Isafety Edisi Februari 2018 Wa.pdf

  • Uploaded by: Yusuf Bakhtiar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isafety Edisi Februari 2018 Wa.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 23,924
  • Pages: 84
Liputan Utama

16

HUTAN MANGROVE KARANG SONG HABIS BENCANA TERBITLAH BERKAH

TOKOH K3 58

LELIN EPRIANTO, SVP CORPORATE HSSE HSSE HARUS MENJADI WAY OF LIFE

K3

DATA KECELAKAAN KERJA PERLU DIBENAHI FEBRUARI 2018

50 1

2

FEBRUARI 2018

FEBRUARI 2018

3

DARI REDAKSI

KARANGSONG PANTAI Karangsong di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kini menjadi pantai yang rimbun. Lebih dari 5.000 burung dari aneka jenis setiap hari bercengkrama dengan manis di hutan mangrove Karangsong. Sebuah pantai dengan ombak yang tenang juga terbentuk dan semakin mempercantik kawasan hutan mangrove Karangsong.

MANAGING DIRECTOR Syafrijal Fajri Lubis

CHIEF EDITOR Hasanuddin Amir

Padahal, satu dasawarsa silam, Karangsong adalah pantai yang gersang dengan tingkat abrasi tinggi. Pada 2008 lalu, tingkat abrasi di Karangsong bahkan sudah hampir menyentuh bibir Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang jaraknya lumayan jauh dari bibir pantai. Satu ekor burung laut pun enggan singgah. Apalagi ketika itu, Karangsong dan sejumlah pantai lainnya di Indramayu, terpapar cemaran minyak yang tumpah dari sebuah kapal tanker milik PT Pertamina. Karangsong menjadi area yang rusak dan sama sekali tak elok dipandang mata.

SENIOR EDITOR Soehatman Ramli

CHIEF DIGITAL OFFICER Rachmat Handi Nugraha

EXPERTS Dr. Ir Patuan Alfon S MM, MKKK Prof Dra Fatma Lestari, Msi, PhD Dr Udi Syahnudi Hamzah, Msc Ir Ismet Somad, Eng, MSc, Masdjuli, MK3 Agung Kuswardono, S.T, M.K.K.K Dr. M. Arief Novianto, MKK,SpOK

Pertamina RU VI Balongan mencoba menebus ‘dosa’ dengan cara melakukan gerakan penanaman pohon mangrove di Karangsong. Gayung bersambut. Penduduk setempat menyambut hangat gerakan penanaman pohon mangrove oleh Pertamina RU VI Balongan di Karangsong. Sekitar 15 ribu pohon mangrove ditanam di sana. Jumlahnya terus bertambah di tahun-tahun kemudian. Tambak-tambak pun dibangun di sekitar hutan konservasi mangrove tersebut.

GRAPHIC DESIGNER Tiara Laraswati

MARKETING EXECUTIVE Vivi Ariyanti Sarifah. A

Belasan ribu mangrove yang ditanam mulai tumbuh dan meninggi. Burung-burung aneka spesies dan satwa-satwa pantai lainnya, mulai berdatangan dan menjadikan hutan mangrove Karangsong yang baru tumbuh itu sebagai rumah atau habitat mereka. Pemandangan gersang berubah menjadi hijau. Abrasi tak lagi terjadi. Pada 2014, trek yang terbuat dari anyaman bambu, didirikan Pertamina Balongan sepanjang 1,4 km. Sejumlah fasilitas pun dibangun.

BUSINESS DEVELOPMENT EXECUTIVE Heru Indra Prakasa

PENERBIT Yayasan Pengembangan Keselamatan No Rek 748. 01. 00053.007 Bank CIMB NIAGA

Karangsong yang gersang tiba-tiba menjadi destinasi wisata baru di Kab Indramayu. Lebih dari 80.000 wisatawan mendatangi Karangsong setiap tahunnya. Kelompok pemuda yang menjadi pengelola kawasan ekowisata Mangrove Karangsong pun mendulang rupiah tak kurang dari Rp1 miliar setahunnya. Puluhan jenis mangrove yang tumbuh rimbun di Karangsong, menginspirasi kelompok pemuda lainnya untuk melakukan aneka olahan mangrove. Pertamina RU VI Balongan memfasilitasinya dengan membangun Rumah Berdikari. Ada kecap, kopi, dodol, sirup, kerupuk, peyek, bakso, kue bolu, pakan ikan, obat-obatan, hingga kosmetika. Semuanya terbuat dari mangrove, all about mangrove! Bencana lingkungan yang terjadi di Karangsong pada 2008, kini telah berubah menjadi berkah yang mendapatkan begitu banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Habis bencana, terbitlah berkah. Perubahan dramatis sekaligus eksotis yang terjadi di Karangsong, menjadi alasan kuat bagi ISafety untuk mengangkatnya sebagai tema Liputan Utama edisi Februari 2018. Dalam liputan ini, kami terjun langsung ke Indramayu dan tentu saja sejumlah narasumber yang terlibat dalam ‘Keajaiban Karangsong’ kami wawancarai. Selain Keajaiban Karangsong, sejumlah artikel menarik lainnya juga tetap kami sajikan bagi Anda, pembaca yang kami muliakan.

Liputan Utama 48 PEKERJA PABRIK PETASAN TEWAS 14

32

LIPUTAN KHUSUS

TOP 10 KECELAKAN MAUT DI SELURUH DUNIA

KECELAKAN MAUT DI SELURUH DUNIA

8 K3 UPAYA PELATIHAN DAN EDUKASI SAFETY DARI 3 M

PT BKI MEMBANGUN SAFETY DARI DALAM

28

38

LIPUTAN UTAMA

8

BUUUMM... SELASAR GEDUNG BEI AMBRUK

TOKOH K3

PUBLIC SAFETY

36

JAKARTA KOTA KE-4 PALING TIDAK AMAN DI DUNIA 41

IR AMRI AK.MM: DEDIKASI TIADA HENTI

MIGAS RU VI BALONGAN CAPAI 100 JUTA JAM JANUARI - BULAN K3

40

1

1

DISCLAIMER Majalah Isafety menjunjung tinggi nilai integritas dan kode etik wartawan Indonesia. Untuk itu, dalam menjalankan setiap tugasnya seluruh staf majalah Isafety dilengkapi dengan Kartu Pers dan tidak dibenarkan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber atau relasi. Majalah Isafety dalam melakukan peliputan dan penulisan secara independen serta melaporkan hasilnya serta adil dan objektif. Peliputan mengenai produk atau perusahaan yang dimuat di majalah sama sekali tidak ada kaitannya dengan iklan ataupun hubungan bentuk dengan pihak manapun. Isafety magazine supports the integrity and ethnics of Indonesian journalists. For that, in performing each task, all editors and journalists of Isafety magazine are equipped with Press Card and not allowed to receive or request any comensation i any form the souces or contacts. Isafety magazine does repot independently, fair, and objective. Reports of products or companies which are covered magazine not connected with any advertising or bussiness relatonship interest with any party.

4

FEBRUARI 2018

FEBRUARI 2018

5

61

24

TOP 10

21

8 - 12 10 Negara Penghasil Emisi Terbesar di Dunia

PERISTIWA 13 - 14 - Crane Ambruk di Lokasi Proyek

-

Bus Pariwisata Kecelakaan di Tanjakan Emen Penutupan Bulan K3 Nasional Ledakan Besar di Kilang Minyak Utama Venezeula Tembok Jalam Perimeter Bandara Soekarno-Hatta Ambrol Mobil Tertimbun

LIPUTAN UTAMA 16 - 23 Hutan Mangrove Karang Song : Habis Bencana

74

Terbitlah Berkah

24 - 29 Sejuta Manfaat Mangrove Bagi Kehidupan 30 - 31 Pertamina RU VI Raih Proper Emas Tiga Kali

Berturut-turut

32 - 37 Profit, People, Planet 38 - 39 Pertamina RU VI : Usung Konsep Zero Waste dalam

Budidaya Jamur Tiram

40 - 45 Safety Man: Agent of Safety Culture 46 - 49 Bangun Komitmen dari Top Management hingga

6

Front Line

FEBRUARI 2018

66

18

64

K3 50 - 53 Data Kecelakaan Kerja Perlu Dibenahi 54 - 57 Kasus Kecelakaan Tahun 2017 Tertinggi

Dalam 18 Tahun Terakhir!

TOKOH K3

54

58 - 62 Lelin Eprianto, SVP Corporte HSSE - HSSE Harus Menjadi Way Of Life



LINGKUNGAN 64 - 65 Pembangunan Rendah Karbon di Daerah

Kontradiksi dengan Nasional

PENDIDIKAN 66 - 71 AKA Migas Balongan: Makin Disukai

Masyarakat

48

SMK3 72 - 73 Leadership Kunci Keselamatan

KESELAMATAN PUBLIK

51

74 - 75 Kemana Gerakan Disiplin Nasional Saat

ini Berada?

KOMUNITAS 76 - 77 Komunitas Bike To Work

72

FEBRUARI 2018

7

10 Negara Peng Karbon Terbe Menurut data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI) yang bermarkas di Washington DC, Emisi Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh negara-negara di dunia ini adalah sebanyak 47,59 miliar ton emisi CO2 (MtCO2e) per tahun. Dari jumlah tersebut, Negara yang berkonstribusi terbesar dalam menghasilkan Emisi Karbon di Dunia adalah China (Tiongkok) dengan 10,68 miliar ton emisi CO2 per tahun. Disusul dengan Amerika Serikat yang menempati urutan kedua sebagai penghasil emisi Karbondioksida terbesar di Dunia yaitu sebesar 5,82 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan ketiga ditempati oleh 28 Negara yang bergabung dalam Uni Eropa dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan sebesar 4,12 miliar ton emisi CO2 per tahun. Indonesia juga berada dalam daftar tersebut, yaitu menduduki urutan ke-6 dengan emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar 1,98 miliar ton emisi CO2 per tahun.

1. China

Emisi Karbon yang dihasilkan : 10.684,29 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 7,55 tCO2 • Menetapkan 'tujuan yang mengikat' untuk mengurangi CO2 per unit GDP sebesar 40-45% di bawah tingkat 2005 pada 2020. • Ingin negara-negara kaya mengurangi emisi 40% di 8

FEBRUARI 2018

bawah tingkat 1990 pada 2020. • Menyarankan negara-negara kaya membayar 1% dari GDP per tahun untuk membantu negara-negara lain menerapkan pengurangan emisi. • Menginginkan Barat menyediakan teknologi karbon rendah.

ghasil Emisi esar di Dunia Emisi Karbon yang dihasilkan : 5.822,87 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 16,40 tCO2 • Akan memotong emisi 17% di bawah tingkat 2005 pada 2020 namun menunggu pengesahan Kongres -pemotongan ini sama dengan 4% di bawah tingkat 1990. • Menentang upaya seperti Protokol Kyoto yang menerapkan kewajiban yang mengikat secara hukum internasional. • Mendesak Cina, Incia, Afrika Selatan, dan Brasil untuk punya komitmen mengurangi pertumbuhan tingkat emisi. • RUU Perubahan Iklim saat ini masih di Senat.

2. Amerika Serikat

Emisi Karbon yang dihasilkan : 4.122,64 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 6,65 tCO2

3. Uni Eropa

• Ingin mengambi 'peran memimpin' di Kopenhagen. • Akan memotong emisi sebesar 20% dari tingkat 1990 pada 2020, atau sebesar 30% jika negara penghasil emisi besar mengambil aksi yang tegas. • Ingin negara kaya mengurangi emisi 80-95% pada 2050. • Ingin negara miskin memperlambat pertumbuhan emisi. • Uni Eropa mengatakan akan menyediakan sekitar US$ 7 milyar

FEBRUARI 2018

9

4. India Emisi Karbon yang dihasilkan : 2.887,08 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 1,59 tCO2 • Sepakat untuk membatasi pertumbuhan GHC namun tidak akan mau punya komitmen untuk target yang mengikat. • Berpendapat negara-negara kaya yang bersalah dalam

perubahan iklim dan menunjuk pada jurang yang besar dalam emisi per kapita. • Ingin pengurangan tajam emisi negara kaya, janji pemberian dana, dan transfer teknologi. • Ingin upaya seperti Protokol Kyoto yang mengikat secara hukum bagi negara-negara berkembang.

5. Rusia

Emisi Karbon yang dihasilkan : 2.254,47 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 12,47 tCO2 • Secara tidak resmi berjanji untuk mengurangi emisi sekitar 2025% pada 2020 dibandingkan dengan tingkat 1990. 10

FEBRUARI 2018

• Ambruknya perekonomian pada masa 1990-an membuat Rusia bisa meningkatkan emisinya sampai sepertiga dari tingkat 2005 dan masih dalam sasaran yang mereka tetapkan.

Emisi Karbon yang dihasilkan : 1.981 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 1,90 tCO2 • Sudah menetapkan sasaran pengurangan emisi sebesar 26% dari tingkat 2005 pada 2020. • Mengatakan emisi karbon harus dipotong melalui pengurangan

penebangan hutan, degradasi lahan gambut, dan penggunaan pembangkit listrik akrab lingkungan. • Dewan Perubahan Iklim Nasional memperkirakan pengurangan emisi sebesar 40% akan membutuhkan biaya US$ 32 milyar dengan pendanaan sebagian besar berasal dari neagra-negara maju.

6. Indonesia

Emisi Karbon yang dihasilkan : 1.823,15 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 2,49 tCO2 • Secara historis berada dalam posisi bersama Cina dan India, yaitu negara-negara berkembang yang seharusnya lebih dulu melakukan pengurangan emisi secara tajam. • Bagaimanapun Presiden Lula baru-baru ini mengumumkan Brasil bersedia mengurangi emisinya sedikitnya 36% dari angka

yang mereka perkirakan pada 2020. Dia mengatakan sebagian besar dari pengurangan emisi itu akan berasal dari pengurangan deforestasi atau penebangan hutan sebesar 80% pada 2020 dan pindah ke arang dari batu bara. • Brasil menyampaikan pendapat yang kuat dalam perundingan tentang REED (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi) serta berpendapat memilih dana umum dari pemerintah dan bukan dari perdagangan karbon pribadi.

7. Brazil

FEBRUARI 2018

11

8. Jepang Emisi Karbon yang dihasilkan : 1.207,30 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 9,76 tCO2 • Akan mengurangi emisi 25% di bawah tingkat 1990 ada 2020 jika negara-negara lain memperlihatkan keinginan yang sama. • Hal itu berarti pengurangan 30% dalam waktu 10 tahun dan ditentang oleh sektor industri. • Prakarsa Hatoyama' akan meningkatkan bantuan keuangan dan tehnis kepada negara-negara berkembang. • Mendukung proposal yang menyarankan setiap negara menetapkan komitmen emisi masingmasing.

9. Kanada Emisi Karbon yang dihasilkan : 856,28 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 13,53 tCO2 • Setelah sepuluh tahun tak bergerak dalam pengurangan emisi, pemerintah sudah menetapkan rencana pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 20% dari tingkat 2006 -atau sama dengan pengurangan 3% dibanding tingkat 1990. • Sasaran ini dikritik secara meluas karena dianggap tidak cukup.

10. Jerman Emisi Karbon yang dihasilkan : 810,25 MtCO2e Emisi Karbon per Kapita : 9,39 tCO2 • Jerman sudah berjanji akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 40% sebelum 2020 atau dua kali lipat dari yang dijanjikan oleh Uni Eropa. • Rencana delapan poin' ditujukan untuk mengurangi emisi yang lebih besar dari janji Uni Eropa yang mencapai 20% pada 2020. • Rencana itu terdiri dari delapan upaya, baik berupa modernisasi pembangkit listrik maupun peningkatan proporsi produksi listrik yang terbarukan sebesar 27%.

12

FEBRUARI 2018

Ledakan Besar di Kilang Minyak Utama Venezuela, 2 Luka Sumber: - Data Emisi Karbon yang dihasilkan, jumlah populasi, dan emisi karbon per kapita dikutip dari World Resource Institute (WRI). Data tersebut merupakan data yang dikoleksi WRI untuk tahun 2013. - MtCO2e adalah Juta Ton Emisi CO2, sedangkan tCO2e adalah Ton Emisi CO2

Crane Ambruk di Lokasi Proyek LRT Jatinegara, 2 Orang Tewas

Kecelakan terjadi saat pengerjaan proyek double-double track (DDT) antara Manggarai - Jatinegara, di km 1 + 300 [Matraman], Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018) pagi sekitar jam 05.30 WIB karena launcher girder DDT terjatuh. Kejadian ini mengakibatkan 4 orang pekerja tewas tertimpa grider. Polisi telah menahan operator crane yang bertugas pada saat kejadian. Komite Keselamatan Konstruksi juga telah diturunkan untuk melakukan investigasi.

Subang, 27 Tewas

Bus Parawisata Kecelakaan di Tanjakan Emen

Sebuah bus parawisata dengan nomor polisi F 7959 AA yang yang mengangkut 56 wisatawan mengalami kecelakaan pada hari Sabtu (10/2/2018) pukul 17.00 WIB. Bus membawa rombongan wisatawan dari Tangerang Selatan, terguling ketika melewati turunan panjang yang curam di tengah kebun teh dan hutan pinus. Dalam kecelakaan itu, 27 orang meninggal dunia dan yang lain mengalami luka berat maupun luka ringan. Bus merek Mercedes Benz ini diduga mengalami rem blong sehingga tidak bisa dikendalikan, menabrak pengemudi motor dan terhempas ke dinding tebing.

Surabaya , Senin, 12 Februari 2018

Penutupan Bulan K3 Nasional

Penutupan Bulan K3 Nasional telah dilaksanakan di Surabaya tanggal 12 Pebruari 2018 bertempat di di Graha Dewaruci kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Bersamaan dengan penutupan bulan K3 ini dilaksakana Seminar dengan tema “Behaviour Based Safety”. Acara penutup rangkaian acara di bulan K3 Nasional Tahun 2018 yang dipusatkan di Jawa Timur ini dihadiri lebih dari 500 peserta. Mulai dari pengawas, pelaku industri, dan mahasiswa dari berbagai kampus hingga beberapa praktisi K3. Bulan K3 nasional secara resmi ditutup oleh Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Timur ini, Setiajit. FEBRUARI 2018

13

Ledakan Besar di Kilang Minyak Utama Venezuela, 2 Luka Kamis, 28 Desember 2017 Sebuah dapur pengolah minyak (Furnace) meledak di kompleks kilang minyak terbesar Cardon di semenanjung Paraguana di Venezuela. Akibat ledakan tersebut terjadi kebakaran dahsyat yang menghanguskan perlatan dan mengakibatkan korban dua pekerja mengalami luka bakar. Kilang ini merupakan salah satu kilang terbesar di dunia dengan kapasitas 955.000 barel per hari (bpd).

Tembok Jalan Perimeter Bandara Soekarno-Hatta Ambrol, Mobil Tertimbun , Satu orang Tewas Tembok di jalan perimeter bagian selatan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, ambrol pada hari Senin sore (5/2/2018) . Tembok diduga longsor karena curah hujan yang tinggi sehingga tidak mampu menahan beban sehingga ambrol. Bersamaan pada saat itu, ada satu mobil yang melintas dan tertimbun. Setelah proses evakuasi selama lebih 12 jam, Tim SAR berhasil menyelamatkan penumpang mobil, seorang meninggal dan seorang dapat diselamatkan.

14

FEBRUARI 2018

FEBRUARI 2018

15

HUTAN MANGROVE KARANGSONG

Habis Bencana Terbitlah Berkah

Satu dekade lalu, Karangsong hanyalah pantai yang gersang. Kini, setelah minyak mentah (crude oil) tumpah di perairan Indramayu, Karangsong menjadi satu dari dua pusat konservasi Mangrove di Indonesia. Selain sebagai pusat edukasi dan penelitian Mangrove, Karangsong pun menjadi salah satu destinasi baru wisata di Indramayu yang mampu meraup lebih dari Rp1 miliar/tahun. Luar biasa.

PERTENGAHAN

September 2008, bencana lingkungan memecah keheningan Indramayu. Sekitar 150 ribu liter minyak mentah (crude oil) tumpah di perairan Indramayu, tatkala terjadi kebocoran dalam proses transfer minyak mentah di sekitar terminal Single Bouy Mooring (SBM) milik Pertamina, dari kapal tanker MT Arendal ke tangki Pertamina RU VI Balongan, Indramayu. Kebocoran disebabkan oleh pecahnya floating house (pipa) kapal tanker MT Arendal. Tumpahan minyak mentah itu mencemari laut sejauh 38 kilometer dan mengakibatkan kerusakan tambak udang dan laut

16

FEBRUARI 2018

seluas ratusan hektar yang terdapat di 17 desa di 4 kecamatan di Indramayu. Bencana lingkungan itu memaksa Pertamina menggelontorkan dana yang tidak sedikit guna pemulihan kerusakan lingkungan yang muncul akibat tumpahan minyak mentah tadi. Pemulihan lingkungan yang rusak akibat pencemaran minyak mentah, bukanlah perkara mudah dan tidak bisa diselesaikan dalam tempo singkat. Penanganan insiden ini dikerjakan secara bersamasama oleh PT Pertamina Pusat, PT Pertamina RU VI Balongan,

dan Pasekan. Upaya pemulihan lingkungan itu dilakukan Pertamina RU VI Balongan dengan menggandeng sejumlah pihak antara lain 37 kelompok masyarakat, instansi pemerintah, dan swasta. Sepanjang periode 2010 – 2013 dilakukan penanaman pohon bakau (Mangrove) sebanyak 50.800 bibit di 6 Desa. Yaitu Desa Juntinyuat (10.000 bibit), Desa Majakerta (5.000), Desa Balongan (10.800), Desa Karangsong (15.000), Desa Brondong (5.000), dan Desa Eretan (5.000). Dari enam desa itu, Desa Karangsong menjadi prioritas sebab kerusakan lingkungan di desa ini paling parah. Eka Tarika (47), Ketua Kelompok masyarakat Pantai Lestari yang kini menjadi pengelola eko wisata hutan Mangrove Karangsong, mengatakan bahwa upaya penanaman pohon mangrove di Karangsong mulanya dilakukan masyarakat di akhir 2008. Namun baru masif dilakukan setelah Pertamina RU VI Balongan melakukan rencana strategis pengembangan Karangsong dengan menyediakan bibit Mangrove sebanyak 5.000 buah di tahun 2010 dan dilanjutkan dengan penanaman 10.000 bibit Mangrove di tahun 2012. Upaya penanaman dilakukan secara gotong-royong mulai dari masyarakat, mahasiswa, peneliti, instansi pemerintah, swasta, dan Pertamina RU VI Balongan. Berkat ketekunan dan kerja keras, hutan Mangrove Karangsong akhirnya mulai terbentuk dengan luas area sekitar 20 hektar. Pada mulanya, hanya tiga jenis pohon Bakau yang ditanam. Namun kini berkembang menjadi 13 jenis Mangrove dan sekitar 30 jenis turunannya. Menurut Eka, nantinya di kawasan Arboretum Mangrove Karangsong, direncanakan akan ditumbuhi oleh lebih dari 80 jenis Mangrove yang ada di Indonesia. “Masih kurang 50 jenis lagi. Ini PR besar kami untuk mendatangkan semua jenis Mangrove yang tumbuh di Indonesia ke Karangsong,” kata Eka.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Dinas Kelautan, Dinas Perhubungan, dan masyarakat. Memakan waktu hampir lima tahun untuk proses penanggulangan dan pembayaran ganti rugi. Proses penanganan insiden tumpahan minyak (oil spill) di Kabupaten Indramayu yang dilakukan Pertamina RU VI Balongan tercatat sebagai penanganan tumpahan minyak pertama di laut Indonesia yang dilakukan secara sungguh-sungguh, terkonsep, dan terintegrasi. Meliputi seluruh aspek yang terkena dampak, baik aspek lingkungan maupun sosial yang berbasis pendekatan sosio kultural yang dikemas dalam bingkai legal formal. Pemulihan lingkungan dilakukan dengan cara menanam vegetasi pantai di area yang terpapar cemaran di 17 desa di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Balongan, Cantigi, Indramayu,

Dikatakan Eka, saat ini Karangsong telah menjadi pusat konservasi Mangrove kedua terbesar di Indonesia setelah hutan Mangrove di Jawa Timur. Karangsong disebut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, sebagai pusat konservasi Mangrove bagian Barat Indonesia, sedangkan yang di Jawa Timur merupakan pusat konservasi Magrove bagian Timur Indonesia. Mahasiswa dan para peneliti pun kemudian banyak yang berdatangan ke Karangsong.

Eko Wisata Menurut Eka, untuk memudahkan penelitian yang dilakukan para mahasiwa dan peneliti, pada 2014 Pertamina RU VI Balongan membangun lintasan (trek) sepanjang 1,4 km yang mengelilingi hutan Mangrove Karangsong. Juga dibangun tempat peristirahatan (gazebo) dan dua menara pengawas. Pemancangan batu pertama pembangunan trek itu dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang kala itu dijabat Prof Dr Balthasar Kambuaya, MBA pada 6 Juni 2014. “Ketika air laut pasang, para mahasiswa dan peneliti sering mengalami kesulitan melakukan kuliah praktik dan penelitian secara detail. Kami kemudian mengajukan permohonan kepada Pertamina FEBRUARI 2018

17

RU VI Balongan untuk membuatkan trek atau jalan lintasan di Karangsong,” kata Eka. Kehadiran trek yang terbuat dari bambu itu disambut antusias oleh para mahasiswa. Mengingat pemandangannya yang bagus, tidak sedikit dari mahasiswa itu yang melakukan swafoto (selfie) dan mengunggahnya di media sosial. Kawasan

18

FEBRUARI 2018

Mangrove Karangsong pun menjadi viral dan mengundang orang berdatangan ke lokasi tersebut. Melihat banyak warga yang datang, kelompok masyarakat Pantai Lestari pimpinan Eka Tarika yang selama ini megelola kawasan hutan Mangrove Karangsong berinisiatif untuk menjadikan Karangsong sebagai ekowisata. Inisiatif ini

mendapat dukungan penuh dari Pertamina RU VI Balongan dan jadilah Karangsong sebagai area ekowisata. “Pada mulanya penanaman pohon Mangrove ini ditujukan guna mengatasi persoalan abrasi yang terjadi di perairan Indramayu sepanjang 147 km, khususnya di Desa Karangsong. Tetapi kemudian menjadi pusat rehabilitasi dan pembelajaran

secara resmi memberlakukan sistem tiketing masuk bagi setiap pengunjung yang hendak berwisata ke Karangsong. Tiket masuk yang dipatok Rp15.000/orang. Dengan biaya sebesar itu, setiap pengunjung berhak atas transportasi kapal dari dermaga ke kawasan ekowisata Karangsong pergi pulang dan berwisata sepuasnya di Karangsong. Di Karangsong, pengunjung tak hanya menikmati kawasan hutan bakau, tetapi juga bisa menyaksikan secara langsung aneka burung yang sedang bercengkerama di hutan bakau. Juga bisa bermain air di pantai. Ya, setelah menelusuri rimbunnya hutan bakau lewat lintasan sepanjang sekitar 700 meter, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan menakjubkan. Selepas hutan bakau, pengunjung akan dihadapkan pada pemandangan seakan berada di ketinggian pegunungan dengan pohon cemara di sana-sini. Di area itu juga ada tempat peristirahatan, menara pengawas dengan pemandangan hutan bakau dan laut lepas, dan toilet. Selepas area ini, terdapat pantai dengan airnya yang tenang. Puluhan pohon cemara laut tampak berjejer rapi di pantai yang sebagian diselimuti bakau asosiasi jenis kerandang (Peuraria phasealoides). Eka menerangkan, pada saat awal penanaman Mangrove di Karangsong, pantai itu tidak ada. “Alam telah membentuk pantai Karangsong dengan sendirinya. Pasir di pantai ini terbentuk akibat gelombang pasang. Ketika surut, pasir terjebak di pantai dan lama-lama membentuk daratan,” terang Eka. Pasir di pantai tersebut berwarna hitam, yang menandakan bahwa tidak ada terumbu karang di sekitar Karangsong. “Kalau laut Indramayu dipenuhi terumbu karang, pasir yang terbawa ke pantai pasti berwarna putih,” sambung Eka. Ketika ISafety mengunjungi Karangsong, banyak masyarakat yang tengah berwisata di pantai tersebut. Tak sedikit pula dari anak-anak yang berenang di pantai dengan pengawasan para orangtuanya masing-masing.

Mangrove dan belakangan menjadi daerah tujuan wisata baru di Kabupaten Indramayu,” tutur Eka. Pada 14 Juni 2015, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr Ir Siti Nurbaya Bakar, MSc meresmikan pembangunan trek sepanjang 1,4 km yang melintasi hutan Mangrove Karangsong sekaligus menetapkan Karangsong sebagai pusat mangrove bagian barat. Berbarengan dengan itu, kata Eka, pihaknya juga

Di sepanjang bibir pantai terhampar bakau kerandang. Eka menyebutnya sebagai bakau asosiasi, sebab tanaman merambat ini akan tumbuh dengan sendirinya di setiap kawasan hutan bakau. Buah dari bakau kerandang bisa diolah menjadi kopi dan kecap. Selain bakau kerandang, di bibir pantai juga tampak tumbuh rumput ilalang. Eka sengaja membiarkan rumput ilalang itu tumbuh subur di bibir pantai. Rumput ilalang tersebut menjadi pertanda bahwa di bawahnya ada kandungan air tawar. Menakjubkan memang, mengingat posisi Karangsong yang berada di tengah laut dan keberadaan rumput ilalang yang hanya berjarak beberapa meter dari laut, ternyata ada kandungan air tawar di bawah rumput ilalang tersebut. FEBRUARI 2018

19

Raup Rp1 Miliar/Tahun Sejak Juni 2015 itu, Karangsong telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata baru di Kabupaten Indramayu yang mengusung konsep ekowisata. Sejak itu pula, banyak wisatawan berdatangan ke Karangsong. “Pada hari libur besar seperti libur Natal dan Tahun Baru seperti kemarin, pengunjung yang datang ratarata mencapai 2.000 orang. Bahkan bisa lebih,” kata Eka. Dari hasil penjualan tiket, kelompok masyarakat Pantai Lestari yang dipimpin Eka, bisa meraup lebih dari Rp1 miliar dalam setahun. Pendapatan penjualan tiket itu telah dibelanjakannya untuk membeli kapal motor sebanyak tiga unit, menggaji karyawan, melakukan

perawatan kawasan Karangsong, dan menyumbang Rp30 juta bagi Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam bentuk PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Karangsong bisa tetap lestari hingga jauh ke depan. Begitu pula dengan pantainya yang akan tetap terus dipertahankan kemurnian dan kealamiannya.

Setelah ekowisata Karangsong berkembang pesat, banyak pihak datang kepadanya untuk menawarkan kerjasama dalam bentuk penyediaan aneka permainan wahana air seperti banana boat, jetski, dan aneka wahana permainan air lainnya. Belum lagi kerjasama dalam bentuk pembangunan fisik hingga kerjasama dalam pengelolaan.

Alam telah memberikan begitu banyak berkah kepada kita semua. Bukan saja kepada manusia, tetapi para satwa. Dulu Karangsong adalah kawasan tetapi sekarang, berbagai spesies burung yang jumlahnya ribuan ekor kini tak sekadar singgah tapi sudah menjadikan Karangsong sebagai habitat mereka. Begitu pula dengan ikan, udang, dan beberapa satwa air lainnya yang kini menjadikan akar hutan bakau sebagai tempat mereka bertelur dan meneruskan generasi demi generasinya. Para nelayan pun tak perlu lagi pergi jauh ke tengah laut untuk menangkap ikan. (Hasanuddin)

Tetapi semua tawaran menggiurkan itu ditolak Eka dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok masyarakat Pantai Lestari. Sesuai nama kelompoknya, ia hanya ingin kawasan hutan Mangrove

Jangan ganggu dan usik lagi alam, karena alam akan memberikan segalanya tanpa diminta dan tanpa syarat apapun. 20

FEBRUARI 2018

Jadi Rumah Bagi Ribuan Ekor Burung Ratusan ekor burung terbang menari-nari di langit pantai Karangsong, persisnya di atas kawasan hutan Mangrove. Sebuah peristiwa alam yang selama ini tidak pernah terjadi di Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu. Memasuki lebih dalam kawasan hutan Mangrove Karangsong, setelah menapaki trek yang terbuat dari anyaman bambu, suara berisik dari kawanan burung berjenis Kuntul Besar (Egretta alba) yang berwarna putih, makin menjadi. Kotoran burung pun tampak di mana-mana. “Berdasarkan hasil penelitian, ada sekitar 5.000 ekor Kuntul Besar di seluruh area hutan Mangrove Karangsong. Mereka telah menjadi satwa endemik Karangsong,” kata Eka Tarika (47), ketua kelompok masyarakat Pantai Lestari saat menemani ISafety menjelajahi hutan Mangrove Karangsong, 5 Januari 2018 lalu. Sejak dilakukan penanaman pohon bakau (mangrove) pada 2010 lalu yang dilakukan Pertamina RU VI Balongan bersama masyarakat setempat, wajah pantai Karangsong benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Pantai Karangsong yang semula gersang, kering, dan acap terjadi abrasi, kini menjadi kawasan yang hijau.

Kehadiran vegetasi Mangrove di Karangsong, mengundang burung berdatangan. Tercatat ada 37 spesies burung dari 17 famili burung beterbangan di area hutan Mangrove Karangsong, delapan jenis di antaranya merupakan burung air (water bird) yang hidupnya tergantung pada habitat perairan. Selain Kuntul Besar yang jumlahnya mencapai sekitar 5.000 ekor dan mendominasi populasi burung di hutan Mangrove Karangsong, terdapat pula burung Blekok Sawah (Ardeola speciosa), Kuntul Karang (Egretta sacra), Cangak Merah (Ardea purpurea), Dara Laut Sayap Hitam (Sterna fuscata), Kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax), dan Rajaudang kalung biru (Alcedo euryzona). Rajaudang kalung biru tergolong burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Selain satwa burung, di hutan Mangrove juga kini terdapat ikan Belanak (Valamugil speigleri), ikan Keting (Mystus nigriceps), dan ikan Gelodok (Periopthalmus modestus) dalam jumlah melimpah di hutan Mangrove Karangsong. Selain itu ada juga Belut (Mnopterus albus) dalam jumlah banyak dan Biawak (Varanus salvator) dalam jumlah yang jarang ditemui. (Hasan)

FEBRUARI 2018

21

Pertamina RU VI Kembangkan

Arboretum dan Sekolah Mangrove Pengembangan kawasan hutan Mangrove Karangsong oleh PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan tak berhenti sebatas aksi penanaman 15.000 bibit bakau (Mangrove) di Karangsong paska bencana tumpahan minyak di pesisir pantai Indramayu pada 2008 silam. Lebih dari itu, sebagaimana dikatakan General Manager (GM) PT Pertamina RU VI Joko Widi Wijayanto, program hijau yang dilakukan di kawasan Karangsong merupakan program CSR dari Pertamina RU VI yang berkelanjutan (sustain). Pengembangan kawasan hutan Mangrove Karangsong merupakan sebuah program keanekaragaman hayati (Kehati) dari Pertamina RU VI Balongan yang holistik dan terintegrasi agar hasilnya bisa memberi manfaat bagi banyak pihak. Selain aksi penanaman, program selanjutnya adalah menjadikan kawasan hutan Mangrove Karangsong sebagai Arboretum Mangrove Nasional atau pusat rehabilitasi sekaligus pusat pembelajaran Kehati kawasan hutan Mangrove di Indonesia. Berkat program itu, kini terdapat sekitar 30 jenis mangrove yang ada di Karangsong dan sekitar 37 spesies burung serta lebih dari lima spesies satwa air yang hidup melimpah di kawasan hutan Mangrove Karangsong. Kini, banyak mahasiswa yang menjadikan Karangsong sebagai obyek penelitian ilmiah.

22

FEBRUARI 2018

Arboretum Mangrove Karangsong diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar pada 14 Juni 2015. Pada kesempatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya menetapkan Arboretum Mangrove Karangsong sebagai pusat Magrove bagian barat di Indonesia, melengkapi pusat Mangrove yang sebelumnya sudah ada di Jawa Timur dan disebut sebagai pusat Mangrove bagian timur. Pertamina RU VI Balongan lalu membangun wahana pembelajaran pendidikan perikanan berupa tambak Agrosilvififhery. Tambak jenis ini berkonsep dengan mengolaborasikan antara perikanan, kehutanan, pertanian, dan tanaman pangan secara sekaligus dan dalam suatu area tambak. Menurut Liberty Aditya dari Section Environment Pertamina RU VI Balongan, unsur utama dalam pembuatan tambak Agrosilvififhery adalah kolam dan pematang. Kolam digunakan untuk budidaya ikan dan rumput laut, sedangkan pematang digunakan untuk budidaya pertanian dan kehutanan. Tambak Agrosilvififhery memiliki beberapa keunggulan. Antara lain hemat biaya produksi sebab sumber pangan ikan yang dibudidayakan berasal dari nutrisi mangrove dan pakan ikan yang berasal dari cacahan ikan (non-kimia) sehingga ramah lingkungan.

Pemanfaatan nutrisi mangrove pada budidaya tambak Agrosilvififhery mampu mengubah perilaku masyarakat untuk tidak menebang pohon mangrove sebagaimana selama ini terjadi yaitu sebelum dilakukannya pengembangan kawasan Mangrove Karangsong,” kata Aditya.

yaitu ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Menurut GM PT Pertamina RU VI Balongan Joko Widi Wijayanto, Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove yang dikembangkan pihaknya, mulanya dilakukan di tiga SD di Indramayu.

Upaya berkelanjutan lainnya yang dilakukan Pertamina RU VI Balongan adalah pembentukan dan pembinaan Rumah Berdikari pada 2013. Rumah ini difokuskan pada pembinaan kelompok masyarakat yang melakukan berbagai olahan mangrove. Pohon bakau ternyata bisa menghasilkan aneka olahan makanan, minuman, bahkan kosmetika dan obat-obatan. Mulai dari sirup, kopi, tepung untuk pembuatan kue, pakan ikan, hingga kosmetika dan obat.

Namun berkat kesungguhan Pertamina Balongan, pendidikan tematik itu kini telah menjadi mata ajar muatan lokal yang wajib diajarkan di bangku SD di Kabupaten Indramayu, seiring diterbitkannya SKK Disdik No.420/KEP.63PENB tentang Penetapan Muatan Lokal PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) Tematik Mangrove. Pendidikan Tematik Magrove kini telah menjadi mata ajar muatan lokal yang wajib diajarkan di bangku kelas 4, 5, dan 6 di 11 SD yang terdapat di tiga kecamatan di Kabupaten Indramayu. GM Joko Widi menargetkan, di tahun 2018 ini, Pendidikan Tematik Mangrove sudah bisa diajarkan di 50 dari 150 SD yang terdapat di seluruh Kabupaten Indramayu. (Hasan)

Program teranyar yang dikembangkan Pertamina RU VI Balongan adalah membuat konsep pendidikan lingkungan hidup berupa Sekolah Mangrove pada 2016 yang ditujukan kepada masyarakat Kabupaten Indramayu sejak usia dini,

FEBRUARI 2018

23

ANEKA OLAHAN MANGROVE

Dari Sirup, Kopi, Kecap, Obat, Hingga Kosmetik

Mangrove tak sekadar jenis tanaman yang tumbuh di pantai dan berfungsi menahan abrasi sekaligus menjaga ekosistem biota laut. Di tangan Abdul Latif, mangrove bisa diolah menjadi aneka penganan, minuman, obat, hingga kosmetika. Jangan rusak lagi mangrove!

RUMAH

Berdikari binaan Pertamina RU VI Balongan, tak ubahnya bangunan rumah milik warga pada umumnya. Tak ada yang menyita perhatian ketika menyambangi bangunan berwarna merah jambu yang berlokasi di Desa Pabean Udik, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Rumah ini berada persis di samping muara, di mana kapal-kapal nelayan berukuran sedang hingga raksasa, bersandar.

24

FEBRUARI 2018

Sebuah etalase berukuran sedang tampak menghiasi sebelah kanan bangunan. Sepintas, rumah berdikari Pertamina RU VI Balongan itu tak berbeda dengan kios pada umumnya. Produkproduk yang dijual pun merupakan kebutuhan sehari-sehari seperti kecap, kopi, kerupuk peyek, kerupuk mangrove, dodol, sirup, kosmetika, obat, bakso, pakan ikan, pupuk organik, dan masih banyak lagi.

Yang membuat kios rumah berdikari ini berbeda dari kios lain adalah bahan bahan pembuat aneka produk yang dijajakannya tersebut. Semuanya terbuat dari mangrove! Ya, mangrove. Tanaman pantai yang acap dirusak dan bahkan dibabat habis demi pembangunan perumahan mewah ini ternyata bisa diolah menjadi aneka rupa kebutuhan manusia mulai dari makanan, minuman, obat, kosmetika, pakan ikan, dan sebagainya.

“Ada lebih dari 100 jenis olahan yang bisa dihasilkan dari mangrove,” kata Abdul Latif (47), si pengolah mangrove dari Desa Karangsong, membuka kisah aneka khasiat dari mangrove kepada ISafety yang menyambanginya pada awal Januari 2018 silam. “Ada kue bolu, peyek, kerupuk, dodol, obat, sirup, kopi, kecap, saos, kosmetika, pupuk organik, pakan ikan, tempe, tahu, dan masih banyak lagi,” kata Abdul Latif penuh semangat.

Bermula dari Sirup

Di saat berbincang, ISafety berkesempatan mencicipi sirup

Latif, menjaga orisinalitas dan naturalitas dari semua produk mangrove hasil olahannya. Dikisahkan Abdul Latif, sirup mangrove terbuat dari buah mangrove jenis trigada dan merupakan produk pertama dari olahan mangrove yang dibuat pria asli kelahiran Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu ini. Mulanya, tutur Abdul Latif, ia bersama kawan-kawannya menanam mangrove di pantai Karangsong. Tujuannya semata supaya bisa memanen udang windu yang acap menjadikan hutan mangrove sebagai habitatnya.

mangrove. Rasanya memang tidak seperti sirup buah pada umumnya. Ada aroma khas dengan sensasi rasa yang unik. Bagi mereka yang baru pertama kali mencicipi sirup mangrove, rasanya memang terasa asing. Tetapi Abdul Latif menjamin bahwa sirup mangrove yang diproduksi Rumah Berdikari dibuat tanpa menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet apapun. Tak hanya pada sirup, tapi seluruh olahan mangrove dibuat tanpa menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet apapun. Rumah Berdiri, kata Abdul

Tetapi seiring berkembangnya waktu, pada 2008 Abdul Latif mulai berpikir untuk memanfaatkan hutan mangrove di Karangsong agar berdaya guna, tak sebatas fungsinya menjaga ekosistem pantai. Sejak itu lah, mantan nelayan ini mulai bereksperimen. Hal pertama yang dipikirkannya adalah bagaimana mengolah buah mangrove supaya berdaya guna bagi kehidupan manusia. Sebab, ia teringat masa kecil yang sering mendapatkan cerita dari orangtua dan kakeknya bahwa di masa penjajahan Jepang, masyarakat banyak memanfaatkan buah mangrove untuk dimakan. Makum, di masa itu, beras merupakan sesuatu yang sangat langka. Hanya saja pemanfaatan buah mangrove sebatas FEBRUARI 2018

25

untuk rujakan karena rasanya yang asam. Ia lalu mencari informasi dengan mendatangi sejumlah tempat yang sudah memanfaatkan mangrove sebagai sirup. Kala itu memang sudah ada masyarakat yang membuat sirup dari buah mangrove. Berbekal pengetahuannya ini, Abdul Latif mulai memproduksi sirup sendiri. Hanya saja, karena jenisnya banyak, Abdul Latif merasa cocok dengan buah mangrove jenis Trigada

Sirup Mangrove

Kopi Mangrove

yang terkandung pada buah mangrove. “Ya butuh waktu sekitar tiga bulan supaya sirup yang dihasilkan dari buah mangrove bisa dikonsumsi dengan aman,” katanya. Latif sendiri membutuhkan waktu sekitar empat tahun agar 26

FEBRUARI 2018

lantaran rasanya yang tidak terlalu pahit dan tidak terlalu asam. Sirup yang dihasilkan, berwarna kuning pucat, seperti warna sirup buah markisa. Tak seperti sirup buah pada umumnya, pembuatan sirup dari buah mangrove membutuhkan sejumlah proses dan memakan waktu yang terbilang jauh lebih lama. Menurut Abdul Latif, hal itu dilakukan untuk membuang dan membersihkan sifat racun

Peyek Mangrove

Kecap Mangrove

sirup mangrove yang dihasilkannya, benar-benar bisa dipasarkan. Sukses dengan sirup mangrove dari buah mangrobe jenis trigada, Latif bereksperimen terhadap sejumlah buah mangrove lainnya. Kini, Abdul Latif tengah mengembangkan sirup mangrove dari tujuh jenis berbeda. Masing-masing sirup itu memiliki aroma,

rasa, dan warna yang berlainan satu sama lain, khas mangrove. Untuk pembuatan sirup itu, Abdul Latif hanya mencampurkan gula saja supaya rasanya tidak terlalu asam. Dari sirup, Abdul Latif yang pernah merantau ke Kalimantan Tengah ini bereksperimen terhadap mangrove. Kini di tangannya, mangrove yang selama ini tak banyak dilirik atau bahkan dipandang sebelah mata, menjadi tanaman pantai yang berdaya guna tinggi.

Otodidak

Hampir semua bagian tanaman mangrove, kata Latif, bisa diolah dan dimanfaatkan. Mulai dari akar, daun, batang, buah, biji, hingga getah. Hanya saja, Latif mengingatkan, tanaman mangrove memiliki sifat racun. Jadi, apabila tidak tahu sifat-sifatnya dan pandai mengolahnya, bisa keracunan dan bahkan mendatangkan kematian. Latif kemudian menunjukkan beberapa jenis dan bagian dari tanaman mangrove yang berpotensi mematikan. Ada buah, batang, getah, dan akar. Untuk pembuatan obat, misalnya, Latif lebih banyak menggunakan bagian akar. Sebab akar mangrove memiliki sifat racun paling tinggi dibanding bagian mangrove lainnya. Sifat racun yang dimiliki mangrove itu justru menjadi obat bagi manusia. Di tangannya, akar mangrove yang beracun dan bisa mendatangkan kematian bagi manusia itu, diolah menjadi beberapa obat. Antara lain obat penurun kolesterol, obat penyakit dalam, dan obat kulit. Khusus obat kulit, Latif menjadikan sang istri sebagai obyek eksperimennya. Tentu, tanpa sepengetahuan sang istri.

Bukannya sembuh, tubuh sang istri malah dipenuhi bintik-bintik. Setelah beberapa kali eksperimen, obat itu akhirnya manjur dan ia pasarkan. “Kalau kelinci percobaannya orang lain, kalau sampai mati, saya pasti kena masalah. Tapi kalau istri sendiri, ya alhamdulillah sih tidak terjadi apa-apa hahaha,” kata Latif berseloroh. Diakui Latif, berbagai olahan mangrove yang telah dihasilkannya, didapat secara otodidak. Gara-gara keberhasilannya membuat aneka olahan mangrove itu pula, Latif bisa bertemu ahli-ahli mangrove di Indonesia dari beberapa perguruan tinggi ternama. “Mereka hanya meneliti, tetapi tidak membuat olahan mangrove. Dari beberapa profesor itu lah saya banyak mendapat pengetahuan tentang mangrove, yang kemudian saya coba olah menjadi berbagai produk kebutuhan,” kata Latif. Di Indonesia, kata Latif, mangrove ada 112 jenis yang pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu mangrove inti, mangrove tambahan, dan mangrove ikutan. Mangrove inti adalah tanaman mangrove yang berada di pantai atau biasa disebut green belt (sabuk hijau). Sedangkan mangrove tambahan adalah tanaman mangrove yang berada di daratan semisal mangrove

Ketapang (Terminalia catappa L). Sementara mangrove ikutan, kata Latif, adalah mangrove yang terbentuk secara sendirinya semisal mangrove Kerandang (Peuraria phasealoides). Menurut Latif, di Indramayu sendiri baru terdapat sekitar 80 jenis mangrove. Itu pun bukan mangrove asli Indramayu. Dari semua jenis mangrove tersebut, baru sekitar 30-an jenis mangrove yang dimanfaatkan Latif untuk memproduksi aneka olahan mangrove. Dan Latif berhasil mengolah mangrove-mangrove dari ketiga kelompok tadi (inti, tambahan, dan ikutan). Membuat aneka olahan mangrove, diakui Latif, tidak lah mudah. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran luar biasa. Sebab pada hakekatnya mangrove adalah tanaman beracun. Latif mencontohkan pembuatan kecap. Setidaknya ia membutuhkan waktu selama enam bulan agar bisa menghasilkan kecap yang aman dikonsumsi. “Jika kurang dari waktu enam bulan itu, kepala akan terasa pusing lantaran sifat racun yang masih terkandung di dalam biji mangrove,” katanya. Kecap mangrove terbuat dari biji mangrove jenis Kerandang (Peuraria phasealoides). Sepintas, bijinya memang seperti biji

FEBRUARI 2018

27

kedelai. Kemiripan bentuk itu lah yang menginspirasi Latif untuk membuat kecap dari mangrove. Dan, berhasil. Untuk menghasilkan dua liter kecap, Latif membutuhkan 1 kg biji mangrove kerandang. Dari dua liter kecap mangrove yang dihasilkannya, Latif dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Jaka Kencana, memasarkannya dalam kemasan berukuran 140 ml dan dijualnya seharga Rp8.000. “Kata orang-orang sih, kecap mangrove ini cocok untuk nasi goreng. Kami sendiri menggunakannya sebagai bumbu sate ikan barakuda yang juga kami jual di Rumah Berdikari ini. Kata orang-orang yang datang dan mencicipinya, sate barakuda yang

28

FEBRUARI 2018

menggunakan kecap mangrove rasanya menjadi tambah enak,” kata Latif. Selain kecap, dari biji mangrove yang sama pula (Peuraria phasealoides), Latif memproduksi kopi yang mengusung brand Jackie Gold. Kopi mangrove kemasan kecil (isi 100 gr) dibanderol dengan harga Rp15.000. Proses pembuatan kopi mangrove itu pun, membutuhkan waktu berbulan-bulan, sama seperti halnya membuat kecap. Menurut Latif, hasil olahan mangrove yang membutuhkan waktu paling lama adalah pakan ikan. Dibutuhkan waktu setidaknya tiga tahun agar sifat racun yang terdapat pada batang mangrove bisa hilang sama sekali sekaligus menghilangkan kadar airnya. “Bisa mengapung kalau tiga tahun

dan bisa aman dikonsumsi ikan,” katanya. Sayang, Latif mengaku terkendala biaya untuk bisa mematenkan aneka produk mangrove hasil olahannya. Dari sekian banyak olahan mangrove, Latif baru mematenkan kecap. “Mahal Pak biayanya. Sampai sekarang baru kecap yang sudah saya patenkan,” sambug Latif. Kendala biaya ini pula yang membuat aneka olahan makanan, minuman, dan obat-obatan dari mangrove buatannya, belum terdaftar resemi di BPOM RI. Latif mengaku saat ini masih dalam tahap proses ke BPOM RI. Sejauh ini, ia baru mengantongi izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT) yang dikeluarkan Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Indramayu. (Hasanuddin)

ABDUL LATIF

Si Perusak Lingkungan yang Kini Jadi Pahlawan ABDUL Latif (47) tak menyangka jika hidupnya kini menjadi jauh lebih bermakna, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, bahkan bangsa. Namanya kini terkenal. Mangrove telah mengantarkan pria kelahiran Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini terbang ke seantero negeri guna memenuhi berbagai undangan. Mangrove telah pula mengantarkan dirinya meraih sejumah penghargaan. Antara lain penghargaan sebagai Pelopor Ketahanan Pangan oleh Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017. Setahun sebelumnya, Abdul Latif bahkan dinobatkan sebagai Pahlawan (Local Hero) oleh Pertamina dalam Pertamina Award tahun 2016. Semua berkat kegigihan, ketekunan, dan kesabarannya dalam mengolah mangrove menjadi aneka produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa pengetahuan khusus apalagi pendidikan tinggi, Abdul Latif berhasil mengolah mangrove menjadi lebih dari 100 produk. Mulai dari produk makanan, minuman, kue, obat-obatan, pakan ikan, bumbu masakan, hingga kosmetika. Namun, siapa sangka jika dulunya Abdul Latif justru perusak lingkungan. Kepada ISafety, terang-terangan Abdul Latif mengaku bahwa ia termasuk salah seorang dari pelaku perusakan hutan di kawasan Tanjung Puting, Kalimantan Tengah di pertengahan tahun 1990-an. Kala itu, Abdul Latif yang menjadi nelayan, merantau ke Kalimantan hingga akhirnya menjadi pekerja di tambang emas liar di Tanjung Puting. Pekerjaannya sebagai penambang emas di Tanjung Puting, ia lakoni selama beberapa tahun. Pada awal tahun 2000-an, ia pulang kampung ke Indramayu. Kebetulan, katanya, saat itu tengah berlangsung panen udang windu di pantai Karangsong. Untuk memanen udang windu tersebut, ia dan banyak nelayan lain di sana, melakukan pembabatan hutan mangrove yang menyebabkan luas area hutan mangrove di Karangsong berkurang drastis. Kala itu lah ia merasa terpanggil untuk melakukan gerakan penanaman pohon mangrove. Bersama teman-temannya, sejak 2003 hingga 2008, Abdul Latif terlibat penanaman pohon mangrove di Karangsong. Tujuannya, semata demi mendapatkan panen udang windu yang berlimpah. Pada titik ini lah, Abdul Latif mulai berfikir untuk bisa memanfaatkan pohon mangrove yang telah ditanamnya menjadi sesuatu yang berdaya guna bagi kehidupan. Latif mulai terlibat dalam sejumlah eksperimen. Yang pertama adalah membuat sirup mangrove, sebab produk ini sudah dibuat di

banyak tempat di Indonesia. Tetapi ia tidak mendapat ‘bocoran’ rahasia membuat sirup mangrove dari berbagai tempat yang didatanginya, sehingga mendorongnya untuk terus bereksperimen. Dan, berhasil. Dari sirup, Latif membuat banyak olahan mangrove. Selama 10 tahun bereksperimen, kini Abdul Latif telah menghasilkan lebih dari 100 olahan mangrove. Sukses yang kini dipetik, katanya, tidak akan terlaksana tanpa pembinaan dan bimbingan dari Pertamina RU VI Balongan yang pada sekitar tahun 2010 membentuk Rumah Berdiri dan mengajak dirinya terlibat. Lewat Rumah Berdikari binaan Pertamina RU VI Balongan itu lah, Abdul Latif berkembang hingga sekarang ini. Satu hal yang tertanam kuat di benak Abdul Latif adalah bahwa dalam melakukan aneka olahan mangrove, ia harus mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, sosial-budaya, dan edukasi. Ekologi tentu berkaitan supaya mangrove yang dijadikan aneka olahan, tidak merusak lingkungan. “Ekonomi, aneka olahan mangrove harus bisa menghasilkan manfaat ekonomi baik bagi saya pribadi, teman-teman di KTH (kelompok tani hutan) Jaka Kencana, petani mangrove, dan warga sekitar. Sosial-budaya, kita harus tetap sadar bahwa kita adalah bangsa bahari di mana mangrove merupakan bagian dari bangsa bahari. Sedangkan edukasi, mangrove bisa menjadi obyek penelitian dan pendidikan,” urai Abdul Latif. (Hasan)

FEBRUARI 2018

29

3 Piala Proper Emas di Ruang GM Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan kembali meraih piala Proper Emas, sebagai penghargaan tertinggi di bidang kinerja perusahaan terhadap pengendalian, pengelolaan, dan pemberdayaan lingkungan. Setelah ini, apa lagi? ADA

yang berbeda ketika ISafety bertandang ke ruang General Manager (GM) Pertamina RU VI di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada awal Januari 2018 silam. Koleksi piala yang terdapat di ruang GM, khususnya di deretan piala Proper, bertambah satu. Warnanya kuning keemasan. Itu lah piala Proper Emas. Ketika ISafety menyambangi ruang yang sama pada Juni 2017, jumlah piala Proper masih empat buah. Tetapi di awal Januari 2018, bertambah satu sehingga kini menjadi 5 piala Proper. Terdiri atas dua piala Proper berwarna silver dan tiga piala Proper berwarna emas. “Alhamdulillah pergantian tahun menjadi berkah buat kami, di mana pada akhir tahun 2017 kami kembali meraih piala Proper Emas. Ini merupakan piala Proper Emas ketiga kalinya, yang diraih Pertamina RU VI Balongan secara berturut-turut yaitu tahun 2015, 2016, dan 2017,” kata Agung Darmawan, Section Head Environment Pertamina RU VI Balongan kepada ISafety. Agung menjelaskan, raihan Proper Emas untuk yang ketiga kalinya itu, bukan perkara mudah. Pihak Pertamina RU VI Balongan harus bersaing ketat dengan sekitar 200 perusahaan lain seIndonesia. Dan ada begitu banyak aspek yang dinilai. Peserta, kata Agung, tidak hanya perusahaan energi seperti Pertamina, tetapi juga dari perusahaan lain yang bergerak di berbagai bidang. Merujuk Pasal 3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian 30

FEBRUARI 2018

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, pelaksanaan Proper dilakukan terhadap usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL, yang: a. Hasil produknya untuk tujuan ekspor b. Terdapat dalam pasar bursa c. Menjadi perhatian masyarakat, baik dalam lingkup regional maupun nasional; dan/atau d. Skala kegiatan signifikan untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Syarat untuk bisa mendapatkan peringkat emas harus dipenuhi melalui upaya yang sangat berat dan ketat. Sebab, kata Agung, untuk mendapatkan Proper Emas, penilaian yang dilakukan tidak lagi sekadar ketaatan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Tetapi sudah berada pada tahap melebihi ketaatan, d i l a k u ka n secara konsisten, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Menurut Agung, ada sejumlah kriteria penilaian aspek lebih dari ketaatan. “Antara lain penilaian penerapan sistem manajemen lingkungan, penilaian dokumen ringkasan kinerja pengelolaan lingkungan, penilaian pencapaian

di bidang efisiensi energi, penilaian pengurangan pencemar udara dan emisi gas rumah kaca, penilaian pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, penilaian perlindungan keanekaragaman hayati, penilaian pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya,” beber Agung. Sebelumnya, kata Agung, pada awal November 2017 Pertamina RU VI Balongan dipimpin GM Joko Widi Wijayanto mempresentasikan program CSR dan kepedulian terhadap lingkungan kepada Dewan Proper dari Kemen LHK di Jakarta. Hasil presentasi itu kemudian ditindaklanjuti Dewan Proper dengan

melakukan kunjungan langsung ke lapangan sebanyak dua kali. Yaitu pada 18 November 2017 dan 22-23 November 2017. Sementara itu, GM Pertamina RU VI Balongan Joko Widi Wijayanto mengatakan, pencapaian Proper Emas tiga kali berturut-turut menunjukkan komitmen dan konsistensi Pertamina RU VI Balongan dalam harmonisasi pengelolaan operasional dan bisnis dengan tatakelola lingkungan yang baik serta berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Apa Itu Proper?

Proper merupakan kependekan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan. Merujuk Pasal 1 Permen LHK No 3/2014, Proper adalah evaluasi ketaatan dan kinerja melebihi ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan di bidang pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Proper merupakan salah satu upaya Kemen LHK untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi.

Lantas, setelah tiga kali berturutturut meraih Proper Emas, apa lagi yang akan dilakukan? “Raihan Proper Emas tiga kali berturut-turut itu bagi kami justru menjadi challenge bagaimana mempertahankannya. Karena itu kita harus selalu melakukan continuity improvement, butuh effort yang justru semakin berat karena leveling kita semakin meningkat. Jika selama ini kita melakukan pemberdayaan masyarakat di area Ring I dan Ring II, barangkali ke depan kita akan perluas lagi jangkauannya supaya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ke depannya,” kata GM Joko Widi Wijayanto. (Hasanuddin)

Peringkat Proper 1. Biru

Untuk penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan.

2. Merah

Untuk penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidupnya dilakukan tidak sesuai dengan persayaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan.

Dasar Kebijakan Program Proper 3. Hitam 1. UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2. Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut 3. PP No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara 4. PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 5. PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 6. PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Untuk penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

4. Hijau

Untuk penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan hidup melebihi ketaatan melalui pelaksanaan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.

5. Emas

Untuk penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan hidup dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. (Hasan)

FEBRUARI 2018

31

DIREKTUR PENGOLAHAN PT PERTAMINA (PERSERO) TOHARSO

Profit, People, Planet P

engamatan langsung ke beberapa program unggulan community development (comdev) Pertamina Refinery Unit VI Balongan di Balongan, Indramayu, mengantarkan ISafety menemui Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Toharso di ruang kerjanya, Jumat (2/2/2018). Kepada Hasanuddin, Soehatman Ramli, dan Vivi Ariyanti dari ISafety, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Toharso menjelaskan bagaimana pentingnya persoalan pemberdayaan lingkungan bagi keberlangsungan bisnis PT Pertamina (Persero), kebijakan, leadership, hingga Pertamina menuju perusahaan kelas dunia (world class company). Berikut petikan wawancaranya.

Pertamina RU VI Balongan meraih Proper Emas tiga kali berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Komentar Bapak? Apa yang dicapai RU VI Balongan dan juga RU lainnya dalam bidang lingkungan, merupakan bagian dari prinsip 3P; Profit, People, Planet. Ini bukan hanya di Pertamina, tapi di seluruh dunia. Microsoft, misalnya, setiap tahunnya mengeluarkan biaya yang sangat besar bagi pemberdayaan manusia dan lingkungan di seluruh dunia. Itu microsoft loh, perusahaan yang jauh bersinggungan dengan urusan lingkungan. Profit, sebagai sebuah perusahaan, Pertamina sudah pasti mengejar profit. Saya tidak mau ceritakan bagaimana upaya Pertamina mengejar profit. Saya hanya mau menjelaskan bagaimana bisnis juga harus bisa menjamin people dan planet atau lingkungan. Soal people, dulu di Pertamina, program CSR yang kami kembangkan lebih ke arah memberikan bantuan langsung atau charity seperti sunatan massal dan sebagainya. Tetapi sekarang tidak lagi karena pemberian bantuan seperti itu tidak memiliki manfaat berkelanjutan bagi masyarakat yang kita bantu. Kita sekarang lebih mengarah pada upaya mendevelop lingkungan masyarakat supaya bisa mandiri. Sebelum melaksanakan, kita jalin kerjasama dulu dengan perguruan tinggi untuk melakukan social mapping. Sebab lingkungan masyarakat di RU IV Cilacap misalnya akan berbeda dengan lingkungan masyarakat di RU VI Balongan dan begitu seterusnya. Misalnya di Yogyakarta. Di kawasan Depo Pertamina dikembangkan pertanian. Sebelumnya masyarakat di sana panen setahun sekali. Pertamina kemudian membantu intensifikasi pertanian, bibit-bibitnya, hingga alat-alat pertaniannya. Hasilnya, masyarakat yang tinggal di kawasan Depo Pertamina di Yogyakarta itu bisa panen dua hingga tiga kali dalam setahun. Begitu pula dengan hasilnya, yang semula empat ton per hektar kini menjadi enam hingga tujuh ton per hektar. Nah ini yang kami 32

FEBRUARI 2018

sebut sebagai development people atau pengembangan atau pemberdayaan masyarakat. Beda dengan zaman dulu di mana bantuan diberikan dalam bentuk charity seperti sunatan massal, dan sebagainya. Sekarang soal lingkungan. Nah di Balongan itu mulanya adalah bencana berupa tumpahan minyak akibat floating house milik

salah satu kapal tanker milik pertamina, pecah tahun 2008. Saat itu kita melakukan upaya penanaman pohon mangrove guna mengembalikan kerusakan lingkungan yang terpapar tumpahan minyak tadi. Tetapi dalam perkembangannya kemudian, terjadi inovasi-inovasi sehingga kondisinya seperti sekarang ini. Sebetulnya kita juga nggak menyangka sekarang akan seperti ini. Ini semua terjadi karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat. Jika tidak, mungkin tidak akan seperti sekarang ini. Pertamina akan memberikan bantuan lebih apabila mendapat respons positif dari masyarakat. Itu hebatnya Pertamina. Saya bangga menjadi orang Pertamina. Dari semula hanya menanam, karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat tadi, akhirnya dikembangkan menjadi

kawasan wisata dan semakin berkembang seperti sekarang ini.

Apa kunci keberhasilan yang dikembangkan Pertamina? Kunci dari keberhasilan ini adalah komitmen. Komitmen

pimpinan di Pertamina. Mulai dari Direksi di level tertinggi, GM, Manajer, hingga pekerja terbawah sekalipun sama-sama berkomitmen tentang 3P tadi dengan caranya masing-masing dan disesuaikan dengan lingkungannya. Tetapi meski kita sudah berkomitmen, tanpa adanya dukungan penuh dari masyarakat, apapun program yang dibuat tidak akan optimal. Di Indramayu, dukungan tidak hanya berasal dari masyarakat, tetapi juga aparat pemerintahan setempat. Program Sekolah Mangrove yang kami gulirkan mendapat respons bagus dari Dinas Pendidikan Indramayu sehingga kemudian menjadi mata ajar dan kurikulum di SD di sana. Saya sudah melihat secara langsung ke sana dan soal pengetahuan tentang mangrove memang sudah diajarkan di sekolah-sekolah di Indramayu. Menurut saya itu bagus.

FEBRUARI 2018

33

Apa komitmen saja cukup? Selain komitmen, juga konsisten. Komitmen dan konsisten dilakukan. Harus terus berkesinambungan. Komitmen dan konsisten saja gak cukup, harus diroll out. Kita sudah membentuk tim yang dipimpin oleh Pri Hartanto dibawah bimbingan Mahendrata Sudibja selaku SVP HSSE. Apa-apa yang sudah baik di satu RU, misalnya Balongan, harus di roll out ke tempat lain di Pertamina. Sebab Indonesia bukan hanya Balongan atau Indramayu. Soal biaya nggak usah khawatir. Sumber dana community development di Pertamina itu ada dua yaitu CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

RU VI Balongan menjadi pelopor di bidang pemberdayaan manusia (people) berupa Safetyman. Akankah hal ini diterapkan di RU lainnya di Indonesia? Soal safetyman, interaksi yang terbangun simbiosis mutualisme. Pertamina butuh tenaga safety yang banyak ketika melakukan perawatan kilang mingguan, bulanan, tahunan. Masyarakat butuh pekerjaan. Jadi saling diuntungkan. Safetyman akan di roll out di tempat lain. Seperti yang tadi saya katakan, apa-apa yang baik di satu RU, pasti akan di roll out ke tempat lain.

34

FEBRUARI 2018

Kita sekarang sedang mendidik sekitar 2.000 orang di Balikpapan, Kalimantan. Kebutuhannya sekitar 10.000, dilakukan secara bertahap. Pembangunan kilang akan membutuhkan ribuan orang. Kita sudah bekerjasama dengan Depanaker setempat dan BLK-nya. Semua biaya kita yang tanggung. Ketika mereka sudah memiliki keahlian atau skill dari Pertamina, mereka pasti akan kami libatkan dalam proyek pembangunan kilang. Demikian pula dengan safetyman. Awalnya adalah suatu kebutuhan dari Pertamina, tetapi interaksi yang terjalin kemudian adalah simbiosis mutualisme. Dalam mengembangkan codev, yang kita utamakan adalah warga setempat atau yang berada di wilayah Ring I dari area kilang.

Dalam upaya membangun dan penguatan komitmen tadi, apa yang dilakukan sehingga sebuah kebijakan bisa terlaksana dari level atas sampai bawah? Leadership. Seorang leader harus ada pengorbanan. Misalnya ketika sudah memasuki jam pulang, seorang GM harus keliling kilang dulu untuk memastikan semuanya aman, sebelum pulang. Seorang leader juga harus dekat dengan anak buah, jangan malah bikin repot. Lalu seorang leader harus membuat pekerjaan anak buahnya menjadi mudah.

Terkait leadership, jika terjadi insiden fatal, konsekuensi apa yang akan diterima seorang leader? Saya copot langsung. Gak ada toleransi untuk accindet fatality. Gak ada cerita, copot langsung. Semua pekerja baik berstatus karyawan Pertamina, outsourcing, karyawan kontraktor atau apapun namanya, harus menjadi tanggung jawab seorang GM. Itu pentingnya leadership, dia harus selalu bisa memastikan safety di seluruh proses kerja di kilang dan aktivitas para pekerja yang terlibat di dalam keseluruhan proses itu.

Pertamina menuju perusahaan kelas dunia (world class company), apa yang dilakukan dan apa parameternya? Parameternya banyak, tapi kami menyederhanakannya menjadi delapan prioritas yang harus diselesaikan Pertamina dengan cara benchmark. Yaitu pertama, Safety (Personal safety of workspace). Tidak ada accident apalagi fatality juga oil spill. Targetnya zero accident di tahun 2020. Kalau terjadi penaltinya tinggi sesuai aturan yang diberlakukan di pertamina. Kedua, Lingkungan (Environmental compliance). Kita mendevelop lingkungan, menjaga lingkungan dengan prinsip 3P seperti yang saya jelaskan. Targetnya, seluruh kilang atau Refinery Unit yang berjumlah tujuh unit di seluruh Indonesia harus mencapai Proper Emas di tahun 2020 dan ISRS minimal 7 di tahun 2021. Ketiga, Produk (Product hight quality). Produknya harus hight quality, sesuai dengan tuntutan konsumen, euro 5 (10 ppm) – 6 (5 ppm). Keempat, kehandalan kilang (Refining availability). Targetnya, tahun 2021 kehandalan kilang harus mencapai Quartil 1 (Q1) 98%. Sekarang kehandalan kilang kita berada di Quartil 3. Kelima, Efisiensi energi (Energy eficiency). Targetnya mencapai Q2 88 di tahun 2021. Keenam, Profit (Profit margin). Targetnya Q4 2,11 di tahun 2021 berdasarkan indikator Nett Cash Margin (USD/bbl). Ketujuh, Maksimalisasi produk (Maximing product). Tidak akan ada lagi yang terbuang percuma, semua harus berdaya guna. Targetnya Q1 78,71% di tahun 2019. Dan kedelapan,

People (People Development). Kita punya HSSE Demo Room yang sekarang ada di RU VI Balongan, tetapi nanti akan dikembangkan di seluruh RU. Lalu kita juga sudah punya OTS (Operator Training Simulation). Targetnya 5% vacancy di tahun 2020 dan learning days 5 hari/ pekerja/tahun di tahun 2019.***

Pekerja Karir di Pertamina TOHARSO diangkat menjadi Direktur P e n g o l a h a n PT Pertamina (Persero) pada 2 Desember 2016 menggantikan Rachmad Hardadi yang

d i a n g kat m e n j a d i Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia. Sebelum menjabat sebagai Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Toharso menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina Retail. Lulusan Magister Manajemen Universitas Airlangga ini merupakan pekerja karir di Pertamina yang pernah menduduki berbagai jabatan. Di Direktorat Pemasaran, Toharso memulai karirnya di tahun 1992 di Pemasaran III Jakarta. Pernah menjadi Representative Manager di Dili, Timor Leste pada 1999. Pernah pula ditugaskan sebagai Manajer Produksi Pelumas, Kepala Divisi Komunikasi, dan Direktur Patra Niaga. (has)

FEBRUARI 2018

35

Safety, Keset, dan Toharso KECELAKAAN kerja sering terjadi karena perilaku yang tidak aman (unsafe act). Perilaku tidak aman itu muncul lantaran aspek keselamatan (safety) belum menjadi bagian dari keseharian dalam kehidupan.

menyala tersebut. Tetapi keset merah itu akan terasa berbeda jika kita memandang dari arah sebaliknya.

Ada banyak cara dilakukan guna terus menumbuhkan perilaku safety dalam keseharian. Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Toharso punya cara tersendiri yang terbilang menarik sekaligus patut diteladani. Menarik, karena tidak semua orang melakukan cara seperti yang dilakukan Toharso. Patut diteladani, karena Toharso bukan orang sembarangan di PT Pertamina (Persero).

amat jelas pada keset merah tersebut yaitu

Sebagai seorang direktur di sebuah BUMN yang penerapan safetynya tinggi, Toharso tentunya sudah sangat memahami dan menjiwai safety. Tetapi mantan Direktur Utama Pertamina Retail ini tak pernah berhenti untuk terus menumbuhkan perilaku safety di dalam dirinya. Caranya, di depan pintu masuk ruang kerjanya, ia memasang sebuah keset. Ketika memasuki ruangannya, tidak ada yang aneh dari selembar keset berwarna merah

36

FEBRUARI 2018

Ketika kaki akan melangkah ke luar, meninggalkan ruangan kerja Toharso, ada sebuah tulisan yang terbaca

Starts With Me.”

“Safety

Ini lah cara saya untuk terus mengingatkan diri sendiri. Ke manapun kaki melangkah, safety harus selalu ada pada diri saya,” kata Toharso yang siang itu sengaja mengundang ISafety memasuki ruang kerjanya di lantai 4. Apa yang dilakukan seorang direktur ini adalah suatu pewujudan dari komitmen dan kepemimpinan K3 ( Safety Commitment and Leadership) yang banyak didengung-dengungkan praktisi K3. Sebagai Manajemen puncak dia menunjukkan komitmen dan kepimpinannya dengan menjadikan dirinya sebagai role models dan memberikan keteladanan bagi setiap orang. Keteladanan Toharso ini perlu diikuti oleh semua semua orang dari pimpinan tertinggi sampai pekerja terbawah, mulailah keselamatan dari diri sendiri. (Hasan)

FEBRUARI 2018

37

Pertamina RU VI Usung Konsep Zero Waste dalam Budidaya Jamur Tiram TOTO (57) kini bisa tersenyum lega.

Pria warga Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu mengaku hidupnya kini tak lagi merasa kesulitan seperti beberapa tahun lalu. Kehidupannya terangkat berkat budidaya jamur yang dilakukannya sejak 2014 lalu. Tak hanya itu, keberhasilannya dalam melakukan budidaya jamur jenis tiram (Pleurotus ostreatus), ia tularkan kepada warga setempat. Saat ini sudah ada empat petani plasma yang menjadi bagian dari kelompok usaha Toto. Sebelum berkenalan dengan jamur tiram, Toto adalah seorang petani. Pernah juga bekerja sebagai kuli di PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan, Indramayu. Tetapi kehidupannya tak juga membaik. Suatu ketika di tahun 2014, ia mencoba peruntungan dengan membudidayakan jamur tiram. Pada 2015, kelompok usaha tiram yang dibangun Toto mendapat bantuan dari Pertamina RU VI Balongan berupa kumbung, rak baglog, dan sekitar 6.000 baglog jamur tiram. Tak 38

FEBRUARI 2018

hanya bantuan fisik, Pertamina RU VI lewat program CSR (Corporate Social Responsibility) juga memberi bantuan kepada Toto Cs berupa pembinaan dan pelatihan cara budidaya jamur. Kini, rumahnya di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, disesaki dengan baglog jamur. Ada ruang pembibitan, ruang baglog, hingga ruang pembudidayaan yang terletak di halaman belakang rumahnya. Ketika ditemui ISafety pada 5 Januari 2018 lalu, Toto dan istri begitu fasih menjelaskan apa itu jamur tiram dan bagaimana mengembangkan usaha budidaya jamur tiram. Menurut Toto, ada dua jenis medium yang bagus digunakan untuk budidaya jamur yaitu serbuk kayu dan jerami. Toto lebih memilih menggunakan medium serbuk kayu sebagai medium pembudidayaan jamur tiram dengan alasan praktis. “Kalau jerami, kita mesti potongpotong lagi hingga didapatkan ukuran sangat kecil. Ini tidak praktis. Berbeda dengan serbuk kayu yang memang sudah berukuran sangat kecil,” kata Toto. Dalam pembudidayaan jamur tiram yang dikembangkannya, Toto mengaku

sama sekali tidak menggunakan bahan kimia apapun, termasuk dalam hal pemupukan. Semuanya serba alami. Jika memasuki masa panen, dari sekitar 6.000 baglog tadi, setiap hari Toto bisa memetik 50 kg. Di penampung, harga satu kilogram jamur tiram dipatok Rp13.000. Dalam sehari, budidaya jamur tiram yang dikembangkan kelompok Toto bisa menghasilkan Rp650 ribu atau Rp19.500.000 dalam sebulan. Hasil itu, ia bagi-bagi kepada anggota kelompoknya yang berjumlah enam orang. Istri Toto menambahkan, di Indramayu ada dua jenis jamur yang banyak dibudidayakan masyarakat yaitu jamur tiram dan jamur merang. Harga jamur merang memang lebih mahal, Rp30.000/kg. Namun ia lebih memilih membudidayakan jamur tiram. Sebab, selain lebih mudah dan tidak ‘rewel’ seperti jamur merang, harga jual jamur tiram di pasaran juga stabil, flat di harga Rp13.000/kg. “Beda dengan jamur merang yang harga jualnya fluktuatif, tergantung kualitas jamur merang yang dijual. Telat sedikit

saja memanen, kualitas jamur merang akan buruk dan harga pasti langsung anjlok. Beda halnya dengan jamur tiram, meski berhari-hari dipanen, kualitasnya tetap terjaga sehingga harga jualnya stabil,” kata istri Toto. Toto menambahkan, selain menjual jamur yang dipanen, pihaknya juga mengembangkan pembibitan jamur. Satu botol bibit jamur tiram bisa dijual dengan harga Rp200.000. Tapi tidak setiap hari ia bisa menjual bibit jamur tiram mengingat susahnya proses pembuatan bibit jamur. Penghasilan tambahan lainnya adalah ia juga tengah mengembangkan budidaya cacing untuk kosmetik dan konsumsi. “Harga satu kilogramnya Rp30.000,” kata Toto penuh semangat seraya memperlihatkan dua kotak kayu tempat budidaya cacing yang tengah dikembangkannya. Budidaya cacing memang merupakan usaha tambahan dari budidaya jamur. Sebagaimana dikatakan General Manager (GM) Pertamina RU VI Balongan Joko Widi Wijayanto kepada ISafety, budidaya jamur merupakan salah satu bagian dari upaya community development (codev) yang merupakan program CSR berkelanjutan (sustain) Pertamina RU VI Balongan. Dalam budidaya jamur, kata Joko, sejak 2016 pihak Pertamina RU VI mengembangkan konsep zero waste

mushroom. “Dengan konsep itu, semua hal tidak ada yang menjadi sia-sia,” kata Joko Widi Wijayanto. Dijelaskan Toto, serbuk kayu yang digunakan sebagai medium budidaya jamur tiram masyarakat, merupakan limbah kayu dari proses pembuatan kapal di Indramayu. Setelah digunakan sebagai medium jamur, limbah serbuk kayu itu menjadi medium yang sangat bagus bagi budidaya cacing konsumsi dan kosmetik. Guna pengembangan usaha, Pertamina RU VI Balongan sudah berencana untuk menambah jumlah baglog yang kini tengah dikembangkan kelompok usaha jamur pimpinan Toto; dari 6.000 baglog menjadi 10.000 baglog. “Kemungkinan penambahan baglog itu terelalisir akhir Januari ini,” kata Toto. Pihaknya juga akan menambah fasilitas berupa water sprinkle supaya suhu udara di dalam ruang pembudidayaan bisa dijaga kelembabannya. (Hasanuddin)

FEBRUARI 2018

39

SAFETYMAN Agent of Safety culture di Balongan

Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Pertamina RU VI Balongan berhasil menciptakan para pemuda di wilayah kilang dari pengangguran menjadi pemuda harapan bangsa. Para pemuda itu kini tak hanya menjadi ujung tombak keberlangsungan safety di kawasan kilang, tetapi juga menjadi agen of culture safety di lingkungan tempat tinggalnya. 40

FEBRUARI 2018

“SAFETY Is Not a Choice, But a Must.”

Kalimat yang terangkai dalam sebuah bingkai berwarna kuning ini begitu gamblang terpampang di Sekretariat Forum Komunikasi Safety Indramayu (Foksi) di Jl Desa Majakerta Blok 2 RT 03 RW 02, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Memasuki sekretariat yang bercat merah menyala di bagian luar tersebut, aneka kalimat dan rambu safety semakin banyak terpampang. Di sebuah sudut ruangan malah terdapat sejumlah rambu keselamatan yang tampaknya ditujukan bagi anak-anak.

Dinding-dindingnya banyak dihiasi dengan gambar dan kalimat tentang K3 dan Safety. Ada pula gambar tentang suasana kilang minyak. Nyaris tak ada kursi dan meja di sekretariat Foksi, selain dua kursi dan meja yang tampaknya ditujukan hanya bagi administrasi. Sebagai gantinya, terhampar karpet di lantai. Siapapun yang memasuki Sekretariat Foksi, diwajibkan membuka alas kaki supaya kebersihan di ruangan itu tetap terjaga. “Foksi lebih ke arah paguyuban, Pak. Kalau ada pertemuan atau rapat, kami lakukan secara duduk bersila, supaya lebih guyub,” kata Ade Supriyanto (30), mengawali perbincangannya dengan ISafety awal Januari 2018 silam. Foksi merupakan sebuah wadah komunikasi para Safetyman, binaan Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan yang dibentuk pada 2016 dan Ade Supriyanto merupakan Ketua Foksi pertama untuk periode 2016 - 2019. Anggota Foksi adalah para Safetyman yang dipekerjakan di Kilang Balongan Pertamina RU VI. Menurut Ade, jumlahnya di tahun 2017 mencapai 93 orang. Sebagian dari mereka direkrut Pertamina RU VI, namun sebagian besar lagi merupakan karyawan perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra bisnis Pertamina RU VI Balongan. Ade sendiri saat ini tercatat sebagai karyawan PT Recon.

Pengangguran

Safety kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Ade, pria kelahiran Desa Majakerta, Balongan, Indramayu, 30 tahun silam. Dalam setiap helaan napasnya, Ade tak pernah bisa lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan safety. Ayah dua anak ini, misalnya, akan langsung memungut sampah apabila di hadapannya ada sampah yang dibuang sembarangan oleh orang lain. “Ya bagaimana ya, udah jadi kebiasaan sih,” dalihnya. Padahal, enam tahun lalu, safety merupakan hal yang sangat asing bagi Ade. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri Ade bermula ketika Pertamina RU VI lewat program pemberdayaan masyarakatnya, membuka kesempatan kepada para pemuda yang berdomisili di Ring

I (area sekitar kilang) untuk bekerja sebagai safetyman. Menurut Agung Darmawan, Environment Section Head Pertamina RU VI Balongan, pembentukan Safetyman merupakan bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina RU VI Balongan dalam bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Di samping tentu kebutuhan Pertamina itu sendiri. “Pembentukan Safetyman dilakukan untuk mengawal agar segala tahapan proses yang berlangsung di Kilang RU VI Balongan berjalan dengan aman tanpa insiden apapun. Sekaligus sebagai bagian dari program Pertamina RU VI Balongan dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitar area kilang,” kata Agung Darmawan kepada ISafety di ruang kerjanya awal Januari 2018 lalu. Ketika program safetyman itu dibuka Pertamina RU VI Balongan pertama kali pada 2011, Ade sendiri mengaku bahwa saat itu ia sudah terlebih dahulu mengenal aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang diperolehnya lewat pelatihan K3 Construction yang diselenggarakan oleh Rekind dan Dinsosnakertrans Kabupaten Indramayu pada 2009. Pada tahun sama, Ade juga pernah menjalani pelatihan pertolongan pertama (First Aid) yang diselenggarakan PMI Kabupaten Indramayu. Ade bersama sejumlah rekan-rekannya kemudian mendaftarkan diri dalam program pelatihan Safetyman yang diselenggarakan Pertamina RU VI Balongan dan Dinsosnakertrans Kab Indramayu pada 2012, dan lulus. Sejak itu, safety menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian Ade Supriyanto. Diakui Ade, sebelum menjadi Safetyman, dia pernah bekerja serabutan meski sudah mengantongi sertifikat pelatihan K3 dan First Aid. Namun setelah menjadi Safetyman, kehidupan perekonomiannya berubah. “Alhamdulillah Pak, setelah menjadi Safetyman, kehidupan perekonomian keluarga saya menjadi lebih baik. Semuanya berkat bantuan dan dukungan Pertamina RU VI Balongan,” kata Ade. Menurut Ade, dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakatnya, Pertamina RU VI Balongan benar-benar mengutamakan para pemuda yang berdomisili

FEBRUARI 2018

41

di Ring I kilang. Selain dirinya, ada banyak pemuda asli Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, yang dibina Pertamina RU VI Balongan dan kini menjadi Safetyman. Rata-rata dari pemuda yang diajak Pertamina RU VI Balongan dalam pelatihan

42

FEBRUARI 2018

Safetyman itu adalah pengangguran atau pekerja kasar. “Syaratnya hanya ijazah SMA saja,” kata Ade. Hal yang sama juga dialami Ryan Gunawan (27) yang duduk sebagai Seksi

Humas dan Pemasaran di paguyuban Foksi. Ryan yang asli kelahiran Desa Balongan, Kecamatan Balongan, mengaku bahwa sebelum mendapat pelatihan sebagai Safetyman dari Pertamina RU VI Balongan pada 2011, dirinya adalah pekerja kasar di

beberapa perusahaan kontraktor yang menjadi mitra kerja Pertamina RU VI Balongan. Namun setelah mengikuti pelatihan tersebut pada 2011, kehidupan perekonomiannya mulai berubah. Ia menjadi petugas Safetyman di beberapa perusahaan kontraktor mitra bisnis Pertamina RU VI Balongan. Apalagi Ryan kini sudah bergabung dengan menjadi karyawan di PT Pertamina, di bawah naungan Divisi HSE Pertamina RU VI Balongan sejak 2015 sehingga tak perlu pusing lagi jika masa kontrak kerjanya mau habis sebagaimana selama ini dialaminya di perusahaan kontraktor.

Boleh dibilang, Ryan merupakan angkatan pertama yang lulus dari program pelatihan safetyman yang diselenggarakan Pertamina RU VI Balongan. Ryan bahkan tercatat sebagai orang pertama yang bekerja sebagai safetyman dari kampungnya di Desa Balongan. Ada kisah menarik ketika Ryan bekerja sebagai safetyman. Ia jadi bahan perbincangan masyarakat di kampungnya, utamanya tentang pekerjaan yang dilakukan Ryan sebagai safetyman. “Kerjanya cuma ngingetin orang, negur orang,” kata Ryan mengingat kembali memori tentang awal-awal dirinya bekerja sebagai safetyman. Tetapi setelah ia ceritakan betapa pentingnya menjadi seorang safetyman demi menjaga keselamatan, tidak hanya terhadap diri FEBRUARI 2018

43

sendiri maupun para pekerja lainnya tetapi terhadap keselamatan seluruh proses yang tengah berlangsung di area kilang. Kini, kata Ryan, Desa Balongan menjadi desa kedua terbanyak yang menjadi safetyman setelah Desa Majakerta. Berbeda dengan Ade Supriyanto, Ryan, dan beberapa safetyman yang sore itu ditemui ISafety di Sekretariat Foksi, Maman Sulaiman (35) justru merupakan ‘pendatang.’ Pria kelahiran Majalengka, Bandung, Jawa Barat ini merantau ke Balongan khusus untuk mengadu nasib. Beruntung, peruntungannya bagus. Ketika mendaftarkan diri menjadi peserta Pelatihan Safetyman yang diselenggarakan Pertamina RU VI Balongan dan Dinsosnakertrans Kab Indramayu pada 2011, Maman lulus. Maman merupakan safetyman satu angkatan dengan Ryan. Seperti halnya Ryan, Maman, ayah dua anak, pun kini sudah menjadi karyawan HSE Pertamina RU VI Balongan. Selain pelatihan safetyman tadi, Maman mengaku sudah mengantongi pula sertifikat pelatihan Basic Scaffolding (ALKON) dari Pertamina

44

FEBRUARI 2018

RU VI Balongan pada 2013. Patut diketahui juga bahwa untuk membentuk safetyman yang handal, bahkan Pertamina telah memberikan pelatihan untuk mendapatkan sertifikat safetyman dari OSH Academy USA, melalui Prosafe Institut.

Kampung Safety

Tak hanya Ade, safety juga kini sudah menjadi bagian dari kehidupan Ryan, Maman, dan rekan-rekannya sesama safetyman. Menurut Ade, selain karena tuntutan pekerjaan, mereka juga sering menggelar pertemuan di Sekretariat Foksi. Saat pertemuan itu lah biasanya mereka selalu sharing akan pengalaman yang berkaitan dengan safety di tempat kerjanya masing-masing. Jadi, katanya, dengan berbagi pengalaman itu lah ilmu safety mereka kian bertambah dan mindset safety kian tertanam di masingmasing individu. Dikatakan Ade, mereka yang sudah mendapatkan pelatihan safetyman dari Pertamina RU VI Balongan yang bekerjasama

dengan Dinsosnakertrans Kab Indramayu, tak mesti bekerja di area kilang milik Pertamina RU VI Balongan dan tak seluruhnya bekerja menetap di sebuah perusahaan. Sebagian besar dari para safetyman yang tergabung dalam wadah Foksi bekerja dengan sistem kontrak. Jadi ketika masa kontrak kerjanya habis, mereka biasanya stand by. Tapi umumnya tak lama menganggur, sebab perusahaan yang kini membutuhkan tenaga safetyman sekarang ini tak sebatas industri migas. Melainkan sektor konstruksi dan industri umum lainnya. Foksi, kata Ade, menjadi wahana interaksi dan komunikasi para safetyman se-Indramayu. Lewat wadah paguyuban itu, Foksi berbagi info tentang lowongan pekerjaan yang sekiranya membutuhkan tenaga safetyman. Tak hanya sebatas perusahaan atau industri yang berada di Indramayu, tetapi banyak juga perusahaan di luar Indramayu yang membutuhkan tenaga safetyman. Poinnya, kata Ade, kini sudah semakin banyak perusahaan yang mulai menyadari akan pentingnya safetyman di perusahaannya. Satu hal yang menggembirakan, para safetyman yang terhimpun dalam paguyuban Foksi tersebut mulai melakukan upaya nyata di masyarakat. Yaitu dengan membangun Kampung Safety di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Di Kampung Safety itu mereka memasang rambu-rambu lalu lintas di jalanan lingkungan, mensosialisasikan pentingnya aspek safety dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dan sebagainya. Menurut Ade, setelah membentuk Kampung Safety di Desa Majakerta, bukan tidak mungkin Foksi juga membentuk Kampung Safety serupa di wilayah lain. Disadari atau tidak, ________________________________________________________________________________________________________________ para safetyman binaan Has successfully completed all assignments and final exam requirements for the following OSHAcademy Occupational Safety & Health Course conducted by Pertamina RU VI Balongan OSHAcademy Authorized Training Provider (ATP), Prosafe Institute. itu kini telah menjadi agen perubahan budaya (agent of culture) perilaku aman, selamat, dan sehat di Topics covered in this training include: Basic Safety, Risk Management, Accident Prevention, Hazard Analysis, Job Safety Analysis, Fire Prevention, masyarakat. Jika metoda Occupational Health, Emergency Response Plan, Safe Work Permit, Safety Inspection, Accident Investigation and Reporting, Safe Work Practice for Confined Spaces, Safe Work Practices for Log Out and Tag Out (LOTO), Safe Work Practice for Working at Heights. serupa diterapkan di banyak perusahaan lain di Indonesia, sebuah revolusi mental dan budaya akan mewujud nyata di dalam kehidupan seharihari, bermasyarakat, ______________________________ ______________________________ Steven J. Geigle, M.A., CET, CSHM Soehatman Ramli 81001 12.24.2016 berbangsa, dan bernegara. Training Director, OSHAcademy OSH Training Training Director Student # Issue Date CET #: 28-1552, CSHM #: 1203 Prosafe Institute (Hasanuddin)

IRWAN ASEFUDIN

Safetyman for Oil and Gas

Certificates can be validated through the OSHAcademy website. www.oshatrain.org/atp-validate/

Jakarta, Indonesia ATP #: 20130107P

The content of this training conforms with U.S. Department of Labor (OSHA) training standards and ANSI Z490.1-2009, Criteria for Accepted Practices in Safety, Health, and Environmental Training.

Sertifikat safetyman dari OSH Academy USA FEBRUARI 2018

45

GM PERTAMINA RU VI BALONGAN JOKO WIDI WIJAYANTO

Bangun Komitmen dari Top Management hingga Front Line Pemberdayaan lingkungan menjadi salah satu perhatian utama Pertamina Refinery Unit VI Balongan, disamping bisnis inti. Pemberdayaan lingkungan yang selama ini dilakukan RU VI Balongan telah mengantarkan kilang minyak ke-6 milik Pertamina ini meraih penghargaan berupa Proper Emas tiga kali berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana komitmen yang dibangun dan harapanharapannya ke depan, Hasanuddin, Syafrizal Lubis, dan Vivi Ariyanti dari majalah ISafety mewawancari G M Pertamina RU VI Balongan Joko Widi Wijayanto di ruang kerjanya di Balongan, Indramayu, Jawa Barat awal Januari 2018 lalu. Berikut petikan wawancaranya. 46

FEBRUARI 2018

Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan tiga kali berturut-turut meraih Proper Emas dari Kementerian LHK yaitu tahun 2015, 2016, dan 2017. Uniknya, ketiga capaian tertinggi di bidang lingkungan hidup itu diraih Pertamina RU VI Balongan di tiga masa kepemimpinan yang berbeda-beda. Komentar Bapak? Hal utama adalah kebijakan dan komitmen yang kuat. Manajemen sudah membuat kebijakan lingkungan hijau (Green Refinery). Semuanya dimulai dari situ. Kebijakan tadi sebagai dasar komitmen lingkungan hijau yang berkelanjutan dan mengacu pada visi misi perusahaan untuk menjadi perusahaan terkemuka di Asia pada 2025. Jadi, meski GM berganti-ganti tetapi kebijakan

lingkungan hijau tetap harus berlanjut (sustain). Dengan demikian semua pihak mulai dari top management hingga front line harus paham semua tentang kebijakan lingkungan hijau. Di samping itu, tentunya, kita dalam menjalankan industri migasnya khususnya kilang, acuan kita sudah jelas yaitu regulasi baku mutu lingkungan. Berkaitan dengan Proper, tentu kita tidak semata-mata mengelola bisnis inti, kilang, tetapi juga berkaitan dengan lingkungan. Hal utama yang dinilai adalah bagaimana komitmen community development (codev) berlangsung secara sustain dan konsisten. Untuk mendapatkan peringkat dari hijau ke emas, dilihat bagaimana komitmen manajemen terhadap codev. Kami jalankan program pembinaan lingkungan bukan dengan charity tetapi empowering atau pemberdayaan. Pencapaian Proper Emas tiga kali secara berturut-turut ini menunjukkan komitmen dan konsistensi Pertamina RU VI Balongan dalam harmonisasi pengelolaan bisnis inti yaitu kilang dengan tatakelola lingkungan yang baik serta berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Mengapa empowering?

Menurut saya, empowering lebih mengena dan bisa dirasakan masyarakat. Kita ingin mengangkat kehidupan lingkungan masyarakat di sekitar kilang ini menjadi lebih baik, baik aspek pengelolaan lingkungan maupun nilai tambah yang bisa dia rasakan karena keberadaan industri energi di balongan ini harus bermanfaat bagi lingkungannya.

Adakah tagline atau motto yang diterapkan sehingga bisa meraih Proper Emas tiga kali berturut-turut? Tagline kita green refinery, empowering community. Dengan tagline itu program codev yang kami lakukan bisa berkelanjutan dan bisa dirasakan masyarakat. Mungkin program community development yang sustain itu lah, yang kemudian menjadi dasar kuat kami memperoleh Proper Emas tiga kali berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meski top manajemen tiga kali berganti

secara berturut-turut.

Kabupaten Indramayu.

Seberapa efektif kah tagline itu?

Kami juga fasilitasi para safetyman itu dengan membentuk website sendiri. Uniknya, website itu justru kemudian menjadi bursa kerja. Banyak perusahaan di luar Indramayu, yang membutuhkan tenaga-tenaga safetyman yang kami didik itu.

Tagline green refinery, empowering community menurut saya cukup ampuh dan dipahami tidak saja oleh kalangan internal di Pertamina tetapi juga masyarakat sekitar kilang, bagaimana Pertamina RU VI Balongan memberdayakan masyarakat dan respons masyarakat juga selalu positif kepada Pertamina karena mereka merasakan manfaatnya secara langsung. Saya ambil contoh soal Safetyman. Safetyman merupakan contoh nyata empowering people, dari tidak ada menjadi ada. Biasanya yang berbaju merah (safety) adalah karyawan Pertamina. Namun sesuai kebutuhan safety compliance di kilang, kita perlu manpower yang berada di luar struktur atau karyawan. Kita lalu mencoba memberdayakan masyarakat yang tinggal di Ring I atau wilayah terdekat kilang, terutama pemudapemuda yang baru lulus SMA dengan metode seleksi yang ketat dan melibatkan disnaker juga. Setelah lolos seleksi, mereka kemudian dididik dengan standar safety Pertamina. Kami akhirnya mendapat tambahan manpower yang berasal dari luar struktur. Mereka sekarang banyak yang bekerja di kontraktor-kontraktor mitra kerja Pertamina RU VI Balongan.

Tugas Safetyman?

Safetyman bertugas mengawasi compliance pekerja mitra kerja (kontraktor) untuk mengikuti standarstandar HSE Pertamina. Sebelum kami membentuk safetyman, selama ini para kontraktor mengangkat petugas safety yang sangat jauh dari harapan, tidak sesuai dengan standar-standar HSE Pertamina. Tidak sedikit juga dari safetyman yang dipekerjakan para kontraktor itu adalah staf administrasi. Untuk itulah kami melakukan pemberdayaan dengan mendidik dan melatih pemuda-pemuda yang tinggal di sekitar kilang menjadi safetyman sesuai standar HSE Pertamina. Para safetyman yang kami didik dan latih itu kini sudah banyak yang dipekerjakan para kontraktor dengan gaji yang besarannya dua kali UMR

Inilah sebuah terobosan yang membanggakan bagi kami, di mana kami berhasil mendidik dan melatih para pemuda di sekitar kilang yang semula menganggur menjadi para pemuda yang memiliki skill khusus dan banyak dibutuhkan kalangan industri di luar Pertamina dan bahkan di luar Indramayu. Kini, dengan adanya safetyman, compliance kerja para kontraktor di Pertamina RU VI Balongan sudah sesuai standar-standar HSE Pertamina. Para safetyman adalah jembatan GM sebagai Kepala Teknik di Refinery untuk memastikan bahwa seluruh proses kerja para kontraktor sudah memenuhi standarstandar safety yang kami tetapkan.

Kapan program dijalankan?

Safetyman

ini

Kami memulainya pada 2011, namun saat itu belum masif. Baru di tahun 2017 lah soal safetyman kami lakukan secara masif. Di tahun 2017 ini ada tambahan lebih dari 30 safetyman baru. Dengan demikian, total safetyman yang sudah kami didik dan latih lebih dari 80 orang. Penambahan jumlah safetyman yang masif di tahun 2017 ini berkaitan dengan upaya menjadikan HSSE sebagai beyond culture di Pertamina yang sudah menjadi kebijakan Pertamina pusat. Bayangkan, beyond culture. Ini tugas berat, sebab safety tidak lagi menjadi budaya di perusahaan tapi harus menjadi perilaku keseharian setiap individu yang bekerja di Pertamina. Karena itu, sebagai GM, saya perlu penguatan-penguatan baik di struktur organisasi maupun di luar struktur organisasi dengan memanfaatkan jaringan-jaringan di luar seperti safetyman. Harapannya agar safety benar-benar menjadi perilaku keseharian. Penempatan FEBRUARI 2018

47

petugas safety yang selama ini berdasarkan area, kini harus ditempatkan berdasarkan aktivitas.

Terkait hutan mangrove Karangsong. Komentar Bapak?

Ya, itu juga merupakan bagian dari komitmen kami terhadap lingkungan hijau. Awalnya terjadi pencemaran minyak, abrasi, dan sebagainya. Bekerjasama dengan penduduk setempat, Pertamina mulai melakukan konservasi dengan menanam mangrove di area-area terpapar dan abrasi. Pada perkembangannya, hutan mangrove Karangsong menjadi kawasan wisata. Pertamina terus mengawal seluruh proses di Karangsong, dari mulai penanaman hingga pembinaan pemandu wisata sehingga Karangsong kini menjadi pusat studi mangrove sekaligus kawasan wisata berupa ekowisata mangrove. Pengelolaan kawasan wisata mangrove kini sudah bisa mandiri dengan penghasilan lebih dari Rp1 miliar per tahun.

Hasil pengelolaan wisata mangrove Karangsong itu untuk siapa?

Untuk mereka semua. Satu sen pun tidak ada yang masuk Pertamina. Itu murni masuk mereka.

Siapa yang Bapak maksud ‘mereka’?

Pengelola. Pihak pengelola kawasan wisata hutan mangrove Karangsong adalah penduduk setempat yang pada mulanya adalah para pelopor kegiatan konservasi hutan mangrove di Karangsong bersamasama Pertamina. Pada mulanya kami hanya melakukan konservasi namun dalam perjalanan, timbul ide untuk menjadikan kawasan hutan mangrove sebagai kawasan wisata. Mereka kemudian membentuk kelompok yang bernama kelompok masyarakat Pantai Lestari yang sekarang menjadi pengelola kawasan wisata mangrove Karangsong.

Peran Pertamina RU VI Balongan?

Kami dari Pertamina hanya memfasilitasi saja. Dari penanaman, berlanjut pada upaya menjadikan kawasan hutan mangrove Karangsong menjadi kawasan wisata. Kami buatkan jalan

48

FEBRUARI 2018

(trek) yang terbuat dari bambu sepanjang 1,4 km yang mengelilingi area hutan mangrove. Kami buatkan juga beberapa fasilitas untuk menunjang kepariwisataan di sana. Lalu kami lakukan pembinaan tour guide kepada para pemuda yang kini menjadi pengelola itu. Juga kami lakukan pembinaan organisasi kelembagaan supaya pengaturan dan pengelolaan kawasan wisata hutan mangrove tersebut menjadi terkoordinir. Alhamdulillah sekarang mereka sudah mandiri. Dari hasil penjualan tiket, mereka akhirnya bisa membeli perahu motor sebanyak tiga unit untuk mengantarkan para wisatawan dari pantai menuju kawasan wisata hutan mangrove. Karangsong bahkan sekarang sudah menjadi tujuan destinasi andalan pariwisata di Kabupaten Indramayu.

Selain menjadi ekowisata, manfaat lainnya dari hutan mangrove Karangsong?

Selain wisata, sekarang hutan mangrove Karangsong juga menjadi habitat dari berbagai fauna, terutama burung. Di sana setiap hari ada ribuan burung dari berbagai jenis. Penduduk setempat sempat bilang sekarang di Karangsong ada beberapa jenis burung yang dulu sempat menghilang tapi sekarang kembali. Beberapa jenis burung malah tergolong langka. Karangsong juga menjadi pusat konservasi mangrove di Indonesia bagian barat, selain di Surabaya Jawa Timur yang merupakan pusat konservasi mangrove di Indonesia bagian timur. Banyak mahasiswa dan para peniliti mangrove berdatangan ke Karangsong. Begitu pula dengan penelitian terhadap berbagai fauna yang ada di sana. Kami juga kemudian melakukan pembinaan terhadap penduduk setempat supaya mangrove di Karangsong tak sekadar menjadi pusat konservasi tetapi juga menjadi produk olahan sehingga bisa memberikan nilai tambah lebih bagi masyarakat. Kami kemudian membentuk Rumah Berdikari sebagai salah satu program dari Corporate Social Responsibility (CSR). Alhamdulillah sekarang di Rumah Berdikari itu, penduduk setempat bisa mengembangkan

kreativitasnya sehingga menghasilkan aneka produk olahan mangrove seperti kecap, kopi, dodol, sirup, dan sebagainya. Bahkan produk kecap mangrove sudah mendapatkan hak paten.

Apa tujuan pembentukan Rumah Berdikari?

Rumah Berdikari binaan kita itu sebagai tempat berkumpulnya entitas-entitas binaan Pertamina RU VI Balongan untuk memasarkan produk-produknya. Selain ditujukan untuk mendukung kawasan wisata mangrove supaya setiap wisatawan yang datang ke Karangsong tak hanya menikmati keindahan alam di hutan mangrove saja tetapi juga mendapat nilai tambah pengetahuan bahwa mangrove pun bisa dijadikan aneka produk olahan. Bisa dijadikan oleh-oleh unik yang tidak didapatkan di tempat wisata pada umumnya. Harapannya tercipta bisnis yang terintegrasi. Ada kawasan wisata, ada aneka produk olahan, dan sebagainya.

Selain sebagai lokasi wisata dan aneka olahan produk mangrove, Pertamina RU VI Balongan juga tengah menjajaki pendidikan soal mangrove. Bisa diceritakan?

Nah, ya betul sekali. Kita ingin menjadikan mangrove sebagai sebuah industri di Kabupaten Indramayu secara sustain supaya bisa memberikan nilai manfaat yang lebih bagi masyarakatnya. Garis pantai Kabupaten Indramayu cukup panjang dan masih banyak kawasan konservasi pantai yang belum tergarap optimal. Bagaimana caranya memanfaatkan potensi-potensi itu? Kami lalu mulai mencoba program pengenalan mangrove kepada masyarakat Indramayu sejak usia dini kepada generasi penerus bangsa lewat Sekolah Mangrove yang kini menjadi salah satu program unggulan kami. Sebab Sekolah Mangrove merupakan sekolah mangrove yang pertama di Indonesia.

Bagaimana implementasi dari Sekolah Mangrove?

Kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Dibantu

tim dari Kementerian LHK dan Dinas Pendidikan setempat, kami kemudian menyusun kurikulum dan buku tentang mangrove yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove. Alhamdulillah sudah kami luncurkan dan buku itu pun sudah mendapat nomor ISBN. Pendidikan tematik mangrove ini juga sudah dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu sehingga menjadi mata ajar muatan lokal. Sejauh ini pendidikan tematik mangrove ini diajarkan terhadap siswa kelas 4, 5, dan 6 di 11 SD di Kabupaten Indramayu dan tahun 2018 ini jumlah SD yang menjadikan pendidikan mangrove sebagai mata ajar bisa bertambah. Kita utamakan pendidikan tematik mangrove itu diberikan di SD yang berada di kawasan pesisir, karena mangrove menjadi habitat mereka. Tujuannya supaya kecintaan akan alam dan konservasi alam, khususnya mangrove, sudah tertanam sejak usia dini. Lewat sekolah mangrove ini kami berharap Bupati Indramayu segera mendeklarasikan bahwa Sekolah Mangrove merupakan khas Indramayu dan bisa menjadi pilot project untuk pembentukan sekolah serupa di tempat-tempat lainnya di Indonesia. Dan kebetulan Sekolah Mangrove yang kami cetuskan ini akan direplikasi oleh tempat lain.

Dari uraian Bapak, mangrove ternyata bisa melahirkan multiflier effect yang luar biasa. Padahal awalnya adalah bencana lingkungan. Komentar Bapak?

Ya, tentu ini sesuatu yang tidak kita duga sebelumnya ya. Awalnya kita hanya melakukan penanaman saja setelah kawasan Karangsong terpapar cemaran minyak yang tumpah. Ada yang mengistilahkan, dari bencana menjadi berkah, sebagai gambaran situasi di Karangsong saat ini. Memang harus terus mengembangkan

continuity improvement, melahirkan ide-ide, inovasi, kreativitas. Itu sebab mengapa kami lebih menekankan pada upaya pemberdayaan daripada charity.

Selain mangrove dan safetyman, program apa lagi yang dikembangkan Pertamina RU VI Balongan terkait lingkungan?

Kami juga mengembangkan budidaya jamur kepada masyarakat. Kenapa jamur? Karena kami melihat kebutuhan jamur di Indramayu selama ini lebih banyak dipasok dari luar. Peluang usaha ini tentu saja kami kembangkan dengan memberdayakan masyarakat di sekitar kilang. Memang banyak yang melakukan pengembangan usaha budidaya jamur. Tetapi kami mengembangkannya melalui konsep zero waste mushroom. Tidak ada yang terbuang percuma dalam usaha budidaya jamur. Bekas media tanam jamur lalu dimanfaatkan sebagai lahan untuk budidaya cacing, dalam hal ini cacing yang kami kembangkan adalah cacing untuk komoditas produk-produk kosmetika. Bekas media cacing tadi kemudian kami gunakan sebagai pupuk. Lalu pastik bekas jamur, itu kita gunakan sebagai media holtikultura. Jadi seminimal mungkin ada limbah yang terbuang dari budidaya jamur yang kami kembangkan lewat konsep zero waste mushroom.

Sudah ada berapa petani jamur dan jamur jenis apa yang dikembangkan?

Sejauh ini dua satu. Tetapi dari satu ini kemudian ada replikasinya atau petani plasma. Sudah ada dua petani plasma kalau tidak salah. Ke depannya akan terus kita kembangkan. Harapannya, di Indramayu tercipta Kampung Budidaya Jamur sebagaimana Jejamuran di daerah Yogyakarta. Di kampung itu lalu ada aneka kulinernya yang semuanya terbuat dari bahan jamur.

Jamur yang kami kembangkan adalah jamur tiram. Kenapa tiram, karena sesuai kebutuhan lokal disamping pembudidayaannya juga tidak terlalu sulit dan dengan harga pasar yang stabil apabila dibandingkan dengan jamur jenis lainnya.

Respons masyarakat?

Budidaya jamur itu ada di Kampung Sukareja, tak jauh dari kilang. Sejauh ini masyarakat sekitar responsnya masih wait and see. Mungkin jika sudah ada yang booming, masyarakat lainnya menjadi tergerak untuk budidaya jamur. Maklum ini merupakan program baru kita kembangkan, kita mulai tahun 2016. Terhadap petani jamur itu kami lakukan pembinaan, pelatihan, dan bahkan pemberian bantuan peralatan yang digunakan dalam budidaya jamur.

RU VI sudah tiga kali berturutturut meraih Proper Emas. Bagaimana harapannya ke depan dan program apa lagi yang akan dijalankan?

Raihan Proper Emas tiga kali berturut-turut itu bagi kami justru menjadi challenge bagaimana mempertahankannya. Karena itu kita harus selalu melakukan continuity improvement, butuh effort yang justru semakin berat karena leveling kita semakin meningkat. Jika selama ini kita melakukan pemberdayaan masyarakat di area Ring I dan Ring II, barangkali ke depan kita akan perluas lagi jangkauannya supaya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ke depannya.****

BIO DATA SINGKAT

N a m a : Joko Widi Wijayanto Tempat/tgl lahir : Jepara, 4-7-1965 Jabatan : GM Refinery Unit VI – Balongan

FEBRUARI 2018

49

Data Kecelakaan Kerja Perlu Dibenahi DIREKTUR ILO INDONESIA MICHIKO MIYAMOTO Dalam rangka Bulan K3 Nasional, majalah ISafety melakukan wawancara khusus bersama Direktur ILO (International Labour Organization) Indonesia Michiko Miyamoto. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran ILO dalam upaya mendukung pembangunan K3 di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.

Kecelakaan kerja begitu tinggi di Indonesia. Bagaimana gambaran soal kecelakaan kerja di Indonesia, Asia, Asia Pasifik, dan dunia? Dalam hal kecelakaan kerja, kawasan Asia Pasifik merupakan tertinggi dibanding wilayah-wilayah lain di dunia. Secara global setiap tahun lebih dari 2,78 juta orang meninggal akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Selain itu, terdapat sekitar 374 juta orang cedera dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal setiap tahunnya, yang banyak mengakibatkan absensi kerja. Dari angka tersebut, lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya di kawasan Asia Pasifik. Bahkan dua per tiga kematian akibat kerja di dunia terjadi di Asia. ILO fokus di kawasan Asia Pasifik mengingat pertumbuhan 50

FEBRUARI 2018

ekonomi paling pesat saat ini terjadi di kawasan Asia Pasifik. Termasuk Indonesia, yang merupakan negara besar di kawasan Asia Pasifik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga saat ini sedang pesat-pesatnya. ILO sedang menyelaraskan dengan program pembangunan di Indonesia misalnya soal konstruksi (infrastruktur) yang kini sedang gencar-gencarnya dilakukan di pemerintahan Presiden Jokowi, terutama memberikan pemahaman tentang pentingnya K3.

Upaya konkret apa yang dilakukan ILO dalam konteks K3 di Indonesia? ILO bertujuan untuk menyebarluaskan kesadaran dari dimensi dan konsekuensi atas kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan menempatkan keselamatan dan kesehatan setiap pekerja pada

agenda internasional untuk mendorong tindakan-tindakan praktis di semua tingkatan. Ada banyak isu utama K3 di Indonesia yang ILO berkomitmen untuk mendukungnya. Contohnya, adaptasi kebijakan dan peraturan K3 yang terkait dengan Konvensi ILO No 187 yang telah diratifikasi oleh Indonesia pada bulan Agustus tahun 2015. Data dan informasi K3, berfungsinya lembagalembaga K3 pada tingkat nasional dan tempat kerja juga menjadi fokus kerjasama oleh ILO. Juga sangat penting adanya sumbermemastikan

sumber dana yang tersedia bagi pengawas K3 dan keseluruhan penyadaran K3 pterutama pada kaum muda. Adakah korelasi antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kecelakaan kerja? Secara langsung tidak ada hubungannya. Namun tingginya aktivitas ekonomi akan semakin meningkatkan r i s i ko - r i s i ko terjadinya ke c e l a ka a n kerja.

memberikan kesadardan dan pemahaman akan pentingnya K3 terhadap kalangan anak muda. Salah satu contohnya saat ini ILO sedang mengembangkan communication tools, bagaimana mengomunikasikan K3 kepada anak-anak muda. Apalagi Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi di mana jumlah usia anak muda lebih dominan. Mereka adalah usia-usia produktif, karena itu sasaran ILO adalah memberikan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya K3 terhadap kalangan anak muda di Indonesia. Menurut ILO, faktor apa saja yang yang menjadi penyebab kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dan bagaimana peran ILO dalam upaya menekan kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Indonesia? Pemahaman akan pentingnya K3 masih kurang. Banyak pekerja di Indonesia yang masih belum memahami pentingnya K3. Bahkan tidak peduli akan keselamatan dirinya ketika sedang bekerja. Di samping itu, di Indonesia ada pengusaha baik dan ada juga pengusaha nakal. Sebagai contoh kasus kebakaran pabrik petasan dan kembang api yang terjadi di Tangerang pada Oktober 2017 lalu. Di pabrik itu sama sekali tidak ada orang yang memahami akan risiko-risiko bahaya yang kemungkinan terjadi di sebuah pabrik petasan dan kembang api. Kita tahu bahwa di pabrik kembang api yang terbakar itu pintu keluar hanya ada satu dan dalam kondisi terkunci. Ketika terjadi insiden, maka korban menjadi sangat banyak. Faktor lainnya adalah jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan yang masih kurang. Penting juga bagi pemerintah Indonesia untuk mulai menambah jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan. Karena itu, ILO terus menggandeng berbagai pihak di Indonesia untuk terus mengkampanyekan tentang arti pentingnya K3 pada setiap kesempatan. Apa tanggapan ILO terhadap aspek penegakan hukum tentang pelanggaran K3 di Indonesia? Penegakan hukum merupakan hal cukup penting. Kita tahu bahwa di Indonesia, sanksi terhadap pelanggar K3 sebagaimana terdapat dalam UU tentang Keselamatan Kerja di Indonesia, masih sangat ringan. Karena itu, untuk Indonesia, lebih baik kasus-kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban seperti halnya kebakaran pabrik kembang api di Tangerang, diterapkan sanksi pidana karena hukumannya lebih berat. Maksudnya UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja harus direvisi?

Kecelakaan kerja di Indonesia cukup tinggi. Apa yang dilakukan ILO? Fokus ILO sekarang ini adalah

Mungkin hal terbaik juga untuk segera melakukan perbaikan terhadap UU tentang K3 di Indonesia, terutama yang menyangkut soal sanksi supaya menetapkan sanksi yang lebih serius atau lebih berat. Mulai dari sanksi ringan hingga sanksi yang terberat supaya pengusaha yang terbukti lalai seperti pada kasus terbakarnya pabrik kembang api di Tangerang mendapatkan sanksi yang lebih serius. Dalam konteks reformasi hukum ketenagakerjaan di Indonesia, perlu untuk melakukan revisi terhadap UU No 1 FEBRUARI 2018

51

Tahun 1970. ILO bersedia memberikan masukan-masukan supaya undangundang tersebut selalu update. Tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana penerapan dari UU No 1 Tahun 1970 itu dalam setiap aspek ketenagakerjaan di Indonesia. Kasus kecelakaan kerja di Indonesia selama ini berdasarkan klaim kecelakaan kerja yang masuk ke BPJS-Ketenagakerjaan. Bagaimana ILO menanggapi hal ini? Ya, data menjadi bagian yang sangat penting bagi upaya pencegahan kecelakaan kerja. Selama ini data tentang kecelakaan kerja di Indonesia memang hanya didasarkan atas besaran klaim asuransi kecelakaan yang dibayarkan BPSJ-Ketenagakerjaan. Banyak kasus kecelakaan kerja yang sebenarnya tidak terdata. Karena itu penting sekali bagi pemerintah Indonesia untuk membenahi data tentang kecelakaan kerja menjadi lebih baik lagi. Penyakit akibat kerja (PAK) hingga saat ini di Indonesia tidak ada data yang pasti. Bagamana peran ILO dalam masalah ini di Indonesia? Pemerintah Indonesia harus memulainya dengan satu pemahaman tentang apa itu penyakit akibat kerja. Sejauh ini ILO memandang bahwa masih

52

FEBRUARI 2018

ada perbedaan antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ketenagakerjaan tentang apa-apa saja yang dikategorikan sebagai penyakit akibat kerja. ILO mencoba memfasilitasi masalah itu supaya ada kesepakatan dan pemahaman yang sama mengenai penyakit akibat kerja di Indonesia. Hal kedua yang juga penting menurut ILO adalah adanya kesadaran dari para pekerja itu sendiri, bahwa penyakit yang mereka derita adalah penyakit akibat dari pekerjaan yang mereka lakukan. Ini juga yang sedang ILO kampanyekan kepada para pekerja di Indonesia tentang kesadaran akan penyakit-penyakit yang berpotensi timbul dari pekerjaan yang mereka lakukan. Jika kesadaran ini sudah muncul, harapannya adalah si pekerja melaporkan kepada perusahaannya atau kepada pemerintah supaya ada langkah-langkah upaya pencegahan untuk meminimalisir risiko penyakit akibat kerja yang lebih besar. Selama ini masyarakat hanya klaim kesehatan ke BPJS-Kesehatan tanpa mereka sadari bahwa penyakit yang mereka derita itu sebagai akibat bekerja. Dalam upaya kampanye K3 di Indonesia, apakah ILO juga menjalin kerjasama dengan serikat pekerja? Tentu saja kami menjalin kerja sama dengan serikat-serikat pekerja

di Indonesia dan melibatkan mereka dalam program kampanye K3 yang ILO lakukan di Indonesia. Sebab mereka lah yang terlibat langsung dalam masalah K3. Bagaimana mereka kemudian bisa membantu dalam memberikan pemahaman akan K3 kepada para anggotanya. Promosinya, bahwa K3 adalah hak mereka, para pekerja. Kami paham kapasitas pemerintah terbatas dan fungsinya lebih ke arah regulasi. Terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, upaya apa yang ILO lakukan dalam konteks K3? ILO sudah lama menjalin kerjasama dengan APPINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia, red). Tetapi dalam hal K3, kita tahu bahwa perusahaanperusahaan yang berada di bawah APPINDO adalah perusahaan besar yang tingkat pemahaman dan penerapan K3 nya sudah bagus. ILO sekarang lebih memfokuskan pada usaha-usaha kecil dan menengah, dan kepada mereka diberikan pemahaman bahwa K3 tidak lah mahal. Lewat biaya kecil, K3 bisa dilakukan misalnya penataan tempat kerja, dan sebagainya. ILO punya program khusus bagaimana memperbaiki tempattempat kerja supaya menjadi lebih aman dan sehat bagi usaha-usaha kecil dan menengah di Indonesia. (Hasanuddin)

FEBRUARI 2018

53

KASUS KECELAKAAN KERJA TAHUN 2017

Tertinggi dalam 18 Tahun Terakhir! Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di sepanjang tahun 2017 tercatat 123.000 kasus. Tercatat sebagai angka kecelakaan kerja tertinggi dalam 18 tahun terakhir!

KETIKA membuka Bulan K3 Nasional pada 12 Januari

2018 di Surabaya, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyebutkan bahwa angka kecelakaan kerja di tahun 2017 mengalami penurunan. Kala itu Menteri Hanif menyebutkan bahwa angka kecelakaan kerja di tahun 2017 tercatat sekitar 80 ribuan kasus. Data itu, sebagaimana diungkapkan Menteri Hanif, per Agustus 2017. Tiga pekan setelah Menteri Hanif mengumumkan bahwa kasus kecelakaan kerja di Indonesia pada 2017 mengalami penurunan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang selama ini menjadi rujukan Kementerian Ketenagakerjaan dalam hal kasus kecelakaan kerja, mengumumkan bahwa angka kecelakaan kerja tahun 2017 mencapai 123.000 kasus atau meningkat 20 persen dibanding tahun 2016 sebesar 101.367 kasus. Jumlah itu memang jauh berbeda dengan angka kecelakaan kerja yang diumumkan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri. Data mencengangkan tentang kecelakaan kerja yang terjadi di sepanjang tahun 2017 itu diungkap Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif. "Sepanjang 2017, menurut

54

FEBRUARI 2018

statistik kami terjadi peningkatan kecelakaan kerja sekira 20 persen dibandingkan 2016 secara nasional," kata Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (6/2/2018). Total kecelakaan kerja pada 2017 sebanyak 123 ribu kasus dengan nilai klaim Rp971 miliar lebih. Angka ini meningkat dari tahun 2016 dengan nilai klaim hanya Rp792 miliar lebih. “Khusus Jakarta saja terjadi peningkatan angka kecelakaan kerja hingga 10 persen pada 2017," ujar Krishna. Krishna menyatakan BPJS Ketenagakerjaan akan terus mendorong upaya minimalisir kecelakaan kerja melalui K3. Upaya ini juga harus didukung oleh para pekerja untuk lebih mengutamakan keselamatan saat bekerja. "Harapan kami adalah karena kita lagi masa bulan K3 Nasional, kami imbau semua pemberi kerja menggalakan kembali K3 supaya tujuan BPJS Ketenagakerjaan adalah angka kecelakaan kerja menurun. Ini penting, kami bersama Kementerian Tenaga Kerja siap menggalakan K3 dan siap memberikan sosialisasinya serta faktor resiko. Jadi K3 ini harus kita galakkan lagi," ucap Krishna.

Hal ini diamini oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto. Penggalakan K3 penting karena awal 2018 ini telah diwarnai sejumlah kasus kecelakaan kerja yang menonjol seperti rubuhnya crane di Pancoran, Jakarta Selatan, dan longsor di Cikampek, Banten. "Jadi tentu saja kita mengimbau seluruh pekerja menerapkan K3, juga pada seluruh pemberi kerja memastikan dan menerapkan K3. Tentu kita akan terus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait untuk peningkatan K3 dan meminimalisir angka kecelakaan kerja," kata Agus di lokasi yang sama.

FEBRUARI 2018

55

TABEL DATA KASUS KECELAKAAN KERJA TINGKAT NASIONAL

Sumber PT Jamsostek (kini BPJS-Ketenagakerjaan) dan Kementerian Ketenagakerjaan Dari tabel di atas, tampak jelas bahwa kasus kecelakaan kerja yang terjadi di tahun 2017 merupakan tertinggi sejak tahun 2001 atau dalam 18 tahun terakhir.

Kecelakaan Konstruksi Meningkatnya drastisnya angka kecelakaan kerja tahun 2017 sebagaimana diungkap Direktur Pelayanan BPJS-Ketenagakerjaan Krishna Syarif, barangkali seiring dengan kerapnya kasus kecelakaan kerja sektor konstruksi proyek infrastruktur. Dalam catatan A2K4-Indonesia (Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi Indonesia), sebagaimana diungkap Ketua Umum A2K4-Indonesia Lazuardi Nurdin, sejak 1 Agustus 2017 hingga awal 2018, telah terjadi lebih dari 10 kasus kecelakaan konstruksi di proyek infrastruktur jalan yang mengakibatkan sedikitnya empat pekerja meninggal dunia dan 11 pekerja lainnya menderita cidera. Kecelakaan kerja itu didominasi kasus runtuhnya girder dan robohnya crane. Menurut Lazuardi, kasus kecelakaan kerja konstruksi infrastruktur jalan dan jembatan di tahun 2017 merupakan kasus kecelakaan kerja konstruksi terbanyak sejak pemerintahan

56

FEBRUARI 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memfokuskan pembangunan di bidang infrastruktur. Selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo banyak capaian yang diraih dalam hal infrastruktur, utamaya infrastruktur jalan raya dan jalan tol untuk mewujudkan konektivitas antarwilayah di Indonesia. Untuk pembangunan jalan raya, dalam kurun waktu 2015-2017, lebih dari 2.623 kilometer telah dibangun, sedangkan pemerintah mempunyai target pembangunan jalan tahun 2015-2019 sebesar 2.650 kilometer. Untuk pembangunan jembatan, yang dikerjakan dalam kurun waktu 2015-2017 telah tercapai 25.149 meter, dan target yang hendak dicapai hingga 2019 mendatang adalah 29.859 meter. Sedangkan untuk jalan tol, Pemerintah telah menargetkan pembangunan mencapai 1.000 kilometer dalam kurun waktu lima tahun. Bahkan pemerintah optimistis bahwa realisasi pembangunan jalan tol akan melebihi ekspektasi. Sampai akhir

lazuardi nurdin ketua a2k4 indonesia

tahun 2017 saja, ditargetkan pembangunan jalan tol mencapai 568 kilometer. Diperkirakan hingga akhir 2019 mendatang pembangunan jalan tol bisa mencapai 1.852 kilometer. Sayangnya, kata Lazuardi, tingginya intensitas pembangunan infrastruktur tersebut ternyata telah berdampak pada meningkatnya jumlah kecelakan kerja konstruksi yang fatal. Ironisnya, kecelakaan kerja konstruksi itu terjadi secara berulang, khususnya pada konstruksi jembatan dan jalan layang berupa runtuhnya balok girder dan tergulingnya alat angkat crane. “Kasus kecelakaan kerja berupa runtuhnya balok girder dan tergulingnya alat angkat crane yang terus terjadi dan berulang tersebut mirip dengan kasus kecelakaan kerja berupa putusnya gondola pada tahun 2008, yang juga terjadi berulang dan beruntun ketika volume pembangunan gedung properti meningkat ketika itu,” kata Lazuardi kepada ISafety di ruang kerjanya di Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Ditanya faktor penyebab, Lazuardi tegas menyebut bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) menjadi biang terjadinya kecelakaan-kecelakaan kerja konstruksi infrastruktur jalan layang dan jembatan berupa runtuhnya balok girder dan tergulingnya alat angkut crane tersebut sepanjang 2017. “Jenis kecelakan yang sama akan berulang, jika akar penyebab dari kecelakaan tidak segera ditemukan, diperbaiki dan dicegah dengan melalui upaya pengendalian risiko kecelakaan secara sistemik dan holistik. Apabila setiap kecelakaan yang terjadi tidak segera dilakukan investigasi dengan metode yang tepat, cermat, obyektif, dan sistematis, dan tidak dilakukan oleh tim investigasi yang multi disiplin, maka penyebab kecelakaan yang sesungguhnya tidak mudah ditemukan, sehingga upaya pencegahan yang dilakukan menjadi kurang efektif, dan kecelakaan yang sama akan berulang,” kata Lazuardi. (Hasanuddin)

FEBRUARI 2018

57

SVP CORPORATE HSSE PT PERTAMINA (PERSERO)

HSSE Harus Menjadi

Way of Life

Aspek HSSE harus menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas keseharian seluruh insan Pertamina dalam upaya mewujudkan Pertamina sebagai perusahaan energi kelas dunia. Bagi Pertamina, HSSE harus lebih dari sekadar budaya (beyond culture).

BULAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) nasional yang setiap tahun diperingati selama satu bulan (12 Januari – 12 Februari) mendapat respons amat positif dari PT Pertamina (Persero). BUMN terbesar di Indonesia ini menjadikan peringatan Bulan K3 Nasional 2018 sebagai momentum untuk terus berbenah agar aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) menjadi lebih baik dan lebih baik ke depannya.

58

FEBRUARI 2018

Senior Vice President (SVP) Corporate PT Pertamina (Persero) Lelin Eprianto menjelaskan, dalam memperingati Bulan K3 Nasional tahun 2018 Pertamina mengangkat tema “Jadikan HSSE sebagai Beyond Culture.” Tema itu merupakan pengerucutan dari tema global Bulan K3 Nasional tahun 2018 yang diusung pemerintah yaitu “Melalui Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Mendorong Terbentuknya Bangsa yang Berkarakter.”

Menurut Lelin, untuk mendorong terbentuknya bangsa yang berkarakter sebagaimana tema Bulan K3 Nasional yang diusung pemerintah, harus dimulai dari sekup area yang lebih kecil yaitu diri sendiri. “Kta harus memulainya dari diri sendiri, kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk di luar perusahaan kepada masyarakat, lingkungan dan keluarga. Itu makna yang ingin kami sampaikan lewat tema ‘Jadikan HSSE sebagai Beyond Culture.’ HSSE harus

terhadap seorang pengendara sepeda motor yang menghentikan kendaraannya di lajur zebra cross ketika lampu pengatur lalu lintas menyala merah. Dalam video singkat itu tampak si penyeberang jalan tersebut menaiki sepeda motor tadi dan memarahinya. “Tindakan yang dilakukan si penyeberang jalan benar. Ia patuh, dengan menyeberang jalan pada bidang yang memang diperuntukkan bagi penyeberang jalan. Lalu, ketika menemui ada orang yang melakukan pelanggaran, ia melakukan intervensi sehingga si pengendara motor merasa malu dan memundurkan sepeda motornya ke area yang seharusnya,” kata Lelin menjelaskan makna dari tayangan video singkat yang sempat viral tersebut. Lelin memaparkan lima ciri-ciri HSSE kelas dunia. "Pertama, harus memiliki kepemimpinan. Manajemen di Pertamina harus bisa memimpin dengan memberikan contoh demi mendorong keterlibatan karyawan. Kedua, pendekatan sistem integrasi di mana Pertamina dapat mengintegrasikan proses HSEE dalam setiap fungsi dan struktur bisnis. Ketiga, pengukuran kinerja. Seluruh indikator termasuk lagging dan leading digunakan sebagai dasar melakukan perbaikan berkelanjutan sistem manajemen. Keempat, penyelarasan HSSE pada inisiatif utama organisasi. Terakhir, memperluas upaya HSSE tidak hanya pada komunitas dan saat jam kerja namun juga saat di luar perusahaan," Lelin menguraikan. lebih dari sekadar culture,” kata Lelin Eprianto kepada ISafety di ruang kerjanya pertengahan Januari 2018 lalu. Menambahkan keterangan Lelin, Adriwan Basuki Gauthama Setyabudhi, Asisten Manajer HSSE Performance & Budgeting Corporate HSSE PT Pertamina (Persero) yang kala itu mendampingi Lelin, menjelaskan bahwa tema “Jadikan HSSE sebagai Beyond Culture” yang diangkat PT Pertamina (Persero) tersebut memang diselaraskan dengan tema Bulan K3 Nasional tahun 2018 yang ditetapkan pemerintah. Lewat tema itu, kata Adriwan, HSSE bisa menjadi way of life dari setiap individu di Pertamina dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. “Bukan hanya di lingkungan kerja, tetapi juga di luar jam kerja. Tanpa ada HSSE pun, diharapkan setiap individu sudah punya mindset untuk bekerja secara safety,” kata Adriwan. Lalu, bagaimana ciri-ciri seseorang telah menjadikan HSSE sebagai way of life? Lelin menyebutkan secara global ada tiga ciri yaitu patuh, intervensi, dan peduli. “Ini harus berurutan dan jangan salah. Pertama adalah patuh. Patuh terhadap segala aturan dan norma. Orang yang patuh akan aturan dan norma, hidupnya akan jauh lebih disiplin dan tertib. Setelah mematuhi segala aturan dan norma, lalu melakukan intervensi apabila menemukan sesuatu yang melanggar aturan. Ciri terakhir atau ketiga adalah peduli. Peduli untuk mengajak orang lain supaya mematuhi peraturan,” terang Lelin yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI). Lelin lalu memperlihatkan sebuah tayangan video tentang tindakan yang dilakukan oleh seorang penyeberang jalan

Karena itu, ia mengingatkan agar upaya perbaikan HSSE sebagai beyond culture akan terus menerus dilakukan di Pertamina. "Dengan demikian akan melekat ke dalam sanubari insan Pertamina dan menjadi katalisator dalam upaya pencapaian target zero fatality serta mendukung upaya menuju world class company," katanya.

Menantang

Aspek HSSE belakangan menjadi bagian sangat penting bagi Pertamina dalam upaya mewujudkan visinya sebagai perusahaan energi kelas dunia (world class company). Safety telah menjadi fondasi dari bisnis Pertamina. Hal ini ditandai dengan menempatkan HSSE langsung berada di bawah Direktur Utama (Dirut) pada 2015 silam. Sebelumnya HSSE berada di bawah Direktur. Perubahan itu berdampak pada perubahan jabatan, dari Vice President (VP) menjadi Senior Vice President (SVP). Lelin menjelaskan, perubahan itu merupakan tuntutan bisnis yang sudah pasti membawa perubahan pula terhadap tugas, tanggung jawab, dan kewenangan HSSE. Pertamina merupakan BUMN terbesar di Indonesia yang merupakan sebuah perusahaan dengan teknologi tinggi (high technology), modal tinggi (high capital), dan memiliki risiko tinggi (high risk). Berbeda dengan perusahan lain pada umumnya, dalam hal capital, Pertamina tidak berdiri sendiri. Dalam hal-hal tertentu, Pertamina menggalang kerjasama dengan mitra bisnis. “Nah, untuk mendapatkan kerjasama yang baik, para mitra bisnis yang akan melakukan kerjasama dengan Pertamina, tentu yang pertama kali dilihat adalah faktor safetynya. Jangan sampai FEBRUARI 2018

59

mereka sudah menjalin kerjasama dengan Pertamina misalnya dalam pembangunan kilang, akuisisi, dan sebagainya, tapi kelangsungan bisnisnya terancam lantaran aspek safetynya ngawur. Perubahan dari VP ke SVP pada intinya agar safety di seluruh Pertamina menjadi lebih baik,” kata Lelin Eprianto menjelaskan latar belakang perubahan level pucuk pimpinan HSSE di PT Pertamina (Persero) dari VP menjadi SVP.

perusahaan. Dalam hal manusia, saat ini tercatat sekitar 13.000 karyawan di seluruh lingkup PT Pertamina, baik pusat maupun anak perusahaan yang jumlahnya mencapai 27 perusahaan dengan nilai total aset sekitar 47 miliar dolar AS atau setara Rp611 triliun (kurs Rp13.000/dolar AS). Jumlah itu belum ditambah dengan para karyawan dari perusahaan-perusahaan vendor atau mitra kerja Pertamina yang jumlahnya juga tak sedikit. “Mereka semua harus dipastikan aman ketika sedang bekerja. Berangkat kerja sehat, pulang kerja juga tak kurang satu apapun.”

Lelin menjelaskan, ada empat komponen utama yang harus dipastikan aman dan menjadi tugas, tanggung jawab, dan kewenangan HSSE. Yaitu manusia (SDM/tenaga kerja), alat atau peralatan, area (wilayah/ lingkungan), dan nilai a t a u aset

Pihaknya juga harus memastikan bahwa semua peralatan kerja yang digunakan dalam seluruh proses kegiatan yang berlangsung di Pertamina mulai dari hulu hingga hilir, berlangsung aman (safe). Di bagian hulu (Direktorat Eksplorasi dan Produksi) berupa pengambilan minyak mentah (crude oil) dari sumur harus dipastikan berlangsung dengan aman. Dari sumur, minyak mentah itu lalu diolah di kilang/ refinery (Direktorat Pengolahan) menjadi minyak jadi, dan didistribusikan (Direktorat Shipping) ke seluruh Indonesia, lalu dilakukan penyimpanan atau penimbunan (Direktorat MOR). Dari sini kembali didistribusikan ke berbagai stasiun pengisian bahan bakar, baik gas, bahan bakar umum, maupun gas. Yang terbanyak adalah stasiun pengisian bahan bakar Elpiji (SPBE). “Semua proses itu harus dipastikan berlangsung dengan aman,” kata Lelin. Saat ini, kata Lelin, kepastian aman itu harus berlangsung di Unit Refinery (pengolahan/kilang) sebanyak 7 unit, Unit Marketing atau MOR delapan unit, Lubricant empat unit (Tanjung Priok, Cilacap, Gresik, dan Thailand), TPPBM, hampir seluruh depo di seluruh bandara di Indonesia, jalur pipa gas yang merupakan terbanyak di Indonesia, kapal tanker,SPBU (dari lbih 5.000 SPBU di Indonesia, yang punya pertamina tidak lebih dari 200), SPBG dan SPBE, Terminal Khusus di pelabuhanpelabuhan, KKR atau kapal ringan untuk mendistribusikan BBM ke daerah-daerah terpencil, SPM, STS, dan Overseas (Aljajair, Irak, Malaysia, dan Thailand). “Jika melihat dari sekup atau cakupannya memang sangat luas. Tetapi ini adalah sebuah tantangan. Niatnya dasarnya adalah bahwa setiap manusia ingin tetap hidup,” tegas Lelin. Menurut Lelin, ada tiga tahapan yang dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan proses kegiatan di Pertamina berlangsung aman. 1. Teknologi (engineering, equipment) harus handal. Kita pastikan bahwa semua peralatan yang ada dan digunakan seluruhnya sudah sesuai standar K3. 2. Sistem. Sistem yang mengintegrasikan HSSE di seluruh Pertamina dan tiap tahun direview. Masing-masing aset atau area punya sistem IRRS 8. 3. Budaya (culture).

60

FEBRUARI 2018

Konsekuensi Pelanggaran Rules

Corporate Life Saving Rules (CLSR)

Guna menunjang HSSE sebagai beyond culture tadi, pihaknya juga meluncurkan Corporate Life Saving Rules (CLSR) sebagai pedoman bekerja dengan aman dan sehat di lingkungan Pertamina. CLSR tak hanya ditujukan kepada pekerja, tetapi juga pengunjung, dan kontraktor. Dikatakan Lelin, CLSR adalan elemen kunci dalam komitmen Pertamina untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh pekerja, pengunjung, dan kontraktor Pertamina. CLSR disusun berdasarkan data statistik penyebab (contributory factor) major accident yang terjadi di Pertamina mulai tahun 2011 hingga awal September 2017 yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas operasi Pertamina, sehingga diharapkan dapat memperkuat budaya safety di Pertamina. “Kami telah melakukan analisis terhadap aktivitas yang menyebabkan major accident selama kurun waktu tujuh tahun dan mengembangkan CLSR untuk membantu mencegah

kecelakaan di masa mendatang. CLSR disusun untuk menjaga agar pekerja, pengunjung, dan kontraktor tetap aman selama beraktivitas di Pertamina,” kata Lelin. CLSR terdiri atas 11 elemen. Yaitu tools & equipment, safe zone position, permit to work, isolation, confined space, ilfting operation, fit to work, working at height, personal floatation device, system override, dan asset integrity. Life saving rules, tambah Lelin, merupakan salah satu fondasi untuk memastikan tercapainya zero accident melalui implementasinya secara wajar dan konsisten sehingga menjadi standar yang wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja, pengunjung, dan kontraktor. “Jika tidak dipatuhi, akan ada konsekuensi. Jika dipatuhi, tentu ada penghargaan.” Menurut Lelin, penerapan reward dan concequences tersebut mulai diberlakukan pada 1 Januari 2018. Dari reward dan concequences itu nantinya diharapkan tidak akan ada lagi toleransi terhadap tindakan yang akan mengancam keamanan dan keselamatan pekerja maupun perusahaan. (Hasanuddin)

FEBRUARI 2018

61

CORPORATE LIFE SAVING RULES 1. Tools & Equipment - Gunakan tools & equipment yang sesuai peruntukkan serta telah disertfikasi. - Posisikan selalu di luar line of fire dari pergerakan tools & equipment, baik pergerakan lurus (linear) maupun berputar (angular). - Jangan pernah melakukan modifikasi tools & equipment, menggunakan tools & equipment yang rusak serta menggunakan tools & equipment di atas toleransi beban kerjanya. 2. Safe Zone Position - Definisikan zona kerja sebagai area 360 derajat di sekitar tools & equipment sampai radius kerja maksimum dari tools & equipment tersebut, kemudian identifikasi dan mitigasi potensi risiko bahaya yang muncul. - Selalu gunakan penghalang fisik (barriers) agar personel yang tidak memiliki otorisasi tidak dapat masuk pada zona kerja tersebut. - Jangan pernah memasuki zona kerja terbatas tanpa memiliki otorisasi. 3. Permit to Work - Selalu ikuti, tunduk dan patuh pada prosedur aturan kerja aman yang ada di perusahaan. - Pekerjaan dengan risiko sedang dan tinggi harus dilengkapi Surat Izin Kerja Aman (SIKA) yang ditandatangani pejabat berwenang. - Memahami seluruh potensi bahaya yang diidentifikasi dalam Job Safety Analysis (JSA) maupun SIKA dan melaksanakan mitigasinya. 4. Isolation - Pastikan selalu bahwa tenaga yang tersambung pada mesin dan equipment telah diisolasi serta dikunci (lock) pada pengendali sebelum melakukan aktivitas pada mesin dan equipment tersebut. - Selalu komunikasikan dengan rekan kerja lain bahwa Anda sedang melakukan aktivitas pada mesin dan equipment tersebut. - Pastikan seluruh tools serta pekerja tidak ada dalam zona bahaya ketika kunci dibuka. 5. Confined Space - Anda hanya diperbolehkan masuk pada ruang terbatas (confined space) jika Anda terlatih dan memiliki otorisasi. - Rescue plan dan orang yang mendampingi harus selalu ada serta melaksanakan gas-test sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

62

FEBRUARI 2018

6. Lifting Operation - S15elalu ikuti lifting plan - Gunakan hanya lifting equipment yang disertifikasi di mana Anda telah diberikan pelatihan serta memiliki sertifikat dan otorisasi untuk menggunakan tools & equipment tersebut. - Jangan pernah berjalan atau lewat di bawah beban yang sedang digantung. 7. Fit to Work - Lakukan medical check up (MCU), sesuai requirement pekerjaan dan waktu yang telah ditetapkan. - Hasil MCU harus disampaikan kepada perusahaan sesuai recordkeeping dan dasar analisis. - Selalu ikuti safe work practices yang berlaku di perusahaan. 8. Work at Height - Lindungi selalu diri Anda dari dampak akibat terjatuh dari ketinggian dan orang lain terkena objek jatuh. - Selalu gunakan alat pelindung diri yang sesuai (fall protection system) ketika bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 meter. 9. Personal Floatation Device - Selalu gunakan personal floatation device (PFD) jika dek (barge) work platform tidak memiliki railing system. - Ketika terdapat potensi bahaya terjatuh ke dalam air, maka PFD harus selalu digunakan dan dalam kondisi terkunci/terikat, terlepas dari ukuran barge work platform tempat Anda bekerja. 10. System Override - Anda tidak diperkenankan melakukan perubahan/ modifikasi pada peralatan keselamatan kritikal sehingga menyebabkan tidak berfungsinya safety devices. - Apabila perlu dilakukan perubahan/modifikasi, maka Anda harus mendapatkan persetujuan dari pengawas atau pejabat berwenang sebelum mengabaikan atau menonaktifkan peralatan keselamatan kritikal. 11. Asset Integrity - Aset penting yang digunakan untuk memproses, menyimpan, atau menangani hidrokarbon atau bahan kimia berbahaya lainnya di fasilitas perusahaan harus diinspeksi, diuji, dipelihara (maintain) dan disertifikasi. - Pelaksanaan pemeliharaan adalah untuk memastikan kehandalan dari aset tersebut. - Aset tersebut hanya boleh dioperasikan oleh pekerja yang memiliki otorisasi. (Hasan)

FEBRUARI 2018

63

Pembangunan Rendah Karbon di Daerah Kontradiksi dengan Nasional Upaya-upaya pembangunan rendah karbon yang disusun pemerintah daerah untuk merespon perubahan iklim tidak memiliki korelasi yang memadai dengan perencanaan nasional untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca, Bahkan dalam beberapa hal cenderung kontradiksi. Hal tersebut dipaparkan dalam diskusi Perubahan Iklim bersama publik dan rekan-rekan jurnalis, disajikan juga hasil temuan kajian dokumen WALHI bertema “Kebijakan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Lima Provinsi di Indonesia.” Acara diadakan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disela-sela perhelatan festival Perhutanan Sosial Nusantara 2017.

64

FEBRUARI 2018

WALHI melakukan penelitian dengan melihat Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi untuk Gas Rumah Kaca (RAD GRK) dan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Penelitian untuk melihat dukungan pemerintah daerah terhadap program penurunan emisi di tingkat nasional. Menurut Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi nasional Yuyun Harmono, dari lima provinsi yang diteliti, semua memiliki program penurunan emisi yang tidak selaras dengan skema di tingkat nasional. “Secara umum belum terlihat inovasi ataupun inisiatif yang lebih maju untuk mendorong pembangunan

berkelanjutan yang ramah lingkungan, rendah karbon, dan berdaya ekonomi tinggi. Bahkan dalam kajian dokumen menunjukkan rencana aksi daerah, tidak menjawab sumber emisi dari wilayah-wilayah tersebut”. Salah satu contoh, RPJMD Jawa Barat sudah memasukkan target penurunan emisi gas rumah kaca namun dilakukan secara salah kaprah. Seharusnya penurunan emisi gas rumah kaca dilakukan di dua sektor yaitu energi dan sektor berbasis lahan mengingat di provinsi tersebut banyak pembangkit listrik batubara. Namun ternyata yang dilakukan adalah di sektor pengelolaan limbah. Ini diambil karena pilihan sektor tersebut lebih murah. Selain itu, perencanaan yang disusun untuk merespon perubahan iklm terlihat juga tidak memiliki korelasi yang memadai. Misal Provinsi Sumatera Selatan, dalam perencanaannya justru mendorong perubahan fungsi kawasan dan perluasan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri di kawasan-kawasan gambut dan hutan sementara kawasan-kawasan tersebut disebutkan sebagai kawasan yang rentan serta dalam RAD GRK provinsi tersebut sumbangan emisi Gas Rumah Kaca dari berbasis lahan justru sangat besar. Masalah-masalah serupa juga ada di semua provinsi lain yang dijadikan wilayah studi. Ini tentu merupakan ruang-ruang perbaikan yang harus ditempuh agar Indonesia menjadi konsisten menjadi salah satu poros pejuang penanganan perubahan iklim di forum-forum internasional seperti COP 23 mendatang dan forum-forum lainnya. Pidato Presiden Joko Widodo di COP tahun 2015 di Paris menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri, dan 41% dengan dukungan internasional sampai dengan tahun 2030. Akhir tahun 2016 yang lalu, pemerintah Indonesia telah menyerahkan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) kepada Secretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Ratifikasi terhadap Perjanjian Paris tersebut juga telah dilakukan melalui pengesahan UU Nomor 16 tahun 2016. Hal ini merupakan kebijakan lanjutan dari periode pemerintahan sebelumnya, dimana komitmen pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sampai tahun 2020 sebesar 26% dari business as usual dengan sumberdaya dan upaya sendiri serta 41% dengan bantuan international sebagaimana Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pittsburgh, Amerika Serikat, pada pertemuan G-20 tahun 2009. Jika tidak ada perubahan kebijakan dalam RPJMD ke depan oleh pemerintahan daerah baru paska pilkada serentak 2018, dapat dikhawatirkan target penurunan emisi Indonesia tidak akan tercapai. (e-Newsletter WALHI)

FEBRUARI 2018

65

AKA MIGAS BALONGAN Makin Diminati Masyarakat

Hampir seluruh lulusannya terserap industri kerja. Akademi Minyak dan Gas (AKA) Balongan terpaksa menolak ratusan calon mahasiswa yang ingin mengenyam studi di AKA Migas Balongan setiap tahunnya.

IR HJ HANIFAH HANDAYANI, MT

tak menyangka apabila akademi yang ia dirikan bersama sang suami, Drs H Nadudin Islamy, Msi hampir enam belas tahun lalu akan diminati masyarakat seperti sekarang ini. Bukan hanya masyarakat Indramayu, tempat di mana kampus Akademi Minyak dan Gas (AKA Migas) Balongan berdiri, tetapi masyarakat dari segala pelosok Tanah Air. “Alhamdulillah sekarang AKA Migas Balongan semakin diminati masyarakat. Ya nggak nyangka aja,” kata Ir Hj Hanifah Handayani, MT saat disambangi 66

FEBRUARI 2018

ISafety di kampus AKA Balongan, Indramayu, Jawa Barat awal Januari 2018 lalu. Hanifah mengatakan, para mahasiswa di AKA Migas Balongan berasal dari seluruh daerah di Indonesia, terutama dari wilayah-wilayah Migas seperti Aceh, Papua, Kalimantan, dan sebagainya. Tak hanya dari dalam negeri, mahasiswa AKA Migas Balongan juga ada yang berasal dari luar negeri seperti Timor Leste. Jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ke AKA Migas Balongan terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlahnya mencapai ribuan orang. Namun mengingat keterbatasan ruang dan tenaga pengajar,

maka pihaknya membatasi antara 400 – 500 mahasiswa setiap tahunnya. Pernah, kata Hanifah , pihaknya menerima 600 mahasiswa, tetapi kemudian kewalahan. “Akhirnya kami batasi antara 400 – 500 orang. Ini dilakukan semata demi menghasilkan mahasiswa yang berkualitas,” kata Hanifah . Yang menarik, kata wanita asli kelahiran Indramayu ini, belakangan mahasiswa yang mendaftar ke AKA Migas Balongan tak hanya perseorangan. Tetapi juga merupakan putra-putri terbaik yang dikirim dan dibiayai Pemerintah Daerah (Pemda). Hanifah menyebut Pemda Jambi yang mengirimkan dan mendaftarkan para lulusan SMA terbaik di daerahnya untuk melanjutkan studi ke AKA Migas Balongan. “Seluruh mahasiswa yang berasal dari Jambi tersebut didaftarkan dan dibiayai oleh Pemda Jambi. Nah, begitu FEBRUARI 2018

67

lulus, saya kira ditempatkan Ternyata oleh Pemda disalurkan ke sejumlah swasta di Jambi yang di berbagai sektor, industri Migas. Saya kira sangat bagus yang Pemda,” kata Hanifah.

di Pemda Jambi. Jambi, mereka perusahaan bergerak terutama terobosan dilakukan

Tertantang

Dikisahkan Hanifah, AKA Migas Balongan didirikan setelah dirinya merasa tertantang. Migas yang selama puluhan tahun menjadi sumber pertama pendapatan negara di Indonesia banyak dikelola oleh pihak asing. Ada Exxon, Mobil Oil, dan sebagainya. “Kita, masyarakat Indonesia sebagai pemilik dari ladang migas, hanya menjadi penonton saja. Masa sih kita nggak bisa?” kata Hanafiah mengingat masa awal pendirian AKA Migas Balongan. Pada pertengahan tahun 1990an, Hanafiah yang kala itu baru menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya dan menyandang gelar Insinyur Teknik Industri dan sudah bekerja di Kantor Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Kabupaten Indramayu, menyaksikan betapa banyak orang luar Indramayu berbondong-bondong datang ke Indramayu, menuju kilang minyak Balongan. “Ada yang dari Bunyu, bahkan dari Pangkalan Brandan. Saat itu saya baru tahu ada wilayah di Indonesia yang bernama Bunyu dan Pangkalan Brandan. Mereka datang bertruk-truk. Maklum ketika itu Pertamina RU VI Balongan baru saja dioperasikan sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja,” kata Hanifah. Kilang minyak Balongan kala itu, katanya, baru dioperasikan pada 1994 setelah dibangun mulai tahun 1990 melalui proyek EXOR I (Export Oriented Refinery) dan merupakan kilang minyak keenam dari tujuh kilang minyak yang dimiliki PT Pertamina (Persero). Sebagai aktivis organisasi kepemudaan, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Indramayu, Hanafiah mendatangi Bupati Indramayu dan melayangkan protes.

68

FEBRUARI 2018

“Pak kenapa Pertamina yang mendirikan kilang dai tanah kelahiran kita (Indramayu), tetapi orang-orang yang bekerja di sana banyak dari luar Indramayu?” protes Hanifah ke Bupati Indramayu. Pak Bupati mempersialan Hanifah untuk menanyakannya langsung ke Pertamina Balongan. Atas saran Bupati, Hanafiah mendatangi Pertamina RU VI Balongan dan diterima oleh Pak Masjuli yang kemudian menjadi tenaga pengajar di AKA Migas Balongan. “Saat itu Pak Masjuli bilang, orang Indramayu punya skill apa? Saya ingat betul katakata beliau ketika itu.” Kata-kata itu memotivasi Hanifah dan suami untuk berbuat sesuatu. Hanya saja ketika itu ia tidak tahu akan berbuat apa sampai suatu ketika ia bertanya kepada kakaknya yang kebetulan bekerja di industri Migas. Kakaknya menyarankan agar Hanifah mendirikan sekolah untuk menciptakan dan membangun masyarakat Indramayu yang memiliki skill di bidang Migas. Atas saran sang kakak dan kebetulan sang suami merupakan sarjana pendidikan, di penghunung tahun 1990-an Hanifah mulai merancang tempat pendidikan Migas. Setelah melakukan studi banding ke berbagai kampus Migas di Indonesia dan memahami kebutuhan pasar kerja di industri Migas, Hanifah dan suami kemudian mendirikan AKA Migas Balongan.

“Ketika itu saya dan suami melihat bahwa kampus yang menyelenggarakan pendidikan Migas di Indonesia sudah ada beberapa, dan semuanya strata satu. Mereka tentunya ditempa secara keilmuan untuk bekerja sebagai pemikir, dan bukan sebagai pekerja di level bawah. Padahal, industri Migas di Indonesia membutuhkan banyak tenaga kerja di level operator atau pelaksana di lapangan. Karena itu saya dan suami lebih memilih mendirikan kampus setingkat Akademi supaya para lulusannya agar langsung bisa diterjunkan ke lapangan ketika bekerja di industri Migas,” Hanifah mengisahkan. Ia dan suami kemudian memilih lokasi yang tidak berada jauh dari kilang minyak Balongan, persisnya di Jl Soekarno-Hatta, Indramayu, yang merupakan daerah pesawahan. Perjuangan Hanifah dan suami tidak sia-sia ketika pada 2002 ia megantongi SK Mendiknas No 167/D/0/2002 untuk AKA Migas Balongan yang didirikannya. “Surat itu keluar di bulan Agustus tahun 2002. Saya ingat betul karena saat itu bertepatan dengan bulan puasa,” kata Hanifah. Menurut Hanifah, di belakang nama AKA Migas sengaja ia menambahkannya dengan kata Balongan. Sebab nama Balongan lebih terkenal di Indonesia ketimbang nama Indramayu itu sendiri. Hanifah mengibaratkan Bali dan Indonesia. Masyarakat di dunia lebih mengenal nama Bali ketimbang Indonesia.

FEBRUARI 2018

69

Tiga Prodi

Saat pertama kali didirikan pada 2002, AKA Migas menyelenggarakan perkuliahan di program studi Teknik Perminyakan (TP). Ketika itu ia dan suami mengajukan dua prodi ke Depdiknas yaitu Teknik Perminyakan dan Fire & Safety. Tetapi yang mendapat persetujuan pertama kali adalah Prodi TP. Sedangkan Prodi Fire & Safety mendapat persetujuan Depdiknas tak lama setelah Prodi TP. Hanafiah boleh berbangga, sebab Prodi Fire & Safety hingga kini merupakan satusatunya di Indonesia. Diakui Hanafiah, Prodi Fire & Safety merupakan usulan dari Masjuli dan Amiroel Pribadi, dua pentolan PT Pertamina RU VI Balongan. Amiroel Pribadi sendiri kini menjadi Ketua Prodi Fire & Safety di AKA Migas Balongan. Seiring berjalannya waktu, AKA Migas Balongan kemudian mendirikan Prodi Teknik Kimia. “AKA Migas Balongan mengabdikan diri dengan penuh kesungguhan dalam menyiapkan sumber daya manusia di bidang perminyakan, fire & safety, dan teknik kimia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian yang secara profesional berdaya saing tinggi serta mampu menguasai teknologi sesuai kebutuhan dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan di AKA Migas Balongan dilakukan dalam bentuk perkuliahan, 70

FEBRUARI 2018

diskusi, praktikum, simulasi dan praktik kerja dengan materi yang terus dikembangkan sesuai tuntutan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pasar kerja,” beber Hanafiah. Di tempat sama, Ketua Prodi Fire & Safety AKA Migas Balongan Amiroel Pribadi, MKKK menjelaskan bahwa Prodi Fire & Safety merupakan prodi kedua di AKA Migas Balongan yang paling banyak diminati masyarakat. Sejak dibuka, Prodi Fire & Safety sudah memasuki angkatan ke-16. Menurut Amiroel yang pernah mengenyam pendidikan Fire & Safety di London, Inggris pada tahun 1970an tersebut, pada tahun ajaran 2017/2018, pihak AKA Migas terpaksa membuka lebih dari empat kelas mengingat banyaknya minat mahasiswa di prodi Fire & Safety. Meski setingkat akademi, kata Amiroel, para lulusan AKA Migas Balongan memiliki kompetensi mumpuni dan berdaya saing tinggi sehingga langsung terserap dunia kerja. “Para mahasiswa AKA Migas Balongan harus menyelesaikan 117 SKS untuk bisa lulus. Di AKA Migas Balongan mahasiswa lebih banyak diajarkan ilmu praktis seperti diskusi, praktikum, simulasi, dan ptaktik kerja di samping pembelajaran

teori tentu saja,” kata Amiroel. Soal tenaga pengajar, diakui Amiroel bahwa AKA Migas masih terkendala yaitu kekurangan tenaga pengajar. Hal ini lebih disebabkan syarat pengajar sekarang harus minimal S2. Sedangkan AKA Migas Balongan membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli di lapangan atau praktisi. “Kebanyakan dari praktisi itu, khususnya di bidang Fire & Safety, menyandang gelar S1,” Amiroel menambahkan. Setelah hampir 16 tahun berdiri, kini AKA Migas Balongan tengah mengepakkan sayapnya ke dunia internasional dengan menggalang kerjasama dengan Universitas Petronas (Malaysia) dan Universitas Okayama (Jepang). Pihak AKA Migas Balongan, sebagaimana dikatakan Hanafiah, sudah melakukan program pertukaran pelajar dengan kedua perguruan tinggi ternama di bidang Migas tersebut. Bahkan, kata Hanafiah, AKA Migas Balongan sudah dua kali disertakan dalam konferensi Proses Safety yang digelar di Universitas Petronas, Malaysia. “Diharapkan tahun 2019 mendatang, AKA Migas Balongan menjadi tuan rumah konferensi tingkat internasional di bidang Proses Safety,” kata Hanafiah menutup perbincangan. (Hasanuddin)

AKA MIGAS BALONGAN VISI

AKA MIGAS Balongan akan menjadi Perguruan Tinggi yang bermutu dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memenuhi kebutuhan pada industri, terutama dunia kerja pada tingkat lokal dan nasional.

MISI Memusatkan perhatian dan usaha pembinaan serta pengembangan Sumber Daya Manusia yang bermutu melalui program studi yang sesuai kebutuhan mahasiswa dan dunia kerja.

TUJUAN 1. Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di dunia industri khususnya Industri MIGAS. 2. Memantapkan posisi dan citra Akamigas Balongan ditingkat nasional. 3. Menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang baik. 4. Tata kelola perguruan tinggi yang baik secara berkelanjutan. 5. Mengadakan Jaringan kerjasama ditingkat nasional dan regional. 6. Membentuk insan akdemik yang terampil, kreatif dan erkeahlian dasar untuk kebutuhan di Industri khususnya migas.

PRODI TEKNIK PERMINYAKAN

1. Materi Pendidikan a. Teknik Produksi b. Teknik Pemboran c. Teknik Reservoar d. Teknik Gas Bumi e. Pengujian Sumur f. Teknik Pengujian Sumur 2. Kompetensi a. Dapat menganalisa, memahami permasalahan bidang perminyakan. b. Dapat mengetahui proses pengolahan minyak mulai dari pengeboran hingga refinery. c. Dapat mengembangkan ilmu di bidang perminyakan demi kesejahteraan masyarakat atas perkembangan ilmu pengetahuan.

PRODI FIRE & SAFETY

1. Materi Pendidikan a. Dasar-dasar Safety b. Dasar-dasar Keselamatan Kerja c. Perundangan dan Peraturan K3 d. Fire 1, 2, 3 e. Hygene Industry f. Bahaya Fisik g. Toksikologi Industri h. Safety Transportation i. Ergonomi j. Safety Konstruksi k. Safety Praktis l. Psikologi Industri

m. Dasar-dasar Engineering n. Manajemen Limbah 0. ISO 14000 & Proper Safety Inspeksi dan Audit

PRODI TEKNIK KIMIA

1. Materi Pendidikan a. Pengolahan Industri b. Pengolahan Limbah c. Pengolahan Migas d. Proses Industri e. Reaksi Kimia f. Peralatan Industri g. Pengolahan Bahan h. Thermodinamika 2. Kompetensi-kompetensi a. Mencetak tenaga kerja yang mengerti tentang aneka industri b. Mencetak tenaga kerja yang mampu dan terampil di bidang proses industri.

FASILITAS

1. Lab Kimia 2. Lab Farmasi 3. Lab Lumpur 4. Lab Uji Lumpur 5. Lab Peralatan Safety 6. Lab Mikrobiologi 7. Lab Geologi Dasar & Penilaian Formasi 8. Fire Ground 9. Ruang Kuliah ber-AC 10. Perpustakaan

FEBRUARI 2018

71

SERI MANAJEMEN KESELAMATAN

Leadership Kunci

ANEKA kecelakaan akhir-akhir ini begitu ramai menghiasi

media masa dan terus menjadi breaking news di beberapa media layar kaca. Kasus itu terjadi di berbagai sektor seperti konstruksi, angkutan, tambang, dan lainnya. Situasi ini sejalan dengan informasi yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan belum lama ini bahwa angka kecelakaan di Indonesia terus meningkat. Total kecelakaan kerja pada tahun 2017 tercatat sebanyak 123 ribu kasus dengan nilai klaim mencapai Rp971 miliar lebih, meningkat dibanding tahun 2016 dengan nilai klaim hanya Rp792 miliar . Berbagai kasus kecelakaan ini menuntut pemerintah untuk

72

FEBRUARI 2018

lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan K3 di tengah masyarakat, khususnya di lingkungan perusahaan. Namun kenyataan di lapangan masih jauh dari harapan. Belum ada tindakan tegas dari pemerintah atau pihak berwenang terhadap perusahaan yang mengalami kecelakaan. Contoh menarik, jika terjadi kecelakaan sangat sering yang menjadi kambing hitam untuk diminta pertanggunganjawabannya adalah pekerja atau pelaksana di lapangan. Ambillah contoh kasus kecelakaan di pabrik Mandom Bekasi (2015) yang menyebabkan 20 orang meninggal. Yang ditahan oleh polisi dan diajukan ke pengadilan adalah pelaksana lapangan bukan manajemen.

Keselamatan Demikian juga dengan kasus kecelakaan robohnya girder proyek LRT di Jatinegara (3/2/2018), pihak yang ditahan adalah pekerja atau tukang yang melakukan pekerjaan (operator crane) dengan alasan kelalaian yang mengakibatkan kematian pada orang lain. Di mana peran manajemen?

Jika bicara tentang keselamatan, dalam Undangundang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jelas disebutkan bahwa tanggung jawab keselamatan kerja di tempat kerja adalah pengurus atau pengusaha. Mereka berkepentingan dengan keselamatan karena menyangkut kelangsungan bisnisnya. Pekerja, semata merupakan alat produksi yang mendukung kegiatan operasinya. Oleh karena itu dia wajib memberikan perlindungan keselamatan kerja, dengan menjalankan upaya keselamatan kerja yang baik. Upaya ini tentu termasuk menyediakan peralatan kerja yang aman, memberikan pembinaan dan pelatihan dan melakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan bahwa cara kerja aman telah dilaksanakan. Dalam konsep K3, keselamatan bermula dari manajemen puncak sehingga semua sistem manajamen menempatkan unsur manajemen sebagai kunci keselamatan. Mereka menetapkan kebijakan K3 dan komitmen manajemen. Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan keselamatan atau Safety Leadership sebagai kunci keberhasilan K3 dalam perusahaan. Berbagai sistem manajemen seperti SMK3, OHSAS 18001, ISO 9000 dan lainnya akan selalu menempatkan aspek komitmen dan kepemimpinan keselamatan (safety leadership) sebagai elemen utamanya.

Apakah Safety Leadership dan mengapa sangat diperlukan dalam menerapkan K3?

Saya pernah bergabung di DuPont yang terkenal dengan konnsep membangun budaya keselamatan. Dalam sejarahnya, keberhasilan Dupont dimulai dari kepemimpinan Mr, E.I.duPont yang mendirikan perusahaannya pada tahun 1802. Pada awalnya perusahaan ini bergerak dalam bidang bahan peledak yang sangat berbahaya dan mengandung risiko tinggi. Sempat terjadi kecelakaan fatal dalam operasinya. Oleh karena itu pada tahun 1811 manajemen mengeluarkan peraturan K3 yang pertama yang menetapkan bahwa K3 adalah tanggung jawab manajemen lini. “No employee may enter a new or rebuilt mill until a member of top management has personally operated it”. Dalam ketentuan ini jelas, bahwa tanggung jawab keselamatan berada di tangan manajemen puncak. Dia harus memastikan sendiri bahwa pabrik atau peralatan aman dioperasikan sebelum diijinkan untuk dioperasikan. Budaya ini terus dikembangkan sampai sekarang dan menjadi fondasi bagi DuPont untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Jadi dengan menyalahkan pekerja sebagai penyebab kecelakaan tidaklah tepat dalam konteks pencegahan kecelakaan, karena kecelakaan memiliki multiple factor yang saling berhubungan. Safety Leadership bukan sekadar memimpin, memotivasi dan mengarahkan orang lain tapi bagaimana memberikan inspirasi terhadap orang lain supaya dapat mencapai sasarannya atau menghasilkan sesuatu melalui cara yang konsisten dan jelas terhadap pesan-pesan K3. Untuk itu, setiap pimpinan dalam perusahaan harus berdiri di depan dalam menerapkan keselamatan di lingkungan perusahaannya. Mereka memberikan arahan, teladan, contoh serta memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan K3 di perusahaan. Manajemen diibaratkan seperti STAR, bintang di langit yang memberikan sinar dan cahaya dalam perusahaan, memberikan spirit dan nilai-nilai sekaligus memberikan arah yang akan dicapai. Tanpa dukungan manajemen, maka pelaksanaan K3 dalam perusahaan seperti malam yang gelap tanpa bintang yang jelas arah yang akan dituju. Untuk itulah salah satu bentuk kepedulian manajemen, mereka melakukan STAR (Safety Tour and Review) yaitu turun ke bawah yang sering disebut dalam K3 sebagai MWT (Managament Walk Through). Dengan turun ke bawah, yang dalam istilah Jokowi disebut blusukan, dia melakukan interaksi dengan para pekerja, mencari permasalahan di lapangan, memberikan motivasi sekaligus memberikan penghargaan atas capaian. Dengan menjalankan konsep kepemimpinan ini, penerapan K3 dalam perusahaan diyakini akan berhasil dengan baik. (Soehatman Ramli) FEBRUARI 2018

73

-Syafrijal LubisPemerhati Keselamatan Publik

Kemana Gerakan Disiplin Nasional Saat ini Berada??

P

emerintah Indonesia pernah mencanangkan program Gerakan Disiplin Nasional (GDN) pada tanggal 20 Mei 1995 dengan tujuan untuk memberikan daya dorong yang kuat kepada seluruh masyarakat/bangsa dengan meningkatkan kualitas sikap, dan perilaku untuk menjadi masyarakat yang berbudaya maju. Dan dua puluh tahun lebih sudah berlalu program tersebut seperti hilang tidak berbekas di dalam kehidupan berbudaya di Indonesia, malah “DARURAT DISIPLIN”, merupakan keadaan yang paling tepat yang bisa digambarkan untuk keadaan disiplin di Indonesia ini. Seorang guru di Australia pernah berkata: “Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai MATEMATIKA. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai MENGANTRI. Karena hanya perlu waktu 3 bulan secara intensif untuk melatih anak bisa matematika. Sementara perlu waktu 12 tahun atau lebih untuk melatih anak agar bisa mengantri dengan 74

FEBRUARI 2018

baik dan benar. Dan kita sadar, yang terjadi di negara Indonesia justru sebaliknya. Contoh kecil yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari, mungkin menurut kita ini adalah hal sepele, namun ini merupakan contoh nyata yang pasti semua orang alami, yaitu berhenti di belakang garis putih atau garis stop pada saat berada di lampu merah (lampu lalu lintas). Kebiasaan mengabaikan hal kecil rasanya bisa berbuah kekeliruan yang besar. Misal, kalau sudah sulit mengikuti aturan yang dianggap sepele, yakni berhenti di belakang garis putih atau garis stop, bagaimana mengikuti aturan yang lebih besar seperti melengkapi surat-surat kendaraan, membawa beban sesuai dengan kondisi kendaraan dan lain-lain. Menghentikan kendaraan di belakang garis putih atau garis stop merupakan langkah awal untuk melatih kedisiplinan berkendara. Ini bukan karena dilatarbelakangi profesi kita sebagai

Berhenti di belakang garis putih atau garis stop adalah langkah awal melatih disiplin. Sebuah latihan untuk menghadapi ujian yang lebih berat, seperti godaan melintas di trotoar jalan atau di jalur busway milik Transjakarta dan lain-lain. Undang Undang (UU) No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, di pasal 106 ayat (4) menegaskan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan: a. rambu perintah atau rambu larangan; b. marka jalan; c. alat pemberi isyarat lalu lintas; d. gerakan lalu lintas; e. berhenti dan parkir.

praktisi atau berprofesi di bidang keselamatan, justru dengan melakukan ini sebagai salah satu kewajiban seorang warga yang taat akan peraturan yang ada, dan sebagai bentuk keperdulian akan keselamatan. Dengan tidak disiplinnya berlalulintas, seperti tidak berhenti di belakang garis putih atau garis stop, berarti sudah mengambil hak orang untuk berkendara lebih aman, hak pejalan kaki, hak penyeberang jalan, dan akan membawa kepada keadaan yang tidak aman. Namun terkadang bagi beberapa pengendara yang sudah memberhentikan kendaraan di belakang garis putih atau garis stop, pengendara lain di belakang membunyikan klakson agar bisa maju kedepan lagi melewati garis tersebut. Dengan tidak sabarnya terkadang ada yang menerobos lampu merah, dikarenakan terburu-buru dikejar waktu untuk berangkat kerja, ke sekolah, dll. Pernahkan berpikir, bahwa apa salahnya berhenti dengan taat setidaknya dua sampai lima menit, untuk menghindari kecelakaan yang akan terjadi jika melanggarnya. “Waktu yang terbuang lima menit untuk kematian yang selamanya”.

Para pelanggar aturan itu bisa terancam sanksi lumayan serius. Dapat dilihat di UU No 22 tahun 2009 pasal 287 ayat (1) yang menegaskan bahwa: “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (4) huruf a atau marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu.” Memang, terkadang ada diskresi dari pak polisi yang meminta pengguna jalan berhenti di depan garis putih. Itu hal lain. Diskresi memang harus dipatuhi. UU menempatkan diskresi sebagai aturan yang harus diikuti para pengguna jalan. Tapi, ketika petugas tidak ada, terkadang pemakai jalan membuat diskresi sendiri. Di luar diskresi, rasanya ujian terhadap rasa sabar di jalan raya harus dijalani dengan maksimal. Sabar menanti lampu pengatur lalu lintas jalan berganti hijau. Kebiasaan menaati aturan lalu lintas jalan menjadi penting untuk mengurangi potensi kecelakaan. “Jangan sampai kita mulai disiplin ketika sudah mengalami kecelakaan atau terjadi kecelakaan”.

Lalu kemana "Gerakan Disiplin Nasional" saat ini berada? #SalamSafety

FEBRUARI 2018

75

Komunitas Bike To Work Indonesia

SEJARAH B2W Indonesia – B2W

kecerdasan & mental manusia Indonesia.

adalah gerakan moral yg lahir dari keprihatinan akan kemacetan, pemborosan energi & meningkatnya polusi yg akan berakibat pada d e g r a d a s i

Berawal dari sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung (Komunitas Jalur Pipa Gas) lahirlah KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA (Bike to Work Community) yang kemudian dideklarasikan di Balaikota DKI Jakarta pada Agustus 2005 yang dihadiri kurang lebih 750 pesepeda dari berbagai komunitas yg diprakarsai oleh Om Anton (Alm), Om Tekad, Om Toto & Om Taufik. Akhir 2005 terbentuk organisasi B2W yg pertama yg diketuai oleh Om Taufik dan Om Toto sebagai ketua harian. Pada February 2006 dikarenakan kesibukan Om Taufik, kepengurusan B2W berubah, ketua umum menjadi Om Toto

76

FEBRUARI 2018

dan ketua harian adalah Om Odjie.Pada akhirnya, kampanye ini pun mengakumulasi pada acara B2W Day di Bundaran HI pada tanggal 27 Agustus 2006 yang dihadiri sekitar 1.300 pesepeda dari seluruh wilayah di Jakarta. Kampanye tersebut terbilang sukses karena menarik perhatian seluruh media cetak dan elektronik nasional. “Mudah-mudahan kita tidak terlalu terlena dan puas,” ujar Toto Sugito yang saat ini adalah Co-founder B2W Indonesia, “(karena) masih banyak dan panjang sekali pekerjaan yang harus kita lakukan untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi alternatif dan juga mewujudkan jalur prioritas sepeda dan fasilitasnya di kota-kota besar pada umumnya dan di Jakarta khususnya. Kesabaran dan konsistensi yang tinggi masih kita butuhkan untuk merealisasikan cita-cita kita.” Visi dan Misi dari komunitas B2W Indonesia merupakan wujud kepedulian kita terhadap peningkatan kualitas manusia Indonesia secara fisik maupun psikis, serta terhadap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini. Jadi, bisa disimpulkan BAHWA: • B2W adalah gerakan moral yg lahir dari keprihatinan akan kemacetan, pemborosan energi & meningkatnya polusi yg akan berakibat pada degradasi kecerdasan & mental manusia Indonesia

• Kenapa kita harus berkolaborasi dengan klub/ perkumpulan sepeda? Karena gerakan secara sporadis tidak akan membuahkan apapun. Atau bila terjadi, akan sangat kecil gaungnya. • Apapun klub/perkumpulannya & jenis sepedanya, mari kita bergerak serentak menggaungkan Gerakan Bersepeda. • Kalo ditanya kenapa B2W yang katanya gerakan moral tapi punya struktur organisasi? Itu karena kita perlu melakukan hubungan sosial dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kita tidak punya teritori, tapi pemerintah mulai dari lurah, camat sampai gubernur & presiden punya. Itu sebabnya kita harus punya jalur komunikasi dengan pemerintah, sehingga akan membantu mempermudah cita-cita organisasi ini melalui visi misinya.

Visi dan Misi Bike To Work Indonesia

VISI: Terciptanya Kualitas Hidup yang Lebih Baik dengan Bersepeda. MISI: Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda Untuk Beraktivitas Sehari-hari. Sesuai dengan MISI yang telah dicanangkan yakni “Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda untuk Beraktivitas”, maka agar masyarakat terdorong untuk menggunakan

sepedanya dalam beraktivitas sehari-hari, dipandang perlu untuk mewujudkan Fasilitas Bersepeda yang memadai sebagai bagian dari Infrastruktur Bersepeda. Adapun contoh Infrastuktur Bersepeda adalah : 1. Jalur khusus sepeda. 2. Area parkir sepeda yang layak. 3. Fasilitas mandi umum / ganti pakaian yang memadai. 4. Integrasi antara infrastruktur bersepeda dengan fasilitas kendaraan umum. Ini semua hanya dapat tercapai apabila pemerintah, pengelola gedung, pengelola fasilitas umum serta masyarakat secara bersama dan berkesinambungan mempunyai komitmen untuk meraihnya. Marilah kita sukseskan gerakan bike-to-work (b2w) dengan menjadi bagian dari komunitas b2w-Indonesia. Caranya mudah, yakni dengan 3M: 1. Mulai bersepeda dari diri kita sendiri, 2. Mulai bersepeda dari/untuk jarak terdekat, 3. Mulai bersepeda sekarang juga.

#Salam Satu Sepeda Sejuta Sahabat ! #Salam Satu Sepeda Satu Indonesia ! Sumber: b2w-indonesia.or.id FEBRUARI 2018

77

DIREKTORI

DIREKTORI ISAFETY MAGAZINE • DISEDIAKAN SEBAGAI FORUM KOMUNIKASI DAN INFORMASI SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN K3 DI INDONESIA. • UNTUK BERGABUNG DAPAT MENGHUBUNGI REDAKSI ISAFETY TELP ATAU WA 0813 80771 0806 (RIJAL)

ALAT PEMADAM KEBAKARAN Rejeki Utama PT Produk National Foam Fire Protection, Fire Protection Equipment

PT MASTE DAYAA

Distributor fire safety products & systems, steam energy conservation products, specialty chemicals and waste management

Wisma Geha 4th Floor Jalan Timor 25 Jakarta 10350 phone +62 21 316 2924 fax +62 21 316 2779 email [email protected]

Pondok Pinang Centre Blok C 16-18 Pondok Indah - Jakarta 12310. Phone: 021 751 1118 Fax: 021 751 1121 Email : [email protected], [email protected]

PT RANTAI LAUT

PT Saberindo Pasific

Distributor Resmi Angus Fire Hose, Extinguisher, Sprinkler, Fire Foam, Tridol Afff, Hydrant Box, Duraline Rubber Hose Pintu Air Raya No. 38 H Pasar Baru Jakarta 10710 Rantai laut Sales & Support team: Phone: (021) 386-0505, 386-0606 Fax: (021) 386-4545

PT Wiltar Usaha Sejahtera ELIDE FIRE ELIDE FIRE

Sentra Bisnis Tanjung Duren Blok B/3A Jakarta Barat, Indonesia 11410 Phone 021.5636115

DAHLIA CAHAYA CV

Fire Extinguisher Angelfire Peralatan Pemadam Kebakaran ALPINDO Jl KH Moch Mansyur 28-30 Duri Pulo, Gambir Jakarta Pusat 10140 DKI Jakarta

78

Phone: (021) 6322977/(021) 6311568, 6347914 Fax: (021) 6310759

FEBRUARI 2018

Fire Safety and Protection

Komplek Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok J no 10, Jl Letjen Suprapto, Jakarta Phone: 021.42888282 Fax: 021.42872323 www.saberindo.co.id

PT Amare Aqila Indonesia Fire solution Distributor Resmi Tabung Alat Pemadam Api Kebakaran Jl. Merapi Kav. 821, Bukit Nusa Indah, Ciputat, Tangerang Selatan 15414 Phone: 021 7463 9917 (Hunting), Fax: 021-7463 9918

Servvo Fire Indonesia PT FIRE FIGHTING EQUIPMENT of Oil & Gas Companies, Mining, Manufacturing Industries, Building Industrial and Commercial Market

Jl Lingkar Selatan no 8, Legok Tangerang 15820 Banten Phone: (021) 6330330 (021)

54260451, 54260450 Fax: (021) 6330230

PT Pundarika Atma Semesta

Manufacturer of Fire Truck and Fire Safety Equipment “AYAXX” Jl Pancasila Gg Tritunggal 4 Cicadas, Gunung Putri Cibinong 16964 Jawa Barat Phone: (021) 8670973/86861900, 86862400 Fax: (021) 8675887

PT Trimitra Wujud Rekanusa

Distributor Fire Fighting Equipment, Fire Alarms, Sprinklers, Smoke & Gas Detectors and Safety Equipment Jalan Gunung Sahari Raya 51/8, Phone: (021) 4227632 Email: [email protected] Supplier of Fire Fighting Equipment with Brand HD Fire, Firedos, Macron, Firebull and Brightsky.

ALAT KESELAMATAN (SAFETY EQUIPMENT) PT 3M Indonesia

Alat Keselamatan Kerja “3M” Perkantoran Hijau Arkadia Menara F Lt 8 Jl.TB Simatupang Kav 88, Jakarta Selatan Phone: 021.29974000 Fax: 021.78832172 www.3M.com

PT King’s Safetywear Sepatu Safety “King’s”

Super Block Mega Glodok Kemayoran Office Tower A, 5th Floor, Jl. Angkasa Kav. B-6, Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta 10610, Indonesia Phone: +62 21 2937 1288/+62 21 2664 6688 Fax: +62 21 6570 1574

PT Berkat Niaga Dunia

Alat Keselamatan Kerja “Berkat Safety” Jl. Cideng Barat 47 D Jakarta Pusat – 10150 Phone: 021 – 6327060, 6327065 Fax: 021 – 63851240, 63851241 Email: [email protected] [email protected]

PT FORTA-LARESE

Safety Shoes CHEETAH Jl. Musi No.16 Jakarta 10150, INDONESIA Phone: 62 21 3861018 Fax: 62 21 3849409 Email: [email protected]

PERUSAHAAN TRAINING, KONSULTASI, JASA K3 DAN RIKSA UJI pt prosafera Training, Konsultan dan Sertifikasi

PJK3, Konsultasi dan Training K3 Grand Galaxy jl Boulevard Timur Raya BLOK RSK 06 N0 17, Bekasi 17147 Phone: 021. 22016590

PTC Pertamina Training & Consulting

Lembaga Training HSE Pertamina Griya Legita Pertamina Building 8Th Fl Jl Sinabung II Terusan Simprug Jakarta 12220 Phone: 021 722302728 Fax: 021 7223026

Pusat Fire & Safety Sungai Gerong

pt PHITAGORAS GLOBAL DUTA

PJK3, Konsultasi dan Training K3 Ruko Kolden Boulevard Blok Q No 19 Jl Pahlawan Seribu BSD City 021, Serpong Tangerang Phone: 021.53161425 Fax: 02153161424

www.binawan-ihs.ac.id

Universitas Sahid

Program S1 K3 Teknik Industri Jl. Jendral Sudirman No. 86, Jakarta 10220. Phone: (021)83785303/304, (021)8312813/15 ext 104 Fax: (021) 835 4763 Email: [email protected] Website: www.usahid.ac.id

PT. HSE SWADAYA INDONESIA QQ KLINIK HSE MEDIKA

UNIVERSITAS INDONESIA

Jl. Raya Rajeg Mauk / Rajeg Tanjakan, Kp Kebon Kelapa Rt. 015 / Rw. 05, Desa Tanjakan Kec. Rajeg, Kab. Tangerang, Phone: 081316807203, 021-59350675, 021-21799124 [email protected] www.hseswadaya.co.id

Kampus Universitas Indonesia Gedung C Jl. Prof. Dr. Sujudi, Pondok Cina, Depok, Jawa Barat 16424 Phone: 02178849033 Fax: 021 7863487 /www.fkm.ui.ac.id

PT. DELTA NUSANTARA PERSADA (DELTA INDO)

Program Magister K3L

Klinik Kesehatan Kerja

PJK3 Riksa Uji

Komp. Ruko Suncity Square/H-20, Jl. M. Hasibuan, Bekasi, Jawa Barat Phone: 021 8886 9010 Fax: 021 384 9409 Email: [email protected] [email protected] www.deltaindo.co.id

LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI K3 STIKEs Binawan

Program Sarjana Terapan (D4) Kesehatan dan Keselamatan Kerja Jl Kalibata Raya No 29-30 Jakarta Timur 13630 Phone: 02180881129 Fax: 021 80880883

S1 & S2 Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Sahid Sudirman Residence Lt 5 Jl Jenderal Sudirman No 86 Jakarta Pusat 10220 Phone: 021.290 227 21/24 Fax: 021.29022744 www.usahid.ac.id

AKAMIGAS BALONGAN Program Fire Safety

Jl. Soekarno Hatta, Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat 45216 Phone:0234 574 6687 Fax: 0234 272 448 [email protected] www.akamigasbalongan.ac.id

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA S1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi Ilmu

FEBRUARI 2018

79

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Lingkungan. Program Studi Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia 15412 Phone:021 740 1925 [email protected] www.www.uinjkt.ac.id

Jl. Ganesha No.10, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132 Phone: 022 258 0935 www.itb.ac.id

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (UNJ)

S1 Teknik Keselamatan dan Proteksi Kebakaran, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKKI) Sekretariat: Menara Bidakara Lt 2 No 206 Jl Jend Gatot Subroto Kav 71-73,Jakarta Selatan, Jakarta 12780 Phone: (021) 8379 3025

Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)

Indonesian Industrial Hygiene Assosciation (IIHA)

Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur Phone: 021 2926 6006 Fax: 021 489 8486 www.unj.ac.id

Gedung Depnaker Lt 2 JL Gatot Subroto, Jakarta

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA (UPN JAKARTA)

Asosiasi Ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia (A2K4)

Gedung C Lt 3 Departemen K3 Fak Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Phone: 021.7884 9033 Fax: 021 786 3487 [email protected] www.iiha.id

S1 Keselamatan Kerja, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyrakat, Fakultas Ilmu Kesehatan Jl. Rs. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta, 12450 Phone: 021 765 6971 Fax: 021 765 6971 [email protected] www.upnvj.ac.id

UNIVERSITAS INDONESIA (UI) Program Magister (S2) Teknik dan Manajemen Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Engineering and Management)

Jalan Kampus UI, Kukusan, Beji, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424 Phone: 021 7888 8430 www.eng.ui.ac.id

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

S2 Keselamatan Kesehatan

80

ORGANISASI K3

Sekretariat : DBS Bank Tower floor 28th Ciputra World One, Jl Prof Dr Satrio Kav 3-5 Jakarta 12940 Phone: 021-30329791

FEBRUARI 2018

Jl Raya Lenteng Agung No 37E Tanjung Barat, Lenteng Agung, Jakarta Selatan 12610 Phone: 021-78848826, Fax: 021-78848926 Email: [email protected] Website: www. a2k4-ina.net

WSO Indonesia (World Safety Organization (PROSAFERA INSTITUTE) Grand Galaxy jl Boulevard Timur Raya BLOK RSK 06 No. 17 Bekasi 17147 Telp 021. 22016590

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INTERNASIONAL INDONESIA (A2K3-INTERINDO)

IKATAN DOKTER KESEHATAN KERJA INDONESIA (IDKI) Jl. Ahmad Yani No 69 – 70 Cempaka Putih “ Pusat K3”, Jakarta Pusat, Indonesia Phone: 021 9907 1553 Fax: 021 424 5810 www.idki.org

Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik indonesia Komplek Rasuna Epicentrum Menteng Atas, Lt. 5, Suite 0535, Karet Kuningan, Jakarta 12940a Phone: 021 2994 1205 Fax: 021 2994 1206 [email protected] www.apitindo.or.id

ASOSIASI PROFESI KESELAMATAN PERTAMBANGAN INDONESIA (APKPI)

Green Business Center Graha Mustika Ratu. Lantai 5, 503, Jakarta 12670 021 5795 5818 [email protected] www.apkpi.co.id

PERUSAHAAN JASA INSPEKSI TEKNIK (PJIT) Biro Klasifikasi Indonesia Jl Yos Sudarso No 38-40 Tj Priok Jakarta Utara Phone: 021.430 0762 Fax: 021 4390 0972 www.bki.co.id

LPS K3 LSK-K3 ICCOSH

Lembaga Sertifikasi Profesi K3 Stikes Binawan Lobi Lt.2 Jl. Kalibata Raya No. 25-30 Jakarta Phone: (021) 2280 0480 Fax: (021) 7919 5061 [email protected] www.iccosh-lskk3

LSP ENERGY

Lembaga Sertifikasi Energi Komplek Grand Galaxy Park, Blok RSK 6 No. 10 Bekasi Phone: (021) 2213604 [email protected] www. lspenergi.co.id

PT TUV Rheinland Indonesia Badan Sertifikasi SMK3

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DAN SISTEM MANAJEMEN SERTIFIKASI BNSP

Serifikasi OHSAS 18001,ISO 14001,ISO 9001 Menara Karya Building, 10th Fl Jl HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2 Jakarta 12950 Phone 21.57944579 Fax 021.57944575

Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia

PT. SUCOFINDO (PERSERO)

 Jl. MT Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan, Indonesia 12780 Phone: 021 799 2685 Fax: 021 799 2321 [email protected] www.bnsp.go.id

Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 34, Jakarta, Indonesia 12780 Phone: (021) 798 3666 Fax: (021) 798 6473 [email protected] www.sucofindo.co.id

LSP MIGAS

Biro Klasifikasi Indonesia Sertifikasi SMK3

Lembaga Sertifikasi Profesi Migas Gedung LSP Migas, Jl. Buncit Raya No. 3, Jakarta Selatan Phone: (021) 2279 0309 Fax: 021 794 3950 [email protected] www.lsp-migas.org

Badan Sertifikasi SMK3

Badan Sertifikasi SMK3

Jl Yos Sudarso No 38-40 Tj Priok Jakarta Utara Phone 021.4300762 Fax 021 43900972 www.bki.co.id

LINGKUNGAN DAN OIL SPILL WALHI

Organisasi Gerakan Lingkungan Hidup Jl. Tegal Parang Utara No.14, RT.5/RW.4, Mampang Prpt., Jakarta 12790 Phone: (021) 79193364 www.walhi.or.id

PT. OSCT INDONESIA

Peralatan & Teknologi penanggulangan tumpahan minyak Jl. Kwitang Raya 36, Jakarta Pusat 10420 Phone: (021) 3192 5454 Fax: (021) 3192 3444 [email protected] www.osct.com

PT. SLICBAR INDONESIA

Peralatan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Indonesia Head Office Delta Silikon II Industrial Park Blok F2/1 I LIPPO Cikarang Bekasi Phone 021.89117311 Fax: 021.31923444 www.slickbar.co.id

Media Lab Indonesia Laboratorium Pengujian Lingkungan

Jl. Jatiwangi No. 44 Kamurang, Cikedokan Cikarang Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Phone: (021) 2851 7576 Fax: (021) 2214 3010 [email protected] www.medialab.co.id

FEBRUARI 2018

81

82

FEBRUARI 2018

FEBRUARI 2018

83

84

FEBRUARI 2018

Related Documents


More Documents from "anna farida"

Ma Triks
October 2019 24
Informasi
August 2019 55
Aa.docx
May 2020 29
Turbin Air Ok.docx
May 2020 19