Hemoroid.docx

  • Uploaded by: rinanurinsani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hemoroid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,280
  • Pages: 23
LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn “M” DENGAN DIAGNOSA HEMOROID DI MAMMINASA BAJU RSUD. LABUANG BAJI PROV SULAWESI SELATAN

Nama

: Nurhudaya Fauziah. L

Nim

: 70300116015

Kelas

: Keperawatan A

Mata Kuliah : Praktek KMB CI LAHAN

(

CI INSTITUSI

)

(

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

)

BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Hemoroid atau wasir atau yang disebut ambeien oleh masyarakat awam merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. (Safyudin & Lia Damayanti. 2017) Hemoroid merupakan pelebaran pleksus vascular arteri vena yang mengelilingi bagian distal rectum dan kanal anal. Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.(Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) B. Etiologi Terjadinya hemoroid dipengaruhi oleh beberapa factor risiko 1. Susah buang air besar (konstipasi) 2. Wanita yang sedang hamil karena adanya tekanan dari pembesaran kandungan waktu hamil 3. Umur diatas 50 tahun punya satu sentengah kali lebih rentan untuk terkena hemoroid 4. Keturunan. (Dr Ayustawati, Phd.2013) 5. Kurangnya konsumsi makanan berserat 6. Kebiasaan duduk terlalu lama 7. Peningkatan tekanan abdominal karena tumor 8. Pola buang air bersih yang salah 9. Hubungan seks peranal 10. Kurangnya intake cairan 11. Kurang olahraga 12. Penggunaan jamban duduk. (Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) 13. Obesitas 14. Obat-obatan pencahar seperti supositoria 15. PPOK dengan batuk kronis

16. Diare kronis 17. Berbagai macam penyakit

atau sidrom lainnya yang berdampak pada

peningkatan tekanan vena pelvis.(Safyudin & Lia Damayanti. 2017) C. Klasifikasi Hemoroid terbagi menjadi dua tipe yaitu 1. Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis superior diatas linea dentate dan tertutup oleh mukosa. Terdapat 4 derajat hemoroid interna yaitu: a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi b. Derajat II, ada perdarahan dan prolapse jaringan diluar anus saat mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan c. Derajat III, sama dengan derajat II hanya saja proplas tidak dapat kembali secara spontan harus didorong(manual) d. Derajat IV, proplas tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan dapat terjepit diluar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem, dan ulserasi. 2. Hemoroid ekternal meliputi dilatasi pleksus vascular yang terletak dibawah linea dentata. (Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) D. Patofisiologi Patofisiologi hemoroid berdasarkan teori pergeseran dinding saluran anal yakni berkembang hemoroid ketika jaringan pendukung bantal anal hancur atau memburuk. Ada tiga bantalan besar pada anal, terletak di anterior kanan, posterior kanan dan sebelah lateral kiri dari lubang anus, dan berbagai jumlah bantalan kecil yang terletak di antara keduanya. Perubahan ini meliputi dilatasi vena yang abnormal, trombosis pembuluh darah, Proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan fibroelastik, distorsi dan pecahnya otot subepitel anal. Selain itu, reaksi inflamasi yang melibatkan dinding pembuluh darah dan jaringan ikat sekitarnya telah dibuktikan dalam specimen hemoroid dengan terkait ulserasi mukosa, iskemia dan trombosis. Umumnya perdarahan merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma dari feses yang

keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses, yang berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar yang menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus. Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. (Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) E. Tanda dan Gejala 1. Keluar darah saat buang air besar (BAB) 2. Rasa gatal atau perih pada anus 3. Nyeri dan tidak nyaman 4. Pembengkakan atau penonjolan didaerah anus.(Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD. 2017) F. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang 1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche(colok dubur) Pada pemerikasaan colok dubur, hemoroid intenal stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena yang didalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolapse, selaput lender akan menebal. Thrombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemerikasaan colok dubur ini untuk menyongkirkan kemungkinan karsinoma rectum. 2. Anoskopi yaitu pemeriksaan dilakukan dengan kamera kecil yang dimasukkan didalam anus 3. Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk mengecek apakah penderita kekurangan

darah

terutama

pada

pendarahan. (Dr Ayustawati, Phd, 2013) G. Komplikasi

kasus

ambeien/hemoroid

dengan

1. Ulserasi Terjadi luka pada lapisan mukosa (selaput lender) 2. Prolaps dan stragulasi Terjadinya

prolaps

dari

wasir/hemoroid

dalam

dan

terjepit

dapat

menyebabkan gangguan peredaran daarah sehingga bias terjadi nekrosis atau matinya jaringan 3. Anemia dari perdarahan yang berulang Keluarnya darah yang disebabkan karena sobeknya pembuluh darah hemoriudalis yang terjadi berulang-ulang, akan menyebabkan kekurangan darah (anemia) 4. Trombosis vena Thrombosis terjadi karena tekanan yang tinggi pada vena (misalnya pada saat batuk, mengedan, atau ibu yang baru melahirkan). Vena lebar yang menonjol dapat terjepit dan terjadi thrombosis 5. Infeksi Setelah thrombosis dengana udem atau pembengkakan dan radang bias mengakibatkan infeksi 6. Portal pyamia (peradangan supuratif vena porta). (Doddy Budiman & Kristina Sutedjo, 2010) H. Penatalaksanaan 1. Terapi Farmakologi a. Rubber Band Ligation Benjolan anus dilakukan pengikatan dengan karet mengunakan alat khusus(untuk hemoroid tingkat 1-3) b. Stepler Hemoroid Dilakukan pemotongan benjolan pada bagian dalam anus menggunakan alat

stepler

(pemotongan

sekaligus

menjahit),

sehingga

sangat

menghilangkan atau mengurangi nyeri. Dilakukan pada benjolan yang cukup besar (untuk hemoroid tingkat 3-4) c. Hal-RAR (Hemorrboidal Artery Ligation and Rectoanal Repair)

Dilakukan dengan mengikat pembuluh darah utama pada hemoroid, sehingga akan menghilangkan aliran darah, mengecilkan, tindakan ini lebih relative cepat dan rasa nyeri lebih ringan, dilakukan pada benjolan yang masih kecil (untuk hemoroid tingkat 1-2). (Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD. 2017)

Salah satu terapi farmakologi yaitu Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi yakni a. Serat bersifat laksatif memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik, obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri. b. Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk hemoroid eksterna, obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan hesperidin, obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. c. Terapi topikal dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk menghilangkan rasa sakit daripada lidokain (Xylocaine). d. Pada pasien hemoroid eksternal berat, pengobatan dengan eksisi atau insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari onset gejala lebih efektif dari pada pengobatan konservatif.(Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) 2. Terapi Non-Farmakologi a. Ekstrak daun ungu (graptophylum pictum griff). (Shesy Sya’haya & Rekha Nova Iyos, 2016) e. Prognosis f. Pencegahan 1. Konsumsi makanan kaya serat. Makan lebih banyak sayur, buah dan bijibijian. Buah papaya baik untuk melncarakan buang air besar.

2. Banyaklah minum air kurang lebih 2,5 liter perhari. Hal itu berguna untuk melunakkan feses sehingga sewaktu buang air besar tak perlu lagi bersusah payah 3. Olahraga secara teratur setidaknya 2-3 kali seminggu. Aktivitas olahraga berguna mengurangi tekanan pada pembuluh darah halus. Tekanan tersebut terjadi karena kelamaan duduk atau berdiri. 4. Jangan pernah menunda apabila ingin buang air besar. (hendrawan Kurnia, 2009)

BAB II ASKEP A. Pengkajian 1. Pengkajian a. Identitas pasien: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, status perkawainan, alamat, sumber informasi, no.rekam medic b. Keluhan utama: pasien datang dengan keluhan perdarahan B. Diagnosa Keperawatan C. Rencana/Intervensi Keperawatan

PENYIMPANGAN KDM

DAFTAR PUSTAKA Sya’haya, Shesy & Iyos,. Rekha Nova,. (2016), Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Ungu (Graptophylin pictum Griff) terhadap Penyembuhan Hemoroid. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Volume 5, Nomor 5, Desember: 155-159.

Safyudin & Damayanti,Lia. (2017). Gambaran pasien hemoroid di instalasi rawat inap departemen bedah rumah sakit umum dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Universitas Sriwijaya, Palembang. Vol 4, No 1, Januari2017: 15-21. p-ISSN 24067431; e-ISSN 2614-0411. Ayustawati. (2013). Mengenali Keluhan Anda Info Kesehatan Umum Untuk Pasien. Jakarta: Informasi Medika Andeodatus, Yuda Handaya.(2017). Deteksi Dini & Atasi Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digesif). Yogyakarta: Rapha Publishing Kurnia, Hendrawan. (2009). Tangkat Penyakit Orang Kantoran. Cetakan 1. Yogyakarta: Penerbit Best Publisher Budiman, Doddy & Sutedjo, Kristina. (2010). Mencegah dan Mengobati Wasir Segala sesuatu yanga harus Anda ketahui tentang Wasir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn “M”

DENGAN DIAGNOSA

HEMOROID DI

MAMMINASA BAJU RSUD. LABUANG BAJI

PROV SULAWESI

SELATAN

Nama

: Nurhudaya Fauziah. L

Nim

: 70300116015

Kelas

: Keperawatan A

Mata Kuliah : Praktek KMB CI LAHAN

CI INSTITUSI

(

)

(

)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

AWAL

KEPERAWATAN

UMUM DIRUANG

RAWAT

INAP

MEDIKAL

BEDAH A. IDENTITAS Nama

: Tn “M”

Ruang Rawat : Mamminasa Baju

Umur

: 73 Tahun

No. Rekam Medik : 004586

Pendidikan : SMA

Tgl/Jama Masuk

Pekerjaan

: Pensiunan Pemerintahan Kota

Tgl/Jam

Suku

: Makassar

2019/14.00 WITA

Agama

: Islam

Diagnosa Masuk: Hemoroid

Status perkawinan : Menikah Alamat

Pengambilan

Data

:

29-Maret-

Cara masuk : Klien masuk ke ruang perawatan

: Jalan Baji Minasa II no 30

Sumber Informasi : Klien

: 28-Maret-2019/

menggunakan brankar Kiriman dari: IGD

B. RIWAYAT KESEHATAN Keluahan

: Klien mengatakan nyeri didaerah dubur

Utama Keluhan ini

saat : Klien mengatakan nyeri pada daerah dubur, nyeri bertambambah apabila disentuh dan berganti posisi, klien mengatakan nyerinya seperti dicubit dengan frekuensi hilang timbul dan nyeri terasa kurang lebih 5 menit. Klien mengatakan terdapat luka didaerah dubur yang tidak kunjung sembuh

Opname: Klien mengatakan sudah sering keluar masuk rumah sakit Di RS : RSUD Labuang Baji BB Sebelum Sakit : …………… Kg Pernah Operasi : Ya, klien mengatakan pernah melakukaan pemasangan cincin pada jantung C. KEADAAN UMUM Kesadaran: Composmentis Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya : Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, klien tampak bingun ketika ditanya dan klien mengatakan tidak terkena ambeien akan tetapi hanya luka pada daerah dubur D. KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN NYERI a. Suhu: 36,50C

Nyeri: Ada

Skala Nyari : 4

b. Gambaran nyeri : Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk dan nyeri akan bertambah apabila bergananti posisi dan disentuh. Klien Nampak meringis c. Lokasi Nyeri : Klien mengatakan nyeri didaerah dubur d. Frekuwensi : Hilang timbul e. Durasi : Kurang lebih 5 menit f. Cara Pengatasi Nyeri : Klien mengatakan mengatasi nyerinya dengan menutup mata Masalah Keperawatan : Nyeri NUTRISI a. TB : Cm

KEBERSIHAN PERORANGAN BB :

b. Kebiasaan makan :Klien mengatakan makan 2X/hari (Teratur) c. Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid d. Holitosisi :Tidak tercium bau mulut e. Infus: Dipasang pada tanggal 28 Maret 2019,

a. Kebiasaan mandi : Klien mengatakan sebelum masuk ke RS klien mandi 2x/hari, setelah masuk RS klien mandi 1 x/hari b. Cuci rambut : Klien mengatakan sebelum masuk ke RS keramas setiap hari, setelah masuk RS klien belum keramas c. Kebiasaan gosok gigi : Klien mengatakan

jenis RL

sebelum masuk ke RS 2x/hari, setelah masuk

Dipasang di : Tangan kiri

RS klien sikat gigi 1x/hari

f. Porsi makan yang di habiskan : Setengah d. Kebersihan badan porsi yang disediakan g. Mkanan yang di sukai: Coto h. Diet: Klien diet rendah gula dikarenakan mempunyai penyakit DM type 2

: Badan klien tampak

bersih e. Keadaan rambut

: Rambut klien tampak

bersih f. Keadaan kuku : Kuku klien tampak pendek dan bersih g. Keadaan vulva/perineal : Keadaan perineal klien bersih h. Integritas kulit : Tampak kemerah pada daerah dubur dan tampak pembengkakan didaerah dubur i. Luka Bakar: Klien mengatakan tidak memiliki luka bakar

Masalah keperawatan :

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah CAIRAN a. Kebisaan minum : 1500CC/hari . Jenis: Air mineral b. Turgor kulit : turgor kulit klien tampak tidak kering c. Punggung kuku :

AKTIVITAS & LATIHAN a. Aktivitas waktu luang : Klien mengatakan aktivitas waktu luang sebelum masuk ke RS berkebun di halaman rumah b. Aktivitas/Hoby : Klien mengatakan hobi berenang dan baca koran

Warna: Merah muda

c. Kesulitan bergerak : Ya

Pengisian kapiler : < 2 detik

d. Penggunaan

d. Mata cekung : Tidak

alat

bantu

:

Klien

tidak

menggunakan alat bantu berjalan

e. Konjungtiva :Merah muda

e. Pelaksanaan aktivitas : Parsial

f. Sklera : Berwarna putih

f. Jenis aktifitas

yang perlu dibantu: Klien

g. Edema : Tidak terdapat edema

mengatakan dibantu oleh istri pergi ke toilet dan

h. Minum per NGT : Klien tidak menggunkan

BAK

NGT

i. Terpasang infuse : Ya tts/menit

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

Masalah Keperawatan

ELIMINASI

OKSIGENIASI

a. Kebisaan BAB : 1X/hari

BAK : Kurang a. Nadi : 82X/menit

lebih 10.X/hari

b. Pernafasan : 22X/menit

b. Menggunakan laxsan : Tidak

c. TD : 140/80HmHg

c. Menggunakan diuretic : Tidak

d. Respirasi : Tidak ada dyspnea, tidak ada

d. Keluahan BAK Saai ini : Klien mengatakan

pernafasan cuping hidung

nyeri saat BAK dan terputus putus(dysuria) e. Sputum : tidak ada sputum dan klien mengatakan sering BAK pada f. Sirkulasi oksigenasi : tidak ada sianosis, tidak malam hari(nokturia)

ada akral dingin

e. Terpasang kateter urine : Tidak terpasang g. Dada : klien mengatakan tidak mengalami nyeri kateter

dada h. Oksegien: tidak terpasang O2 i. Riwayat penyakit : klien mengatakan punya riwayat penyakit jantung

Masalah keperawatan

Masalah keperawatan Tidak ada masalah

TIDUR DAN ISTIRAHAT a. Kebiasaan tidur : Malam: Klien mengatakan tidur malan jam

NEOROSENSORIS a. Rasa

Ingin

Pingsan/Pusing

:

Klien

mengatakan tidak pusing

20.00 WITA dan terbangun pukul 02.00 b. Stroke (gejala sisa): klien tidak memiliki WITA

gejala sisa stroke

Siang: Klien mengtakan tidur siang jam 13.00 c. Alat bantu dengar : Klien tidak menggunakan WITA sampai 14.00 WITA b. Lama Tidur : Siang : 1 jam

Malam: Kurang lebih 5Jam

alat bantu dengar

c. Lain-lain : klien mengataka sering terbagun dikarenakan ingin BAK dan belum terbiasa dengan suasana ruang perawatannya Masalah Keparawatan

Masalah Keperawatan :

Gangguan pola tidur

Tidak ada masalah

KEAMANAN

SEKSUALITAS

a. Alergi: Klien mengatakan tidak memiliki a. Gangguan alergi

Prostat

:Klien

mengatakan

memiliki penyakit prostat

b. Fraktur/dislokasi : Klien mengatakan tidak mengalami patah tulang Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL a. Lama perkawinan : 49tahun, hidup dengan a. Sosiologis : komunikasi klien lancer :Istri, anak, menantu dan cucu

b. Spiritual : klien mengatakan belum pernah

b. Cara mengatasi stress :Bercerita dengan istri

sholat selama dirawat

d. Orang Pendukung Lain : keluarga e. Prikologis : klien tidak mudah marah Masalah keperawatan :

E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN 1. Bahasa : Indonesia dan Makassar 2. Informasi yang telah disampaikan : Klien mengetahui nama dokter yang akan mengoperasinya Obat yang diresepkan (lingkari dosis yang terakhir) : Obat

Dosis

Waktu

Diminum

secara tujuan

teratur Cefuroxime

1 gr/IV

Diberikan teratur

secara Obat antibiotik

Dextropen

1amp/IV

Diberikan

secara Obat antiinflamsi non steroid.

teratur

Dextrofen adalah obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang.

Ranitidin

1amp/IV

Diberikan

secara Ranitidin adalah

teratur

obat yang

menurunkan produksi asaam lambung

Metronidazol

0,5mg/IV

Diberikan

e

secara Metronidazole

teratur

adalah

obat

antimikroba yang digunakan untuk

mengobati

macam

infeksi

disebabkan

berbagai yang oleh

mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob

3. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) : klien mengatakan tidak memiliki riwayat diabetes mellitus dan TD tinggi

F. DATA GENOGRAM G1

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

G2

?

?

90

?

?

?

79

?

?

?

G3

73

45

47

72

43

Generasi I : Kakek dan nenek klien sudah meninggal Generasi II : Orang tua klien sudah meninggal Generasi III : Klien anak ke 9 dari 9 bersaudara, memiliki 4 anak

Keterangan : Laki-laki

: Meninggal

: Perempuan

: Garis Pernikahan

---------- : serumah

: Garis keturunan

: klien

? : Usia tidak diketahui

G1: Kakek dan nenek klien G2: Orang tua klien G3:Klien

G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)

41

H. PATOFISIOLOGI & PENYIMPANGAN KDM

KLASIFIKASI DATA Data Subjekti

Data Objektif

1. Klien mengatakan nyeri pada daerah dubur

1. Klien tampak meringis 2. TD: 140/80 mmHg

2. Klien

mengatakan

nyeri

N: 82 x/menit

bertambambah apabila disentuh dan

P: 22 x/menit

berganti posisi

S: 36,5oC

3. Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk

dengan

frekuensi

hilang

timbul 4. Klien mengatakan nyeri terasa kurang lebih 5 menit 5. Klien mengatakan tidur malan jam 20.00 WITA dan terbangun pukul 02.00 WITA

3. Skala nyeri 4 4. Tampak kemerah pada daerah dubur dan tampak pembengkakan didaerah dubur

6. klien

mengataka

sering

terbagun

dikarenakan ingin BAK dan belum terbiasa

dengan

suasana

ruang

perawatannya 7. Klien

mengatakan

terdapat

luka

didaerah dubur yang tidak kunjung sembuh

Diagnosa 1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dibuktikan dengan klien tampak meringis 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis dan diabetes mellitus type 2 ditandai dengan kemerahan, bengkak pada daerah dubur 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai dengan klien mengatakan sering terbangun

ANALISA DATA No 1

Data

Etiologi

DS: a. Klien nyeri

Hemoroid mengatakan pada

daerah

dubur b. Klien

Masalah

Ekternal Prolap pembuluh darah Peningkatan tekanan darah

mengatakan

pada kapiler

Nyeri akut berhubungan

nyeri bertambambah

Dilatasi pembuluh darah

dengan inflamasi

apabila disentuh dan

Rubor + kalor

dibuktikan dengan

berganti posisi c. Klien

mengatakan

Peningkatan premeabilitas endotelia/cairan

klien tampak meringis

nyerinya

seperti

Eksudat

ditusuk

dengan

Inflamsi/peradangan

hilang

Diskontinuitas jaringa

frekuensi timbul d. Klien

Pelepasan mediator mengatakan

nyeri terasa kurang lebih 5 menit

kimia(bradikinin) Merangsang ujung saraf perifer

DO:

Menhantarkan rangsangan ke

a. Klien

tampak

meringis

subsatansi gelatinosa Cortex cerebri

b. TD: 140/80 mmHg

Nyeri dipersepsikan

N: 82 x/menit P: 22 x/menit S: 36,5oC c. Skala nyeri 4

2

DS:

Hemoroid

a. Klien

mengatakan

terdapat

luka

didaerah dubur yang tidak

kunjung

sembuh

a. Tampak

3

integritas kulit

Prolap pembuluh darah

berhubungan

Peningkatan tekanan darah

dengan factor

pada kapiler

mekanis dan

Rubor + kalor kemerah

pada daerah dubur dan

Ekternal

Dilatasi pembuluh darah

DO:

tampak

Gangguan

Peningkatan premeabilitas endotelia/cairan

diabetes mellitus type 2 ditandai dengan kemerahan,

Eksudat

bengkak pada

pembengkakan

Inflamsi/peradangan

daerah dubur

didaerah dubur

Gangguan integritas kulit

DS a. Klien

Hemoroid mengatakan

Perawatan lebih intensif

Gangguan

pola

tidur

malan

jam

Lingkungan baru

tidur berhubungan

20.00

WITA

dan

Terjadi perubahan suasana

dengan hambatan

terbangun

pukul

02.00 WITA b. klien

terbagun

dikarenakan BAK

dan

-

ingin belum

terbiasa

dengan

suasana

ruang

perawatannya

DO:

Gangguan pola tidur

mengataka

sering

Tidur tidak memuasan

lingkungan ditandai

dengan

klien mengatakan sering terbangun

INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa

Tujuan dan Kriteria hasil

Intervensi

Rasional

1

Nyeri akut

Setelah

berhubungan

tindakan

dengan inflamasi

klien

dibuktikan

nyeri

frekuensi, kualitas, intensitas

dengan tampak

Kriteria hasil

nyeri

meringis

a. Nyeri berkurang dari

dilakukan Observasi

tidak

keperawatan mengeluh

skala 4 menjadi 0

Observasi

a. Identifikasi

lokasi,

karakteristik,

durasi,

respons

nyeri

klien

dalam

menngatasi nyeri

c. Untuk respon klien terhadap nyeri yang dirasakan.

Terapeutik

Terapeutik

a. Berika

teknik

nonfarmakologis nyeri

untuk seperti

terapi murattal Edukasi a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Kolaborasi

kebutuhan

nyeri

non verbal

mengurangi

mengidentifikasi

b. Untuk mengetahui derajat

b. Identifikasi skala nyeri c. Indentifikasi

a. Untuk

a. Terapi

mutattal

dapat

mengurangi mengilangkan menimbulkan

atau nyeri

dan

perasaan

nyaman Edukasi a. Agar klien mengetahui hal yang

dapat

menyebabkan

a. Kolaborasi

pemberian

analgetik

nyeri bertambah Edukasi a. Obat

analgesic

dapat

menurunkan nyeri

2

Gangguan

Setelah dilakukan

Observasi

Observasi

integritas kulit

tindakan 3x24 jam

a. Identifikasi

berhubungan

Integritas kembali

dengan factor

keadaan sebelum sakit

b. Monitor karekteristik luka

Terapeutik

mekanis dan

dengan KH:

c. Monitor tanda-tanda infeksi

a. Agar

diabetes mellitus

a. Berkurangnya radang

Terapeutik

penyebab

gangguan integritas kulit

type 2 ditandai

a. Ubah posisi tiap 2 jam

dengan

b. Bersihkan perineal dengan air

kemerahan,

a. Untuk mengetahui intervensi yang tepat

hangat

bengkak pada

Edukasi

daerah dubur

a. Anjurkan

meningkatkan

asupan nutrisi 3

Gangguan pola

Setelah

tidur berhungan

tindakan

dilakukan Observasi keperawatan

a. Identifikasi pola aktifitas dan

Observasi a. Untuk mengetahui kebiasaan

dengan

2x24 jam klien sudah

tidur

tidur klien

hambatan

mampu

beradaptasi

b. Identifikasi factor penganggu

lingkungan

dengan lingkungan ruang

tidur(fisik dan/atau psikologis)

b. Agar

dapat

mengetahu

penyebaba gangguan tidur

perawatan

Terapeutik

dan

Kriteria hasil

a. Modifikasi lingkungan

intervensi yang terpat

Klien dapat tidur dengan

b. Lakukan

nyenyak

prosedur

meningkatkan

untuk

kenyamanan

seperti pijat

mengetahui

Terapeutik a. Dapat membuat klien merasa nyaman

Edukasi a. Ajarkan

untuk

b. pijat mampu mebuat tubuh factor-faktor

berkontribusi gangguan pola tidur

yang

terhadap

menjadi rileks sehingga tidur dapat lebih nyenak Edukasi a. agar

klien

mampu

menghidari factor penyebab atau pun pencetus terhadap gangguan pola tidur

More Documents from "rinanurinsani"

Lp Rahma.docx
April 2020 14
Hemoroid.docx
November 2019 21
Format Adl.docx
April 2020 6