HANDOUT 4
HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK DAN TARIF PAJAK
Hambatan Pemungutan Pajak Terlepas dari kesadaran kewargaan dan solideritas nasional, juga terlepas dari pengertiannya tenyang kewajibannya terhadap negara, pada sebagian terbesar diantara rakyat tidak akan pernah meresapkewajibannya membayar pajak sedemikian rupa, sehingga memenuhinya tanpa merasa terpaksa. Bahkan bila ada kemungkinan sedikit saja, maka pada umumnya mereka cenderung untuk meloloskan diri dari setiap pajak. Hal ini ternyata terjadi di setiap negara dan sepanjang masa. Dalam hal inilah bentuk hambatan dalam pemungutan pajak berupa perlawanan, yaitu : 1. Perlawanan pasif : Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, beberapa penyebab petjadinya keengganan tersebut, antara lain : a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat. b. Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami oleh masyarakat wajib pajak. c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. 2. Perlawanan aktif Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. Bentuknya antara lain dapat berupa : a. Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undangundang. b. Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang (menggelapkan pajak).
3. Tarif Pajak Ada 4 (empat) tarif pajak, yaitu : 1. Tarif sebanding/proporsional Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terfutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak. Contoh : Untuk pewnyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%. 2. Tarif tetap Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. Contoh : Besarnya tarif Bea Meterai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp.6.000,00 3. Tarif Progresif Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Contoh : Lapisan Penghasilan Kena Pajak - sampai dengan Rp.25.000.000,00
5%
- di atas 25 juta sampai dengan 50 juta
10%
- di atas 50 juta sampai dengan 100 juta
15%
- di atas 100 juta sampai dengan 200 juta
25%
- di atas 200 juta
35%
Berdasarkan kenaikan persentase tarifnya, tarif progesif dibagi pada : a. Tarif progresif progresif artinya kenaikan persentasenya semakin besar b. Tarif progresif tetap artinya kenaikan persentasenya tetap c. Tarif progresif degresif artinya kenaikan persentasenya semakin kecil 4. Tarif Decresif Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang kenai pajak semakin besar.