GURU SEJATI Ada gugusan rindu membara Adakah seteguk air yang telah engkau minumkan Atau sebutir biji yang engkau tanam Di dalam lubuk hati ini Yang telah lama terlupakan dan gersang Adakah setetes air hujan Menjadikannya kembali hidup dan bersemi Burung pipit tersenyum Mengajak lari Menyambut pagi Aku bangun Mencoba melangkah mengikuti Tapi kaki enggan berdiri Mentari bersinar cerah Menembus sekat pintu Membuka daun cendela Tapi mata yang terlanjur rabun Menjadi semakin buram Kau datang guru Dalam mimpiku di siang hari Sinarmu kuat Menarik tanganku Kau datang lagi guru Dalam mimpiku di siang hari Bersama pasukanmu Meratakan jalan Menyingkirkan rintangan Aku yang telanjang Tuli, bisu, buta Sendiri Tertatih – tatih Melangkah searah Mengikuti isyaratmu Adakah sinarmu, Sinari aku ? Adakah kuatmu, Kuati aku ? Aku bangun lagi Melangkah semakin mendaki
Kau datang lagi guru Saat aku rindui Kini di depanku ada keretamu Siap membawaku Menuju maumu 1997 (tatkala rindu menghantui, datang sinar menarik tangan) *) Oleh karena ilmu, amal dan akhlak mulia para Guru sejati itu mampu menjadi penerang bagi kehidupan umat, maka dimana saja berada, mereka diterima dan diikuti sebagai pemimpin manusia yang multi guna. Hal itu bisa terjadi, karena “Nur Cinta” disambut dengan cinta, sehingga melahirkan “nur cinta” lagi, itulah “Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki”.QS.an-Nur/24. (malfiali, 1 Nofember 2008)