1
REVIEW JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN UNSYIAH VOLUME 3 NOMOR 4, NOVEMBER 2018 : 534-549 www.jim.unsyiah.ac.id/JFP
JUDUL : ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENERIMAAN PETANI PADI DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO (The Analysis of Efficiency of Production Factor Toward the Farmer Revenue by Jajar Legowo Cropping System in The Distict of Lhoknga Aceh Besar Regency)
Penulis
: Riska Amelia Sari, Romano dan Edy Marsudi
Rumusan Masalah
: 1) Apakah faktor produksi lahan, benih, pupuk urea pupuk SP-36, pupuk NPK Phonska, dan tenaga kerja, mempengaruhi produksi padi sistem jajar legowo di Kecamatan Lhoknga, 2) Apakah penggunaan faktor produksi lahan, benih, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk NPK Phonska, dan tenaga kerja pada usahatani padi sistem jajar legowo di Kecamatan Lhoknga sudah efisien.
Tujuan
: 1) Mengetahui faktor produksi lahan, benih, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk NPK Phonska, dan tenaga kerja, yang berpengaruh terhadap produksi padi sistem jajar legowo 2) Menganalisis efisiensi produksi lahan, benih, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk NPK Phonska, dan tenaga kerja, pada usahatani padi jajar legowo di Kecamatan Lhoknga.
Manfaat
: 1) Bagi Peneliti, sebagai kegiatan pembelajaran dan pengembangan wawasan yang berkaitan dengan budidaya padi sistem jajar legowo 2) Bagi Petani, sebagai bahan informasi dalam menentukan kebijakan mengefisiensi penggunaan faktor-faktor produksi untuk pengembangan usahatani sistem jajar legowo 3) Bagi pemerintah, sebagai bahan kebijakan untuk pemberian subsidi bagi petani atau yang terkait kebijakan dalam kesejahteraan petani padi sawah.
Kamis, 04 April 2019
2
Jenis dan Sumber data
: Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, kualitatif serta data time series. Kemudian sumber datanya yaitu data primer (pengolahan data dari wawancara dan obervasi di lapangan) dan sekunder (perolehan data dari Badan Pusat Statistik, Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lhoknga, buku, dan internet).
Populasi dan Sampel
: Populasi pada penelitian ini merupakan semua petani yang ada di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 1.740 petani (BPP Kecamatan Lhoknga, 2018).Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak distratifikasi (Stratified Random Sampling). Sampel yang diperoleh berjumlah 55 petani sebagai responden penelitian tersebut.
Analisis Data
: Analisis Regresi Coub-Douglass, Efisiensi Produksi, serta Penerimaan dan Keuntungan
Hasil dan Pembahasan
:
Uraian
Satuan
Rataan
M2
Luas Lahan
1.888,2
Umur
Tahun
48,0
Tingkat Pendidikan
Tahun
8,0
Jumlah Tanggungan
Orang
4,0
Pengalaman Usahatani
Tahun
23,0
Berdasarkan tabel di atas, luas lahan rataan sampel/ responden penelitian tergolong kecil, responeden masih berumur produktif untuk berusahatani, tingkat pendidikannya rata-rata tidak tamat SMA sederajat, jumlah tanggungannya cukup, dan responden rata-rata sudah berpengalaman dalam berusahatani padi sawah sistem jajar legowo. Variabel
Uraian
Satuan
Volume Per Hektar
(1)
(2)
(3)
(4)
X1
Luas Lahan
M2
10.000,00
X2
Benih
Kg
84,00
Kamis, 04 April 2019
3
(1)
(2)
(3)
(4)
X3
Pupuk Urea
Kg
183,10
X4
Pupuk SP-36
Kg
127,50
X5
Pupuk NPK Phonska
Kg
193,60
X6
Tenaga Kerja
HOK
59,09
Berdasarkan tabel di atas, diuraikan sebagai berikut. a) Luas Lahan luas lahan yang digunakan petani bervariasi diantara 500 – 4.500 m2 dengan penggunaan rata-rata lahan sebesar 1.888 m2/petani. Lahan tersebut merupakan biaya variabel karena para petani berstatus sebagai penggarap yang mengusahakan bukanlah milik sendiri, melainkan menyewanya dari orang lain sehingga biaya sewa lahan yang dikeluarkan oleh petani penggarap. b) Benih Benih ini diperoleh dalam bentuk bungkusan yaitu 5 kg perbungkus dengan harga benih berkisar antara Rp.8500-17.000/kg. Kemudian penggunaan benih di daerah penelitian yaitu sebesar 84 kg/ha sedangkan anjuran BPP Kecamatan Lhoknga, sistem janam padi jajar legowo penggunaan benih hanya sebesar 25 kg/ha. Petani belum mampu menggunakan benih dalam jumlah yang benar. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya penerimaan yang diperoleh petani. c) Pupuk Urea Anjuran penggunaan pupuk urea untuk per hektar lahan ialah 250 kg/ha atau 25 kg/0,1 ha. Namun, penggunaan pupuk di lokasi penelitian belum sesuai anjuran. Rata-rata penggunaan pupuk urea yaitu 183,1 kg/ha. Petani memperoleh pupuk urea dari kedai grosir pupuk setempat dengan harga pupuk urea berkisar antara Rp.2.500-3.000/kg. Pupuk urea dapat ditambahkan sesuai anjuran untuk meningkatkan hasil produksi padi sawah sistem jajar legowo. d) Pupuk Sp-36 Jumlah sp-36 yang sebaiknya diberikan pada tanaman padi sistem jajar legowo ialah dengan memberikan dosis pupuk sesuai anjuranya itu 150 kg/ha. Petani belum memberikan dosis pupuk sp-36 sesuai anjuran sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Rata-rata penggunaan pupuk sp-36 di lokasi penelitian yaitu 127,5 kg/ha. Adapun harga pupuk sp-36 berkisar antara Rp.3.000-3.500/kg. Kamis, 04 April 2019
4
e) Pupuk NPK Phonska Untuk mengetahui jumlah NPK Phonska yang sebaiknya diberikan pada padi, maka kandungan hara yang terdapat di dalam tanah diukur telebih dahulu dengan menggunakan alat Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Namun jika tidak menggunakan alat ini alangkah baiknya para petani memberikan dosis pupuk sesuai anjuranya itu 100-300 kg/ha. Penggunaan rata-rata pupuk NPK di lokasi penelitian yaitu 193,6 kg/ha. Adapun harga pupuk NPK Phonska berkisar antara Rp.3.500-4.000/kg. f) Tenaga Kerja Rataan 59,09 HOK/ha tenaga kerja responden melakukan kegiatan usahatani padi sawah sistem jajar legowo terdiri dari proses persiapan lahan 19,60 HOK/ha (33,2 %), pembibitan 7,58 HOK/ha (12,8 %), penanaman 10,66 HOK/ha (19,8 %), pemeliharaan 6,57 HOK/ha (11,1 %), dan pemanenan 13,64 HOK/ha (23,1 %).
1. UJI ASUMSI KLASIK a. Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini. Unstandardized Predicted Value N Normal Parameters
Mean Std.Deviation
Most Extreme Differences
55 6.8248466 .39039790
Absolute
.103
Positive
.103
Negative
-.076
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig.(2-tailed)
.766 .601
Dari tabel Uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai Asymp.Sig (2-Tailed) = 0,601 yang mana lebih besar dari 0,05 artinya adalah data berdistribusi normal. Variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Kamis, 04 April 2019
5
b. Uji Multikolinearitas Uji ini dengan menggunakan aplikasi spss, yang mana diperoleh dari tabel coefficientsa. Coefficients Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1 (Constant) LN_X1
.330
3.029
LN_X2
.727
1.375
LN_X3
.577
1.733
LN_X4
.583
1.714
LN_X5
.550
1.819
LN_X6
.546
1.833
Nilai Tolerance Value (TV) setiap variabel independent lebih besar dari 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 artinya tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independent. c. Uji Heretoskedastisitas Uji Heretoskedastisitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji scatterplot.
Gambar grafik scatterplot menunjukan bahwa 55 titik data menyebar secara acak dengan titik membentuk pola tertentu serta tersebar merata dibawah angka 0 pada sumbu y. Berarti tidak terjadi heteroskedastisitas untuk model regresi yang digunakan. Kamis, 04 April 2019
6
2. UJI KEBERARTIAN REGRESI Variabel Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6
Koef. Regresi 2,962 0,389 -0,015 0,180 0,187 0,028 -0,058
R-squared : 0,628 F-ratio : 13,495 F-Tabel : 2,697977
Std. T-hitung Signifikan Error 0,605 4,898 0,000 0,126 3,079 0,003 0,048 -0,307 0,760 0,079 2,287 0,027 0,093 2,021 0,049 0,089 0,313 0,755 0,146 -0,395 0,695
Keterangan Berpengaruh Nyata Tidak Berpengaruh Nyata Berpengaruh Nyata Berpengaruh Nyata Tidak Berpengaruh Nyata Tidak Berpengaruh Nyata
T-Tabel (0,05) : 2,005756
Berdasarkan tabel diatas, maka didapati sebuah persamaan, yaitu: Y=2,962. X10,389. X20,015. X30,180. X40,187. X50,028. X60,058 Sehingga persamaan tersebut diubah menjadi: LnY=2,962+0,389LnX1–0,015LnX2+0,180LnX3+0,187LnX4+0,028LnX5–0,058LnX6 3. TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SISTEM JAJAR LEGOWO a. Efisiensi Teknis Tingkat produksi yang dihasilkan dari fungsi produksi frontier menunjukkan tingkat produksi potensial yang mungkin dicapai jika petani mengelola faktor produksinya lebih baik. Adapun tingkat efisiensi teknis yang dihasilkan dari pengolahan data dengan bantuan software frontier version 4.1c adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7
Kategori 0,501-0,6 0,601-0,7 0,701-0,8 0,801-0,9 0,901-1 Mean Technical Effeciency Responden (n)
Jumlah 6 8 12 12 17 0,8044 55
Hasil pengolahan data dengan mengggunakan software frontier 4.1c menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi teknis pada 55 petani ialah sebesar 0,8044. Nilai efisiensi teknis Kamis, 04 April 2019
7
tersebut berarti bahwa rata-rata petani dapat mencapai 80 persen dari potensial produksi yang diperoleh dari kombinasi faktor produksi yang dikorbankan. Angka 0,8044 ialah lebih kecil dari 1 (<1), artinya bahwa rata-rata penggunaan faktor produksi pada usahatani padi jajar legowo di Kecamatan Lhoknga belum efisien secara teknis, masih terdapat peluang potensi sebesar 20 persen untuk meningkatkan produksi padi agar usahatani padi jajar legowo di Kecamatan Lhoknga efisien secara teknis. Semakin nilai efisiensi teknis mendekati 1, maka semakin tinggi pula efisiensi secara teknis yang dicapai dalam usahatani tersebut. b.Efisiensi Harga atau Alokatif Untuk mengetahui tingkat ekonomis pada faktor-faktor tersebut, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel hasil Analisis Efisiensi Pada Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Sistem Jajar Legowo Di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar No Uraian 1 Elastisitas Produksi ̅ 2 X 3 ̅ Y 4 PM 5 Harga Produksi 6 NPM 7 Px 8 NPM/Px Keterangan
Lahan (X1) 0,389 1.888 1.038 0,213868 5.500 11,76,3 1.203.356,8 0,0008 Tidak Efisien
Pupuk Urea (X3) 0,18 34,6 1.038 5,4 5.500 29.700 2.500 11,88 Belum Efisien
Pupuk SP-36 (X4) 0,187
24 1.038 8,08 5.500 44.440 3.000 14,8 Belum Efisien
a.Lahan Pada faktor produksi luas lahan, hasil efisiensi ialah <1 yaitu 0,0008 lebih kecil dari 0,01. Hal tersebut berarti bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan pada usahatani padi sistem jajar legowo ialah tidak efisien, maka penggunaannya harus dikurangi. Produk marginal lahan ialah 0,21. Artinya bahwa jika terdapat luas lahan sebesar 1888 m2, maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,21 kg atau jika terdapat luas lahan sebesar 1 ha, maka akan meningkatkan produksi sebesar 1,11 kg/ha. Penggunaan luas lahan sebesar 1888 m2 memerlukan biaya sebesar Rp.1.403.356,8 atau penggunaan luas lahan sebesar 1 ha, maka akan memerlukan biaya sebesar Rp.7.432.318. Sehingga, para petani di Kecamatan Lhoknga dapat memperoleh penerimaan yang maksimal jika mengurangi penggunaan input pada usahataninya. Kamis, 04 April 2019
8
b.Pupuk Urea Pada faktor produksi pupuk urea, hasil efisiensi ialah >1, yaitu 11,88. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi pupuk urea pada usahatani padi sistem jajar legowo ialah belum efisien, maka penggunaannya dapat ditingkatkan lagi. Produk marginal pupuk urea ialah 5,4. Artinya bahwa setiap penambahan 1 kg pupuk urea pada luasan lahan 1888 m2, produksi akan bertambah sebesar 5,4 kg. Atau jika penambahan pupuk urea sebesar 1 kg pada luasan lahan 1 Ha, maka produksi padi akan bertambah sebesar 28,6 kg/ha. Penambahan 1 kg pupuk urea memerlukan biaya sebesar Rp.2.500. Jika hal tersebut terjadi, maka petani akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp.29.700. Sehingga, akibat penambahan tersebut petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp.27.200. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka petani sebaiknya menambah pupuk urea secara proporsional pada usahatani mereka agar hasil produksi meningkat sehingga penerimaan yang diperoleh petani juga akan meningkat. c.Pupuk Sp-36 Pada faktor produksi pupuk Sp-36, hasil efisiensi ialah >1, yaitu 14,8. Kondisi usahatani demikian menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi pupuk Sp-36 pada usahatani padi sistem jajar legowo ialah belum efisien, maka penggunaannya dapat ditingkatkan lagi. Produk marginal pupuk Sp-36 ialah 8,08. Artinya bahwa setiap penambahan 1 kg pupuk sp-36 pada luasan lahan 1888 m2, produksi akan bertambah sebesar 8,08 kg. Atau jika penambahan pupuk sp-36 sebesar 1 kg pada luasan lahan 1 Ha, maka produksi padi akan bertambah sebesar 42,7 kg/ha. Penambahan 1 kg pupuk urea memerlukan biaya sebesar Rp.3.000. Jika hal tersebut terjadi, maka petani akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp.44.440. Sehingga, akibat penambahan tersebut petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp.41.440. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka petani sebaiknya menambah pupuk Sp-36 secara proporsional pada usahatani mereka agar hasil produksi meningkat sehingga penerimaan yang diperoleh petani juga meningkat. c.Efisiensi Ekonomis Efisiensi ekonomis akan tercapai bila usahatani tersebut mampu mencapai efisiensi secara teknis sekaligus efisiensi secara harga atau alokatif. Berikut ini tabel hasil Analisis Efisiensi Ekonomis Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Sistem Jajar Legowo di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar No 1 2 3
Faktor Produksi Luas Lahan (Ha) Pupuk Urea (Kg) Pupuk SP-36 (Kg)
Kamis, 04 April 2019
ET 0,8044 0,8044 0,8044
EH 0,008 11,88 14,80
EE 0,0006 9,5 11,9
9
a. Luas Lahan Besarnya hasil efisiensi ekonomis pada faktor produksi urea ialah 0,0006. Nilai tersebut ialah lebih kecil dari1. Artinya usahatani padi sistem jajar legowo di Kecamatan Lhoknga tidak efisien. Kondisi ini berada pada daerah II, yaitu 0<E<1. Artinya bahwa keuntungan maksimum sudah tercapai dikarenakan penggunaan input yang optimal. Dapat dilihat pada kurva berikut :
Namun, nilai elastisitas pada faktor produksi ini sudah hampir memasuki tahap III atau tahap decreasing return (E=0). Jika petani menambah faktor produksi atau memperluas lahan usahatani, maka produksi yang dihasilkan akan menurun. Sehingga sebaiknya petani mengurangi faktor produksi ini agar nilai E mencapai 1. Pengurangan faktor produksi lahan ini bisa diasumsikan bahwa pengurangan luas jarak tanam. Pada lokasi penelitian, rata-rata petani menggunakan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm dengan tipe 2:1. Menurut teori, penggunaan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm dengan tipe 4:1 merupakan penghasil rumpun terbanyak yaitu sebesar 400.000 rumpun. Dengan demikian, disarankan bahwa para petani sebaiknya mengurangi jarak tanam padi yaitu dengan menggunakan jarak tanam 4:1. Oleh karena itu jika para petani menggunakan jarak tanam 4:1, maka kemungkinan petani akan menghasilkan rumpun sebesar 400.000 rumpun sehingga produksi yang dihasilkan akan maksimum. b. Urea Besarnya hasil efisiensi ekonomis pada faktor produksi urea ialah 9,5 Artinya usahatani padi sistem jajar legowo di Kecamatan Lhoknga belum efisien. Kondisi ini disebut dengan tahap Increasing Rate. Sehingga dapat dilihat pada kurva berikut:
Kamis, 04 April 2019
10
Saat ini, petani rata-rata menggunakan pupuk urea sebesar 183 kg/ha. Pemerintah menganjurkan untuk usahatani padi sistem jajar legowo menggunakan pupuk urea sebesar 250 kg/ha. Dengan penggunaan input yang masih dapat ditingkatkan lagi, maka petani masih dapat untuk mencapai efisiensi ekonomis ini yaitu dengan menambahkan pupuk urea sebesar 67 kg/ha. Dengan penggunaan input dan biaya yang dikorbankan, maka petani akan memperoleh hasil produksi yang maksimal. Dengan demikian, petani akan memperoleh penerimaan yang tinggi sehingga petani akan mengalami keuntungan. c. Sp-36 Besarnya hasil efisiensi ekonomis pada faktor produksi pupuk sp-36 ialah 11,9. Nilai tersebut ialah lebih besar dari 1. Artinya usahatani padi sistem jajar legowo di Kecamatan Lhoknga belum efisien. Kondisi ini disebut dengan tahap Increasing Rate. Sehingga dapat dilihat pada kurva berikut:
Saat ini, petani rata-rata menggunakan pupuk sp-36 sebesar 127,5 kg/ha. Pemerintah menganjurkan untuk usahatani padi sistem jajar legowo menggunakan pupuk urea sebesar 150 kg/ha. Dengan penggunaan input yang masih dapat ditingkatkan lagi, maka petani masih dapat untuk mencapai efisiensi ekonomis ini yaitu dengan menambahkan pupuk sp-36 sebesar 22,5 kg/ha. Dengan penggunaan input dan biaya yang dikorbankan, maka petani akan memperoleh hasil produksi yang maksimal. Dengan demikian, petani akan memperoleh penerimaan yang tinggi sehingga petani akan mengalami keuntungan. 4.
ANALISIS USAHATANI PADI Analisis usahatani padi sistem jajar legowo didasarkan pada 2 aspek, yaitu aspek biaya
produksi dan aspek penerimaan usahatani padi. Berikut ini tabel biaya sarana produksi usahatani padi sawah sistem jajar legowo No . (1) 1 2 3
Uraian (2) Sewa Lahan Benih Pupuk Urea
Kamis, 04 April 2019
Jumlah (3)
Satuan (4)
10.000 84 183,1
m2 kg kg
Biaya Produksi (Rp/Ha) (5) 7.432.318,2 733.028,4 464.612,4
Persentase (6) 43,4% 4,3% 2,7%
11
4 (1) 5 6
7 8
Pupuk SP-36 127,5 (2) (3) Pupuk NPK Phonska 193,6 Tenaga Kerja 58,05 Persiapan Lahan 19,60 Pembibitan 7,58 Penanaman 10,66 Pemeliharaan 6,57 Pemanenan 13,64 Biaya Irigasi 10.000 Biaya Penyusutan JUMLAH
kg (4) kg HOK HOK HOK HOK HOK HOK m2 Rp
396.196,4 (5) 677.756,4 5.908.859,1 1.960.462,3 758.180,1 1.169.186,3 657.380,9 1.363.649,5 913.336,5 584.581,1 17.110.688
2,3% (6) 4,0% 34,5% 11,5% 4,4% 6,8% 3,8% 8,0% 5,3% 3,4% 100,0%
Dalam melakukan kegiatan usahatani padi, dibutuhkan berbagai biaya untuk menunjang keberhasilan usahatani. Biaya-biaya tersebut dibutuhkan untuk keperluan sarana produksi, biaya saluran irigasi serta biaya penyusutan alat pertanian. Besarnya biaya sewa lahan didapatkan dari biaya sewa lahan di Kecamatan Lhoknga ialah sebesar Rp.2.200.000/ha/tahun. Sehingga dalam sekali tanam, biaya sewa lahan ialah sebesar Rp.743.231,2/ha.
Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan benih ialah sebesar
Rp.733.028/ha dengan penggunaan benih sebanyak 84 kg/ha. Adapun biaya penggunaan pupuk yang terdiri dari 3 jenis pupuk ialah sebesar Rp.1.538.565/ha dengan penggunaan total pupuk sebesar 504,2 kg/ha. Hal tersebut dikarenakan biaya penggunaan pupuk NPK phonska merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan dalam usahatani padi ini. Total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani yaitu sebesar Rp.5.908.859/ha. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan usahatani padi, terdapat banyak kegiatan yang memerlukan tenaga kerja, yakni mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan. Penggunaan tenaga kerja yang paling banyak terdapat pada penyiapan lahan yang berjumlah 19,60 HOK. Hal tersebut karena pada kegiatan penyiapan lahan memerlukan waktu yang lama sehingga banyak digunakan tenaga kerja agar pekerjaan cepat selesai. Adapun 1 HOK diupah sebesar Rp.100.000/hari. Para Petani mengeluarkan biaya irigasi sebesar Rp.50/m2. Dalam satu kali musim tanam, biasanya petani menaikkan air sebanyak 2 kali. Sehingga penggunaan irigas dalam satu musim tanam, para petani mengeluarkan biaya sebesar Rp.913.337/ha. Biaya penyusutan alat pertanian yang dikeluarkan oleh petani ialah sebesar Kamis, 04 April 2019
12
Rp.584.581,1/ha. Ada pun alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani umumnya yaitu cangkul, gembor, garu, sabit, parang, sprayer dan grek. Berdasarkan tabel, maka total biaya produksi yang terdiri dari biaya sarana produksi, biaya irigasi dan biaya penyusutan berjumlah Rp.17.110.688/Ha. 5.
KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM JAJAR LEGOWO Berikut ini tabel keuntungan usahatani padi sawah sistem jajar legowo per hektar. No 1 2 3 4
Macam Biaya Total Produksi (Kg) Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Keuntungan (Rp)
Input per Hektar 5.499 30.244.969 17.110.688 13.134.281
Dari hasil analisis usahatani padi sistem jajar legowo diatas, maka diketahui bahwa dalam 1 ha, produksi yang dihasilkan ialah sebanyak 5.499 kg dengan harga jual gabah Rp.5500/kg. Sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp.30.244.969. Untuk mengetahui keuntungan, maka penerimaan dikurangkan dengan biaya produksi. Dengan demikian, jika para petani padi di Kecamatan Lhoknga mengusahakan usahataninya pada lahan sebesar 1 ha dengan tidak memperhatikan jumlah penggunaan input yang diberikan, maka para petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp.13.134.281. Keuntungan ini dapat meningkat lagi jika para petani menggunakan faktor produksi mereka secara efisien, yaitu sekitar Rp.21.323.405.
Kamis, 04 April 2019
13
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: a. Faktor Produksi lahan (X1), pupuk urea (X3) dan pupuk Sp-36 (X4) bepengaruh nyata terhadap produksi padi sistem jajar legowo. Sedangkan faktor produksi benih (X2), pupuk npk phonska (X5) dan tenaga kerja (X6) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi sistem jajar legowo. b. Penggunaan faktor produksi pupuk urea (X3) bernilai 11,88 dan pupuk Sp-36 (X4) bernilai 14,8 sehingga dikatakan penggunaan faktor produksi tersebut pada usahatani padi sistem jajar legowo belum efisien, sedangkan faktor produksi lahan bernilai 0,0008 sehingga dikatakan penggunaan faktor produksi lahan pada usahatani padi sistem jajar legowo tidak efisien. Saran a. Dari segi efisiensi, sebaiknya petani lebih memperhatikan penggunaan faktor produksi. Penggunaan faktor produksi yang belum efisien dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah faktor produksi tersebut. Untuk penggunaan faktor produksi pupuk, sebaiknya petani memberikan pupuk pada padi sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan. b. Sebaiknya pemerintah meninjau ulang pendistribusian pupuk bersubsidi agar petani dapat memperoleh pupuk subsidi secara merata sehingga petani dapat menggunakan pupuk secara optimal.
Kamis, 04 April 2019