Hakikat Karomah

  • Uploaded by: Mazlan Salim
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hakikat Karomah as PDF for free.

More details

  • Words: 1,144
  • Pages: 3
HAKIKAT KAROMAH WALI ALLAH oleh Mazlan Salim Ceramah yang disampaikan pada Pengajian Rutin di Kantor Dinas P2B DKI Jakarta pada 19 Mei 2009

Kita mempercayai bahwa Allah mempunyai para wali dari hamba-hamba-Nya yang mulia dengan keikhlasan mereka dalam beribadah serta ketaatan mereka kepada Allah swt. Mereka mencintai dan membenci karena Allah. Bila mereka minta pertolongan atau perlindungan kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya. Mereka adalah golongan orang beriman, bertakwa, mulia dan memperoleh kegembiraan di dunia dan akhirat. Firman Allah swt :

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus : 62-64)

Ketika menafsirkan ayat ini Iman Ibnu Katsir mengatakan bahwa wali Allah adalah orang yang bertakwa. Siapa saja yang bertakwa kepada Allah maka dia berhak menjadi wali Allah. Dalam penjelasannya Beliau mengutip banyak hadis diantaranya : 1. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seseorang bertanya tentang siapa yang dimaksud Auliyaullah ( wali-wali Allah). Rasulullah saw menjawab : "Mereka yang kalau dilihat mengingatkan kamu kepada Allah". 2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya ada diantara hamba-hamba Allah yang dicemburui (tanpa iri) oleh para Nabi dan syuhada". Beliau ditanya : "Siapakah mereka wahai Rasulullah, kiranya kamipun mencintai mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka adalah hamba Allah yang saling mencintai karena Allah bukan karena harta dan keturunan. Wajah mereka bercahaya dan akan duduk diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya (pada hari kiamat). Mereka tidak takut ketika banyak orang ketakutan dan tidak gelisah ketika banyak orang gelisah". Lalu Rasulullah membacakan ayat diatas. Dari ayat ini Imam ar-Razy menjelaskan ada dua tanda wali Allah : beriman dan bertakwa. Iman melambangkan kekuatan spritual dan semangat kesalihan dalam diri seorang hamba sedangkan ketakwaan itu melambangkan kekuatan amaliyah dimana seseorang terdorong seluruh perintah agama ini dengan sebaik-baiknya. Jadi wali Allah itu merupakan mereka yang mengenal Allah (ma'rifah) dan senantiasa taat kepada-Nya. Inilah sebenarnya pengertian wali sebagaimana yang digariskan oleh Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw. Oleh sebab itu, setiap hamba Allah berpeluang menjadi wali Allah selama dia benar-benar beriman dan bertakwa kepada-Nya. Tentu saja, kedekatan kita kepada Allah berbeda-beda satu 1

sama lain. Semakin tinggi kadar iman dan takwa seseorang maka semakin tinggi derajatnya di sisi Allah swt. Karomah Para Wali Pembahasan tentang wali Allah akan berhubungan dengan masalah karomah. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada keterkaitan antara wali dan karomah? Jawabannya sebagai berikut : Allah swt telah menciptakan alam semesta ini dan mengaturnya dengan sunnatullah yang terencana, tidak saling bertentangan. Allah telah mengikat berbagai akibat dengan berbagai sebabnya serta meletakkan ciri-ciri khusus sebagai karakternya, seperti api membakar, air menghilangkan dahaga, makanan menghilangkan lapar dan sebagainya. Jika suatu sebab tidak menimbulkan akibat yang biasanya – dengan izin Allah - maka hal itu terjadi karena kepentingan agama atau doa seorang soleh. Inilah yang selalu disebut dengan hal yang luar biasa. Bila hal tersebut terjadi pada diri Nabi dan Rasul maka disebut mukjizat dan bilamana terjadi pada diri seorang yang soleh maka hal tersebut dinamakan karomah. Kejadian luar biasa ini banyak terjadi pada diri sahabat dan lebih banyak lagi pada periode setelah mereka, diantaranya Ummu Aiman berhijrah tanpa membawa bekal makanan dan minuman sedikitpun. Saat itu ia berpuasa dan hendak berbuka lalu ia mendapatkan bisikan dan mendapatkan ember bergantung berisi air sehingga ia mendapatkan air dan meminumnya. Al-Barra bila ia bersumpah atas nama Allah maka sumpahnya benar-benar terjadi. Sa'ad bin Abi Waqash doanya mustajab. Panglima tentara Islam Al-'Ula bin Al-Hadhrami dengan pasukannya dalam perjalanannya menuju Bahrain ketika tidak mendapatkan kapal untuk menyeberang, maka dia dan pasukannya dapat berjalan diatas air laut. Dan Abu Muslim al-Khaulani ketika dilemparkan ke dalam api ia tidak terbakar. (Al-Fatawa : 11/279 Bab Mukjizat dan Karomah) Kaum Ahlussunnah tidak mengingkari karomah ini. Mereka mengetahui bahwa Allah sebagai Tuhan pencipta dan peletak dasar sebab akibat mampu untuk merubah sunnatullah ciptaan-Nya seperti yang terjadi melalui salah seorang hamba-Nya. Oleh sebab itu hal-hal yang harus menjadi perhatian sehubungan dengan karomah adalah sebagai berikut : 1) Kejadian luar biasa seperti ini terjadi pada diri sahabat dan orang-orang salih lainnya tanpa diupayakan atau tanpa melalui proses latihan ruhani untuk memperolehnya. Akan tetapi, hal tersebut semata-mata merupakan anugerah Allah yang dilimpahkan kepada mereka atau merupakan doa yang terkabul demi kepentingan agama, baik sebagai hujjah maupun demi memenuhi hajat kaum muslimin. 2) Sesungguhnya penyebab para wali Allah mendapatkan karomah adalah iman dan takwa. Maka setiap orang yang lurus akidahnya dan benar amal perbuatannya maka dia adalah waliyullah berhak mendapatkan karomah sebagai anugerah Allah dengan catatan keluarbiasaan itu tidak membahayakan dan memperdaya diri dan orang lain.

2

Hal ini perlu ditegaskan karena adakalanya karomah tidak diperoleh oleh orang yang lebih mulia dari orang yang mendapatkannya. Oleh sebab itu, karomah bukanlah dalil mutlak yang menunjukkan yang bersangkutan sebagai orang yang utama (waliyullah). Misalnya Abu Bakar, tidak berhujjah dengan karomahnya sementara sahabat yang lain memperolehnya. Sama halnya dengan orang yang dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, tidak semua orang yang mendapat nikmat dunia, nikmat tersebut menjadi anugerah baginya. Adakalanya hal luar biasa tersebut terjadi pada orang-orang yang tidak menjalankan perintah agama dan banyak maksiat. Ini bukanlah karomah melainkan bantuan dari syaithan untuk terus menyesatkannya dati jalan Allah. Dan adakalanya juga sebagai hasil latihan atau ritual tertentu sehingga mereka dapat menunjukkan dirinya kebal terhadap benda-benda tajam atau dapat menghilang dimana orang-orang fasik menduga ini merupakan karomah bagi mereka. Padahal tidak demikian. Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah berkata: "Apabila kalian melihat seseorang berjalan di atas air atau terbang di udara maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sampai kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti Rasulullah saw." (A'lamus Sunnah Al Manshurah hal. 193) 3) Argumen dakwah tidak bersifat fisik-material, melainkan dengan wahyu dan sunnah Rasulullah saw. Dalam QS. Al-Isra : 90-93, Rasulullah diminta oleh orang kafir untuk membuktikan kerasulannya agar mereka mau beriman dengan memancarkan air dari bumi dan mengalirkannya pada kebun-kebun atau menjatuhkan langit berkeping-keping. Namun beliau hanya menjawab bahwa beliau hanya seorang manusia yang menjadi Rasul. Dalam ayat yang lain Allah mengingatkan beliau : " Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS. AlAn'am : 50) . Oleh karena itu, sejarah kehidupan beliau berjalan seperti layaknya manusia biasa disamping kedudukan mulia sebagai anugerah yang diberikan kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam membuktikan kebenaran Islam yang lebih diutamakan tetaplah petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Bahwa adanya kejadian kejadian luar biasa secara material yang dialami oleh seorang yang soleh merupakan anugerah tersendiri dari Allah yang bertujuan untuk lebih menguatkan keyakinannya yang seharusnya disembunyikan lalu yang bersangkutan bersyukur kepada Allah swt. (P2B : MS.190509)

3

Related Documents

Hakikat Karomah
May 2020 34
Karomah Para Wali Allah
December 2019 16
Hakikat Bid'ah
October 2019 49
Hakikat Tasawuf
May 2020 44
Puasa Hakikat
May 2020 2
Hakikat Manusia.pptx
April 2020 30

More Documents from "Muhammad Arif"