepat tumbuh dan tahan terhadap penyakit (BBAP Situbondo, 2006).

Udang putih Amerika Litopenaeus vannamei merupakan salah satu pilihan jenis udang yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Udang Vannamei masuk ke Indonesia pada tahun 2001, dan pada bulan mei 2002 pemerintah memberikan ijin kepada dua perusahaan swasta untuk mengimpor induk udang vannamei sebanyak 2000 ekor. Selain itu, juga mengimpor benur sebanyak 5 juta ekor dari Hawai dan Taiwan serta 300.000 ekor dari Amerika

2

Latin. Induk dan benur tersebut kemudian dikembangbiakkan oleh hatchery pemula. Sekarang usaha tersebut sudah dikomersialkan dan berkembang pesat karena peminat udang vannamei semakin meningkat (Haliman dan Adijaya, 2006).

Perkembangan budidaya semakin maju, pengadaan nauplius untuk kebutuhan budidaya harus memenuhi 7 syarat tepat: tepat jenis, tepat ukuran, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat tempat dan tepat harga. Oleh karena itu pemijahan udang harus ditangani secara profesional.

B. Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah : 1. Penulis dapat mendapatkan ilmu di luar sekolah tentang pembesaran udang Vaname(Lintopenaeus Vannamei). 2. Mempelajari bagaimana cara kerja yang baik dan benar saat di dunia usaha. 3. Mengetahui jenis kegiatan dan peralatan yang ada di tambak. 4. Mengetahui secara langsung cara pembesaran udang Vanname. 5. Menambah pengalaman secara langsung. 6. Mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi di tambak.

3

7. Mempraktikkan ilmu yang di terapkan di sekolah. 8. Menyelesaikan tugas yang di berikan di sekolah

C. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKL ini adalah dapat mengetahui

dan

menguraikan

Teknik

pembesaran

Udang

Vannamei (Litopenaeus vannamei) serta upaya-upaya yang dilakukan guna meningkatkan hasil produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang lebih dan berkelanjutan.

4

BAB II PERSIAPAN

A. Rencana Kegiatan

1. Kegiatan yang dilaksanakan Kegiatan yang dilaksanakan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo Instalasi Pasuruan adalah : 1. Pesiapan Lahan a. Pengeringan b. Pembasmian hama c.

Pengisian air

d. Pemupukan

2. Pembesaran a. Penebaran benur b. Pemberian pakan c.

Pemupukan susulan

d. Penyamplingan e. Pengontrolan kualitas air

5

2. Alat dan Bahan a. Alat Peralatan yang akan digunakan pada saat Praktek seperti pada dalam tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Alat yang akan digunakan selama praktek No. Alat

Ketelitian

Keranjang 1.

Spesifikasi

Kegunaan

Fiber,

penyimpan udang hasil

(1 x 0,75 m)

panen

Max 200 kg panen

Mempermudah kegiatan Volume 20 2.

Ember Plastik

Plastik

harian tambak pada saat liter memberi pakan/tritmen Mesin diesel

3.

Genset

40-60 kva

generator

Sumber listrik utama

AVR Stainlless 4.

Gunting

25 cm

Membuka sak pakan

steel Transportasi sarana 5

Mobil

15 hp

Fiber produksi, hasil panen Membersihkan kotoran

6.

Serok Waring

0,5 cm

PE dan mengambil kotoran

6

7.

Timbangan

1 kg

50 kg x 200g

Menimbang pakan dan

1 ppt

Manual

Mengukur salinitas

0,5 m

Kayu

Mengukur pasang surut

1 detik

Digital

Mengukur waktu

Hand 8. Refraktometer Meteran 9. patok 10.

Stopwatch

Kayu dan 11.

Secchi Disk

1 cm

Mengukur kecerahan Tali

12.

Kertas lakmus 1

Test Kit

Mengukur pH air Mengukur kandungan

13.

DO meter

1 ppm

Digital oksigen terlarut

14.

Termometer

1 0C

Alkohol

Mengukur suhu

7

b. Bahan Bahan yang digunakan selama Praktek dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Bahan yang akan digunakan selama praktek No Bahan

Spesifikasi

Kegunaan

Air Tawar

0%

Untuk memancing air laut

. 1.

pada saat penyedotan bisa keluar dan di masukan ke petakan ,mencampurkan pakan 2.

Obat-obatan

Lactobacilu.sp dan

Penanggulangan penyakit

vitamin B&C 3.

Pakan

Plankton dan pelet

Nutrisi

B. Jadwal Kegiatan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Tentang pembesaran udang vanname ( Litopenaeus Vannamei ) yang di laksanakan pada tanggal 15 Januari 2019 – 5 Mei 2019. yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo Instalasi Pasuruan.

8

C. Potensi Wilayah

9

BAB III PELAKSANAAN

A. Waktu Dan Tempat Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Tentang pembesaran udang vanname ( Litopenaeus Vannamei ) yang di laksanakan pada tanggal 15 Januari 2019 – 5 Mei 2019. yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo Instalasi Pasuruan.

B. Keadaan Lokasi

C. Kegiatan Kegiatan 1. Persiapan

10

a. Pengeringan Tambak yang digunakan adalah tambak plastik berbentuk persegi empat dan persegi panjang dan juga tambak beton berbentuk persegi lima.

Sebelum

digunakan

tambak

di

keringkan

dengan

cara

mengeluarkan semua air melalui pintu pengeluaran (outlet) sampai keadaan tambak benar-benar kering, setelah itu tanah dasar tambak di jemur selama 3-4 hari sampai keadaan tambak kering, hal ini bertujuan agar tambak bebas dari hama pengganggu dan pemangsa, selain itu dinding tambak di beri kaporit agar hama yg masih menempel ikut hilang, selanjutnya dinding tambak di sikat sampai benar-benar bersih dan di siram menggunakan air.

b. Pemupukan Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam ,memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benur. Jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu:pupuk urea, pupuk za, pupuk stabilizer tipe a dan b, super kp, CaCl magnesium, dan bakteri yang berupa lactobacillus sp dan bacillus sp.

11

c.

Pengisian air Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak

telah selesai dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap . ketinggian

air

tersebut

dibiarkan

dalam

tambak

selama 10 -

14 jam sampai kondisi air benar – benar siap untuk ditebari benih benih udang. Tinggi air di petak pembesaran di upayakan 120 140 cm. sebelum di isi benur petakan di beri triklur dengan dosis 10 ppm untuk satu petakan kemudian di campur air .setelah tercampur air triklur tersebut di siramkan ke petakan secara merata. tujuanya adalah agar bakteri/virus di dalam tanah mati jadi saat petakan terisi, bakteri/virus tidak mengakibatkan penyakit pada udang vanname. selain itu air tandon sebelum masuk petakan perlu di beri triklur,superdetox dan H2O2.

d. Penebaran benur Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plankton tumbuh baik (2 – 7hari) Setelah pemupukan. Benur vannamei yang digunakan adalah PL 9

berat awal 0,001 gr/ekor. Kriteria benur

udang vannamei yang baik adalah mecapai ukuran PL 9 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih udang dan usus terlihat jelas.

12

Sebelum

benur

ditebar,

terlebih

dahulu

dilakukan

aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapung kan kantong plastik yang berisi benur ditambak perlahan – lahan. aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi air secukupnya.

Penebaran

benur

vanname

dilakukan

pada

sore hari antara jam 15.00 -16.00 dapat dilihat pada table 3.

1. Tabel 3. Jumlah/Padat tebar benur PETAKAN

LUAS

JUMLAH BENUR

Petak 1

200m2

72.000

Petak 2

100m2

45.000

Petak 3

100m2

45.000

2. Pemeliharaan a. Pemberian pakan Agar udang Vannamei yang dipelihara dapat hidup dan tumbuh sempurna, jenis pakan, kandungan protein, dosis, dan frekuensi pemberian pakan harus diperhatikan. Pakan yang diberikan pada udang Vannamei adalah pakan alami

berupa

13

plankton sejenis dan pakan buatan berupa pelet yang sudah ditambah dosis protein nya.

Standart kandungan protein dalam pakan yang diberikan pada udang Vannamei memilki nilai optimum 35 – 40%. Dosis yang harus diberikan adalah 3% dari bobot badan udang Vanname. Pemberian

pakan

dilakukan

6

kali

perhari

yaitu

jam

(07.00),(09.00),(12.00),(15.00),(18.00),(21.00). Umur 2 hari benur di beri pakan yg berupa pellet halus, umur 1 bulan pakan di campur vitamin B dan C bisa juga pakan di campur dengan chitosan. Pada saat udang berumur 25 hari udang sudah di anco.

b. Pengontrolan kualitas air Parameter kualitas air akan mempengaruhi proses metabolisme udang, seperti keaktifan mencari pakan, proses pencernaan dan pertumbuhan udang.

1.) Suhu air Suhu

optimal pertumbuhan

udang vanname

di BPBAP

Situbondo instalasi Pasuruan antara 28-320 C. Jika suhu lebih dari

14

angka optimum maka metabolisme dalam tubuh udang akan berlangsung cepat, dan kebutuhan oksigen terlarut menigkat.

2.) Salinitas dan pH air Salinitas merupakan salah satu aspek kualitas air yang memegang peranan penting karena mempengaruhi pertumbuhan udang. Salinitas pada tambak di BPBAP Situbondo instalasi Pasuruan yaitu 30-34 ppt. pH merupakan parameter air untuk mengetahui

derajat

keasaman.

Air

tambak

memiliki

pH yang ideal yaitu 7,5-8.

3.) Kandungan oksigen terlarut (DO) Kandungan oksigen (dissolved oxigen, DO) sangat mempengaruhi metabolisme tubuh udang. Kadar oksigen terlarut yang berada di tambak adalah 3,5-4ppm. Pada siang hari tambak akan memiliki angka DO yang cenderung tinggi karena ada fotosintesis

plankton

yang

menghasilkan

oksigen,

keadaan

sebaliknya terjadi pada malam hari namun demikian DO pada malam hari dianjurkan tidak kurang dari 3,5 ppm.

4.) Kecerahan

15

Kecerahan identik dengan kepadatan plankton dan warna air. Kecerahan yang baik pada udang berkisar 40-50 cm.

3. Penyamplingan Sampling pertama dilakukan dengan menggunakan udang yang di ambil di ancho pada saat udang berumur 30-40 hari, sedangkan sampling susulan dilakukan saat udang berumur 50-60 hari dengan menggunakan jala satu minggu 1 kali. Lokasi penebaran jala mengambil 1

sudut tambak dan di tengah

pelataran tambak, udang yang masuk jala di masukkan ke dalam bak kemudian dihitung jumlah dan ditimbang beratnya. Hasil penghitungan

dan

menentukan Average Growth (ADG),

penimbangan Body

Biomassa

acuan

untuk

Weight (ABW), Average

Daily

udang,

dijadikan

Populasi

udang, Survive Rate (SR).

a.

Menentukan Average Body Weight (ABW)

ABW= 1000 SIZE

udang,

Size

16

b. Menentukan size udang

Size = jumlah ekor udang yang terjala Berat udang

c. Average Daily Growth (ADG)

ADG = Berat yang sekarang-berat yang lalu Interval sampling (hari)

d. Survivel Rate (SR)

SR = Biomassa x size x100% Jumlah tebar

4. Pemanenan Panen merupakan suatu akhir periode suatu budidaya udang vaname yang ditunggu-tunggu oleh para petambak. Udang vaname dapat dipanen setelah berumur sekitar 70 hari dengan size 115-135

17

dengan jumlah panen 5 kwintal petakan kecil dan petakanbesar 22,5ton. Panen dilakukan dengan cara panen Persial (sebagian). Panen persial (sebagian) dilakukan menggunakan jala dan skopnet dengan melakukan pengurangan air hingga mencapai lutut.

Panen harus mempertimbangkan aspek harga dan ukuran udang. Sebelum melakukan panen udang sudah harus di sampling terlebih dahulu untuk mengetahui umur, pertumbuhan dan kesehatan udang tersebut. selain itu di siapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang di pasang di pintu air di lakukan dengan menurunkan

volume

air

secara

gravitasi,

panen

di

lakukan

pada pagi hari sampai siang hari. udang hasil tangkapan di bawa ke pengesize untuk di sortir dan udang juga harus di cuci kemudian di rendam es, selanjutnya di naikkan ke atas mobil.

More Documents from "Nadhifa Riska"

Isi.docx
December 2019 4
Huijfcmcoeko,c
August 2019 27
Pemakaian Huruf Kapital
December 2019 39
Kak Gigi.docx
December 2019 35