BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan merupakan salah satu bentuk dari solidaritas sosial. Pemiliki modal dan orang yang membutuhkan modal untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau untuk mengembangkan suatu usaha yang telah berjalan. Menggerakkan roda perekonomian agar lebih produktif untuk menekan tingkat pendapatan masyarakat agar mengalami peningkatan. Terciptanya lapangan pekerjaan baru dan berkurangnya angka pengangguran dengan luasnya lapangan pekerjaan yang di buka dengan adanya pembiayaan modal bagi para pebisnis. Sejak terbentuknya undang-undang mengenai perbankan syariah yang bermula dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Kemudian undang-undang perbankan syariah yang dipertegas kembali pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Undang-undang mengenai perbankan syariah lebih memiliki titik terang ketika disahkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008. Akhirnya banyak dari sebagian perbankan membuka atau melakukan peralihan dengan membentuk perbankan syariah demi menjaga kondisi
kestabilan
keuangan. Dalam dunia perbankan dikenal dengan yang dinaman dengan produk pembiayaan. Pada dasarnya sepintas dari segi tujuan produk pembiayaan yang dilakukan pihak perbakan konvensional dan perbankan syariah memiliki persamaan yaitu melakukan pembiayaan atas barang atau jasa yang di kehendaki oleh nasabah dengan tujuan memperoleh keuntungan yang hanya dikehendaki pihak perbankan. Namun pada prinsipnya produk pembiyaan perbankan syariah lebih mengarah pada ahklak yaitu mengedepankan pemberian bantuan pembiayaan untuk mensejahterakan masyarakat dengan produk pembiayaan perbankan syariah itu sendiri B. Rumusan Masalah 1. Apa itu jual beli? 2. Bagaimana Pembiayaan Murabahah? 3. Bagaimana Pembiayaan Salam? 4. Bagaimana Pembiayaan Istishna? 1
5. Bagaimana Ijarah Dalam Perbankan Syriah? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini agar kita sama sama mengetahui mengenai sejarah bank, sejarah bank islam, aplikasi perbankan syariah pada masa kontemporel, konsep operasional bank syariah, dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Jual Beli jual beli adalah transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli atas suatu barang dan jasa yang menjadi objek transaksi jual beli. akad jual beli dapat di aplikasikan dalam pembiayaan yang diberiakan oleh bank syariah. pembiayaan yang menggunakan akad jual beli dikembangkan di bank syariah dalam tiga jenis pembiayaan yaitu pembiayaan murabahah,istishna,dan salam. Jual beli didasarkan atas landasan al-qur’an dan as-sunah. Berikut rukun dan syarat jual beli; a. rukun jual beli 1) penjual 2) pembeli 3) objek jual beli 4) harga 5) ijab Kabul b. syarat jual beli 1) pihak yang berakad 2) objek jual beli 3) harga1 B. Pembiayaan murabahah a. Pengertian pembiayaan murabahah2 Murabahah adalah akad jual beli atas barng tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.dalam akad murabahah, penjual menjual barang nya dengan dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan
1
Karim,Adiwarman. Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan. (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008).hal
2
Ismail,Perbankan Syariah. (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011) Hal138
97
3
harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan. Dalam aplikasi perbankan syariah, bank merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank menyediakan barang yang di butuhkna oleh nasabah dengan membeli barang dari supplier, kemudian menjualya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi di banding dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligys pada saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang di sepakati. b. Skema pembiayaan murabahah Dalam pembiayaan murabahah sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli barang. 1.negosiasi dan persyaratan 2.akad jual beli BANK SYARIAH
NASABAH
6.bayar
5.terima barang dan dokumen 3.beli barang
SUPPLIER PENJUAL
4.kirim barang
c. Aplikasi pembiayaan murabahah dalam bank syariah Berikut Aplikasi pembiayaan murabahah dalam bank syariah 1) Pengunaan akad murabahah 2) Barang yang boleh digunakan sebagai objek jual beli 3) Bank 4
4) Nasabah 5) Supplier 6) Harga 7) Jangka waktu 8) Lain-lain d. Ilustrasi pembiayaan murabahah Bank syariah dapat memberikan pembiayaan murabahah untuk pembelian barang (asset) yang telah tersedia, misalnya pembiayaan untuk pembelian rumah oleh nasabah. Berikut ini ilustrasi pembiayaan yang diberikan bank syariah dalam bentuk pembiayaan murabahah untuk keperluan pemilikan rumah. Misalnya, saya membeli rumah dengan harga Rp 300.000.000,- akan tetapi dana yang dimiliki terbatas. Maka saya mengajukan pembiayaan murabahah kepada bank syariah sebesar 210.000.000,- dengan jangka 5 tahun. Atas pembiayaan ini, saya membayar uang muka sebesar rp 90.000.000,-. Margin keuntungan rp 63.000.000,- selama jangka waktu lima tahun. Maka dapat di hitung sebagai berikut: a. Harga beli bank
Rp 300.000.000,-
b. Margin keuntungan
Rp 63.000.000,-
c. harga jual bank
Rp 363.000.000,-
d. Urbun (uang muka)
Rp 90.000.000,-
e. Piutang murabahah
Rp 273.000.000,-
Dari perhitungan tersebut, maka saya melakukan pembayaran angsuran setiap bulan nya sebesar rp 4.550.000,-(
Rp 273.000.000,- di bagi 60 kali angsuran).
C. Pembiayaan Salam a. Pengertian pembiayaan salam3 Salam secara etimologi artinya pendahuluan, dan secara muamalah adalah penjualan suatu barang yang disebutkan sifat-sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan barang yang dibeli masih dalam tanggungan penjual, dimna syaratnya ialah mendahulukan
3
Ismail,Perbankan Syariah. (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011) Hal152
5
pembayaran pada waktu akad. Salam adalah akad jual beli barangb pesanan antara pembeli dan penjual dengan pembayaran dilakukan di muka pada saat akad dan pengiriman barang dilakuakan pada akhir kontrak. Barang pesanan harus jelas spesifikasinya. Spesifikasi barang pesanan telah di sepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Barang pesanan harus sesuai dengan karateristik yang telah di sepakati. Jika barang pesanan yang dikirim tdak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam akad, maka bank syariah dapat mengembalikannya kepada penjual. Bila barang pesanan pada saat di terima oleh bank harganya lebih rendah disbanding harga pada sat akad, maka selisihnya merupakan kerugian pembeli bank syariah. Sebaliknya bila harga barang pesanan pada saat di terima lebih tinggi. Maka selisihnya di akui sebagai keuntungan salam. a. Rukun dan syarat salam Transaksi Salam Akan Sah Bila Memenuhi Rukun Dan Syarat Sebagai Berikut: 1) Muslam (Pembeli) 2) Muslam Ilaih (Penjual) 3) Muslam Fihi (Hasil Produksi) 4) Harga 5) Ijab Kabul b. Mekanisme Pembiayaan Salam Mekanisme Pembiayaan Salam Di Bawah Ini Merupakan Skema Salam Parallel Sebaimana Transaksi yang terjadi dalam bank syariah. 1.akad salam BANK
PEMBELI NASABAH 2
5.bayar 3.kiriman dokumen 2.pesan barang
4.kiriman barang NASABAH 1 PETANI
6
c. Aplikasi pembiayaan salam berikut Aplikasi pembiayaan salam 1) Tujuan pembiayaan salam 2) Hasil produksi 3) Harga 4) Jangka waktu D. Pembiayaan istishna a. Pengertian istishna4 Al-istishna merupakan akad kontrak jual beli barang barang antra dua pihak bedasarkan pesanan dari pihak lain, dan barang pesanan akan di produksi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya dengan harga dan cara pembayaran yang di setujui terlebih dahulu. Istishna adalah akad penjualan antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad al-istishna, pembeli menugasi produsen untuk membuat atau mengadakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Dalam kontrak istishna pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembayaran atas transaksi jual beli dengan akad istishna dapat dilaksanakan di muka, dengan cara angsuran/ditangguhkan sampai jangka waktu pada masa yang aka datang. Mekanisme pembayaran istishna harus disepakati dalam akad dan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1) Pembayaran dimuka, yaitu pembayaran dilakukan secara keseluruhan pada saat akad sebelum asset istishna diserahkan oleh bank syariah kepada pembeli akhir (nasabah). 2) Pembayaran dilakukan pada sat penyerahan barana, yaitu pembayaran dilakukan pada saat barang diterima oleh pembeli akhir. Pembayaran ini dimungkinkan adanya pembayaran termin sesuai dengan proses pembuatan ases istishna. Cara pembayaran ini yang umum dlakukan dalam pembiayaan istishna bank syariah.
4
Ismail,Perbankan Syariah. (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011) Hal146
7
3) Pembayaran ditangguhkan, yaitu pembayaran dilakukan setelah asset istishna diserahkan oleh bank kepada pembeli akhir. b. Skema pembiayaan istishna Dalam pembiayaan istishna, bank bertindak sebagai penerima pesanan, juga sebagai pemesan barang yang di inginkan oleh nasabah. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh bank syriah dalam aplikasi pembiayaan istishna yaitu: 1) Produsen dipilih oleh bank syariah. 2) Produsen sendiri dipilih oleh nasabah. Skema dibawah ini merupakan pembiayaan istisna bila produsen dipilih bank
Nasabah konsumen pembeli
4.kirim barang
1.pesan barang
Bank penjual
3.jual
8
Produsen pembuat
2.beli/pesan
Skema dibawah ini merupakan pembiayaan istishna bila produsen dipilih oleh nasabah
Nasabah konsumen / pembeli
wakil dan pesan
Produsen pembuat
1.pesan 3.beli dan pesan 2.jual Bank penjual
c. Aspek teknis pembiayaan istishna dalam bank syariah berikut Aspek teknis pembiayaan istishna dalam bank syariah: 1) Tujuan penggunaan 2) Barang yang dipesan 3) Bank 4) Nasabah 5) Produsen/supplier 6) Harga 7) Jangka waktu 8) Lain-lain E. Ijarah a. Pengertian ijarah5 Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah sebagai pihak yang menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa , dengan menentukan biaya sewa yng disepakati oleh
5
Ismail,Perbankan Syariah. (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2011) Hal159
9
pihak bank dan pihak penyewa. Barang-barang yang dapat disewakan pada umumnya yaitu asset tetap, seperti gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, dan asset tetap lainnya. Dalam transaksi perbankan, bank membeli asset tetap dari supplier kemudian disewakan kepada nasabah dengan biaya sewa yang tetap hingga jangka waktu tertentu. Bank dapat membeli asset tetap dari supplier yang ditunjuk oleh bank syariah, kemudian setelah asset siap di operasionalkan, maka asset tetap tersebut disewakan kepada pihak nasabah. b. Jenis-jenis ijarah Dalam ttraksaksi keungan, ijarah dibagi menjadi 2 yaitu ijarah dan ijarah muntahiya bittamblik. Perbedaan kedua jenis ini terutama terletak pada kepemilikan asset tetap setelah masa sewa berakhir. Dalam akad ijarah muntahiya bittamblik, asset akan berubah status kepemilikannya menjadi milik penyewa pada saat sewa jatuh tempo. c. Rukun dan syarat ijarah muntahiya bittamblik Rukun 1) Penyewa (mustajir) atau dikenal dengan lesse, yaitu pihak yang menyewa objek sewa. Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah. 2) Pemilik barang (mu’ajjir) dikenal denga lesser, yaitu pemilik barang yang digunakan sebagai objek sewa. 3) Baran/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan. 4) Harga sewa/manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh mu’jir. 5) Ijab Kabul adalahserah terima barang Syarat 1) Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad 2) Ma’jur memilikimanfaat dan manfaatny dibenarkan dalam islam, dapat dinilai atau diperhitungkan, dan manfaat atas transaksi ijarahmuntahiya
muttamblik harus
diberikan oleh lessee kepada leeor. d. Pembiayaan ijarah muntahiya bittamblik di bank syariah 1. Skema ijarah muntahiya bittamblik dalam bank syariah Dalam bank syariah ijarah muntahiya bittamblik biasa di singkat IMBT.
10
1.akad sewa imbt Bank Mu’jir
Nasabah Musta’jir
5.bayar kewajiban pelunasan/pembeli 2.beli objeksewa 3.kirim dokumen ke bank 4.kirim barang ke nasabah Objek Sewa Ma’jur
SUPPLIER
e. Implementasi pembiayaan imbt 1) Ma’jur (objek sewa) 2) Musta’jir (penyewa) 3) Ujrah (harga sewa) 4) Jangka waktu 5) Pembayaran biaya sewa
11
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan jual beli adalah transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli atas suatu barang dan jasa yang menjadi objek transaksi jual beli Murabahah adalah akad jual beli atas barng tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.dalam akad murabahah, penjual menjual barang nya dengan dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual Salam adalah akad jual beli barangb pesanan antara pembeli dan penjual dengan pembayaran dilakukan di muka pada saat akad dan pengiriman barang dilakuakan pada akhir kontrak. Barang pesanan harus jelas spesifikasinya Dalam kontrak istishna pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembayaran atas transaksi jual beli dengan akad istishna dapat dilaksanakan di muka, dengan cara angsuran/ditangguhkan sampai jangka waktu pada masa yang aka datang. Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah sebagai pihak yang menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa , dengan menentukan biaya sewa yng disepakati oleh pihak bank dan pihak penyewa. Barang-barang yang dapat disewakan pada umumnya yaitu asset tetap, seperti gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, dan asset tetap lainnya B. Saran Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA Ismail. 2011.Perbankan Syariah. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama. Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo.
13