DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA GAKY Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994 menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium); gondok; kretin dan penurunan IQ. Indonesia kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY . Dasar penghitungan klasifikasi pengurangan point IQ adalah : Kretin (GAKY berat) 50 poin Gondok
5 poin
Bayi di daerah GAKY
10 poin
GAKY bentuk lain
10 poin
Catatan : Rata-rata IQ manusia normal = 110 IQ dibawah 80 point tergolong bodoh IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Anjuran pemberian yodium : Anak SD (daerah endemik berat) 1 kapsul / tahun Wanita usia subur (WUS)
2 kapsul / tahun @ 200 mg
Ibu hamil
1 kapsul / tahun
Ibu menyusui
1 kapsul / tahun selama menyusui
Konsumsi garam beryodium ± 6 gram per hari/ 1 sendok teh. Mutu garam baik dengan Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang bermutu baik adalah biru keunguan. Klasifikasi Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) 1.
Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba. 2.
Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita. 3.
Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA. 4.
Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IB. 5.
Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih.
DIAGNOSA KEPERAWTAN PADA ANEMIA 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen / nutrisi ke sel. Ditandai dengan:
Palpitasi, Kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh, Ekstremitas dingin Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi
Tujuan: menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat Intervensi : 1. 2. 3. 4. 5.
Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku Beri posisi semi fowler Kaji nyeri dan adanya palpitasi Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi:
Monitor pemeriksaan laboratorium misal Hb/Ht dan jumlah SDM Berikan SDM darah lengkap /pocket Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi
2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen Ditandai dengan:
Kelemahan dan kelelahan Mengeluh penurunan aktifitas /latihan Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,
Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas. Intervensi : 1. 2. 3. 4. 5.
Kaji kemampuan aktifitas pasien Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna, absorbsi makanan Ditandai dengan:
Penurunan berat badan normal Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut. Nafsu makan menurun, mual Kehilangan tonus otot
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan. Intervensi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai Observasi dan catat masukan makanan pasien Timbang berat badan tiap hari Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain yang berhubungan Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik Kolaborasi:
1. Konsul pada ahli gizi 2. Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya: vitamin dan mineral suplemen. 3. Berikan suplemen nutrisi.
4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan proses pencernaan , efek samping penggunaan obat Ditandai dengan :
Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses Mual, muntah, penurunan nafsu makan Nyeri abdomen Ganguan peristaltic
Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya Intervensi : 1. 2. 3. 4. 5.
Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah. Kaji bunyi usus Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung Hindari makan yang berbentuk gas Kaji kondisi kulit perianal
Kolaborasi 1. Konsul ahli gizi untuk pemberian diit seimbang 2. Beri laksatif 3. Beri obat anti diare
5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan skunder yang tidak adekuat. Ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala- gejala yang membuat diagnosa actual Tujuan: terjadi penurunan resiko infeksi Intervensi
1. 2. 3. 4.
Tingkatkan cuci tangan dengan baik Pertahan kan tehnik aseptik ketat pada setiap tindakan Bantu perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat Batasi pengunjung
Kolaborasi 1. Ambil spesemen untuk kultur 2. Berikan antiseptic topikak, antibiotic sistemik.
. Diagnosa Keperawatan Anemia 1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan). 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.
http://diagnosa-keperawatan.kumpulan-askep.com/tag/gaky/ http://apikanovita.blogspot.co.id/2014/04/makalah-gangguan-akibat-kekurangan.html http://www.satujam.com/askep-anemia/ http://pathwaypatofisiologi.blogspot.co.id/2015/08/anemia-pengkajian-diagnosakeperawatan.html