Full Day School 1. Pengertian Full Day School Full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day artinya hari, sedangkan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. “Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman” (Bahruddin, 2010: 221). Basuki (2013) mengungkapkan pendapatnya terkait full day school adalah: Sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana informal. Sedangkan Sulistyaningsih (2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore”. Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan full day school adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi hingga sore dengan sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal serta menyenangkan bagi siswa. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan bebas sesuai dengan bobot mata pelajaran.
2. Tujuan Full Day School Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi
siswa (Bahruddin, 2010: 230). Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan di antaranya: 1. Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah. 2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang
masyarakat.
Kemajuan
sains
dan
teknologi
yang
begitu
cepat
perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang menjurus kearah individualisme. 3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah. 4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play station (PS). Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal penting untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan. Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009: 62-63) mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program full day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan siswa. 3. Pro dan Kontra Full Day School
a. Dari segi waktu, Pro : Full day school memakan waktu sekitar 9 jam sehari hampir sama seperti jam kerja pegawai pada umumnya. Memanjangkan waktu belajar sekolah akan memberikan guru waktu lebih banyak dengan murid – muridnya. Sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih kepada murid yang tertinggal ataupun pelajaran yang sulit. Sehingga anak tidak perlu mengambil les pelajaran lagi setelah pulang sekolah. Saat ini banyak guru yang mengeluh waktunya terlalu sedikit, sedangkan materi yang diajarkan belum benar – benar dikuasai. Kontra Sekolah cukup 6.5 – 7 jam saja. Karena murid akan kelelahan. Jam mengajar yang panjang belum tentu membuat murid lebih memahami pelajaran. Lebih baik berfokus ke teknik mengajar daripada menambah jam pelajaran. b. Dari segi Pelajaran lain, Pro : Full day school dengan waktu pelajaran yang lebih banyak dapat membuat sekolah memberikan porsi yang lebih banyak ke kesenian, musik, pembelajaran sosial, praktikum ataupun olahraga. Pelajaran ini biasanya tidak mendapatkan porsi sebanyak matematika, dan cenderung dikesampingkan. Kontra Half day school dengan waktu sekolah yang pendek nya, membuat anak dapat memiliki kegiatan lain diluar sekolah sesuai minat masing – masing, mulai bulu tangkis, taekwondo, musik ataupun lainnya. Sebagian besar murid sudah menggunakan waktunya untuk menaati peraturan di sekolah, sekarang saatnya mereka bebas memilih kegiatan seperti yang diinginnya, belajar memilih juga sebuah kemampuan yang perlu dilatih lho. c. Dari segi Stress, Pro : Sekolah dengan hanya pelajaran formal saja akan membuat murid jenuh. Oleh karena itu tidak heran ketika banyak anak ogah – ogahan ketika masa liburan selesai dan mulai masuk sekolah. Dengan Full day school hal ini bisa dihindari. Karena sekolah menyediakan kegiatan yang menarik. Masuk sekolah lagi berarti murid bisa berolahraga bersama teman, bermusik, mencoba hal – hal yang mengasikkan bersama teman – teman disekolah.Kontra Half day school memaksimalkan jam pelajaran di
sekolah, sehingga murid dapat pulang untuk melakukan kegiatan kesenangannya. Karena tidak mungkin sekolah mengakomodasi semua kegiatan murid, seperti berenang, berkebun, bermain dengan binatang peliharaan.
Full Day School
DISUSUN OLEH : 1. ASWAT 2. MOH.KIRAM 3. ALHADI 4. REGITA CAHYANI 5. NI KADEK AYUNDADIATINI 6. MUTIARA 7. WINA MAHLIGA 8. IRFAN
X IIS 3 [TIGA]
SMA NEGERI 1 DAMPELAS TAHUN 2018-2019