Indikasi dan dosis heparin berbeda antara heparin jenis unfractionated heparin (UFH) dan low molecular weight heparin (LMWH).
Meskipun terdapat pengembangan agen antikoagulan terbaru, heparin jenis unfractionated heparin (UFH) masih menjadi antikoagulan pilihan untuk indikasi intervensi ataupun bedah. Namun, beberapa jenis low molecular weight heparin (LMWH) terbaru mulai digunakan secara rutin untuk indikasi khusus di arteri dan vena. LMWH merupakan hasil depolimerisasi heparin yang memiliki molekul dan fungsi yang berbeda dengan UFH. LMWH memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan UFH. Bioavalaibilitasnya yang tinggi dan ikatan yang minimal dengan protein plasma membuat respon dosis LMWH lebih mudah diprediksi sehingga keperluan untuk monitoring dapat dikurangi. Sementara itu, UFH membutuhkan pengukuran APTT yang teratur. Selain itu, LMWH memiliki rasio anti faktor Xa:IIa yang lebih tinggi, inhibisi platelet faktor 4 lebih minimal, dan inhibisi terhadap peningkatan faktor von Willebrand, sehingga memiliki efek antiplatelet yang baik dan mengurangi pembentukan trombin.[5]
Setiap LMWH memiliki profil biokimia, klinis, dan farmakologi yang berbeda dan dikembangan untuk indikasi khusus. Beberapa jenis LMWH, yaitu enoksaparin tinzaparin, nadroparin, dalteparin, dan reviparin. Hampir semua LMWH adalah garam natrium hasil depolimerisasi heparin yang berasal dari mukosa babi, kecuali nadroparin yang merupakan garam kalsium. Setiap LMWH memiliki kemampuan anti Xa dan anti IIa yang berbeda. Saat ini, LMWH secara perlahan menggantikan UFH untuk pencegahan dan terapi trombosis vena dalam, tetapi belum digunakan sebagai antikoagulan pada tindakan bedah dan intervensi. Penggunaan dosis tetap LMWH terbukti lebih efektif menurunkan insidensi komplikasi trombotik rekuren dan menurunkan ukuran trombus jika dibandingkan dengan UFH pada terapi tromboemboli vena