Gejala Narkolepsi Ditandai oleh seringnya mengantuk dan ekstrim, paling sering terjadi selama kondisi pasif (misalnya, membaca, duduk diam-diam di ruang kelas atau setelah makan siang, atau naik Kendaraan bermotor). Kantuk sangat sulit untuk ditolak dan dapat menyebabkan serangan tidur tak sadar yang mungkin juga terjadi sangat singkat ("mikro-tidur") atau lebih lama (tidak terencana atau "tidur siang" yang tidak disengaja). Peningkatan durasi tidur yang direncanakan juga bisa terjadi. Selain itu, penderita mengalami Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba yang ditandai dengan: tungkai
terasa lemas, Penglihatan ganda, Kepala lunglai dan rahang turun, Bicara cadel. Hilangnya kendali otot bersifat sementara dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti terkejut, marah, senang, atau tertawa. Penderita narkolepsi biasanya mengalami serangan katapleksi 1-2 kali dalam setahun. Katapleksi dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Ketindihan atau sleep paralysis, halusinasi, sakit kepala bahkan depresi Penelitian di pediatric kohort, rata-rata timbulnya gejala di umur 9-10 tahun. Hanya 5% terjadi pada anak-anak kurang dari 5/6 tahun. Sebuah penelitian pada 271 anak-anak di Cina, gejala terjadi rata-rata pada umur 8 tahun. Gejala sedikit dominan terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Anak-anak yang menderita narkolepsi menunjukkan hiperaktifitas, iritabilitas, dan susah untuk meregulasi emosinya serta lebih agresif. Juga gelisah saat siang hari dan menjelang tidur.