Investasi_syariah.docx

  • Uploaded by: Abdul Jalil Al-Fatih
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Investasi_syariah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,386
  • Pages: 6
1. Pengertian investasi syariah  Pengertian Investasi Secara umum Suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari satu jenis asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi.  Definisi Syariah di tinjau dari sudut etimologi (Bahasa ) Syariah bermakna jalan yang lurus. Sedangkan makna terminology(definisi) Syariah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Sang Pencipta ( ALLAH SWT ), serta hubungan antara manusia dengan manusia  Jadi dapat disimpulkan bahwa Investasi Syariah adalah Kegiatan Penempatan dana pada satu atau lebih jenis asset yang terhindar dari sifat Maysir (QS Al Maidah 5 : 90), Gharar, dan Riba’ (QS Al Baqarah 2 : 275) serta peraturan-peraturan lain yang telah ditetapkan oleh Fiqih Islam tentang muamalah.

Investasi Syariah, sebuah investasi berbasis syariah yang menggunakan instrumen Islam dalam pelaksanaannya. Investasi semacam ini sudah sangat menjamur di masyarakat. Dimulai dengan bank konvensional yang sekarang mempunyai layanan syariah juga. Hal ini juga dipengaruhi oleh masyarakat kita yang di dominasi oleh muslim sehingga pelayanan perbankan pun mulai dirubah sesuai dengan syariah dan tuntunan Islam. Investasi syariah yang paling sederhana bisa di mulai dari menabung atau deposito pada bank syariah, tentu saja dengan perjanjian/ akad yang berbeda dengan bank konvensional lazimnya. Jika dalam bank konvensional kita mengenal kata suku bunga, maka dalam bank syariah hal itu diharamkan, sehingga yang ada adalah sistem bagi hasil. Jadi besarannya tidak dapat ditentukan akan terus menerus dengan jumlah yang sama. 2. Dalil yang melandasi investasi syariah

a. Al baqarah - 275 Orang – orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Barangsiapa yang mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti (dari mengambil riba), maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya, dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi (mengambil riba), maka mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. b.

Al Maidah – 90 Wahai orang – orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

c.

An nisa -29 Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.

3. Bentuk-bentuk Investasi Ada dua macam bentuk investasi yang dapat anda pilih sesuai dengan perhitungan dan kemampuan anda dalam menempatkan dana investasi diantaranya sebagai berikut: 1. Investasi pada aktiva riil Yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik. Seperti logam mulia (emas dan perak), Batu mulia (permata, intan, giok, dan berlian), Property (Real estate, rumah, tanah, toko, dan lain-lain). 2. Investasi pada Aktiva Financial Yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan dalam surat-surat berharga, seperti deposito, sukuk, dan lain-lain. Dan ada 2 cara dalam berinvestasi pada aktiva financial: a. Investasi secara langsung

Dengan memiliki surat berharga tersebut maka pemilik surat tersebut dapat menentukan kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Contohnya: Saham. b. Investasi secara tidak langsung Pengelolaan surat berharga tersebut diwakilkan oleh suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan para pemegang surat berharga. Contohnya: Reksadana 4. Prinsip – prinsip dalam investasi syariah Beberapa prinsip yang harus perhatikan dalam investasi menurut Islam : 1. Halal Suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang bisnis yang syubhat atau haram. Kehalalan juga menyangkut pada penggunaan barang atau jasa yang ditransaksikan. Contoh industri yang dikategorikan haram adalah: industri alkohol, industri pornografi, jasa keuangan ribawi, judi, dll. Prosedur juga harus terhindar dari hal-hal yang syubhat atau haram tersebut. Selain itu, kehalalan juga meliputi niat seseorang saat bertransaksi dan selama prosedur pelaksanaan transaksi. Kehalalan juga ternyata terkait dengan niat atau motivasi. Motivasi yang halal ialah transaksi yang berorientasi kepada hasil yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. 2. Maslahah Maslahah (manfaat) merupakan hal yang paling esensial dalam semua tindakan muamalah. Para pihak yang terlibat dalam investasi, masing-masing harus dapat memperoleh manfaat sesuai dengan porsinya. Misalnya, manfaat yang timbul harus dirasakan oleh pihak yang bertransaksi dan harus dapat dirasakan oleh masyarakat pada umumnya.

Manfaat-manfaat investasi itu antara lain : a. Manfaat bagi yang menginvestasikan Mendapatkan bagi hasil sesuai dengan besar investasi yang ditanamkan dan sesuai dengan akad awal menurut prinsip syariah. b. Manfaat bagi yang mendapat tambahan investasi Mendapatkan tambahan modal sehingga memiliki kemampuan untuk meneruskan usahanya. Untuk melindungi perusahaan dalam lilitan hutang karena tidak mampu mengembalikan modal yang diterima dan tidak mampu memberikan manfaat bagi investor, maka diatur secara syariah oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) bahwa perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan lahan investasi adalah perusahaan yang: - mendapatkan dana pembiayaan atau sumber dana dari hutang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya -

pendapatan

bunga

yang

diperoleh

perusahaan

tidak

lebih

dari

15%

- memiliki aktiva kas atau piutang yang totalnya tidak lebih dari 50% Sesuai dengan peringatan Allah dalam firmannya QS. Al-Baqarah:280 bahwa: ”Orang yang berhutang tidak pernah tenang dalam tidurnya”, maka dengan fatwa yang ditetapkan oleh DSN tersebut diharapkan perusahaan debitur dapat mengembalikan investasi sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. QS Al-Maidah:1 bahwa: ”Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu .....”

c. Manfaat bagi masyarakat secara luas Besarnya investasi yang ditanamkan dalam berbagai bidang haruslah memberi manfaat bagi masyarakat. Investasi bisa digunakan untuk penelitian dan pengembangan supaya bisa meningkatkan produk-produk baru atau meningkatkan kualitas produksi, selain itu investasi juga dapat bermanfaat dalam mengurangi harga barang sehingga pada akhirnya menguntungkan pelanggan. Dengan investasi juga menggairahkan sektor industri sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran.

Maka sesuai dengan tafsir Al-Misbah, bahwa pada akhirnya harta yang dimiliki individu memiliki fungsi sosial. Selain memperhatikan faktor kehalalan dan kemaslahatan, investasi harus terhindar dari praktek sistem riba, gharar, maysir (spekulasi) 1. Transaksi dalam investasi yang dilakukan harus terbebas dari riba (bunga). Karena itu inevstasi kepada perusahaan yang menjalankan sistem riba seperti perbankan, asuransi, pegadaian, dsb, adalah dilarang. Membeli saham bank konvensional juga adalah terlarang karena mengandung riba yang diharamkan. 2. Setiap transaksi harus bebas dari gharar, yaitu penipuan dan ketidak-jelasan. Dengah demikian transaksi bisnis harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan disalah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.. Gharar dapat pula diartikan sebegai bentuk jual beli saham dimana penjual belum membeli (memiliki) sahamnya tetapi telah dijual kepada pihak lain. Karena itu Islam melarang praktek margin trading, short selling, insider trading, Demikian pula najasy (rumor) untuk mengelabui investor. 3. Setiap transaksi harus terbebas dari kegiatan maysir (spekulasi). Maysir dalam konteks ini bukanlah hanya perjudian biasa, tetapi adalah segala bentuk spekulasi di pasar uang atau pasar modal. Islam melarang spekulasi uang, karena menurut Islam uang bukan komoditas. Karena itu Islam melarang spekulasi valuta asing. Uang adalah alat pertukaran yang menggambarkan daya beli suatu barang atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan atas aktivitas riil, seperti penjualan harta (bay’) atau pemakaian barang (ijarah). 4. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan risiko yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko (maysir).Untuk itu diperlukan ilmu manajemen resiko. Ini adalah aplikasi konsep fath zariah dalam ilmu ushul fiqh. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung risiko sesuai kaedah Al-Kharaj bidh Dhaman dan Al-Ghurm bil ghurmi. 5. Manajemen yang diterapkan manajemen Islami yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya lingkungan hidup.

5. Instrumen atau produk investasi syariah

1.

Saham Syariah

Saham syariah merupakan instrumen investasi saham yang dalam transaksinya menggunakan prinsip-prinsip syariah. Tuntutan untuk perusahaan yang menerbitkan saham syariah adalah bahwa perusahaan tersebut harus menjalankan usahanya dengan produk yang halal dan menggunakan tuntunan perdagangan dengan syariah Islam. Kita sudah bisa menemukan saham syariah yang diperdagankan di bursa saham sekarang ini, dan layaknya produk makanan, saham syariah pun diberlakukan sertifikasi halal yang diterbitkan oleh MUI. 2.

Surat Utang Syariah

Surat utang syariah disebut juga sukuk. Yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh suatu lembaga dengan

menggunakan

prinsip

sewa

menyewa

dalam

Islam

yang

disebut

juga

sebagai Ijarah. Ijarah berasal dari Bahasa Arab yang berarti Sewa menyewa. 3.

Reksadana Syariah

Reksadana syariah adalah instrumen syariah yang merupakan reksadana dimana komponen penempatan dananya pada investasi berbasis syariah, baik pada pasar uang syariah, surat utang syariah dan saham syariah. Reksadana ini pun sudah banyak diterbitkan dengan berbagai macam komposisi.

More Documents from "Abdul Jalil Al-Fatih"