GAMETOGENESIS Dr.rer.nat., Dra. Asmarinah, MS Depart of Medical Biology Faculty of Medicine University of Indonesia
Gametogenesis: proses pembentukan gamet (sel yang haploid, yaitu sperma dan ovum) melalui pembelahan meiosis; •Spermatogenesis
•Oogenesis
Meiosis = “reduction” (Greek word) -ensure of production of haploid phase in the life cycle
-Divided into: * meiotic division I : each chromosome (consisting of two chromatid) is separated from its homologue * meiotic division II : two chromatid of each chromosome are separated from one another - By mixing maternal and paternal (recombinant) allele between homologue chromosomes at the profase I, result in increasing of the genetic variability of organism from one generation to the next, with novel ge
Spermatogenesis + 64 hari Spermatogonia
+ 5 hari Spermatosit primer Spermatosit sekunder
Spermatid Spermatozoa
L
Z p
Spermiogenesis
L= Leptoten; Z= Zigoten; P= Pakiten
+ 24 hari
+ 5 minggu
►Spermatogonia, m’nempel pd membran basalis, ada 2 macam: -Spg A (Ad yang gelap; dan Ap yang pucat) Spg Ad merupakan stem cell utk spermatogenesis Spg Ap akan membelah membentuk: -Spg B. ►Spermatosit primer dibentuk oleh diferensiasi Spg B. Pada tahap ini terjadi sintesis DNA dan RNA. Melalui pembelahan meiosis I terbentuk spermatosit sekunder. ►Spermatid dihasilkan oleh pembelahan meiosis II, yang mereduksi jumlah kromosom menjadi haploid
Spermiogenesis (spermatid sperma) 4 fase : - Fase Golgi: Pembentukan gelembung akrosom - Fase Cap: Spermatid memanjang, akrosom meliputi 2/3 nukleus, pembentukan flagelum - Fase Akrosom: Nukleus berkondensasi, pematangan flagellum - Fase Pematangan: Pelepasan sitoplasma residual body
Pembebasan sperma ke dalam lumen tubulus seminiferus : Spermiasi
Gambaran skematik proses diferensiasi spermatid 1
: Fase Golgi
2-4 : Fase Cap 5-6 : Fase Akrosom 7-8 : Fase Pematangan Degradasi RB oleh sel Sertoli Siklus spermatogenesis berikutnya
Sistem hormon yang mengatur spermatogenesis (-)
Hipothalamus GnRH
(-)
Hipofisis LH
(-)
(+)
FSH
(-) Inhibin/ Folistatin
(+) Testosteron
(+) Target organ
Sel Sel spermatogenik Leydig Sel Sertoli
Aktivin
Kinetik Spermatogenesis Pembelahan sel dan diferensiasi sel germinal merupakan proses yang kompleks mengikuti pola yang teratur dan tepat Sel germinal pada tahap tertentu berasosiasi dgn sel germinal yang lain, menempati tempat yang tertentu di dalam tubulus seminiferus
“asosiasi sel”
Perkembangan sel-sel germinal yang teratur dalam tubulus seminiferus membentuk siklus spermatogenesis
Siklus spermatogenesis pada manusia (64 hari) terbagi dalam 6 stadium spermatogenesis
Keterangan gambar Kiri : 6 stadium spermatogenesis pada potongan melintang testis manusia Kanan: Rekonstruksi 3-D dari segmen kecil tubulus semniferus yang menunjukkan pengaturan secara helix stadium spermatogenesis
Oogenesis
- Perkembangan sel telur (egg) dimulai padal saat primordial germ cell bermigrasi ke dalam developing gonad (genital ridge) pada masa embrio, dan selanjutnya berkembang menjadi oogonia -Setelah berproliferasi (mitosis), oogonia menjadi oosit primer, yang kemudian akan memulai pembelahan meiosis I. Perkembangan oosit primer tsb terhenti sampai profase I, bisa berhari-hari sampai bertahuntahun, tergantung spesies.
-Selama perkembangannya terhenti, oosit primer membesar (grow), mensintesis lapisan luar (coat), mengakumulasikan ribosom, mRNA dan protein
-Selanjutnya, terjadi proses maturasi, dimana oosit primer menyelesaikan pembelahan meiosis I untuk membentuk oosit sekunder dan polar body -Pada banyak spesies, terutama vertebrata, perkembangan oosit sekunder terhenti, dan meiosis II akan distimulasi oleh adanya proses fertilisasi. -Kemudian, akan terjadi perkembangan embrio, yg dimulai dengan pembentukan zygot
-Selama perkembangannya di dalam ovarium, oosit berada dalam atau diselubungi folikel, yang terbentuk oleh sel-sel granulosa - Sel-sel granulosa akan berkembang ukuran dan jumlahnya, membentuk beberapa 8 klas tahap perkembangan folikel (gambar 8-12, dari fotocopi bahan kuliah)