Hidayatullah - Mengintip Jejak Langkah Freemason Amerika

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hidayatullah - Mengintip Jejak Langkah Freemason Amerika as PDF for free.

More details

  • Words: 2,496
  • Pages: 7
Mengintip Jejak Langkah Freemason Amerika [1] Selasa, 21 Juli 2009 13:49 Kelompok Freemason Amerika masih survive berdiri. Mengaku sebagai organisasi persaudaraan non-rasialis, faktanya tetap rasialis. Mengapa dibenci kaum Muslim? Hidayatullah.com--Bulan Juni 2009 lalu, Worshipful Master atau pemimpin, dari cabang Gate City Lodge mendapat keluhan dari dua cabang lainnya, yang pemimpinnya kecewa karena Gate City Lodge telah mengangkat seorang anggota yang bukan berkulit putih sebagai petingginya. Meskipun aturan gerakan Freemasonry tidak mengatakan bahwa anggota harus berkulit putih --ada banyak orang Hispanik, Asia, dan etnis lainnya mempunyai wakil di cabang di seluruh negara bagian-- namun baru-baru ini Grand Master cabang Georgia memutuskan bahwa keluhan tersebut akan didengarkan dalam persidangan internal kelompok kebatinan itu. Hasilnya mungkin akan ada anggota atau cabang yang dikeluarkan dari keanggotaan. Dalam tanggapannya, cabang Gate City (nama lama kota Atlanta) memasukkan berkas perkara di pengadilan negara bagian meminta agar izinnya tidak dicabut. Orang "bukan kulit putih" yang kehadirannya telah menyebabkan keributan itu adalah Victor Marshall, seorang laki-laki pemalu berusia 26 tahun, anggota cadangan militer Angkatan Darat AS yang bersemangat mempelajari rahasia katekismus dari perkumpulan kebatinan Freemason selama hampir satu tahun. Marshall yang memiliki pangkat khusus di Angkatan Darat, mengatakan tertarik pada organisasi itu karena semangat sukarelawannya. "Saya telah tertarik dengan Freemason cukup lama," katanya dalam sebuah wawancara. "Butuh waktu cukup lama bagi saya untuk mendapatkan tempat dan membangun keberanian untuk mencoba dan bergabung," ujarnya dikutip The New York Times baru-baru ini. Marshall mencari tahu sejarah perkumpulan kebatinan kulit hitam, yang merupakan bagian dari organisasi Prince Hall Masonry --yang tidak berkaitan dengan Freemason. Tetapi, ia mengatakan, merasa paling nyaman bergabung dengan Freemason cabang Gate City, sebuah kelompok yang didominasi kulit putih, yang dalam pertemuan-pertemuan pengurusnya memakai tuksedo, sementara anggota biasa memakai jas dan dasi. Beberapa kegiatan terakhir dari cabang Gate City adalah dialog dengan pemimpin Hindu, pertunjukan musik karya Mozart (komposer itu juga seorang anggota Freemason), dan kunjungan dari seorang korban Aushwitz yang selamat. Setelah mengajukan permohonan untuk bergabung, peringkat Marshall dalam organisasi Freemason terus menanjak, hingga menjadi Master Mason. Sebutan ini berhak untuk mengunjungi cabang lainnya. Marshall sebenarnya orang kulit hitam kedua yang menjadi anggota Gate City, kata David Llewellyn, anggota sekaligus pengacara yang mewakili cabang Gate City. Tetapi ia orang pertama yang menarik perhatian, ketika ia dan anggota Freemason dari berbagai negara bagian hadir pada perayaan ulang tahun ke-275 Solomon’s Lodge No. 1 di Savannah. Cabang di Savannah yang didirikan oleh Jenderal James Oglethorpe, dianggap sebagai cabang aktif dan tertua.

"Ada saudara-saudara yang kurang informasi yang terkejut bahwa ada seorang saudara keturunan Afrika-Amerika," kata Llewellyn. "Beberapa dari mereka sangat kesal." Setelah banyak pertanyaan muncul mengenai anggota kulit hitam itu, Grand Master, J. Edward Jennings Jr, mengirim e-mail yang mengatakan bahwa Marshall adalah anggota Freemason yang sah "dan harus diterima sebagaimana mestinya." Tetapi Jennings kemudian setuju untuk mengadakan pengadilan internal guna mendengar keluhan terhadap pemimpin Gate City Michael J. Bjelajac. Jennings menolak memberikan komentar, tetapi beberapa anggota mengatakan bahwa dia hanya mengikuti aturan, sementara yang lain berspekulasi bahwa ia ingin agar masalah diselesaikan secara terbuka. Setelah Atlanta JournalConstitution menulis tentang konflik itu, keluhan yang diajukan dalam internal organisasi dibatalkan, namun berkas tuntutan hukum di pengadilan negara bagian tetap. "Yang saya harap dapat dilihat dari masalah ini adalah reaffirmasi nyata prinsip-prinsip kami," ujar Llewellyn. Telah Terbagi Freemasonry secara tradisional bersifat toleran dan merupakan persaudaraan yang beragam, yang melarang diskusi tentang politik, agama, dan topik lain yang mungkin menimbulkan perpecahan, kata Christopher L. Hodapp, yang merupakan anggota derajat-32 dan penulis buku "Freemasons for Dummies." Hodapp mengejek keluhan yang diajukan terhadap Gate City dan mengatakan bahwa sebagian cabang telah melanggar asas dan tujuan awal dari Freemasonry. Pihak yang mengajukan keluhan, Hubert Ethridge Douglas, Worshipful Master cabang Metro Daylight Lodge No. 743 di Chamblee, dan Starling A. Hicks, Worshipful Master Philologia Lodge No 178 di Conyers, keduanya di pinggiran Atlanta, menolak memberikan komentar. Llewellyn menulis ketika dia menghubungi Etheridge untuk membicarakan berkas perkara. Etheridge berkata, "Pergilah ke neraka, teman," dan ia pun menutup teleponnya. Meskipun ada prinsip-prinsip toleransi, Freemasonri di Amerika Serikat secara historis telah terbagi menjadi apa yang disebut perkumpulan kebatinan mainstream (Freemason kulit putih yang banyak dikenal sekarang ini) dan aliran kebatinan tradisional kulit hitam Prince Hall Masons. Prince Hall Masons baru diakui sekitar tahun 1990, ketika dari Connecticut menyebar ke hampir 10 negara bagian, kata Richard E. Fletcher, Sekretaris Eksekutif dari Masonic Service Association di Silver Spring saling mengakui tidak mengubah struktur kedua organisasi itu, yang masing-masing memiliki cabang besar di setiap negara bagian--tetapi tidak membolehkan anggota cabang saling mengunjungi. Tahun lalu, seorang pemimpin dari cabang West Virginia telah diusir karena mengajukan usulan untuk melonggarkan aturan-aturan yang mengharuskan pemimpin cabang semuanya orang kulit putih.

Lima atau enam tahun yang lalu, Prince Hall Masons di Georgia mendekati Freemason (kulit putih) menyangkut pengakuan organisasi mereka, kata Ramsey Davis Jr, Grand Master dari Prince Hall Grand Lodge di Riverdale. Tetapi kelompok itu (Freemason kulit putih) tidak tertarik. "Ada rasisme yang berurat akar dalam kepemimpinan," katanya. "Saya telah menerima banyak telepon dari Freemason kulit putih yang mengatakan mereka tidak mengerti mengapa hal itu terjadi.” Marshall menghargai saudara-saudara dalam perkumpulan itu yang berjuang untuk melindungi dia dari peperangan yang buruk. "Jika hal ini terjadi sebelumnya, hal ini akan mengubah pandangan saya terhadap Freemason," ujarnya. "Orang-orang itu, mereka tidak berbicara untuk gerakan Freemasonri. Mereka hanya berbicara mewakili diri sendiri." [dari berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

Mengintip Jejak Langkah Freemason Amerika [2] Rabu, 22 Juli 2009 14:51 Meski gerakan Freemasonry bukan lahir di Amerika, namun konon berdirinya Amerika Serikat ada pengaruh tokoh-tokoh Freemasonri. Tokoh AS Benjamin Franklin adalah seorang Mason Hidaytullah.com--Freemason, atau sering disebut Mason adalah anggota dari sebuah perkumpulan rahasia untuk laki-laki, orang (anggota Mason) yang bebas dan diterima, yang berasaskan pada rasa kasih sayang persaudaraan, percaya kepada Yang Maha Tinggi (Tuhan), dan perbuatan-perbuatan baik. Freemasonry, atau Masonry, didirikan di Inggris, yang bermula dari "medieval guilds of masons (craftsmen)" yang sering berkeliling di negeri itu. Pada bagian Cultural Guide dalam Oxford Advanced Learner's Compass (OUP, 2005), kata “Freemasonry” dapat kita temukan penjelasan singkat sejarah Freemason ini. Ada satu serikat kerja (guild) untuk setiap keahlian (craft). Dengan kata lain, mereka berkumpul berdasarkan kesamaan jenis keahlian. Anggotanya adalah orang-orang yang mempunyai keahlian tinggi (master craftsmen), dan para pekerja yang terlatih (journeymen/trained workers). Nama gelar dan istilah yang dipakai oleh Freemason di zaman sekarang ini, bermula dari sejarah kelahiran perkumpulan itu sendiri. Setiap anggota baru diakui sebagai pekerja magang (apprentice) dan bisa naik peringkatnya menjadi journeyman/fellowcraft, dan akhirnya menjadi master mason. Perlengkapan yang biasa dipakai tukang batu (stonemason) tradisional masih dipakai dalam upacara-upacara ritual perkumpulan ini. Selama abad ke-17 serikat-serikat kerja itu menjadi populer dengan adanya orang-orang kaya yang bergabung dan secara bertahap menguasai perkumpulan itu. Serikat-serikat itu kemudian berkembang menjadi perkumpulan rahasia, yang kepercayaan dan ritual keagamaannya menyulut permusuhan dengan banyak pihak, termasuk gereja Katolik Roma.

Pada tahun 1717 Grand Lodge didirikan di London dan menjadi cabang yang paling penting dari perkumpulan itu, serta memiliki kekuasaan atas cabang atau lodge lainnya. Kemudian pada tahun 1736 didirikan Grand Lodge of Scotland. Ada sekitar 8.600 lodge di Inggris, yang masing-masing dipimpin oleh seorang master, dengan jumlah anggota keseluruhan sekitar 320.000. Kemudian cabang-cabang lain bermunculan di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lainnya. Kebanyakan dari Mason saat ini terdiri dari para profesional, golongan kelas menegah, pengacara, pegawai negeri, pengusaha, dan lain-lain. Kalangan aristokrat dan anggota keluarga kerajaan juga banyak yang menjadi anggota Freemason, bahkan menjadi pemimpinnya. Duke of Kent yang sekarang, merupakan Grand Master dari Grand Lodge. Di Inggris, anggota baru bisa mendaftar jika ada undangan dari anggota aktif dan harus melewati serangkaian upacara ritual khusus, yang mana mereka berjanji untuk tidak menceritakan kepada siapapun tentang rahasia perkumpulan itu. Dan sudah menjadi rahasia umum jika mereka belajar tanda-tanda dan kata-kata khusus, cara berjabat tangan khusus seorang Mason, yang bisa mereka gunakan sebagai isyarat bagi anggota lainnya ketika berada di tempat umum. Di AS, beberapa tata cara masonik agak berbeda, sebagai contoh, orang yang ingin menjadi anggota mason harus mengajukan permohonan untuk bergabung, karena anggota Mason tidak boleh mengundang orang lain untuk bergabung. Di Inggris, karena Mason selalu merahasiakan banyak aktivitas mereka, Freemasonri sering dicurigai. Banyak orang yakin, Mason yang memiliki kekuasaan tidak berlaku adil kepada anggota lainnya. Mereka sendiri tidak mengakui melakukan hal seperti itu dan mereka menonjolkan aspek kegiatan amal dan sosial yang dilakukannya. Di Amerika sikap yang lebih toleran ditunjukkan. Di sana ada sebuah kelompok dari Freemason yang sangat dikenal yaitu Shriners. Shriners dikenal karena acara sirkus yang digelarnya setiap tahun guna menggalang dana untuk kegiatan sosial, termasuk untuk rumah sakit yang dikelola oleh mereka. Banyak klub sosial lainnya yang menyebut dirinya sebagai organisasi persaudaraan, menggunakan nama dan istilah, serta upacara ritual berdasarkan pada tata cara Freemason. Keanggotaan Freemason dan Agama Freemasonry mensyaratkan calon anggotanya percaya kepada Yang Maha Tinggi, tapi penafsiran dari istilah Yang Maha Tinggi itu diserahkan kembali pada masing-masing individu. Artinya orang dari agama seperti (tapi tidak terbatas pada) Kristen, Yahudi, Islam, Budha, Sikh, Hindu, dan lain sebagainya, bisa dan telah menjadi Freemason. Di sisi lain, Freemasonri di Skandinavia, yang dikenal dengan Swedish Rite, hanya menerima anggota yang beragama Kristen. Bahkan untuk badan atau bagian tertentu dari organisasi, mengharuskan persyaratan keagamaan. Namun demikian, hal itu tidak ada kaitannya dengan apa yang ada pada tingkat lodge (cabang).

Calon anggota reguler Freemasonry harus menyatakan percaya pada Yang Maha Tinggi. Meskipun begitu, mereka tidak diminta untuk menjabarkan atau menjelaskan penafsirannya atas Yang Maha Tinggi. Diskusi masalah politik dan keagamaan dilarang dilakukan dalam lodge, sehingga seorang anggota tidak akan dihakimi berdasarkan penafsiran pribadinya itu. Penafsiran atas Yang Maha Tinggi, berarti Trinitas bagi orang Kristen, Allah bagi Muslim, Para Brahma bagi orang Hindu, dan sebagainya. Sementara sebagian anggota Freemason menafsirkan Yang Maha Tinggi sebagai Tuhan, sebagian lain mungkin akan berpikir lebih kompleks dan filosofis dalam menafsirkan istilah itu. Dalam upacara ritual mereka, Yang Maha Tinggi dianggap sebagai Great Architect of The Universe, yang digambarkan dengan penggunaan simbol-simbol arsitektural dalam Freemasonry. Freemasonry dan Negara Amerika Serikat Banyak orang Kristen yakin bahwa Amerika Serikat dibangun sebagai sebuah negara Kristen. Tapi apakah memang demikian kenyataannya? Untuk menyebut seseorang atau apapun sebagai "penganut Kristen," apakah itu seorang individu atau sebuah negara, beberapa persyaratan harus bisa dipenuhi. Jika kita bicara mengenai seorang individu, maka seperti persyaratan dalam Bibel, ia harus terlahir kembali dengan "Roh Tuhan," dan memahami kewajiban yang terkait dengan semua itu. Jika kita bicara mengenai sebuah negara, maka tujuan negara itu harus atas nama Yesus Kristus semata, tanpa menyebut dan mengaitkannya dengan tuhan lain. Undang-undang dasarnya harus bersumber pada Bibel, dan orang-orang yang memegang kekuasaan harus mereka yang memenuhi kriteria untuk disebut pengikut Kristen. Sebuah negara Kristen sejati, akan berbentuk teokrasi yang diperintah oleh Tuhan-nya. Dan pendirinya adalah mereka yang patut disebut umat Kristiani. Sebagaimana diketahui, orang-orang yang migrasi ke Amerika dulu, mereka membuat koloni-koloni kecil yang kemudian atas dasar kesepakatan membentuk sebuah negara dan pemerintahan federal dengan nama The United States of America. Gordon S. Wood dalam bukunya yang berhasil mendapatkan hadiah Pulitzer "The Radicalism of the American Revolution", menyebutkan sifat kosmopolitan dari Revolusi Amerika: “The truth was, said Thomas Paine in Common Sense, that Americans were the most cosmopolitan people in the world. They surmounted all local prejudices. They regarded everyone from different nations as their countryman and ignored neighborhoods, towns, and countries as "distinctions too limited for continental minds."... America, by uniting the different kindred of the earth, had a duty to eradicate national prejudices and to make all humanity members of one extensive family.” Ia juga menekankan peranan Freemasonry dalam Revolusi Amerika: “The institution that best embodied these ideals of sociability and cosmopolitanism was Freemasonry. It would be difficult to exaggerate the importance of Masonry for the American Revolution. It not only created national icons that are still with us; it brought people together

in new ways and helped fulfill the republican dream of reorganizing social relationships. For thousands of Americans, it was a major means by which they participated directly in the Enlightenment.” Peran penting gerakan "Pemuja Setan" ini juga bisa ditemui dari keterlibatan tokoh-tokoh penting Amerika. 21 nama terkenal dari Revolusi Amerika, sebagiannya terkait dengan Freemason. Di bawah ini adalah sederet nama-nama penting tokoh Amerika yang terlibatan Freemason: 

George Washington – Mason



Ethan Allen – Mason



Edmund Burke – Mason



John Claypoole – Mason



William Daws – Mason



Benjamin Franklin – Mason



John Hancock – Mason



John Paul Jones – Mason



Robert Livingston – Mason



Paul Revere – Mason



Colonel Benjamin Tupper – Mason



James Madison - ada indikasi merupakan anggota Freemason



Daniel Webster - punya hubungan dengan Freemason



Thomas Jefferson - seorang Deis dan punya hubungan dengan Freemason



Samuel Adams - berteman dekat dengan Hancock, Revere dan anggota Freemason lain



John Adams - sering bicara tentang Freemasonri, tapi tidak pernah bergabung



Thomas Paine - Humanis (pernyataannya dikutip Gordon S. Wood, sebagaimana di atas)



Francis Scott Key - tidak ada indikasi terkait Freemason



Nathan Hale - tidak ada indikasi terkait Freemason



Benjamin Harrison - tidak ada indikasi terkait Freemason



Patrick Henry - tidak ada indikasi terkait Freemason

Kesimpulannya, 11 orang di antara mereka adalah anggota Freemason, 3 kemungkinan anggota Freemason, 2 pendukung Freemasonri, 1 humanis, 4 tidak ada catatan terkait dengan Freemason. Tapi itu masih secuil. Dari 56 orang penandatangan Declaration of Independence, 15 orang di antaranya terkait Freemason. Ada 8 orang yang merupakan anggota, yaitu Benjamin Franklin, John Hancock, Joseph Hewes, William Hooper, Robert Treat Payne, Richard Stockton, George Walton, William Whipple. Sementara 7 orang lainnya diperkirakan merupakan anggota, mereka adalah Elbridge Berry, Lyman Hall, Thomas Jefferson, Thomas Nelson Jr., John Penn, George Read, Roger Sherman. Mereka yang menandatangi konstitusi AS, ada 9 orang yang merupakan anggota Freemason, yaitu Gunning Bedford, Jr., John Blair, David Brearly, Jacob Broom, Daniel Carrol, John Dickinson, Benjamin Franklin, Rufus King, George Washington. Dan 7 orang lainnya punya keterkaitan dengan Freemason, yaitu Elbridge Berry, Lyman Hall, Thomas Jefferson, Thomas Nelson Jr., John Penn, George Read, Roger Sherman. Ini berarti 28 dari 40 orang penandatangan konstitusi AS pendukung Freemason. Lafayette, yang menjadi penghubung Perancis dengan koloninya di Amerika, dan karena jasanya perang di zaman kemerdekaan Amerika bisa dimenangkan, adalah seorang anggota Freemason. Sebagian besar pemimpin tertinggi di jajaran Continental Army adalah anggota Freemason dari Army Lodge. Sebagian besar jenderal di zaman George Washington merupakan anggota Freemason. Boston Tea Party direncanakan di Green Dragon Tavern, yang juga dikenal sebagai Freemasons' Arms dan "the Headquarters of the Revolution." George Washington ketika pelantikannya sebagai Presiden AS, bersumpah di hadapan Robert Livingston, Grand Master dari New York's Masonic Lodge. Bibel yang digunakan diambil dari lodge-nya sendiri. Tanggal 18 September 1793, dimulai pembangunan Capitol Building. Upacara resmi tanda pembangunan mulai dilakukan dengan ritual ala Freemason. George Washington dengan menggunakan celemek Freemason, berjalan menuju lokasi batu pertama. Didampingi oleh tokoh-tokoh Freemason dari lodge seempat, ia meletakkan sebuah lempengan perak di atas batu pondasi pertama. Kemudian, ia melakukan ritual persembahan dengan menaburkan jagung, minuman anggur, dan minyak di atasnya. Peletakan batu pertamanya sendiri telah dilakukan oleh pemimpin Grand Lodge of Maryland. Perlengkapan ritual yang dibawa Washington hingga kini masih tersimpan di sebuah lodge di distrik Columbia. [dari berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

Related Documents