Infeksi Traktus Genitalia Final-1.docx

  • Uploaded by: muslihudin
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Infeksi Traktus Genitalia Final-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,967
  • Pages: 23
KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFEKSI TRAKTUS GENITALIS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Perempuan Dengan Dosen Pengampu: Ibu Mekar Dwi Anggraeni, PhD

Disusun Oleh: Kelompok 5 1. Ika Wahyuni 2. Muslihudin 3. Heri Firmansah 4. Mohamad Romli 5. Ridho Tristantiningsih 6. Yanuar 7. Niko Sutrisno 8. Bangun Sasongko 9. Rahmawati Nur Jannah 10. Eko Suwardiyanto

(I1F017005) (I1F017006) (I1F017007) (I1F017008) (I1F017009) (I1F017010) (I1F017011) (I1F017012) (I1F017013) (I1F017014)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI, RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN 2018

1

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Keperawatan Kesehatan Perempuan dan sekaligus untuk memberikan pemahaman kepada rekanrekan mahasiswa khusunya dalam kasus dismenorea. Makalah ini kami beri judul “Konsep dan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Infeksi traktus genitalis” karena makalah ini berisi tentang konsep dasar dan tinjauan teori dismenorea sampai dengan asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada klien dengan dismenorea. Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu apabila terdapat kesalahan-kesalahan di dalamnya dengan senang hati kami menerima koreksi dan kritik yang membangun, serta akan kami perbaiki demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam bidang kesehatan terutama keperawatan. Wassalamu’alaikum wr.wb

Purwokerto, Maret 2018

Penulis

2

DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................ 4 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4 A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4 B. TUJUAN ........................................................................................................... 5 BAB II .......................................................................................................................... 6 TINJAUAN TEORI .................................................................................................... 6 A. DEFINISI .......................................................................................................... 6 B. FAKTOR RISIKO ........................................................................................... 6 C. PENYEBAB ...................................................................................................... 6 D. KLASIFIKASI ................................................................................................. 6 E. TANDA DAN GEJALA................................................................................... 7 F. PATOFISIOLOGI ........................................................................................... 8 G. PENATALAKSANAAN .................................................................................. 8 H. PENCEGAHAN ............................................................................................... 9 BAB III ....................................................................................................................... 10 ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................... 10 A. PENGKAJIAN ............................................................................................... 10 B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ................................................................... 12 C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ................................................... 14 BAB V......................................................................................................................... 22 PENUTUP .................................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Tractus genetalia merupakan salah satu bagian organ genetalia wanita yang rentan terkena penyakit infeksi. Pada wanita infeksi traktus genitalia salah satunya adalah infeksi vagina. Tiga infeksi vagina yang paling sering ditemukan adalah bakterial vaginosis, kandidiasis dan trikomoniasis. Menurut Makalew dan Maskur (2005) bacterial vaginosis merupakan sindrom klinik sebagai efek dari pertukaran lactobacillus Spp penghasil 𝐻2 𝑂2 (Hidrogen Peroksida) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi, sebagai contoh bacteroides Spp, gardnerella vaginalis, mycoplasma hominis dan mobiluncus Spp. Prevalensi bacterial vaginosis (BV) bervariasi pada wanita, misalnya pada wanita hamil, remaja, wanita pekerja seks dan pada HIV positif. Menurut National Health And Nutrition Examination Survey (NHANES) pada tahun 2001-2004 di Amerika Serikat didapatkan prevalensi BV sebesar 29,2% yang setara dengan 21 juta wanita, pada remaja 20%, ibu hamil 28,1%, perempuan HIV-positif 36%, sedangkan pada WPS lebih tinggi yaitu 62,9% ( koumans et al.,2007;Baisley et al.,2009;Masharenhas et al.,2012;Bamniya et al.,2013;Krauss-silva et al.,2014). Secara nasional prevalensi bacterial vaginosis belum pernah dilaporkan di Indonesia. Penelitian tentang infeksi saluran reproduksi yang dilakukan oleh jazan et al.,2003 dan sedyaningsih et al.,2005 prevalensi bacterial vaginosis berkisar antara 2%-72%. Infeksi traktus genitalia wanita dapat juga terjadi setelah melahirkan, hal ini memungkinkan terjadi karena selama proses melahirkan sering terjadi perlukaan pada perineum baik karena robekan spontan maupun episiotomi. Laserasi perineum di Indonesia dialami oleh 75% ibu yang melahirkan pervaginam. Depkes RI, (2013) menyatakan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perinieum (29% karena robekan spontan dan 28% karena episiotomy).

4

Bahiyatun,( 2009) menyatakan bahwa luka pada perinieum tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Jika proses penyembuhan luka tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan tidak sempurnanya penyembuhan luka rupture tersebut. Hal ini menyebabkan perdarahan tidak berhenti dengan baik dan menyebabkan terjadinya infeksi yang akhirnya dapat menyebabkan kematian pada ibu. Prevalensi infeksi traktus genetalia wanita yang masih cukup tinggi di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani secara serius agar tercapai peningkatan pada kesehatan wanita.

B. TUJUAN 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penyusunan makalah ini selain memenuhi tugas mata kuliah keperawatan perempuan adalah mendeskripsikan tentang infeksi traktus genitalis. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu : a. Mendeskripsikan konsep dasar vaginosis bakterial b. Mendeskripsikan konsep dasar infeksi pada daerah perineum pasca persalinan c. Mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan terhadap pasien dengan infeksi traktus genitalis.

5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI Infeksi saluran genital atau infeksi puerperal merupakan infeksi saluran genital yang terjadi pada paska partum yang dikaitkan dengan kelahiran anak, biasanya terjadi akibat masuknya bakteri yang naik dari saluran kemih. Bakteri tersebut mungkin umum ditemukan di dalam saluran genital atau berasal dari luar (Reeder, 2011). Infeksi puerperium (infeksi masa nifas) adalah infeksi saluran genitalia oleh bakteri setelah melahirkan (Gant, 2010). B. FAKTOR RISIKO Kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila kebersihan organ reproduksi dijaga, akan dapat terjangkit oleh penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri ataupun parasite (Rohan dr.,et al.,2017). C. PENYEBAB Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang umum banyak terdapat pada vagina dan oleh pathogen yang masuk ke dalam dari luar, seperti streptokokus, stafilokakus, Escerchia coli, dan berbagai penyakit hubungan kelamin. (Hamilton, 1995). D. KLASIFIKASI 1. Infeksi episiotomy Infeksi luka episiotomy merupakan infeksi puerpurium tersering digenetalia eksterna. Tepi-tepi luka yang bertemu berubah menjadi merah, mengeras, dan membengkak.(Gant, 2010) 2. Infeksi vagina Tiga infeksi vagina yang paling sering ialah bacterial vaginosis, candidiasis dan trikomoniasis.

Infeksi

vagina

bisa

menular

melalui

hubungan

seksual.(Bobak,2004). 6

Vaginitis bacterial dikaitkan dengan infeksi genitilia bagian atas secara perkontinuitatum, melalui kanalis servikalis dengan endoservisitis secara dominan oleh Gardnerella vaginalis (Gardner) yang komensal menempati s\ekitar 40-50% tanpa gejala klinis (Manuaba, 2003). E. TANDA DAN GEJALA 1. Infeksi episiotomy a. Demam yang disertai rasa mengigil mengisyaratkan bakteriemia. b. Nyeri perineum, nyeri tekan pada satu atau kedua sisi abdomen, dan nyeri tekan parametrium saat pemeriksaan bimanual. c. Timbulnya tanda-tanda cardinal infeksi pada episiotomy: sakit, panas, bengkak, dan keluaran yang mengandung nanah terutama sepanjang garis insisi. d. Lokia berwarna hijau atau kuning dan mengeluarkan bau yang tidak umum. e. Pada vaginitis timbulnya rasa gatal, terbakar, dan nyeri di vagina serta sekitar introitus f. Keletihan dan letargi, kurang nafsu makan dan mengigil. 2. Infeksi vagina Menurut Manuaba, 2003 vaginitis bacterial ditegakkan dengan kriteria: a. Cairan vagina homogeny b. pH vagina diatas 4,5 c. cairan vagina berbau ikan (Wiff test) d. Pemeriksaan preparat menunjukkan “clue cell”

7

F. PATOFISIOLOGI

G. PENATALAKSANAAN 1. Infeksi episiotomy a. Drainase. Bersihkan luka hingga bebas infeksi b. Antimikroba spectrum luas c. Jahitan dibuka setelah tanda-tanda infeksi mereda d. Penjahitan dini terhadap episiotomy yang terlepas 2. Infeksi vaginosis bacterial a. Metronidazole oral (Flagyl) yang paling efektif b. Gel metronidazole c. Krim klindamisin 8

H. PENCEGAHAN 1. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri : a. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertekstur lembut. Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan berbahan ketat (misalnya jeans). b. Biasakan membilas dengan air bersih organ reproduksi setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang masih menempel dikulit dengan menggunakan tisu atau handuk hingga bener-bener kering (menyebabkan jamur pada bagian organ reproduksi). c. Mengganti celana dalam minimal 2-3 kali sehari. d. Memotong rambut yang ada didaerah organ reproduksi apabila sudah panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman. 2. Untuk perempuan, Apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak, kamu dapat menggantinya minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi. 3. Hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan patyliner secara terus menerus. Penjggunaan sabun pemebersih daerah kewanitaan dapat mengubah Ph vagina. 4. Rajin berolah raga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain bermanfaat bagi kesehatan juga dapat mencegah infeksi organ oleh jamur. 5. Jangan melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba. Walaupun ada juga yang disebabkan oleh transfusi darah yang sudah terinfeksi penyakit atau melalui proses kehamilan dan kelahiran. 6. Menjaga pergaulan dan memilih gaya hidup yang sehat agar tidak terjebak pada seks bebas. 7. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan narkoba. (Rohan dr.,et al.,2017)

9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status merital, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, diagnosa medis, No. RM dan alamat. 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan Utama Keluhan utama yang dirasakan antara lain nyeri, demam, gatal, panas, keletihan b. Riwayat kesehatan dahulu Kemungkinan klien pernah menderita infeksi pada saluran kemih atau pencernaan. c. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak, badan menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Kemungkinan salah satu anggota keluarga ada yang menderita infeksi serupa. 3. Pemeriksaan Fisik a. Tanda-tanda Vital Peningkatan suhu tubuh, suhu 38 C – 38,9 C, menggigil berulang. Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik), takikardi dengan berat bervariasi b. Aktivitas/istirahat Malaise, letargi Kelelahan dan/atau keletihan yang terus menerus

10

c. Eliminasi Diare mungkin ada atau konstipasi, urine keruh. d. Integritas ego Ansietas e. Makanan/cairan Anorexia, mual/muntah, haus, membran mukosa kering, distensi abdomen, kekakuan, nyeri lepas. f. Keamanan Adakah pemeriksaan vagina intrapartum yang sering, tehnik aseptic, infeksi sebelumnya, termasuk HIV g. Seksualitas Ada tidaknya perubahan pola seksualitas h. Pengkajian psikososial  Hubungan dengan bayi baru lahir  Respon klien dan keluarga terhadap komplikasi  Hubungan dengan pasangan  Klien dengan status ekonomi rendah dengan stressos bersamaan i. Pemeriksaan Organ Genital dan Abdomen  Kondisi perineum dan uterus Retensi produk konsepsi, eksplorasi uterus, atau perdarahan postpartum Tepi insisi kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, drainase purulen, cairan sanguinosa Karakteristik lokhia, lokhia mungkin bau busuk, tidak berbau (bila infeksi oleh streptokokus beta hemolitik).  Abdomen Nyeri lokal, disuria, ketidaknyaman abdomen Afterpain berat/lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan Nyeri/kekauan

abdomen

unilateral/bilateral

(salpingitis/ooferitis,

parametritis)

11

4. Pemeriksaan Diagnostik a. Jumlah leukosit normal atau tinggi b. Jumlah LED dan eritrosit meningkat pada adanya infeksi c. Haemoglobin turun adanya anemia d. Kultur (aerob/anaerob) dari sediaan intrauterin atau intra servikal atau drainase luka atau pewarnaan gram lokhia serviks dan juterus mengidentifikasi organisme penyebab. e. Urinalisa dan kultur f. USG g. Pemeriksaan biomanual menentukan sifat dan lokasi nyeri pelfis, massa atau pembentukan abses, atau adanya vena-vena dengan trombosis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi traktus genitalia) 2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit infeksi 3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi 4. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan yang berhubungan dengan seksual

12

13

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No. Diagnosa Keperawatan NOC 1. Domain 12. Tingkat nyeri (2102) Kenyamanan Indikator Awal Kelas 1. Kenyamanan 210201 2 fisik Nyeri yang (00132) dilaporkan Nyeri akut berhubungan 210204 2 dengan agen cedera Panjangnya biologis (infeksi traktus episode genitalia) nyeri 210217 2 Mengerang dan menangis 210206 2 Ekspresi nyeri wajah 210222 2 Agitasi 210223 2 Iritabilitas 210224 2 Mengerinyit 210209 2 Ketegangan otot

Akhir 4

4

4

4

4 4 4 4

NIC Manajemen nyeri 1400 1. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 2. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat 3. Ajarkan teknik non farmakologi 4. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri 5. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan 6. Mulai dan modifikasi tindakan pengontrol nyeri berdasarkan respon pasien 7. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri. 8. Libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika memungkinkan

Rasional 1. Pengajaran tentang prinsip manajemen nyeri kepada pasien penting untuk menyamakan persepsi klienperawat dan ketepatan pemilihan tindakan pengurangan nyeri. 2. Dorongan akan meningkatkan kemampuan klien menangani nyerinya sendiri. 3. Teknik non farmakologi mencegah ketergantungan terhadap metode farmakologi. 4. Metode farmakologi

14

Keterangan: 1: Berat 2: Cukup berat 3: Sedang 4: Ringan 5: Tidak ada 5. Kontrol nyeri (1605) Indikator Awal Akhir 160502 2 4 Mengenali kapan terjadi 160501 2 4 Menggambarkan faktor penyebab 160504 2 4 Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik 160505 2 4 Menggunakan analgesik yang direkomendasikan 160511 2 4 Melaporkan nyeri yang terkontrol

6.

7.

8.

digunakan untuk mendukung metode non farmakologi dalam pengurangan nyeri. Untuk menentukan tindakan kontrol nyeri yang tepat untuk klien. Monitor tindakan kontrol nyeri klien. Istirahat/tidur membuat klien rileks dan memberikan waktu untuk proses penyembuhan. Pengertian keluarga terhadap nyeri yang diderita klien diharapkan dapat memberikan

15

Keterangan: 1: Tidak pernah menunjukkan 2: Jarang menunjukkan 3: Kadang-kadang menunjukkan 4: Sering menunjukkan 5: Secara konsisten menunjukkan 2.

Domain 11. Keamanan/perlindungan Kelas 6. Termoregulasi 00007 Hipertermia berhubungan dengan penyakit infeksi

Termoregulasi 0800 Indikator Awal Akhir 080013 3 5 Tingkat pernafasan 080015 3 5 Melaporkan kenyamanan suhu Keterangan: 1: Sangat terganggu 2: Banyak terganggu 3: Cukup terganggu 4: Sedikit terganggu 5: Tidak terganggu

dukungan terhadap klien.

Perawatan demam 3740 1. Pantau suhu dan tandatanda vital lainnya 2. Monitor warna kulit dan suhu 3. Dorong konsumsi cairan 4. Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas; jika diperlukan 5. Berikan oksigen yang sesuai 6. Tingkatkan sirkulasi udara 7. Beri obat atau cairan iv 8. Pantau komplikasikomplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam

1. Kenaikan suhu akan diikuti perubahan tanda vital lainnya. 2. Kenaikan suhu menyebabkan dilatasi pembuluh darah di bawah kulit sehingga kulit akan teraba hangat. 3. Intake cairan akan membantu menurunkan demam 4. Istirahat menurunkan

16

Indikator Awal Akhir 080001 3 5 Peningkatan suhu kulit 080019 3 5 Hipertemia 0800007 3 5 Perubahan warna kulit Keterangan: 1: Berat 2: Cukup berat 3: Sedang 4: Ringan 5: Tidak ada

5.

6.

7.

8.

3.

Domain 5. Persepsi/Kognisi Kelas 4. Kognisi (00126)

Pengetahuan: Proses penyakit 1803 Indikator Awal Akhir 180302 2 4

Pengajaran: Proses Penyakit 5602

1.

kebutuhan metabolisme Oksigen membantu proses metabolisme dan transportasi oksigen ke jaringan Sirkulasi udara yang baik akan memberikan kenyamanan pada pasien Obat antipiretik diperlukan untuk mengontrol agar suhu tidak terlalu tinggi Hiperpireksia tak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi yang tidak diinginkan. Penilaian awal tingkat pengetahuan pasien tentang

17

Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Karakter spesifik penyakit 180303 Faktor-faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi 180304 Faktor risiko 180305 Efek fisiologis penyakit 180306 Tanda dan gejala penyakit 180307 Proses perjalanan penyakit biasanya 180310 Tanda dan gejala komplikasi penyakit

2

4

2

4

2

4

2

4

2

4

2

4

1. Kaji tingkat pengetahuan penyakit sebagai pasien terkait dengan proses tolok ukur untuk penyakit yang spesifik capaian target 2. Jelaskan patofisiologi edukasi yang penyakit dan bagaimana akan diberikan. hubungannya dengan 2. Penjelasan anatomi dan fisiologi sesuai tentang penyakit kebutuhan. akan 3. Jelaskan tanga dan gejala memberikan yang umum dari penyakit gambaran pada sesuai kebutuhan. pasien tentang 4. Jelaskan mengenai proses kondisi yang penyakit sesuai kebutuhan. sedang 5. Identifikasi kemungkinan dialaminya. penyebab sesuai kebutuhan. 3. Penjelasan tanda 6. Jelaskan komplikasi kronik dan gejala akan yang mungkin ada sesuai memperjelas kebutuhan identifikasi 7. Edukasi pasien mengenai tahap penyakit tindakan utnuk yang sedang mengkontrol/meminimalkan dialami pasien. gejala sesuai kebutuhan 4. Proses penyakit yang jelas meningkatkan penerimaan kondisi pasien. 5. Penyebab yang diketahui dapat

18

Keterangan: 1: Tidak ada pengetahuan 2: Pengetahuan terbatas 3: Pengetahuan sedang 4: Pengetahuan banyak 5: Pengetahuan sangat banyak

4.

Domain 8. seksualitas Kelas 2. Fungsi seksual 00065 Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan yang berhubungan dengan seksual

Identitas seksual 1207 Indikator Awal Akhir 120701 2 4 Menegaskan diri sebagai makhluk seksual 120709 2 4 Melaporkan hubungan intim yang sehat 120710 2 4

dihindari di kemudian hari. 6. Meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien agar terhindar dari komplikasi. 7. Meningkatkan kemandirian pasien dalam merawat dirinya sendiri. Konseling seksual 5248 1. Bangun hubungan terapeutik, didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat 2. Berikan privasi dan jaminan kerahasiaan 3. Informasikan pada pasien di awal bahwa seksualitas merupakan bagian yang penting dalam kehidupan dan bahwa penyakit, medikasi dan stres sering merubah fungsi seksual.

1. Kepercayaan dan rasa hormat akan mendasari pengungkapan perasaan dan keterbukaan pasien. 2. Seksualitas merupakan masalah yang hanya diketahui pasien dan pasangannya. 3. Informasi yang jelas mencegah

19

Melaporkan fungsi seksual yang sehat 120711 2 Melaporkan fungsi seksual yang sehat Keterangan: 1: Tidak pernah menunjukkan 2: Jarang menunjukkan 3: Kadang-kadang menunjukkan 4: Sering menunjukkan 5: Secara konsisten menunjukkan

4

4. Mulai dengan topik yang kesalahan paling tidak sensitif dan persepsi pasien. lanjutkan pada yang lebih 4. Pembicaraan sensitif tidak terkesan 5. Diskusikan efek kesehatan vulgar. dan penyakit terhadap 5. Penyakit saluran seksualitas genetalia akan 6. Diskusikan modifikasi yang mempengaruhi diperlukan dalam aktivitas pola seksualitas seksual sesuai kebutuhan pasien. 7. Libatkan pasangan pasien 6. Aktivitas pada saat konseling sesering seksual adalah mungkin sesuai kebutuhan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi secara alamiah. 7. Dukungan dan pengertian dari pasangan akan meningkatkan keefektifan dan keberhasilan konseling dalam pola seksualitas pasien.

20

21

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Infeksi traktus genitalius yang disebabkan oleh bakteri (bakteri vaginalis) pada wanita bisa terjadi dengan prevalensi yang bervariasi pada kelompok wanita remaja, hamil, pekerja seks komersial dan penderita HIV. Menurut beberapa penelitian prevalensi infeksi traktus genitalis banyak ditemukan pada kelompok wanita pekerja seks komersial. Infeksi ini terjadi sebagai akibat pertukaran lactobacillus Spp penghasil 𝐻2 𝑂2 (Hidrogen Peroksida) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi. Faktor –faktor pendukung terjadinya infeksi traktus genitalius bakteri pada wanita antara lain; asupan gizi yang kurang, kurangnya menjaga kebersihan genitalia, perilaku seks bebas, dan kurangnya perawatan luka episiotomy pada ibu post partum. Masalah keperawatan yang sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi traktus genitalis antara lain ; hipertermia, nyeri, kurangnya pengetahuan, dan ketidakefektifan pola seksual. B. Saran Didalam penulisan makalah ini penulis merasa mempunyai kekurangan dari segi materi ataupun pembahasan tentang infeksi traktus genitalis oleh bakteri. Untuk itu penulis berharap kritik, dan saran yang membangun sebagai tambahan untuk kesempurnaan isi dari makalah ini.

22

DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J.2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan keluarga : EGC Gant, Norman F. 2010. Dasar – dasar Ginekologi & obstetri.jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2014. Nursing diagnoses : definition and classification 20152017. (10th ed).UK : Wiley Blackwell

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing outcome classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing Intervention classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

23

Related Documents


More Documents from "Nurhaeda Anwar"