ABD. JALIL A31116309 Pusat Pertanggungjawaban – Pusat Pendapatan dan Biaya Pusat Pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manager yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan.Perusahaan pada dasarnya merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi.Pusat-pusat tanggung jawab tersebut selanjutnya membentuk suatu hierarki.Pada tingkat terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya.Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki.Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan unit-unit dalam perusahaan. A. Sifat Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang disebut objective.Organisasi secara keseluruhan mempunyai goal dan manajer senior menetapkan strategi untuk mencapai goal.Objective berbagai pusat pertanggungjawab dalam suatu organisasi membantu implementasi strategi. Karena organisasi merupakan sekumpulan pusat pertanggungjawaban, maka apabila setiap pusat pertanggungjawaban mecapai objectivenya, maka goal organisasi akan tercapai.
Kegiatan Sumber Daya yang digunakan
Barang atau jasa
Pusat pertanggungjawaban menerima masukan atau input, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan modal kerja (contohnya persediaan dan piutang), peralatan, perlengkapan pabrik dan aset lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mengubah input menjadi output baik dalam bentuk barang atau jasa. Hasil atau output tersebut kemudian diserahkan ke pusat pertanggungjawaban yang lain (sebagai input pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan) atau pusat pertanggungjawaban melemparnya ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan.
B. Hubungan antara Input dan Output Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Disejumlah pusat tanggung jawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung, misalnya seperti departemen produksi, input bahan baku menjadi bagian fisik dari barang jadi. Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan hasil penjualan, namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penghasilan tidak selalu tampak dan lagipula keputusan manajemen untuk meningkatkan pengeluaran untuk iklan tampaknya lebih berbasis pada penilaian subjektif daripada berdasarkan data.
C. Mengukur Input dan Output Pengukuran input dan output memberikan informasi kuantitatif pada informasi kualitatif. Input adalah sumberdaya yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagian besar input yang digunakan oleh pusat pertanggungjawaban dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran fisik (jam kerja, liter minyak, rim kertas, kwh listrik dan lain-lain). Dalam Sistem Pengendalian Manajemen ukuran tersebut dinyatakan dalam satuan moneter (nilai uang). Nilai uang dari input tertentu dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit.
D. Efisiensi dan Efektivitas Konsep input dan output dapat digunakan untuk menjelaskan arti efisiensi dan efektifitas. Efisien adalah ratio antara input dengan output, atau jumlah output yang dihasilkan dari setiap unit input yang digunakan. Misalnya pusat pertanggungjawaban A dikatakan lebih efisien disbanding pusatpertanggungjawaban B apabila: 1. Menggunakan input lebih rendah dibandingkan pusat pertanggungjawaban B untuk menghasilkan output yang sama. 2. Menggunakan input yang sama dengan yang digunakan pusat pertanggung jawaban B untuk menghasilkan output yang lebih banyak. Pada beberapa pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, yaitu berapa biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasikan output yang ditetapkan.Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat pertanggungjawaban dengan tujuan jangka pendeknya (objectives). Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan yang ditetapkan,
maka semakin efektiflah unit tersebut. Secara ringkas, suatu pusat pertanggungjawaban akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat.
E. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban Untuk tujuan pengendalian, terdapat 4 pusat pertanggungjawaban yang diklasifikasikan sesuai dengan pengukuran input dan outputnya yaitu: Pusat Pendapatan, Pusat Biaya, Pusat Laba dan Pusat Investasi. Pada Pusat pendapatan, output diukur dalam satuan moneter, pada pusat biaya input yang diukur dalam satuan moneter, pada pusat laba input dan outputnya diukur dalam satuan moneter dan pada pusat investasi, pengukuran dilakukan pada hubungan ntara laba daan investasi yang digunakan. Setiap jenis pusat pertanggungjawaban memerlukan system perencanaan dan pengendalian yang berbeda. 1. Pusat Pendapatan
Kegiatan Pusat Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang outputnya (pendapatan) diukur dalam satuan moneter, dan tidak dihubungkan dengan inputnya (biaya).Contoh dari pusat pendapatan adalah; pemasaran yang tidak dibebani dengan harga pokok produk yang dijual. Penjualan yang dicapai diukur dengan membandingkan dengan anggaran atau target penjualan yang harus dicapai, manajer mempertanggungjawabakan biaya yang berkaitan untuk penjualan. 2. Pusat Biaya Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam satuan moneter, tetapi outputnya tidak.Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu Pusat Biaya Teknik dan Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang terjadi yaitu biaya tehnik yang merupakan biaya yang jumlahnya dapat ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll. Sedangkan biaya kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena dikaitkan dengan kebijakan manajemen. a. Pusat Biaya Teknik Karakteristik Pusat Biaya Tehnik:
1) Inputnya dapat diukur dalam satuan moneter 2) Inputnya dapat diukur dalam satuan phisik 3) Jumlah input yang digunakan untuk menghasilkan satu unit output dapat ditentukan secara optimum. Pusat biaya teknik umumnya terdapat pada kegiatan produksi. Pada pusat biaya teknik, pengukuran biaya dilakukan dengan menetapkan hasil perkalian antara output yang dihasilkan dengan biaya standar perunit. Selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya menunjukkan tingkat efisiensi pusat biaya teknik.Meskipun demikian, pusat biaya teknik pengukuran kinerjanya tidak hanya dilihat dari biayanya saja tetapi juga
bertanggung
jawab
terhadap
kualitas
dan
volume
produk
yang
dihasilkan.Sehingga biaya produksi tidak ditujukan untuk diminimumkan dengan mengabaikan kualitas.
Kegiatan b. Pusat Biaya Kebijakan Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang outputnya sulit diukur dengan satuan moneter.Contoh dari pusat biaya kebijakan adalah bagian administrasi dan pendukung, misalnya bagian akuntansi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, dan lain-lain.Biaya kebijakan ditetapkan sesuai dengan kebijakan manajemen dalam menjalankan kegiatan yang harus dijalankan. Pada pusat biaya kebijakan, tidak ditujukan untuk mengukur efisiensi, tetapi lebih ditekankan pada kemampuannya dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, yaitu kemampuan melakukan kegiatan sesuai dengan anggaran. Selisih antara anggaran dan biaya sesungguhnya bukan ukuran efisiensi, tetapi merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input aktual dan tidak mencakup nilai output.
Kegiatan
3. Pusat Laba Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi laba.Sehingga laba merupakan pengukur efektifitas yang penting.Selain itu laba adalah selisih antara penjualan (pengukur output) dan biaya (pengukur input), jadi laba juga merupakan pengukur efisiensi.Sehingga laba merupakan pengukur efisiensi dan efektifitas. Apabila kedua pengukur input dan output dapat dilakukan, maka efisiensi dan efektifitas dapat ditentukan. Akan tetapi apabila yang dapat diukur hanya salah satunya (input atau output saja) maka pengukur kinerjanya dihubungkan dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
Kegiatan