Gastrulasi Aves

  • Uploaded by: Fitri Muttaqin
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gastrulasi Aves as PDF for free.

More details

  • Words: 2,354
  • Pages: 12
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN ANALISIS SPERMATOZOA

Disusun oleh: Nama

: Fitri Choirul Muttaqin

NIM

: K4316032

Kelas

:B

Kelompok

:6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019

I.

JUDUL Analisis Spermatozoa

II.

TUJUAN 1. Mengetahui struktur mikroskopis sel sperma melalui apus suspensi sperma 2. Untuk mengetahui pola pergerakan (motilitas) dari spermatozoa

III.

DASAR TEORI Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Peran aktif spermatozoon sebagai gamet jantan sehingga penting pada keberhasilan munculnya individu baru oleh karena itu di dalam reproduksi sering diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa. Analisis sperma yang dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping dari seekor ikan jantan masak kelamin, kekentalan sperma, warna, bau, jumlah spermatozoa mati, motilitas (bila mungkin kemampuan gerak per menit) dan morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran ekor, berbagai penyimpangan, ada tidaknya akrosoma (Sherwood, 2001). Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan dan bertugas membawa informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina. Spermatozoa berbeda dari telur yang merupakan sel terbesar dalam tubuh organisme adalah gamet jantan yang sangat kecil ukurannya dan mungkin terkecil. Spermatozoa secara struktur telah teradaptasi untuk melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan satu set gen haploidnya ke telur dan mengaktifkan program perkembangan dalam sel telur (Guyton, 2006). Secara struktur spermatozoa dicirikan sebagai sel yang “terperas”, sangat sedikit sekali kandungan sitoplasmanya. Spermatozoa memiliki organel-organel yang sangat sedikit dibandingkan sel lainnya. Spermatozoa tidak memiliki ribosom, retikulum endoplasmik dan golgi. Sebaliknya spermatozoa memiliki banyak sekali mitokondria yang letaknya sangat strategis untuk pengefisiensian energi yang diperlukan. Secara struktur ada dua bagian yaitu kepala dan ekor (Wahyu, 1990). Kepala spermatozoa bentuknya bervariasi. Isinya adalah inti (di dalamnya terkandung material genetik) haploid yang berupa kantong berisi sekresi-sekresi enzim hidrolitik. Spermatozoa yang kontak dengan telur, isi akrosomnya dikeluarkan secara eksositosis yang disebut dengan reaksi akrosom (Tenzer, 2003). Ekor sperma terdiri atas tiga bagian yaitu middle piece, principal piece dan end piece. Ekor ini berfungsi untuk pergerakan menuju sel telur. Ekor yang motil itu pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur axoneme yang terdiri atas mikrotubul pusat dikelilingi oleh Sembilan doblet mikrotubul yang berjarak sama satu dengan yang lainnya. Daya yang dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan baling-baling dan memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Keberadan mesin pendorong ini tentunya membutuhkan bahan bakar yang paling produktif yaitu gula fruktosa yang telah tersedia dalam bentuk cairan yang melingkupi sperma (Bachtiar, 2003).

IV.

V.

ALAT BAHAN Alat: a. Cawan petri b. Gelas obyek c. Hand counter d. Disection kit e. Mikroskop dan mikrometer f. Lensa obyektif dan okuler

Bahan: a. Mencit b. Semen sapi abkir (torpedo) c. Kadal d. Burung dara e. Bufo f. NaCl fisiologis g. Chloroform h. Janus Green i. Natural Red

LANGKAH KERJA 1. Hewan uji dimatikan dengan chloroform dan dipotong bagian ventral untuk diambil bagian caudal epididimisnya 2. Epididimis dimasukkan ke dalam larutan fisiologis sebanyak 2 ml dan dipotongpotong halus sehingga berbentuk suspensi

Pengamatan motilitas 1. Cairan suspensi epididimis diteteskan pada obyek glass 2 tetes dan dilihat dibawah mikroskop 2. Mengamati jarak gerakan sprematozoa (um) setiap detik dan arah atau keadaan gerak spermatozoa

Pengamatan morfologi 1. Mengambil cairan yang mengandung spermatozoa yang berasal dari testis epididimis atau vasa deferens tikus 2. Melarutkan pada NaCl fisiologis kemudian diteteskan cairan tersebut pada kaca obyek yang bening dan di ulas dengan kaca obyek glas yang lain sehingga terbentuk film tipis 3. Memfiksasi preparat dengan dilewatkan diatas api bunsen 4. Mewarnai preparat dengan janus green atau natural red selama 5 menit 5. Membilas preparat dengan aquades 6. Mengeringkan preparat 7. Mengamati preparat dibawah mikroskop VI.

DATA PENGAMATAN Gambar Praktikum Spermatozoa kadal

Keterangan 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

2 3 1

Spermatozoa sapi 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor 2 3

1

Spermatozoa mencit 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor 3 1

2

Spermatozoa Bufo 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

3

2 1

Spermatozoa burung dara 1. Kepala 2. Ekor

2

1

VII.

PEMBAHASAN a. Spermatozoa burung dara Gambar Praktikum

Gambar Referensi 1 2 https://www.pdfcoke.com/doc/307161752/LaporanResmi-Praktikum-Sperma

Keterangan: 1. Kepala 2. Ekor

Keterangan: 1. Kepala 2. Ekor Deskripsi

1. Morfologi spermatozoa Bentuk kepala sperma burung dara silinder memanjang, setengah bagian sperma ditutupi akrosom dengan suatu membran berbentuk kantung dan mengandung enzim penting untuk penetrasi telur oleh spermatozoa. Kepala sperma beserta akrosom ditutupi membran plasma, kandungan sitoplasmanya sedikit (Sastromiharjo, Wahyudi, Queljoe, & Rumende, 2016). 2. Ciri khusus spermatozoa Sperma hanya terdiri atas kepala dan ekor, tanpa leher. 3. Motilitas spermatozoa Spermatozoa burung dara beberapa bergerak aktif. Pergerakan meliputi meluncur lurus kedepan dengan menggunakan ekornya s(Sastromiharjo et al., 2016). 4. Viabilitas spermatozoa Viabilitas sperma dilihat dari sperma yang mati dan sperma yang hidup. Viabilitas sperma dipengaruhi oleh Ph dan keasaman. Suhu yang tinggi juga dapat merusak sel sperma. Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu (Sastromiharjo et al., 2016)s.

b. Spermatozoa katak Gambar Praktikum

Gambar Referensi 3 2

1

www.studyblue.com Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor Deskripsi

1. Morfologi spermatozoa Terdiri atas bagian kepala, leher, dan ekor. - Bagian kepala Kepala sperma katak berbentuk bulat meruncing. Kepala sperma tersusun atas akrosom dan inti. Kepala sperma ditutup oleh tudung protoplasmic yang disebut akrosom. Akrosom berfungsi untuk melisis lendir penghalang saluran kelamin betina dan selaput ovum. Seperti halnya lisosom umumnya, akrosom pun diproduksi oleh alat golgi (Toelihere, 1981). - Bagian leher Merupakan bagian tengah sperma, banyak mengandung mitokondria dan terdapat banyak tubulus untuk pergerakan. Leher sperma terdiri atas dua buah fibril pusat yang dikelilingi oleh 9 fibril ganda berupa sebuah cincin berganda. Cincin tersebut berjalan mulai dari daerah implantasi sampai ke ujung ekor. - Bagian ekor Sperma katak memiliki ekor yang lebih panjang dibandingkan sperma pada mamalia. Ekor ini memiliki rangka dasar yang disebut axonema, tersusun atas 9 duplet dan 2 singlet mikrotubul. Ekor sperma mengandung sepasang sentriol, mitokondria, dan serat fibrosa. 2. Ciri khusus spermatozoa Kepala berbentuk bulat meruncing, leher berbentuk persegi panjang yang ukurannya lebih kecil dari kepala dan lebih besar dari ekor. Ekor sperma berupa flagellum panjang. 3. Motilitas spermatozoa Gelombang-gelombang sperma yang berenang dalam arah yang sama merupakan suatu ciri khas semen katak yang belum diencerkan bila dilihat dibawah mikroskop. Kecepatan pergerakan sperma bervariasi sesuai dengan kondisi medium dan suhu (Toelihere, 1981). Jumlah yang bergerak maju ialah jumlah spermatozoa semua dikurangi jumlah mati. Dianggap normal jika motil maju > 40 %. (Yatim, 1994). Ketika masih dalam tubulus seminiferus spermatozoa tak bergerak. Secara berangsur dalam ductus epididymis mengalami pengaktifan. Ketika keluar dari tubuh kecepatan spermatozoa dalam medium cairan saluran

kelamin betina sekitar 2,5 mm/menit. (Yatim, 1996). Sperma katak bergerak menggunakan flagellumnya. 4. Viabilitas spermatozoa Spermatozoa katak mudah sekali terganggu oleh suasana lingkungan yang berubah. Terlalu rendah atau tinggi suhu medium akan merusak pertumbuhan dan kemampuan membuahi. Perubahan Ph pun merusak sperma. Terlebih terhadap asam. Keasaman dapat mematikan spermatozoa. Suhu yang terlalu tingggi juga dapat merusal struktur dari sperma.Hasil pengamatan dibawah mikroskop terlihat hanya satu sperma yang bergerak dari beberapa sperma yang ada. c. Spermatozoa sapi Gambar Praktikum

Gambar Referensi

3 1 2

http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/analisasperma-dalam-kimia-klinik.html

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor Deskripsi

1. Morfologi spermatozoa Kepala sperma berbentuk membulat. Satu spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor. Sebagian besar kepala sperma berisi inti. Dua pertiga bagian inti di selimuti tutup akrosom. (Yatim, 1994). Kepala mengandung lapisan tipis sitoplasma, dan sebuah inti berbentuk lonjong yang hampir mengisi seluruh bagian kepala itu. Inti di selaputi oleh selabung perisai, di depan atau di belakang. Di depan di sebut tudung depan atau akrosom. Di belakang di sebut tudung belakang. Ke tudung belakang melekat sentriol depan dan filament poros (Yatim, 1994). Leher adalah tempat persambungan ekor dengan kepala. Persambungan itu berbentuk semacam sendi peluru pada rangka. Dalam leher pula lah terdapat sentriol (Yatim, 1994). Badan mengandung filament poros. Mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin. Ekor dibedakan atas tiga bagian yaitu bagian tengah, bagian utama, bagian ujung. Ekor memiliki teras yang disebut aksonema, yang terdiri dari Sembilan doublet mikrotubul dan dua singlet mikrotubulsentral. Ini sama dengan sitoskeleton yang dimiliki flagella. 2. Ciri khusus spermatozoa Mempunyai ekor sperma yang sangat panjang daripada jenis sperma yang lain. 3. Motilitas spermatozoa Motilitas sperma sapi pada umunya sekitar 75% hingga 85%, namun kisaran tersebut tidak menjadi patokan karena beberapa jenis sapi mempunyai motilitas dibawah angka tersebut (Mukhlis, Dasrul, & Sugito, 2017).

4. Viabilitas spermatozoa Sperma pada sapi sangat mudah terganggu bila berada ditempat yang terlalu asam atau tempat dengan Ph rendah. Ia juga mudah mengalami kerusakan struktur bahkan kematian jika berada di suhu ayng tinggi. Pada hasil pengamatan terlihat sperma tidak ada yang bergerak setelah diwarnai dengan janus green karena janus green bersifat asam (Mukhlis et al., 2017). d. Spermatozoa kadal Gambar Praktikum

Gambar Referensi

http://embriologi12.blogspot.co.id/

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

Keterangan: a. Kepala b. Leher c. Ekor Deskripsi

1. Morfologi spermatozoa Terdiri atas bagian kepala, leher, dan ekor. Kepala berbentuk bulat, leher berbentuk persegi panjang yang ukurannya lebih kecil dari kepalanya dan lebih besar dari ekornya. Ekor sperma berupa flagel panjang yang berfungsi untuk pergerakan dan mendorong kepala sperma masuk ke lapisan ovum (Wahyu, 1990). 2. Ciri khusus spermatozoa Kepala sperma berbentuk bulat dengan bagian tepi bulatan sedikit memipih dengan flagel yang berjumlah 1, namun beberapa berjumlah 2-3 (Yatim, 1994). 3. Motilitas spermatozoa Sperma bergerak menggunakan flagel. Namun pada saat diamati hanya sekitar 5% saja yang dapat bergerak dari total jumlah keseluruhan sperma yang dapat diamati. 4. Viabilitas spermatozoa Viabilitas sperma pada kadal dipengaruhi oleh Ph dan keasaman. Ph yang terlalu rendah dapat merusak struktur sperma bahkan dapat mematikan sperma (Wahyu, 1990). e. Spermatozoa mencit Gambar Praktikum

Gambar Referensi

https://www.pdfcoke.com/doc/307161752/LaporanResmi-Praktikum-Sperma

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

Keterangan:

Deskripsi 1. Morfologi spermatozoa Sperma mencit yang normal membentuk koma atau bulat sabit. Bagianbagiannya adalah kepala, leher, dan ekor. Kepala berfungsi sebagai penerobos jalan menuju ke ovum, ekor berfungsi untuk pergerakan dan mendorong kepala untuk menembus selaput ovum. Sperma mempunyai 2 sentriol yaitu sentriol proksimal yang tertanam pada connecting piece dan ada pula sentriol distal. Selama masa perkembangan, ekor sentriol dapat dijumpai, namun berdegenerasi selama perkembangan connecting piece, sedangkan middle piece ditandai dengan adanya seludang mitokondria yang mengelilingi aksonema dan berfungsi menghasilkan energi yang penting untuk pergerakan sperma. Middle piece diakhir struktur yang disebut annulus. Dibelakang annulus, aksonema dikelilingi seludang serabut yang disebut principal piece, bagian belakangnya disebut end piece (Ashfahani, Wiratmini, & Sukmaningsih, 2007). 2. Ciri khusus spermatozoa Kepala sperma memanjang dan pada ujungnya lancip/meruncing serta membengkok ke arah samping membentuk seperti kail, leher sperma besar karena mengandung mitokondria berderet. Kepala dapat menghasilkan ezim proteolitik dan hialuronidase (Ashfahani et al., 2007). 3. Motilitas spermatozoa Pergerakan sperma menggunakan ekor yang disebut flagel. Pada sperma mencit hanya beberapa sel sperma saja yang menunjukkan gerakan, namun gerakan tersebut tidak bergerak aktif. 4. Viabilitas spermatozoa Viabilitas sperma dipengaruhi oleh keasaman dan Ph. Setelah preparat sperma diwarnai, sperma tidak menunjukkan adanya gerakan. Sperma Spermatozoa mencit tidak tahan pada suasana lingkungan yang berubah. Terlalu rendah atau tinggi suhu medium akan merusak pertumbuhan dan kemampuan membuahi. Jika kondisi saluran vagina betina terlalu asam, maka sperma akan mati (Ashfahani et al., 2007). f. Spermatozoa pewarnaan janus green (kadal) Gambar Praktikum

Gambar Referensi

2

4

4 1

1 3

3

2

https://ineskumedika.com/obat-teratozoospermia-bisahamil/teratozoospermia-2/

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher

3. Ekor 4. Akrosom

3. Ekor 4. Akrosom Deskripsi

1. Bagian yang terwarnai Pada pewarnaan dengan janus green, semua bagian sperma yaitu kepala, leher, dan ekor terlihat dengan jelas, pada ujung kepala terdapat akrosom yang menyelubunginya. Bagian leher juga nampak lebih pekat warnanya karena mengandung mitokondria. 2. Analisis perbandingan Pada gambar sumber terlihat pula bagian-bagiannya secara jelas, namun digambar referensi nampak akrosom lebih jelas, ujung ekor juga nampak meruncing. g. Spermatozoa pewarnaan neutral red (sperma sapi) Gambar Praktikum Gambar Referensi 3

1

2

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor

http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/analisasperma-dalam-kimia-klinik.html

Keterangan: 1. Kepala 2. Leher 3. Ekor Deskripsi

1. Bagian yang terwarnai Ketiga bagian sperma, yaitu kepala, leher, dan ekor terwarnai. Bagian leher sperma terwarnai lebih pekat karena di dalamnya terdapat mitokondria yang sifatnya asam. 2. Analisis perbandingan Seharusnya pada bagian nukleus, yaitu di daerah kepala juga terwarnai karena nukleus menyerap zat warna asam. Namun pada preparat tidak jelas apakah terwarnai atau tidak karena warna yang pekat hanya dtemukan di bagian leher sperma. VIII. KESIMPULAN 1. Sperma merupakan sel yang dikeluarkan oleh alat kelamin laki-laki 2. Sperma mempunyai struktur umum yang meliputi kepala, leher, dan ekor 3. Kepala, leher dan ekor sperma masing-masing jenis makhluk hidup berbeda satu sama lain 4. Pada sperma burung dara, tidak mempunyai leher 5. Pada sperma sapi mempunyai ekor yang sangat panjang 6. Pada sperma mencit mempunyai pengait pada bagian kepala sperma 7. Pada sperma katak mempunyai kepala sperma yang meruncing 8. Pada sperma kadal, mempunyai tepi kepala yang sedikit memipih

IX.

DAFTAR PUSTAKA Ashfahani, E. D., Wiratmini, N. I., & Sukmaningsih, A. A. S. . (2007). MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT ( Mus musculus L .) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMU PUTIH ( Curcuma zedoaria ( Berg .) Roscoe .) ON VIABILITY AND MOTILITY OF MICE ( Mus musculus L .) SPERMATOZOA. Jurnal Biologi, 16(1), 20–23. Bachtiar, Imam. (2003). Reproduksi Seksual Karang Scleractinia: Telaah Pustaka. Jurnal Biota. Vol VIII. No. 3. Hal 131 – 134. Mataram. Guyton & Hall. (2006). Textbook of Medical Physiology. Philadelphia. Elsevier Saunders. Mukhlis, Dasrul, & Sugito. (2017). Analisis Motilitas Spermatozoa Sapi Aceh Setelah Pembekuan dalam Berbagai Konsentrasi Andromed ®. Agripet, 17(2), 112–120. Sastromiharjo, S. N., Wahyudi, L., Queljoe, E. De, & Rumende, R. H. (2016). KADAR KALSIUM DAN HEMOGLOBIN DALAM JARINGAN OTOT RANGKA DAN DARAH PADA AYAM ( Gallus gallus ) DAN BURUNG. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3), 154–159. Sherwood, lauralee. (2001). Fisiologi Hewan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tenzer, Amy. (2003). Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM. Wahyu, Hary. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM. Yatim, wildan. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Yatim, wildan. 1996. Histologi. Bandung: Tarsito

X.

LAMPIRAN a. 1 lembar laporan sementara praktikum b. 1 lembar foto hasil praktikum

XI.

LEMBAR PENGESAHAN Asisten Praktikum

Indah Purbo

Surakarta, 31 Maret 2019 Praktikan

Fitri Choirul Muttaqin

Lampiran foto laporan sementara

Lampiran foto hasil praktikum

Related Documents

Gastrulasi Aves
August 2019 41
Gastrulasi
June 2020 15
Gastrulasi
May 2020 28
Aves
May 2020 25
Aves
December 2019 31
Aves
October 2019 33

More Documents from ""