Tahapan Perhitungan Bagi Hasil Untuk menghitung pendapatan bagi hasil yang diterima oleh bank maupun nasabah di mana bank sebagai mudharib, sedangkan nasabah sebagai sahibul maal dilakukan beberapa tahapan sebagai berkut: 1. Menentukan prinsip perhitungan bagi hasil, 2. Menentukan jumlah pendapatan yang akan didistribusikan untuk bagi hasil, 3. Menentukan sumber pendanaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil, 4. Menentukan pendapatan bagi hasil untuk bank dan nasabah, 5. Akuntansi bagi hasil untuk bank syariah.
1.2 Menentukan Prinsip Perhitungan Bagi Hasil Prinsip perhitungan bagi hasil menentukan jumlah pendapatan yang digunakan sebagai dasar perhitungan untuk bagi hasil, apakah menGgunakan penerimaan bersih, laba kotor, atau laba bersih. Dalam Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000 ini, menyatakan: a. Bagi Untung (Profit Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal (ra’su al-mal) dan biaya-biaya. b. Bagi Hasil (revenue Sharing), yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal (ra’su al-mal). Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah, menyatakan secara eksplisit bahwa dalam hal prinsip pembagian hasil usaha, terminology pendapatan, atau hasil yang dimaksud adalah pendapatan bruto (gross profit). Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba dan jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet). Jika berdasarka prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit), yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
Penggunaan praktis gross profit sharing sebagai dasar bagi hasil bagi nasabah penabung atau deposan dengan skema mudharabah dapat terlihat pada pengakuan bank syariah. Pendapatan murabahah yang dibagi hasil, misalnya, adalah nilai mergin murabahah (selisih harga jual dengan
harga pokok barang yang dijual) yang uangnya telah diterima oleh bank syariah. Ini menunjukkan bahwa bagi hasil kepada nasabah penabung pada dasarnya adalah gross profit sharing dan bukan revenue sharing. Demikian pula dalam pengakuan pendapatan sewa, besaran pendapatan sewa yang disajikan dalam pendapatan utama pada laporan rugi laba adalah pendapatan sewa setelah dikurangi biaya opersional asset yang disewakan sebelum dikurangi biaya operasional rutin lainnya.
PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN MARGIN LABA A. Akad Bagi Hasil Secara umum, perinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat di lakukan dalam empat akad utama, yaitu : musyarakah, mudharabah, muzaraah dan musaqah. Sungguhpun demikian, perinsip yang paling banyak di pakai adalah musyarakah dan mudharabah, sedangkan muzaraah dan musaqah di pergunakan untuk pembiayaan pertanian oleh beberapa bank islam
B. Konsep bagi hasil Mudharobah Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah. Pembagian hasil dari usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dalam menggunakan nisbah. Nisbah adalah persentase yang disetujui oleh jedua pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yng dikerjasamakan. a. Faktor- factor yang mempengaruhi bagi hasil 1. Investment rate Merupakan presentase yang dinvestasikan kembali oleh bank syariah baik kedalam pembiayaan maupun penyaluran dana lainnya. Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari bank Indonesia, bahwa sejumlah presentase tertentu atas dana yang dihimpun dari masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi harus ditetapkan dalam giro wajib minimum umtuk ,emjaga likuiditad bank syariah. 2. Total dana investasi Total dana investasi yang diterima bak syariah akan memengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor. Total dana yang berasal dari investasi mudharobah dapat diitung menggunakan saldo minimal bulanan atau saldo harian. 3. Jenis dana Imvest tasi mudharobah dalam menghimpun dana, dapat ditawarkan dalam beberapa jenis yaitu: tabungan mudharobah, deposito mudharobah dan sertivikat
investasi mmudharobah antara bank syariah. Setiap jenis dana investasi memeliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan memengaruhi pada bagi hasil.
4. Nisbah Merupakan [presentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerjasama usaha yang telah dispakati antara bank dan nasabah investor. Karakteristik bisbah dapat diihat dari beberapa segi : Presentase nisbah antara bank akan berbeda, hal ini tergantung kepada kebjakan masing- masing bank syariah Presentase nisbah akan berbeda sesuai denganjensis dana yang dihimpun Jangka waktu investasi akan berpengaruh pada besarnya nisbah bagi hasil. 5. Metode perhitungan bagi hasil Bagi hasil akan bebrbeda tergantung kepada dasar perhitungan bagi hasil. Yaitu bagi hasil yang dihitung menggunakan konsep revenue sharing dan dan bagi hasl menggunakan profit/loss sharing. 6. Kenijakan akuntansi Kebijakan akuntansi berpengaruh kepada besarnya bagi hasil, bebrapa kebijakan akuntansi yang akan memengaruhi bagi hasil ialah penyusutan. Penyusutan akan memengaruhi pada laba usaha bank. Bila bagi hasil menggunakan metode profit/loss sharin, amaka penyusutan akan memengaruhi pada bagi hasil, akan tetapi ila menggunakan revenue sharing penyusutan tidak memengaruhi bagi hasil. b. Metode perhitungan bagi hasil 1. Bagi hasil menggunakan revenue sharing Dasar perhitungan bagi hasil dengan cara ini ialah perhitungan bagi hsil yang didasarkan atas penjualan atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi biaya. Bagi hasil ini akan mengalikan nisbah yang tela disetujui dengan pendapatan bruto. Cintoh : Nisbah bank : 10 % Nisbah Nasabah : 90 % Bila bank memperoleh pendapatan Rp. 10.000.000 maka bagi hasil yang diterima oleh bank 10% x Rp. 10.000.000 + Rp. 1.000.000 dan bagi hasil yang ditrima nasabah Rp. 9.000.000. 2. Bagi hasil dengan menggunakan metode profit/loss sharing Dasar perhitungan ialah merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha. Kedua pihak, akan memperoleh keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung kerugian bila usahanya mengalami kerugian. Contoh : Missal total biaya Rp.9.000.000.
Bagi hasil yang diteruma oleh nasabah ialah Rp.900.00 – (90% x (10.000.000 – Rp.9.000.000) Bagi hasil untuk bank sebesar Rp. 100.000 – (10% x (Rp.10.000.000 – Rp. 9.000.000 )
c. Perhitungan bagi hasil Contoh Mudharabah : Jumlah pendapatan Bank dari bagi hasil pembiayaan ( mudarabah ) Rp10 juta, dalam satu bulan. Total dana masyarakat yang dikelola Rp250 juta. Maka pendapatan Rp10 juta ini akan dibagihasilkan antara nasabah dan bank. Seandainya total pembiayaan yang diberikan Rp300 juta, berarti modal bank yang ikut disalurkan Rp50 juta, sehingga pendapatan tersebut harus dibagi dulu dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Untuk bank = (Rp50 juta : Rp300 juta) x Rp10 juta = 1.666.667 2. Untuk dibagihasilkan dengan nasabah = (Rp250 juta : Rp300 juta) x Rp10 juta = Rp8.333.333. C. Perhitungan Bagi Hasil Untuk Penempatan Dana ( murabahah ) Seorang nasabah bernama fulan mengajukan pembiayaan di bank syariah, untuk membeli sepeda motor honda Modal Pinjaman
: Rp. 6.000.000
Marjin keuntungan
: Rp. 500.000 ( 12%)
Waktu Penyelesaian Keredit : 12 bulan Hitunglah angsuran setiap bulan untuk pembiayaan mudharabah tersebut. Maka angsuran perbulan: Rp. 6.000.000 + Rp 500.000 : 12 = Rp. 541.666,67
D. Perhitungan Bagi Hasil Untuk Giro Pak zubair menabung dalam bentuk giro di bank “ manfaat “ sejumlah Rp. 80.000.000 dengan akad mudharabah mukayyad on balance sheet. Bank menyalurkan
dana pinjaman kepada nasabah senilai Rp. 100.000.000 dan pendapatan yang di alokasikan untuk giro sebesarRp. 1.500.000. jika nisbah bagi hasil antara nasabah dengan bank adalah 60: 40 maka berapa nilai bagi hasil yang akan di terima oleh Bapak Zubair. Jawab: Dana nasabah investor
: 80.000.000
Dana yang dapat di saliurkan
: 76.000.000
Dana yang di salurkan dalam bentuk pinjaman
: 100.000.000
Dana bank
: 100.000.000 – 76.000.000 = 24.000.000
Pendapatan pembiayaan
: 1.500.000
Maka, Pendapatan per 1000 dana nasabah (76.000.000 : 100.000.0000) x 1.500.000 x (1 : 80.000.000) x 1000 = 14,25 Bagi hasil yang akan di terima pak zubair =( 80.000.000: 1000) x 14.25 x 40% = 456.000. Jadi bagi hasil yang akan di terima pak Zubair sebesar Rp. 456.000
KESIMPULAN Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwaPada mekanisme bank syari’ah, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian atau bentuk bisnis koorporasi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis yang disebutkan tadi, harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang menjalankan proyek. Prinsip utama yang harus dikembangkan oleh Bank Islam dalam kaitan dengan manajemen dana adalah “Bank Islam harus mampu memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di Bank Konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah daripada bunga yang diberlaku di Bank Konvensional.