Isi
Oda Nobunaga adalah tokoh yang sangat besar dan kontroversial pada saat zaman Sengoku. Oda lahir di sekitar wilayah owari pada tanggal 23 Juni 1534 dan meninggal pada tanggal 21 Juni 1582 pada saat berumur 47 tahun. Oda Nobunaga adalah anak dari Oda Nobuhide. Lalu Oda menjadi pewaris ayahnya Oda Nobuhide. Oda sering digambarkan sebagai sosok yang pemarah, galak, dan bodoh, Ia juga mendapat julukan “Si Bodoh dari Owari”. Namun sebenarnya semua itu dilakukan tentunya dengan maksud dan alasan tertentu. Salah satunya agar para lawannya tidak tahu sifat dan jati diri Oda sebenarnya. (tambahkan kutipan dari buku oda) Banyak yang tidak suka dengan sikapnya yang keras itu. Namun Oda sedikit demi sedikit membuktikan kehebatannya dengan menaklukan daerah daerah sekitar. Pada zaman Sengoku, Oda memenangkan sangat banyak peperangan, semua itu berkat senjata api atau senapan model baru yang diadopsi dari bangsa barat. Tentunya pada zaman itu kebudayaan barat sangat asing bagi klan lain, sehingga mereka belum mengetahui kehebatan senapan ini. Oda yang pada saat itu sudah menerapkan penggunaan senapan ini pada prajuritnya sangat mudah memenangkan peperangan. Kesuksesan Oda Nobunaga tentu tidak lepas dari orang orang yang dipercayainya. Orang kepercayaan Oda yaitu Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Toyotomi Hideyoshi sangat dipercaya oleh Oda, bisa dibilang sebagai Tangan Kanan Oda. Pada saat Oda berkuasa, ada beberapa Kebijakan yang dibuat oleh Oda yaitu : Pertama, Rakuichi Rakuza (Politik Pasar Bebas) yaitu dengan membebaskan biaya pajak agar perekonomian bisa berjalan, serta melarang Monopoli dan melarang organisasi yang bersifat menguntungkan kelompok / pribadi tertentu. Kedua, Tenka Fubu (penguasaan seluruh Jepang dengan kekuatan militer) Pada abad pertengahan dulu rakyat Jepang terdiri dari kelas Bangsawan, Pendeta, dan Samurai. Namun Nobunaga berambisi untuk mendirikan pemerintahan militer oleh kelas samurai dengan menghapus kelas bangsawan dan pendeta. Pada tahun 1582 Klan Oda berhasil mengalahkan klan Takeda sehingga saat itu clan yang tersisa tinggal Klan Uesugi, Klan Mori, dan Klan Hojo. Lalu saat itu Nobunaga mengirimkan Hideyoshi untuk menyerang Klan Mori dan mengirim para orang kepercayaannya untuk menyerang sisa klan lainnya. Saat itu Hideyoshi mengalami kesulitan dan meminta bantuan pada Nobunaga, lalu Nobunaga memerintahkan Akechi Mitsuhide untuk berangkat lebih dulu karena Nobunaga akan menginap di Honno-ji (Kyoto). Namun dengan pikiran liciknya, Mitsuhide kembali ke Kastil Sakamoto yang merupakan markas besarnya dan merencanakan pengkhianatannya, lalu ia memimpin pasukannya ke honno-ji dengan alasan “Pameran Militer”, karena pada saat itu pameran militer adalah hal yang biasa. Tapi saat sudah dekat dengan Honno-ji, Mitsuhide berteriak “Musuh berada di Honno-ji”, para pasukan mengepung kuil Honno-ji dan membakarnya. Semua penjaga dan pasukan nobunaga kalah, karena pada saat itu pasukan nobunaga yang berjaga hanya sedikit, ia tidak menyangka akan ada serangan di daerah kekuasaannya sendiri. Karena sudah terkepung dan terdesak, Nobunaga melakukan Seppuku (Harakiri) demi menjaga keselamatan dan kehormatannya.
Namun 11 hari setelah kudeta di Honno-ji, Mitsuhide terbunuh dalam pertempuran Yamazaki, dikalahkan oleh Hideyoshi. Penyebab penghianatan mitsuhide sangat kontroversial dan banyak versinya, salah satunya yaitu kecemburuan Mitsuhide karena Nobunaga lebih menyukai Hideyoshi. Namun perjuangan Nobunaga tidak berakhir disitu, Perjuangannya kemudian dilanjutkan oleh Hideyoshi yang berusaha menyatukan Jepang, lalu dilanjutkan oleh Tokugawa Ieyasu.
Penutup