Hal Ihwal Muqsam ‘Alaih Karena qasam bermaksud mentaukidkan dan mentahqiqkan muqsam ‘alaih, maka muqsam ‘alaih hendaknya hal-hal yang patut diadakan qasam seperti masalah yang jauh dan tersembunyi, jika bermaksud menetapkan adanya. Pada umumnya jawab qasam disebut dengan tegas. Akan tetapi ada juga yang dibuangnya. Yang sering dibuang adalah, jawab لَََ ََو. Beberapa contoh jawab qasam :
Pertama, Firman Allah dalam surat At Takaatsur : 5. Di sini
لَََ ََ وdibuang. Asalnya : Seandainyaa kamu mengetahui apa yang akan kamu
hadapi dengan ilmil yaqin, pasti akan kamu lakukan berbagai amal kebaikan. Kedua, Firman Allah dalam surat Al Fajr : 1-10. Dalam ayat tersebut qasam menghendaki dengan zaman yang mengandung amalan, sehingga layak untuk dijadiakan muqsam bih yang tidak memerlukan jawab qasam. Pendapat lain mengatakan, bahwa qasamnya makhdzuf lafadh pada lafadh
صاد َ ِٳ َّن َرب ََّك لَ ِب ْال ِم َِ ْر
َ َل ََت ُ َعذَّب ُْون. Ada pula yang berpendapat jawabnya
(Al Fajr : 14). Tapi yang sahih, dalam ayat tersebut tidak
memerlukan jawab qasam. Ketiga, Firman Allah dalam surat As Syams : 1-10. Fi’il madhi yang mutsbat lagi mutasharrif yang tidak didahului ma’mulnya, apabila menjadi jawab qasam lazim disertai “lam” dan
قَ ْد.
dan tidak dapat dicukupkan dengan salah satunya,
kecuali di waktu panjang pembicaraan seperti ayat di atas. Di sana ”lam” pada panjang pembicaraan.[4]
[4] Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al Qur’an, h.182-183.
قَ ْدا َ ْفلَح
karena
Hal ihwal muqsam ‘Alaih 1. Tujuan qasam adalah untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaihi (jawab qasam, pertanyaan yang karena qasam di ucapkan ). 2. Jawab qasam pada umumnya disebutkan, namun terkadang juga di hilangkan. 3. Fiil Madzi musbat mutasarif yang tidak didahului mafulnya apabila ia menjadi qasam, harus disertai dengan “lam dan qad”. 4. Allah bersumpah atas (untuk menetapkan) pokok-pokok keimanan yang wajib diketahui makhluq. 5. Qasam itu ada kalanya jumlah khabariyah, dan inilah yang paling banyak. As dzariyat : 23.