MAKALAH IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
MK
: METODOLOGI KEPERAWATAN
TIM DOSEN : 1. NS. NOLLA LOLOWANG, S.KEP., M.KEP 2. NS. MEILITA ENGGUNE, S.KEP., M.KEP
DISUSUN OLEH NAMA
: RATU BRENDA ZEFANYA SOMPOTAN
NIM
: 2017036
TINGKAT
: IIA
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2018
A. Pengertian Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperrawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang
baik
diharapkan(Gordon,
yang
1994,
menggambarkan
dalam
Potter
&
kriteria Perry,
hasil
yang
1997).Intervensi
keperawatan merupakan bentuk penanganan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pertimbangan pengetahuan klinis yang bertujuan meningkatkan hasil perawatan klien (Bulechek, Butcher, dan Dochterman 2008).
B. Tujuan Impelementasi Keperawatan
Membantu klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Mencakup dalam peningkatan kesehatan
Mencakup pencegahan penyakit
Mencakum pemulihan kesehatan
Memfasilitasi klien
C. Proses Berpikir Kritis dalam Implementasi Keperawatan Sebelum mengimplementasikan intervensi keperwatan, gunakan pemikiran kritis untuk menentukan ketepatan intervensi terhadap situasi klinis. Walaupun implementasi telah direncanakan, perawat tetap berkewajiban melakukan penilaian sebelum melaksanakan implementasi tersebut, karena konsisi klien dapat berubah dalam hitungan menit. Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang dipertimbangkan saat pengambilan keputusan tentang implementasi:
Tinjau ulang segala kemungkinan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah klien
Tinjau ulang semua kemungkinan konsekuensi pada setiap kemungkinan intervensi keperawatan
Pertimbangkan peluang terjadinya kemungkinan konsekuensi
Buat keputusan tentang manfaat dari konsekuensi bagi klien
D. Standar Intervensi Keperawatan Terdapat sistem yang menyediakan standar intervensi bagi beberapa masalah kesehatan, sehingga perawat dapat menetapkan intervensi secara lebih cepat dan mudah. Jika standar tersebut berbasis pada bukti, maka perawat lebih cenderung memberikan intervensi klinis yang efektif untuk meningkatkan hasil perawatan klien. Intervensi terstandardisasi, tersedia dalam bentuk pedoman klinis
atau
protocol,
petunjuk
pelaksanaan
dan
intervensi Nursing
Interventions Classification (NIC).
E. Proses Implementasi Keperawatan Persiapan proses implementasi akan memasatkan asuhan keperawatan yang efesien, aman, dan efektif.
Pengkajian Ulang terhadap Klien Pengkajian merupakan proses kontinu yang terjadi setiap kali perawat berinteraksi dengan klien. Saat mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan baru, perawat akan memodifikasi rencana keperawatan. Selain itu, perawat juga memodifikasi rencana saat menentukan kebutuhan kesehatan seorang klien. Langkah ini membantu perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawatan tersebut masih sesuai dengan kondisi klien.
Meninjau dan Merevisi Rencana Asuhan Keperawatan yang Ada Setelah mengkaji ulang, lakukan peninjauan pada rencana keperawatan, bandingkan data tersebut agar diagnosis keperawatan menjadi valid, dan tentukan apakah intervensi keperawatan tersebut masih menjadi yang terbaik untuk situasi klinis saat itu. Jika terjadi perubahan status klien, diagnosis keperawatan dan intervensinya, lakukan modifikasi rencana asuhan keperawatan. Modifikasi rencana perawatan tertulis mencakup empat langkah sebagai berikut: Lakukan revisi data pada kolom pengkajian untuk menggambarkan status klien terkini. Berikan tanggal pada data baru sehingga anggota tim yang lain mengetahui waktu perubahan tersebut.
Lakukan revisi pada diagnosis keperawatan. Hapus diagnosis keperawatan yang telah kehilangan relevansinya, tambah dan berikan tanggal pada diagnosis yang baru. Lakukan revisi pada intervensi sesuai dengan diagnosis dan tujuan keperawatan yang baru. Revisi ini harus menggambarkan status terkini klien. Tentukan metode evaluasi untuk menentukan apakah anda telah berhasil.
Mengorganisasikan Sumber Daya dan Menyampaikan Layanan Sumber daya suatu fasilitas mencakup peralatan dan personel yang memiliki keterampilan. Organisasi peralatan dan personel akan membuat perawatan klien menjadi lebih tepat waktu, efisien, dan penuh keterampilan. Persiapan pemberian asuhan juga meliputi persiapan lingkungan dan klien untuk intervensi keperawatan.
Peralatan Sebelum melakukan intervensi, tentukan alat yang dibutuhkan dan periksan persediaannya.
Sediakan
peralatan
tambahan
untuk
mengatasi
kemungkinan terjadi kesalahan, tetapi jangan membukanya kecuali benarbenar dibutuhkan.
Personel Sistem yang mengatur keperawatan akan menentukan bagaimana personel keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Sebagai contoh, seorang perawat Registered Nurse (RN) memiliki tanggung jawab yang berbeda di dalam model keperawatan tim dibandingkan model keperawatan primer. Seorang perawat primer bertanggung jawab untuk melayani klien selama dirawat inap. Seorang perawat tim bertanggung jawab untuk melayani klien sesuai dengan giliran jaga. Dalam metode tim, perawat bertanggung jawab dalam menentukan kapan melaksanakan suatu intervensi atau mendelegasikannya kepada anggota lain.
Lingkungan Lingkungan perawatan klien harus aman dan kondusif bagi implementasi tarapi. Keamanan klien merupakan prioritas pertama. Klien memperoleh
keuntungan intirvensi terbaik saat lingkungannya sesuai dengan kegiatan keperawatan.
Klien Sebelum melaksanakan intervensi, pastikan klien telah merasa nyaman secara fisik dan psikologis. Buat klien merasa nyaman secara fisik walaupun saat ada gejala. Mulai setiap intervensi dengan mengendalikan faktor lingkungan, menangani kebutuhan fisik, menghindari interupsi, dan memosisikan klien dengan benar. Juga pertimbangkan tingkat ketahanan klien, dan rencanakan aktiviotas dalam tingkah yang dapat ditoleransi oleh klien.
Antisipasi dan Pencegahan Komplikasi Resiko pada klien berasal dari penyakit dan terapi. Sebagai perawat, awasi dan kenali resiko tersebut, sesuaikan intervensi dengan situasi, evaluasi keuntungan terapi terhadap resiko dan akhirnya mulailah tindakan pencegahan resiko. Perawat merupakan pihak pertama yang mendeteksi perubahan kondisi klien. Pada penelitiannya, Benner (1948) menunjukkan bahwa perawat ahli belajar mengantisipasi perburukan klien sebelum tanda diagnostic yang mengonfirmasi hal tersebut timbul. Pengetahuan perawat tentang patofisiologi dan pengalaman dengan klien sebelumnya akan membantu mengenali resiko komplikasi yang dapat terjadi. Pemeriksaan yang menyeluruh akan menunjukkan tingkat dari resiko klien. Alasan ilmiah mengenai bagaimana intervensi yang benar dapat mencegah komplikasi (misalnya alat penghilang tekanan, reposisi, atau perawatan luka) akan membantu anda memilih tindakan terhadap klien.
Mengenali Area Asistensi Sebelum memulai perawatan, tinjaulah rencana untuk menentukan kebutuhan bantuan dan jenis yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika melayani klien dengan imobilitas dan berat badan berlebihan, seorang perawat akan membutuhkan personel tambahan untuk membantu klien berganti posisi dengan aman. Pastikan jumlah dan waktu bantuan yang
dibutuhkan sebelumnya. Diskusikan kebutuhan akan bantuan dengan perawat lainnya atau asisten. Pada
situasi
dimana
perawat
diminta
memberikan
obat
baru,
mengoperasikan peralatan baru, atau melaksanakan suatu prosedur yang tidak dikenali, ikuti langkah berikut: Cari pengetahuan yang dibutuhkan Kumpulkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk prosedur tersebut. Pastikan kehadiran perawat-perawat yang pernah melakukan prosedur tersebut dengan baik dan benar untuk menyediakan bantuan dan bimbingan.
F. Keterampilan Implementasi Keperawatan Perawat membutuhkan tiap jenis keterampilan untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung.
Keterampilan Kognitif Keterampilan kognitif meliputi aplikasi pemikiran kritis pada proses keperawatan. Untuk melaksanakan intervensi dibutuhkan pertimbangan yang baik dan keputusan klinis yang jelas. Perawat harus berfikir dan mengantisipasi secara kontinu sehingga dapat menyesuaikan perawatan berbagai konsep dan menghubungkannya sambil mengingat kembali takta, situasi, dank lien yang pernah anda temui sebelumnya (Di Vito-Thomas, 2005).
Keterampilan Interpersonal Keterampilan ini dibutuhkan untuk terwujudnya tindakan keperawatan yang efektif. Perawat membangun hubungan kepercayaan, menunjukkan perhatian dan berkomunikasi dengan jelas. Komunikasi interpersonal yang baik sangat penting untuk memberikan informasi, pengajaran, dan dukungan pada klien dengan kebutuhan emosional.
Keterampilan Psikomotor Keterampilan psikomotor membutuhkan integritas antara aktivitas kognitif dan motorik. Sebagai contoh, saat melakukan penyuntikan, perawat harus
memahami anatomi dan farmakologi (kognitif), serta menggunakan koordinasi dan presisi untuk melakukan penyuntikan dengan tepat (motorik). Keterampilan ini sangat penting untuk membangun kepercayaan klien. G. Tipe Implementasi Keperawatan Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:
Cognitive implementations Meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
Interpersonal implementations Meliputi
koordinasi
kegiatan-kegiatan,
meningkatkan
pelayanan,
menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
Technical implementations Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:
Independent implementations Merupakan implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
Interdependen/ Collaborative implementations, Merupakan tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
Dependent implementations Merupakan tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
H. Hal yang Diperhatikan dalam Implementasi Keperawatan Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah:
Pada tahap persiapan. Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri. Memahami rencana keperawatan secara baik. Menguasai keterampilan teknis keperawatan. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan. Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan. Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan. Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul. Penampilan perawat harus menyakinkan.
Pada tahap pelaksanaan. Mengkomunikasikan/ keputusan tindakan
menginformasikan
kepada
klien
tentang
keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat. Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
Pada tahap terminasi. Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
I.
Lakukan pendokumentasian.
Prinsip Implementasi Keperawatan Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut: Berdasarkan respons klien.
Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
Bersifat holistik. Kerjasama dengan profesi lain.
J.
Melakukan dokumentasi
Metode Implementasi Keperawatan
Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS) adalah aktivitas yang biasanya dilakukan sepanjang hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi, makan, berpakaian, mandi,menyikat gigi,dan berhias.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak mampu untuk secara mandiri menyelesaikansemua AKS,Sementara terus beralih melewati periode pascaoperatif,klien secara bertahap kurang bergantung pada perawat untuk menyelesaikan AKS.
Konseling Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani stres
dan
yang
memudahkan
hubungan
interpersonal
diantara
klien,keluarganya,dan tim perawatan kesehatan.klien dengan diagnosa
psikiatris membutuhkan terapi oleh perawat yang mempunyai keahlian dalam keperawatan psikiatris oleh pekerja sosial,psikiater dan psikolog
Penyuluhan Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang ststus kesehatannya.
Memberikan asuhan keperawatan langsung Untuk mencapai tujuan terapeutik klien,perawat melakukan intervensi untuk mengurangi reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan pencegahan dan preventive dalam memberikan asuhan.
DAFTAR PUSTAKA -
https://www.pdfcoke.com/doc/document/283829898/implementasikeperawatan
-
https://www.pdfcoke.com/doc/69280351/makalah-proses-keperawatan