HAKIKAT MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
RETNO SUSANTI DOSEN PENGAMPU
DIDAH DELIA
AHMAD DINI, S.Pd. M.Pd.I
SITI WULANDARI ASEP BUNYAMIN
ALASAN PERLUNYA MEMPELAJARI HAKIKAT MANUSIA 1.
Sasaran pendidikan adalah manusia.
2.
Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia.
3.
Point 2 akan menjadi landasan serta memberikan acuan bagi pendidik dalam: bersikap, menyusun strategi, metode, teknik, dan memilih pendekatan, dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam interaksi edukatif.
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
SIFAT HAKIKAT MANUSIA
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri khas yang secara prinsipiil membedakan manusia dari hewan. Meskipunantara manusia dengan
hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya.
Wujud sifat hakikat manusia a. Kemampuan menyadari diri
b. Kemampuan bereksistensi
d. Moral
e. Kemampuan bertanggung jawab
g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
c. kata hati
f. Rasa kebebasan
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan
HAKIKAT MANUSIA (DILIHAT DARI DIMENSI) 1. Manusia sebagai makhluk individu: Dimensi keindividualan (individualitas) 2. Manusia sebagai makhluk sosial: Dimensi kesosialan (sosialitas)
3. Manusia sebagai makhluk susila / bermoral: Dimensi Kesusilaan 4. Manusia sebagai makhluk religius: Dimensi keberagamaan
1. Dimensi keindividualan Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecendrungan, semangat dan daya tahan yang berbeda. BACK
2. Dimensi kesosialan
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. BACK
3. Dimensi kesusilaan Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.
BACK
4. Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. BACK
LANDASAN PENDIDIKAN BERSIFAT FILOSOFIS
BERSIFAT NORMATIF
Adanya kajian yang
Pendidikan mempunyai
bersifat mendasar,
tugas untuk
sistematis, dan
menumbuhkembangkan
universal tentang ciri
sifat hakikat manusia.
manusia.
PENGEMBANGAN DIMENSI 1.
Pengembangan utuh, meliputi: • Aspek : - Jasmani - Rohani - Spiritual
• Dimensi : - Individualitas - Sosialitas - Kesusilaan (Moralitas) - Keberagamaan (Religius) • Domain / Ranah:- Kognitif (Pengetahuan) - Psikomotorik (Ketrampilan) - Afektif (Sikap)
2. Pengembangan tidak utuh Bila ada di antara aspek, dimensi, dan domain / ranah dalam proses
pengembangannya terabaikan untuk ditangani. Contoh: - Dimensi sosialitas didominasi oleh pengembangan dimensi individualitas. - Domain afektif didominasi oleh pengembangan kognitif.
Akhirnya berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap atau pengembangan yang patologis (kehidupannya tidak tenang).
SOSOK MANUSIA SEUTUHNYA Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai dalam konsep Value Education atau General Education yakni: Manusia yang memiliki wawasan menyeluruh atas semua aspek kehidupan serta, memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain pendidikan yang dapat melahirkan: a) pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar b) layak hidup sebagai manusia.
KESIMPULAN
Pada hakikat manusia ciri-ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipil antara manusia dan hewan. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang dapat dididik , harus dididik , dan harus dapat mendidik dirinya sendiri .