Fswp Singkat Rev 3.pdf

  • Uploaded by: Catering Bunda Tri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fswp Singkat Rev 3.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 9,002
  • Pages: 152
Prosedur Bekerja Aman (FSWP) [rev 2 05-2013-RAH] 1. Induksi Keselamatan 2. Sistem Ijin Kerja (Permit To Work) 3. Pekerjaan Panas (Hot Work) 4. Penggalian (Excavation) 5. Bekerja di Ruang Terbatas (Confined Space Work) 6. LoTo 7. Operasi bersama di satu area kerja (Simop) 8. Listrik (Electrical) 9. Kewenangan Menghentikan Pekerjaan (SWA) 10. Alat Pelindung Diri (APD) 11. SOP-Q 12. Pengangkatan dan Pengikatan (Lifting & Rigging) 13. Access Control 14. MSDS 15. Kebersihan dan Penataan Tempat Kerja (Housekeeping).

16. Bekerja di Ketinggian (Working at Height) 17. By Pass Critical Protection 18. Analisa Bahaya (Hazard Analysis) 19. Kebijakan Penggunaan Alat Kerja Buatan Sendiri (Homemade Tools)

INDUKSI KESELAMATAN, KESEHATAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DI CGS

2

3

BAHAYA YANG PERLU DIPERHATIKAN • • • • • • • • • •

4

Berkendaraan Bahan kimia Api. Semburan uap dan Air Panas bertekanan tinggi Hewan Liar Gempa Gas H2S Tanah longsor. Semburan liar dari sumur Gangguan kesehatan.

PRINSIP BEKERJA 1.Lakukan pekerjaan dengan selamat atau tidak sama sekali. 2.Selalu ada waktu untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Kita akan selalu mengikuti Tenets of Operation (10 kaidah bekerja aman) sebagai dasar untuk mencapai budaya kerja yang unggul:  Kita Selalu: 1. Beroperasi di dalam batas-batas disain dan lingkungan. 2. Beroperasi dalam keadaan yang aman dan terkendali. 3. Memastikan alat-alat pengaman terpasang dan berfungsi. 4. Mengikuti praktik dan prosedur kerja yang selamat. 5. Memenuhi atau melebihi kebutuhan pelanggan. 6. Menjaga keutuhan sistem sesuai peruntukannya. 7. Menaati semua peraturan yang berlaku. 8. Menangani semua keadaan yang tidak normal. 9. Mengikuti prosedur yang tertulis untuk pekerjaan yang berisiko tinggi atau tidak biasa. 10.Melibatkan orang-orang yang tepat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi prosedur dan peralatan. 5

PERATURAN UMUM Ijin Masuk Lokasi • Seluruh karyawan, tamu, atau vendor akan diperiksa mengenai identititas di post-1 sebelum diizinkan masuk ke area Chevron Geothermal Salak. • Pemeriksaan kelayakan kendaraan. • Pemeriksaan muatan pada kendaraan.

Penggunaan Kamera dan Telepon selular. Penggunaan segala jenis kamera diperkenankan digunung area gunung salak dengan meminta izin kepada petugas berwenang. Dilarang menggunakan telepon selular di daerah-daerah yang sensitif terhadap gelombang radio, seperti: PGF control room, AVR room dan area sekitar Valves yg diatur dari jarak jauh. Berkendaraan dengan aman Menggunakan sabuk pengaman. Menjalankan kendaraan pada kecepatan maksimum 30 Km/jam pada kondisi jalan biasa. 6

PERATURAN UMUM Memelihara kebersihan. • Adalah tanggung jawab seluruh pegawai maupun kontraktor dan tamu. • Buang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya .

Peraturan Merokok • Tidak merokok sambil bekerja. Merokoklah pada tempat yang sudah disediakan, tidak di sembarang tempat.

Peraturan Mengenai Tanaman, Binatang dan Material Alam di area CGS. • Dilarang memotong, membawa keluar, memindahkan tanaman, binatang dan material alam di dalam area CGS dan dapat terkena sangsi hukum sesuai peraturan yang berlaku.

7

PROSEDUR KEADAAN DARURAT Apabila terjadi keadaan darurat segera laporkan kepada On-Scene Commander on duty (Operation Group Leader dan/atau E&C Superintendent) dengan cara menghubungi PGF Control Room di :  Telepon :ext. 56722 (jika didalam area Salak) atau  Telepon :(0266) 225507 atau 0812 1028440 (jika diluar area Salak)  Radio - Channel 1 Katakan “Ini Emergency” Kemudian sebutkan nama, lokasi, dan kejadian kecelakaan

8

PROSEDUR EVAKUASI  Tanda/Perintah Evakuasi  Fire Alarm  Perintah dari On Scene Commander

 Perintah dari Supervisor/WTL  Tata cara evakuasi  Jangan panik

 Hentikan pekerjaan/aktivitas anda  Segera tinggalkan ruangan/tempat kerja anda  Menuju ke tempat kumpul aman

 Tunggu perintah selanjutnya dari On Scene Commander/Supervisor

9

J. Ray McDermott

IJIN BEKERJA (Permit To Work)

Kapan Ijin Kerja Diperlukan?  Setiap pekerjaan yang akan dilakukan di area Chevron harus mengajukan Ijin Kerja.  Ketika memerlukan ijin kerja khusus (Hot Work (pengelasan, gerinda), Confined Space (bekerja di ruang terbatas), Isolation of Hazardous Energy (isolasi energi berbahaya), Excavation (penggalian) atau  Bekerja di ketinggian dan pengangkatan, seperti Scaffolding , Pengangkatandan pengikatan (Lifting & Rigging).  Melakukan bypass terhadap peralatan pengaman.  Pekerjaan radiography  Pekerjaan atau pemeliharaan di area sebuah proses atau peralatan yang bersifat menggangu proses yang mengandung atau berpotensi bahaya.  Ketika Area Controller menentukan ijin kerja diperlukan; atau  Pekerjaan tersebut diidentifikasi berpotensi besar kecelakaan 11

Istilah dalam Ijin Kerja  Area Controller - Petugas yang bertanggung jawab terhadap suatu peralatan dan/ atau fasilitas pada suatu area dimana pekerjaan tersebut dilakukan.  Permit Approver – Petugas yang telah diberikan wewenang oleh perusahaan untuk meninjau ulang dan menandatangani dan menyetujui Ijin Kerja.  Permit Coordinator – Petugas yang bertanggung jawab untuk tugas administrasi terkait dengan ijin kerja sebagaimana didelegasikan oleh Permit Approver.  Permit User – Petugas yang melakukan pekerjaan yang dijelaskan dalam ijin kerja.  Site Checker – Petugas yang berkompeten yang ditugaskan untuk memverifikasi aktivitas pekerjaan di lokasi pekerjaan agar sesuai dengan kondisi ijin kerja.  Work Team Leader – Petugas yang berkompeten yang bertanggung jawab untuk memimpin jalannya pekerjaan yang dijelaskan dalam ijin kerja secara aman. Biasanya dijabat oeh Supervisor. 12

Pembagian Area Cotroller dan Permit Approver Wilayah

13

Area Controller/Permit Approver

RPF, PGF serta wilayah lainnya yang tidak disebutkan dibawah ini termasuk penggunaan jalan untuk alat berat.

Operation Supervisor/GL

Warehouse/Gudang serta tempat penyimpanan lainnya

Warehouse Supervisor

Komplek housing dan Field Office

Camp Supervisor/FMLPT

Workshop

Maintenance Support Facility Supervisor

AWI 4

Operation Supervisor

E & C Workshop

E & C Supervisor

Alur Pengurusan Ijin Kerja 1. Work Team Leader mengajukan Form Ijin Kerja (bagian 1 dan ttd di bag 2a) dan ijin Kerja Khusus (apabila ada) beserta JHA/SOP kepada Area Controller. 2. Area Controller akan menentukan apakah diperlukan ijin kerja atau tidak. Jika YA, maka Area Controller akan memastikan semua dokumen telah lengkap dan menandatangani bag 2a untuk diteruskan kepada Permit Approver. 3. Apabila Form Ijin Kerja belum ditandatangani oleh Work Team Leader, Permit Approver dan Area Controller, maka pekerjaan belum bisa dimulai. 4. Permit Approver menyetujui dan menandatangani Ijin Kerja di bag 2a dan diserahkan kepada Work Team Leader. 5. Work Team Leader melakukan On site JSA dilokasi dan tool box meeting serta melakukan pekerjaan. Selama pekerjaan berlangsung Ijin Kerja dipasang/diperlihatkan di tempat kerja. 6. Selama pekerjaan berlangsung Site Checker akan melakukan kunjungan berkala untuk memeriksa kepatuhan dan menandatangani bag 3. 14

Alur Pengurusan Ijin Kerja 6. Pekerjaan selesai, Work Team Leader mengajukan penutupan Ijin Kerja kepada Area Controller dan Permit Approver. 7. Area Controller memastikan tempat kerja sudah dibersihkan dan dirapikan seperti semula. 8. Setelah Ijin Kerja di ttd oleh Area Controller dan Permit Approver, Ijin kerja diserahkan kepada Permit Coordinator untuk didokumentasikan.

MASA BERLAKU IJIN KERJA UMUM adalah 7 hari.

15

Formulir Ijin Kerja

16

Pekerjaan Yang Tidak Memerlukan Ijin Kerja  Tugas rutin operasi: pengambilan sample, pembacaan kondisi operasi, pengukuran level tangki, inspeksi, kunjungan, investigasi, pengumpulan data yang yang tidak merubah konfigurasi operasi  Kegiatan maintenance di workshop seperti machine shop, welding shop  Bersifat resiko rendah yang memiliki kriteria dibawah ini:  Sederhana, terdiri dari satu atau dua langkah kerja saja  Tidak berlokasi di daerah proses, seperti: pengiriman barang kantor/surat, tugas-tugas kebersihan harian.

17

Ijin Kerja Khusus  Ijin kerja khusus harus dipersiapkan bersama Ijin Kerja Umum apabila melakukan pekerjaan khusus,seperti: Ijin Kerja Khusus

Masa Berlaku

Pekerjaan pengelasan (Ijin Kerja Panas).

1 hari (12 jam)

Pekerjaan di ruang terbatas (Confined Space Entry Permit)

1 hari (12 jam)

Penggalian lebih dari 30 cm (Excavation permit) 7 hari (12 jam/hari) Isolasi energi berbahaya

1 hari

Selesai dan Kembali 18

J. Ray McDermott

Ijin Pekerjaan Panas (Hot Work Permit)

Ijin Kerja Panas Ijin Kerja panas dibutuhkan apabila ditemukan sumber api terbuka, percikan bunga api atau panas dalam jarak radius 50 kaki (15 m) dari bahan mudah terbakar atau atmosfer yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. Contoh-contoh:  Memotong logam dengan acetylene atau gas  Mengelas, brazing, memotong, meng-grinda atau chipping benda logam.  Menyolder  Saat melakukan sandblasting, menggunakan hydro-jet bertekanan tinggi, dll.  Menggunakan beberapa perlengkapan yang dapat membangkitkan ledakan api atau kawat pijar panas.  Ada sumber api tertutup seperti kamera, HT yang digunakan di daerah berbahaya (daerah dengan bahan mudah terbakar).

20

Form Ijin Kerja Panas  Ijin Kerja Panas berlaku 1 hari (12 jam)  Tata cara pengajuan Ijin Kerja Panas harus didahului atau bersamaan dengan Ijin Kerja Umum.  Proses pengajuan Ijin Kerja Panas sama dengan proses pengajuan Ijin Kerja Umum.  Ijin Kerja Panas harus dipasang di tempat kerja berlangsung.

21

Aturan Kerja Panas Tersedia: 1. Authorized Gas tester (Penguji gas yg memenuhi syarat):  Melakukan pengujian gas terlebih dahulu tidak lebih dari 30 menit sebelum pekerjaan panas dimulai, untuk memastikan kemungkinan adanya gas-gas yang mudah terbakar.  Pengujian gas sekitar 50 kaki (15m) dari area kerja panas (secara horisontal dan vertikal).  Pengujian gas dilakukan secara teratur (30 menit/1 jam sekali) selama pekerjaan panas berlangsung.  Menggunakan Alat uji Gas yang sudah terkalibrasi.  Standard LEL (Lower Explosive Limit) untuk kerja panas harus 0%

22

Aturan Kerja Panas Tersedia: 2. Fire Watch (Pengawas kebakaran): • Setiap pekerjaan panas harus mempunyai pengawas kebakaran. • Pengawas kebakaran harus menyiapkan peralatan pemadaman kebakaran, memeriksa kondisinya setiap hari dan sudah mendapat pelatihan untuk menggunakannya. • Pengawas kebakaran harus paham dan menguasai fasilitas untuk membunyikan alarm tanda bahaya pada saat ada kebakaran. • Mengawasi kebakaran HARUS BERADA di sekitar area kerja dan tidak melakukan pekerjaan lain, berusaha memadamkan api apabila terjadi kebakaran, atau jika tidak bunyikan alarm tanda bahaya. • Petugas pengawas kebakaran harus tetap melakukan tugasnya setidaknya sampai 30 menit setelah pekerjaan panas selesai dilakukan. 23

Lakukan SWA bila…         

Perubahan kondisi pekerjaan. Perubahan ruang lingkup pekerjaan. LEL diketahui lebih dari nol persen/ada kebocoran gas. Kegagalan alat pendeteksi gas (mis: baterai habis, sensor tidak berfungsi, dll.) Adanya informasi tentang bahaya keselamatan yang disampaikan oleh pekerja atau wakil dari perusahaan Adanya insiden-insiden kecil atau nyaris celaka selama melakukan pekerjaan. Perubahan Kondisi lingkungan Petugas Pengawas Kebakaran meninggalkan area kerja panas Ijin kerja tidak berlaku lagi

Selesai dan Kembali 24

J. Ray McDermott

Ijin Kerja di Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit)

Apa Yang Dimaksud dengan Confined Space? “Suatu tempat berupa ruangan, berupa chamber, tangki, atau pipa, gorong-gorong dimana pekerja melakukan pekerjaan atau galian lebih dalam dari 1,25 m, dan mempunyai sifat”: 1. Cukup besar/lebar untuk melakukan pekerjaan. 2. Tempat keluar/masuk-nya yang terbatas. 3. Tidak dimaksudkan ditempati untuk waktu yang lama.

26

Potensi Bahaya Bekerja di Ruang Terbatas  Bahan kimia berbahaya: a. gas & uap mudah terbakar dan atau beracun (Hydrogen Sulfide-H2S, methane dan propane, benzene, carbon monoxide, uap, dll. b. Cairan bahan kimia: hydrocarbons, sulfuric acids, dll.

c. Padatan berbahaya: debu, asap welding, dll.

 Fisik: resiko tersengat listrik, panas, kekurangan oksigen, bising.  Gerakan yang tidak diperkirakan dari peralatan, pembebanan listrik, sistem bertekanan.  Bahaya biologi: ular, tikus, kutu/serangga, laba-laba, dan binatang lainnya.  Lainnya: tertimbun, terperangkap, potensi jatuh, penghalang, permukaan yang licin, vibrasi, petir, dll.

27

Proses Pengajuan Ijin Kerja di Ruang Terbatas  Work Team Leader memerintahkan Authorized Gas Tester untuk melakukan gas tes dan hasil dicatat di Form Ijin Kerja di Ruang Terbatas.  Work Team Leader memastikan persyaratan kerja diruang terbatas tersedia di tempat kerja.  Apabila aman,Work Team Leader mengajukan ijin kerja di ruang terbatas kepada Area Controller/Permit Approver.  Area Controller yang memberikan ijin kerja akan memastikan semua persyaratan kerja di ruang terbatas tersedia dan gas tes telah dilakukan.  Setelah Ijin Kerja Ruang Terbatas disetujui Permit Approver, WTL dapat memulai pekerjaan dan melakukan tes gas secara rutin.  Setelah pekerjaan selesai, WorkTeam Leader melakukan kegiatan housekeeping dan mengajukan penutupan ijin kerja kepada Area Controller/Permit Approver.

28

Persyaratan Kerja di Ruang Terbatas Tersedia: 1. Authorized Gas tester (Penguji gas yg memenuhi syarat):  Melakukan pengujian gas terlebih dahulu tidak lebih dari 30 menit sebelum pekerjaan dimulai, untuk memastikan kemungkinan adanya gas-gas yang mudah terbakar dan beracun.  Melakukan pengujian gas secara teratur (30 menit/1 jam sekali) selama pekerjaan berlangsung.  Menggunakan Alat Uji Multi Gas yang sudah terkalibrasi.  Standard Uji Gas di Ruang Terbatas:  LEL (Lower Explosive Limit) : 0%  H2S : < 5 ppm  O2 (Oksigen) : 19,5-23 %  CO (Carbon Monoksida) : < 25 ppm  Satu parameter tidak terpenuhi,dilakukan SWA 29

Persyaratan Kerja di Ruang Terbatas Tersedia: 2. Entry Watcher,  Seseorang yang kompeten yang ditempatkan pada tempat masuk area confined space yang bertugas untuk:  Mencatat keluar masuk personel,  memonitor kondisi diluar dan didalam area confined space,  menjaga komunikasi dengan personil yang masuk dan menyalakan alarm/menginformasikan kepada Supervisor apabila timbul permasalahan atau kondisi tidak aman.  Entry Watcher tidak boleh meninggalkan tempat selama pekerjaan berlangsung.

30

Persyaratan Kerja di Ruang Terbatas Tersedia: 3. Entry Supervisor –  Orang yang bertanggung jawab untuk menentukan apakah kondisi ruangan confined space yang akan dimasuki aman, memberikan ijin masuk, mengawasi pekerjaan, dan menghentikan pekerjaan. Biasanya dijabat oleh Work Team Leader. 4. SCBA dan petugas terlatih tersedia di lokasi kerja.

31

Form Ijin Kerja Ruang Terbatas

Hal 2 dari Form Ijin Kerja Di Ruang Terbatas, berisi daftar personil yang masuk dan keluar ruang terbatas yang dicatat oleh Entry Watcher

32

SWA Dilakukan Bila…  Pekerjaan harus dihentikan dan Confined Space Entry Permit harus dikembalikan ke Permit Approver untuk dilakukan evaluasi ulang dan dilakukan assessment apakah permit dapat di berikan kembali, apabila ditemukan kondisi-kondisi sebagai berikut : • Authorized Gas Tester tidak melakukan pengukuran gas • Hasil pengetesan gas melebihi parameter yang ditetapkan • Sistem ventilasi di dalam confined space tidak berfungsi atau mati. • Terjadi perubahan kondisi dilokasi kerja setelah permit dikeluarkan . • Entry Watch meninggalkan tempat tanpa digantikan oleh pengganti yang terlatih. • Scope of work telah berubah, contohnya apabila ada pekerjaan yang tidak diantisipasi telah ditambahkan. • Ditemukan kondisi tidak aman yang sebelumnya tidak diketahui. • Ijin Kerja Confined Space sudah tidak berlaku 33

Kondisi Darurat  Dalam kondisi darurat, jangan pernah mencoba untuk memasuki area confined space, sampai bantuan tiba. Jangan mencoba untuk mengangkat orang yang ada di area confined space tanpa adanya bantuan peralatan yang memadai.  APABILA TERJADI KONDISI DARURAT, LAPORKAN KONDISI DARURAT KE PGF CONTROL ROOM MELALUI RADIO CHANNEL-1 ATAU MINTA BANTUAN KE RESCUE PERSONNEL YANG SUDAH DI TUNJUK  Rescue Personnel – Orang yang memenuhi kompetensi khusus sesuai dengan yang di persyaratkan untuk menjadi rescuer dan harus selalu siap (on call) untuk menuju dan melakukan rescue di area confined space.  Rescue personnel harus terlatih dan kompeten, dan harus memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Rescue personnel juga harus dilengkapi dengan peralatan yang tepat dan memadai.

Selesai dan Kembali 34

J. Ray McDermott

PENGANGKATAN dan PENGIKATAN BARANG

Syarat Pengangkatan dan Pengikatan Barang  Operasi pengangkatan dilakukan oleh orang yang berkompeten:  Operator crane memiliki SIO yang berlaku  Rigger/flagman telah memiliki sertifikat Rigger yang berlaku.  Peralatan angkat telah diinspeksi dan disertifikasi oleh Badan Pemerintah (EBTKE) dan dokumen diserahkan ke Chevron.  Alat-alat angkat (hook, shackle, sling, dll) telah diinspeksi dan diberi color coding sesuai standar Chevron.  Peralatan angkat telah diinspeksi oleh HE Inspector Chevron sebelum digunakan.  Supervisor dan Operator pengangkatan membuat Rencana Pengangkatan (lifting Plan) yang disetujui oleh Chevron sebelum operasi pengangkatan.  Area radius pengangkatan dibarikade.  Kaca-kaca kabin operator crane tidak boleh ditutup atau dihalangi selama proses pengangkatan.  Setiap proses pengangkatan harus diawasi oleh Supervisor.  Pemeriksaan harian terhadap crane dan alat bantu angkat harus dilakukan sebelum pengoperasian dan tercatat. 36

Syarat Pengangkatan dan Pengikatan Barang  Pengangkatan berikut merupakan pengangkatan bahaya dan harus dilengkapi dengan Lifting Plan (rencana pengangkatan):  Pengangkatan yang melebihi 75% dari nilai kapasitas crane (SWL).  Pengangkatan melalui peralatan atau jalur operasi yang sedang aktif.  Pengangkatan di daerah padat dimana struktur, saluran pipa atau hambatan dapat berpengaruh.  Pengangkatan di daerah dengan kondisi tanah yang tidak stabil atau kondisi bawah tanah tidak diketahui.  Pengangkatan dekat jalur listrik yang aktif.  Pengangkatan yang melibatkan pemutaran beban secara vertikal  Pengangkatan dengan dua atau lebih crane.  Pengangkatan personil dalam keranjang  Pengangkatan jika ada potensi runtuh, terjungkir atau terjatuh 37

KODE WARNA INSPEKSI PERALATAN ANGKAT (COLOR CODES) Siklus kode warna semesteran yang digunakan di Chevron. • • • •

Biru (Blue) Kuning (Yellow) Hijau (Green) dan kembali ke warna Biru (Blue)

Kode warna merah “Jangan digunakan” dan harus dimusnahkan.

Kode warna merah TIDAK BOLEH ada di area operasi Red Color 38

Contoh urutan color code Year

Semester 1

Semester 2

2008

(Green)

(Yellow)

2009

(Blue)

(Green)

2010

(Yellow)

(Blue)

2011

(Green)

(Blue)

Kode Warna Alat Angkat Saat ini:……………… 39

YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN SAAT PENGANGKATAN BARANG      

Operator meninggalkan cabin crane saat barang masih menggantung. Outrigger tidak menapak dengan pas di tanah/titik tumpuan. Pengangkatan tanpa diawasi oleh supervisor. Tidak ada signal man. Tidak ada barikade di area radius pengangkatan. Wire rope dan web sling tidak memiliki tag/tanda color coding yang sesuai dengan aturan.  Manuver pengangkatan barang tanpa tali pemandu (tag line)

40

ALAT BANTU ANGKAT (Webbing Slings)  Jangan gunakan sling yang sudah rusak.

41

QUIZ  Sebutkan 3 kegiatan yang tidak boleh dilakukan/dilarang saat proses pengangkatan dan mengapa?  Bagian peralatan angkat apa saja yang harus memiliki kode warna? Apa kode warna saat ini ?  Siapa saja yang harus ada/hadir di lapangan pada proses pengangkatan barang dengan crane?

Selesai dan Kembali 42

J. Ray McDermott

ACCESS CONTROL (Pengendalian memasuki fasilitas)

Tujuan Access Control Memastikan hanya orang yang: • Berwenang • Memiliki alasan jelas (berhubungan dengan bisnis dan operasi) • Sehat untuk bekerja. • Memahami dan memenuhi persyaratan memasuki fasilitas diperbolehkan memasuki fasilitas Chevron (baik fasilitas pembangkit Chevron maupun area proyek).. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan orang dan fasilitas.

44

Access ControlZonanisasi Warna Selama SDTA

Green All Area is permitted

Blue PGF Turbine Deck

Red Restricted Area (DCS, Trafo, Electrical Station, Breaker)

Yellow RPF, PGF Outside/ Inside Area, Cooling Tower

• Color Code zone sticker dipasang di helm untuk tanda akses dari pekerja • Hanya pekerja yang memiliki kode warna sama dengan kode warna area yang boleh memasuki area tersebut.

Kartu ID digunakan 1. Fit for duty, lulus verifikasi sehat untuk bekerja. 2. Mengikuti HES Induction dan Pelatihan FSWP/MSW 3. Melampirkan surat tugas perusahaan 4. Bukti keikutsertaan Jamsostek/BPJS . 5. KTP 6. Selalu dibawa dan digunakan ketika bekerja.

46

Persyaratan Memasuki Fasilitas Chevron    

Dalam kondisi sehat jasmani dan rohani (dibuktikan hasil MCU. Mengikuti pelatihan FSWP. Diverifikasi dan di orientasi ulang tim HES Chevron. Untuk karyawan SSE (Pekerja baru atau pindahan) diberikan tanda helm warna hijau dan ada mentor pendamping.  Memiliki dan memasang Kartu ID dan Kartu Proximity dari Security.  Menggunakan Alat Pelindung Diri standard untuk bekerja:  Sepatu Safety  Helm Safety  Kacamata Safety  Baju seragam kerja tangan panjang  Sarung tangan  Untuk kendaraan bermotor yang akan memasuki fasilitas Chevron harus mengikuti persyaratan Chevron. 47

Persyaratan Memasuki Fasilitas Chevron  Tidak menggunakan sepeda motor memasuki area kerja.  Semua yang akan masuk (pekerja dan tamu) harus membawa identitas yang masih berlaku, yaitu  Badge Chevron untuk karyawan Chevron  Badge Kontraktor untuk karyawan kontraktor  Identitas Pribadi yang diakui Negara (KTP atau SIM) untuk Tamu  Semua yang akan masuk wajib lapor kepada petugas security di lokasi access point.  Yang membawa material berbahaya harus dilengkapi dengan kemasan yang memilliki label, MSDS dan peralatan penanganan tumpahan.  Pemeriksaan bagasi dan kabin kendaraan oleh Petugas Security  Urutan pemeriksaan di access point (Gate 1):  Pekerja/tamu turun dari kendaraan, memakai badge ID.  Melakukan taping kartu proximity di alat tapping.  Diperiksa badan dan barang oleh petugas security. 48

Persyaratan Memasuki Area Proyek di dalam area Chevron  Mengisi daftar hadir di petugas access control lapangan untuk menghitung jumlah PoB.  Lapor ke petugas access control lapangan ketika meninggalkan area proyek sebelum waktu pulang kerja atau pindah ke lokasi proyek lain.  Lapor ke petugas access control di lokasi proyek lain ketika berpindah tempat memasuki area proyek lain untuk bekerja.  Menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap sesuai persyaratan Chevron.  Petugas access control harus menghitung jumlah orang yang memasuki area kerjanya sama dengan jumlah yang keluar saat pulang kerja.

49

Persyaratan Keluar dari area proyek dan Fasilitas Chevron  Pekerja melapor ke petugas Access Control lapangan ketika meninggalkan lokasi proyek.  Semua pekerja dan tamu harus lapor kepada petugas security di lokasi access point (Gate 1)  turun dari kendaraan  lakukan tap proximity card.  Petugas Security memeriksa bagasi dan/atau kendaraan, dan dokumen terkait yang diperlukan sebelum pengunjung meninggalkan fasilitas.

50

Area Terlarang  Restricted area/area terlarang untuk dimasuki tanpa ijin khusus karena resiko bahaya yang tinggi seperti: control room, IT server room, area transformer, ruang peralatan pembangkit listrik, warehouse.- menerapkan persyaratan access control khusus.

51

QUIZ 1. Sebutkan tahapan access control di Access point (Gate 1) ? 2. Sebutkan tahapan access control di lokasi proyek. 3. Bagaimana proses ketika meninggalkan area proyek dan Access Point Gate 1 ?

Selesai dan Kembali 52

J. Ray McDermott

HOUSEKEEPING (Kebersihan dan kerapihan tempat kerja)

Manfaat Menerapkan Housekeeping  Hasil penelitian menunjukan bahwa kecelakaan kerja dapat dikurangi 70-90%, dengan meningkatkan housekeeping.  Housekeeping adalah Kegiatan yang dilakukan untuk membuat suatu daerah/fasilitas menjadi bersih dan teratur untuk mengurangi resiko bahaya ditempat kerja

 Pengertian Teratur:  Tidak terdapat barang yang tidak perlu disana-sini  Barang-barang yang diperlukan terletak pada tempatnya sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan, tersusun dengan rapih dan terawat dengan baik.  Barang yang tidak diperlukan disingkirkan untuk disimpan. 54

Siapa yang Harus Menerapkan Housekeeping  Penanggung Jawab Fasilitas/Pemimpin Pelaksana Proyek, bertanggung Jawab untuk memimpin berjalannya housekeeping.  Work Team Leader/Supervisor, bertanggung jawab melakukan pemeriksaan pekerjaan dan jadwal Housekeeping diarea yang ditunjuk,  Pekerja di lapangan, bertanggungjawab menjalankan proses housekeeping.  Housekeeping dilakukan dengan PDC :

 Pre/sebelum,  During/selama dan

 Job Completion/ di akhir pekerjaan. 55

Kegiatan Housekeeping (5M) 1. Memilah barang, yang masih diperlukan dan tidak diperlukan. Barang yang tidak diperlukan dibuang/dikeluarkan/disimpan dari tempat kerja. 2. Mengatur barang, yang diperlukan dengan rapi,seperti:     

Menyiapkan area untuk: parkir kendaraan, penumpukan material, fabrikasi, alat, scrap, sampah, area lalu lintas orang, area lalu linta kendaraan,dll. Memberikan batas/barikade di area-area tersebut. Memberikan papan petunjuk (sign board) untuk area tersebut. Mengatur penempatan kendaraan pendukung operasional (boom truck, welding truck dengan rapi dan tidak menghalangi jalan orang dan material. Mengatur hose welding, kabel dengan rapi, sehingga tidak menghalangi jalannya orang dan material.

3. Membersihkan area kerja, dari barang/material/alat yang tidak diperlukan dengan menyediakan tempat/kotak untuk meletakan barang-barang yang tidak perlu. 4. Menstandarkan, kondisi yang rapi. 5. Melakukan secara terus menerus ,melalui inspeksi rutin Housekeeping oleh Facility Owner dan WTL/Supervisor. 56

Contoh Kegiatan Housekeping Kondisi sebelum dirubah

• Tidak memiliki label/identifikasi pada peralatan dan tempat • Lantai kotor dan memudar • Tidak memiliki garis lantai untuk penempatan material

Kondisi setelah dirubah

• Rapih dan teratur • Memiliki label /Identifikasi pada peralatan dan tempatnya • Membiasakan pegawai untuk menyimpan peralatan kembali ke tempatnya setelah digunakan. • Lingkungan kerja yang bersih dan produktif. 57

Keuntungan dan Akibat Housekeeping Baik dan Buruk KEUNTUNGAN HOUSEKEEPING YANG BAIK             

58

Mencegah kecelakaan Mencegah kebakaran Menghemat waktu Pengontrolan terhadap para pekerja Meningkatkan produksi dan effisiensi Memberikan pekerja lebih banyak ruang untuk bergerak Memberikan rasa bangga pada pekerja Melindungi hasil produk dan peralatan Mengurangi sampah Lingkungan kerja yang lebih baik Lingkungan kerja yang lebih aman Meningkatkan moral & semangat kerja Meningkatkan perilaku tentang pentingnya keselamatan

AKIBAT HOUSEKEEPING YANG BURUK

• Dapat Menjadi Penyebab Kecelakaan: Tersandung, karena object yang lepas pada lantai, platform dan tangga • Terpeleset, karena minyak, lantai kotor atau basah • Membentur, mungkin ada yang menonjol, benda yang ditumpuk/tidak disusun dengan baik atau materials yang salah letak • Terpotong, Tertusuk, atau Menyobek Kulit tangan atau bagian lain dari badan karena paku yang mencuat, kawat atau baja yang yang mengikat • Diserang atau digigit Binatang Berbahaya (Contoh Ular, Serangga , dll) • Pencemaran dalam kaitan dengan penempatan material yang tidak pantas

Sudah baguskah?

59

Sudah baguskah?

Selesai dan Kembali 60

J. Ray McDermott

SWA (Stop Work Authority/ Kewenangan Menghentikan Pekerjaan)

Kenapa SWA Perlu Dilakukan…?  Prinsip Operasi  Lakukan pekerjaan secara selamat atau tidak sama sekali  Selalu ada waktu untuk melakukan pekerjaan dengan benar  Semua karyawan dan kontraktor yang bekerja untuk Chevron bertanggung jawab dan memiliki otoritas untuk MENGHENTIKAN pekerjaan yang tidak sesuai Tenet Operasi “If you see it, you own it”

62

Apakah Stop Work Authority?  SWA adalah sistem untuk:  memberi kewenangan untuk MENGHENTIKAN pekerjaan yang dilakukan karyawan Chevron dan atau kontraktor.  mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja serta kerusakan alat/fasilitas di lingkungan di area Chevron.  melaksanakan perilaku selamat. Catatan: Pendokumentasian sebuah SWA tidak diwajibkan, tetapi DIREKOMENDASIKAN untuk pendataan dan bila kasusnya perlu disebarluaskan ke karyawan lainnya.

63

Siapa Yang Harus Melakukan SWA ?  Pekerja  Menerapkan “Stop Work” apabila ada kondisi yang membahayakan pekerja atau peralatan , melaporkan kepada Supervisor dan berdiskusi untuk melakukan pengendalian dengan melihat kembali JSA.  Supervisor / atasan langsung  Menciptakan budaya dimana SWA diterapkan tanpa rasa takut.  Memperbaiki kondisi berbahaya.  Menghargai partisipasi aktif karyawan dalam melakukan SWA.  Turut melakukan SWA apabila ada kondisi yang membahayakan pekerja atau peralatan , melaporkan kepada Supervisor dan berdiskusi untuk melakukan pengendalian dengan melihat kembali JSA.

64

Contoh Situasi atau Kondisi yang dapat di SWA…  Perilaku berbahaya, contoh: pekerja bekerja diketinggian (lebih dari 1.8 meter) tanpa mengenakan safety body harness  kondisi berbahaya, contoh: kabel listrik tanpa insulasi  Kecelakaan, contoh: ledakan terjadi dari ruang server IT  Serius nearmiss, contoh: dus berat dari lemari buku terjatuh kesebelah pekerja yang sedang bekerja  Kondisi darurat, contoh: pekerja masih meneruskan rapat saat kebakaran terjadi di kantor.  Suara alarm, contoh: pekerja masih melakukan pekerjaan maintenance (pemeliharaan) saat alarm kebakaran berbunyi

65

Yang Harus dan Jangan dalam SWA….Yang

66

HARUS

JANGAN



Hentikan pekerjaan saat anda melihat tindakan atau kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan kecelakaan.

 Debat kusir mengenai bahaya .



Kartu SWA tidak diwajibkan untuk melaksanakan SWA.



Terapkan tanpa dampak terhadap pelaku SWA.

 Menunjuk atau menyalahkan seseorang – SWA fokus pada bahaya.



Komunikasikan dengan anggota tim.



Berbagi lessons learned sesuai kebutuhan.

 Menyalahkan seseorang karena ia melakukan SWA.

 Bereaksi negatif atas SWA, baik melalui bahasa tubuh, lisan, dan emosi / marah kepada orang yang menghentikan pekerjaan

Quiz 1. Apakah yang dimaksud dengan SWA? 2. Siapa yang dapat melakukan SWA? 3. Apa yang harus dilakukan setelah SWA berjalan?

Selesai dan Kembali 67

J. Ray McDermott

SIMOPS (Simultaneous Operation/Operasi Bersama)

Simops adalah  Simultaneous Operations (SimOps) adalah pelaksanaan dua atau lebih kegiatan operasi secara bersamaan di tempat yang berdekatan:  Kegiatan Operasi produksi dengan Kegiatan Operasi pengeboran.  Kegiatan Kontruksi dengan kegiatan Operasi Produksi.  Penggunaan Jaringan Jalan bersama-sama

69

Tujuan Prosedur Simops  Memastikan keselamatan terhadap pekerja , facilitas dan lingkungan tetap terjaga dan terkontrol saat dilakukan kegiatan kerja/operasi bersama.  Memastikan kemungkinan konflik, resiko dan bahaya sebelum melakukan dua pekerjaan atau lebih dalam lokasi dan area kerja yang sama/berdekatan.

 “ Peraturan dan prosedur keselamatan yang lain harus tetap diikuti saat memenuhi SIMOP procedure. Aplikasi dari prinsip serta falsafah Tenets

of Operation dan Stop Work Authority tetap berlaku.”

70

Kunci Sukses Pelaksanaan Simops Komunikasi. ..Komunikasi… Komunikasi 1. komunikasi yang jelas dan berkesinambungan harus dipelihara di antara pekerja yang terlibat (Produksi, Drilling atau kontruksi) di lokasi di mana operasi bersama dilakukan. 2. Komunikasi harus dilakukan: • Sebelum dilakukan Operasi Bersama (SimOps) • Rapat harian, dan • Didokumentasikan pada catatan buku harian Operasi Bersama. 3. Dengan melengkapi dokumen: • SimOps Plan Form – Sebelum memulai aktifitas SIMOPS • SimOps Checklist – Awal dan setiap minggu • SimOps Log - Harian 71

Siapa yang Harus Menjalankan Prosedur Simops ?  Setiap Work Team Leader yang memulai proyek atau pekerjaan yang melibatkan dua atau lebih kegiatan secara bersamaan, bertanggung jawab untuk memastikan Rencana Operasi Bersama dibuat dan disetujui.  Personil di bawah ini bertanggung jawab untuk melengkapi dokumen SimOps :  SimOps Plan Form – Semua Supervisor unit kerja (WTL) yang terlibat dalam Simops.  SimOps Checklist – Semua Supervisor unit kerja (/WTL) yang terlibat dalam Simops.  SimOps Log – Simop Controller

72

Simops Plan Form SimOps Plan Form : Rencana operasi bersama Digunakan untuk membuat satu rencana tertulis yaitu:

73



Menunjuk pihak yang bertanggung-jawab untuk berbagai operasi yang sedang dilaksanakan.



Identifikasi bahaya dan penanggulangan yang tepat (tindakan dan pencegahan)



Daftar nama Supervisor/Work Team Leader setiap unit kerja yang terlibat dan nomor telepon/komunikasi yang bisa dihubungi



Penanggung jawab dalam tanggap keadaan darurat dan



Menentukan sistem Komunikasi yang jelas kegiatan operasi

di antara berbagai

Simops Plan Form

74

Simops Log

Catatan harian operasi bersama:  Harus dipergunakan selama operasi bersama, sebagai dokumen diskusi selama kegiatan berlangsung dan dilengkapi harian oleh Work Team Leader sebelum memulai kegiatan operasi bersama.  Salinan dari catatan harian harus dikirimkan ke Dept. Representative

untuk dibahas pada basis mingguan.  Catatan harian ini harus disimpan di Field office untuk masa satu tahun, setelah itu catatan tersebut akan dibuang.

75

Simops Log

76

 Kegiatan rapat harian bersama harus dilakukan dan dihadiri oleh setiap WTL dan kesepakatan ditulis di Simop log

77

Simops Checklist  Digunakan untuk memenuhi Rencana Operasi Bersama (SimOps Plan)  Sarana untuk memastikan kondisi setiap bagian sesuai dengan rencana SimOps.  SimOps checklist ini dilengkapi oleh WTL/ Pengendali SimOps dan direview setiap minggu.

78



QUIZ?

1. Aspek apa yang paling kritis dari SIMOPS? 2. Apakah PTW masih diperlukan jika telah melengkapi SIMOPS? 3. Apakah SIMOP menjamin dua pekerjaan atau lebih dapat dikerjakan bersama sama? 4. Apakah SWA atau TENET OPERATION dapat menghentikan SIMOPS? 5. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan SIMOPS documents.

Selesai dan Kembali 79

LISTRIK

80

Fakta dan Bahaya Listrik  Hampir 80% kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan oleh masalah pada listrik.  1 dari 7 kecelakaan listrik adalah fatal.  Kesetrum, terjadi ketika tubuh menjadi bagian dari jalur energi listrik ke bumi.  Terbakar, karena arus listrik yang melalui tubuh dan kulit tidak dapat menahan panas yang ditimbulkannya.  Kebakaran, karena peralatan yang terlalu panas seperti sambungan pada panel listrik yang longgar, stop kontak longgar.

81

Kenali Bahaya Listrik di Sekitarmu!!

Macam Bahaya Listrik 1. Tersengat Listrik 2. Kebakaran Listrik 3. Busur Listrik dan Ledakan

Grafik Arus vs Waktu dan Reaksi Tubuh

Kajian Arc Flash  

Arc Flash Hazard Analysis Kajian terhadap pekerja yang potensial terkena energi arc-flash, dilakukan dengan tujuan mencegah cidera dan melakukan praktek kerja selamat, batas area perlindungan terhadap arc-flash dan kesesuaian APD yang dikenakan.

Batasan Area Bahaya Listrik  Prohibited Approach Boundary (to electrical hazards) Batas mendekat dimana pekerjaan didalamnya dianggap sama dengan menyentuh konduktor atau bagian sirkuit listrik bertegangan yang terbuka.

 Restricted Approach Boundary (to electrical hazards) Batas mendekat dimana didalamnya terdapat peningkatan resiko tersengat listrik, dikarenakan electrical arc dan pergerakan yang tidak disengaja, terhadap personil yang bekerja di area dekat dengan konduktor atau bagian sirkuit listrik bertegangan yang terbuka.

Batasan Area Bahaya Listrik  Limited Approach Boundary (to electrical hazards) Batas mendekat pada jarak dari konduktor atau bagian sirkuit listrik bertegangan yang terbuka dimana terdapat bahaya sengatan listrik. Note: Unqualified personnel tidak boleh mendekati konduktor bertegangan listrik yang terbuka lebih dekat dari limited approach boundary.

Tips menghindari “Kesetrum” dan Bahaya Listrik lainnya 1. Jangan coba-coba menyentuh ujung kabel yang telanjang, bila kita tidak tahu apakah kabel itu bertegangan atau tidak. 2. Bila tangan anda basah, harus dikeringkan dulu sebelum memasang atau mencabut “colokan” listrik ke/dari stop kontak. 3. Bila anda merasa takut saat memasang atau mencabut “colokan” listrik ke/dari stop kontak, berdirilah di atas karpet. 4. Ganti dengan yang baru untuk “colokan” listrik, “stop kontak” atau kabel yang terkelupas bila anda lihat tidak meyakinkan. 5. Bila ada “colokan” atau “stop kontak” listrik yang terkena cipratan air jangan digunakan dulu sampai benar-benar kering atau dikeringkan dulu dengan alat pengering. 6. Gunakan peralatan listrik (kabel, stop kontak, saklar, dll) yang telah memenuhi SPLN (Standard PLN). 7. Gunakan peralatan listrik di luar ruangan yang memenuhi standar penggunaan di luar ruangan. Peralatan listrik di dalam ruangan yang memenuhi standar penggunaan di dalam ruangan (Lihat PUIL 2000). 8. Lakukan LOTO pada panel listrik oleh personil yang ditunjuk Chevron apabila akan bekerja dekat dengan instalasi listrik yang bertegangan. 9. Gunakan GFCI pada peralatan listrik untuk menghindari bahaya kesetrum. Terutama di luar ruangan dan pekerjaan konstruksi. 10.Besar daya listrik peralatan yang digunakan harus lebih kecil dari ukuran maksimal daya listrik kabel listrik yang digunakan.

Fakta Tentang Kabel Rol AS Consumer Product Safety Commission (CPSC): • 4000 kecelakaan pertahun • Setengahnya mengakibatkan patah tulang atau keselo karean tersandung • 13% melibatkan anak-anak dibawah 5 tahun • 3300 peristiwa kebakaran pertahun

Jangan Lakukan Ini !

Selesai dan Kembali 91

J. Ray McDermott

EXCAVATION (Pekerjaan Penggalian)

Pendahuluan  Penggalian dikenal sebagai salah satu konstruksi yang berbahaya.  Pekerja pada saat penggalian harus dilindungi dari keruntuhan/longsoran, kecuali galian batu/tanah yang stabil dan/atau kurang dari kedalaman 5 feet (1,5 m), dan dimana penggalian dikerjakan oleh orang yang ahli atau sudah berpengalaman dimana keruntuhan sudah diperhitungkan .  Pekerjaan penggalian yang dalamnya lebih dari 30 Ijin Kerja Penggalian (Excavation Permit).

cm, harus membuat

 Masa berlaku Ijin KerjaPenggalian 7 hari.

 Penggalian yang dalamnya lebih dari 1,25 m, harus membuat Ijin Kerja Penggalian dan Ijin Kerja Di Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit) 93

Istilah-Istilah Dalam Penggalian  Excavations/Galian :adalah kegiatan pemotongan/penggalian tanah di bawah permukaan tanah dengan memindahkan tanah ke tempat lain dengan tetap menjaga tingkat keamanan dinding.  Trench: adalah penggalian dengan kedalaman lebih besar dari lebarnya  Competent Person: Orang yang pernah mendapatkan training OSHA tentang standar galian, sistem perlindungan, dan memiliki wewenang untuk menghentikan pekerjaan.  Shoring: Perkuatan tebing atau kemiringan dengan metal atau kayu pada sistem hidraulik atau mekanik/manual yang didesign untuk menahan keruntuhan tebing/kemiringan galian

94

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian 

Pre-Job Planning dan Job Hazard Analysis  Identifikasi scope pekerjaan dan bahaya yang mungkin terjadi



Mengumpulkan data lapangan  Jenis tanah dibutuhkan untuk menentukan kemiringan lereng, parit (trench), dan Shoring  Apakah dekat dengan struktur/bangunan yang ada dan bagaimana dengan kondisinya?

 Kondisi air permukaan dan air tanah  Kondisi cuaca,  Bagaimana dengan lalu-lintasnya.



95

Penggalian lebih dari 30 cm harus membuat ijin kerja penggalian.

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian 

Ahli Listrik, Ahli Perpipaan, IT dari departemen terkait akan memeriksa terlebih dahulu area yang akan digali sebelum ijin Kerja disahkan oleh Permit Approver, meliputi: 

Underground utilities dan Pre-work Inspeksi lapangan



Cek untuk fasilitas existing underground (pipa, kabel elektrik, FO, dll) dan pastikan lokasinya.



Sebelum melakukan penggalian, lokasi kerja harus diinspeksi oleh WTL untuk menentukan apakah dibutuhkan perlakuaan khusus dari sisi safety.

 Orang yang ber kompeten dalam penggalian dibutuhkan di lapangan untuk menyaksikan penggalian jika ada personil yang akan memasuki area penggalian dalam kondisi Ruang Terbatas

96

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian  Penggalian lebih dalam dari 5 feet (1,5 m) membutuhkan kemiringan/bench atau suatu sistem pengaman seperti shoring/bracing sebelum ada personil diijinkan masuk.  Semua bahaya yang ada di permukaan yang dapat melukai pekerja harus dipindahkan atau di support sebaik mungkin untuk mengamankan para pekerja.  Walkway atau jembatan dengan guardrail harus disiapkan dimanapun pekerja akan menyebrangi trench.  Galian yang lebih dari 4 feet (1,25 m) ada kemungkinan oksigen kurang dari 19,5%, untuk itu harus dibuat Ijin Kerja di Ruang Terbatas dan gas test dilakukan sebelum orang masuk ke dalam galian, dan di tes secara periodik untuk lebih aman.  Penggalian dengan kedalaman lebih dari 4 feet (1,25 m) harus disiapkan dengan akses keluar masuk yang aman setiap 25 feet (7,5 m) disepanjang galian. 97

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian  Jika galian dekat dengan jalan raya atau alat bergerak, jalur pengaman mengacu kepada Traffic Management Plan harus dipasang untuk melindungi pekerja, seperti: barikade, jaring, lampu sorot, kerucut lalu lintas.

 Jika galian dibiarkan terbuka sampai larut malam dan posisinya berada pada tempat orang berjalan atau mengemudi maka pencegahan tambahan harus dilakukan seperti: menempatkan tanda peringatan dan/atau penerangan illumination sepanjang walkway, pagar, penutup.

 Rencana Tanggap Darurat harus dibuat sebelum memasuki galian atau parit.

 Setiap aliran air, jika dianggap sebagai bahaya harus dikumpulkan pada suatu kolam dan dipompa keluar dari galian.

 Untuk melindungi pekerja dari material galian, tanah galian harus ditempatkan dan dijaga 3 feet (1 m) atau lebih dari sisi galian. 98

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian  Ketika alat bergerak bekerja dekat dengan galian, atau ketika mencapai sisi galian, jika operator tidak memiliki pandangan yang jelas dengan galian maka sistem peringatan harus dibuat (stopper, barikade, dll).  Pada kedalaman penggalian 5 feet (1,5 m) atau lebih dibutuhkan perencana yang ahli untuk menentukan jenis tanah dan sistem pengamanan yang sesuai.  Kebutuhan akses jalan keluar-masuk di dalam galian:

99

 Terdapat akses jalan keluar untuk galian sedalam 4 feet (1,25 m) atau lebih  Pengaturan jarak antar tangga atau jalan keluar yang lain adalah 25 feet (7,5 m).  Tangga harus aman dan harus ada lebihan dari landasan sebesar 36” atau 0,9 m:,  Tangga metal harus diteliti, bila ada aliran listrik disekitarnya.

100

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian  Kendaraan atau beban berat apapun tidak boleh lebih dekat dari 1 m dari tepi penggalian

101

Yang Harus Dipersiapkan Untuk Pekerjaan Penggalian  Metoda pengontrolan keberadaan air dan akumulasi air harus disiapkan dan menjalankan hal-hal berikut bila pekerja diijinkan untuk bekerja di dalam galian:  Air permukaan mengalir menjauhi galian.  Pekerja keluar dari galian selama hujan lebat.  Setelah hujan, galian harus diperiksa kembali dengan cermat sebelum pekerja diijinkan untuk masuk kembali ke dalam galian.  Ada yang menyedot atau mengeluarkan air dari galian bila terdapat genangan air

Selesai dan Kembali 102

J. Ray McDermott

BEKERJA DI KETINGGIAN

Yang Termasuk Dalam Bekerja di Ketinggian: 1. Bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 tanah.

m dari permukaan

2. Bekerja dengan menggunakan peralatan penahan jatuh. 3. Menggunakan perancah/scaffolding. 4. Bekerja dengan tangga.

104

1. Bekerja Di Ketinggian 1. Bahaya harus diidentifikasi dan dikendalikan sebelum memulai pekerjaan dengan menyiapkan JSA. 2. Pekerja yang melakukan pekerjaan di ketingggian harus terlatih untuk menggunakan, merawat dan memeriksa peralatan bekerja di ketinggian dengan benar. 3. Pekerja di ketinggian menggunakan penahan jatuh (full body harness,)

105

2. Penggunaan Alat Penahan Jatuh  Orang yang memakai sistem penahan jatuh (fallarrest system) tidak boleh bekerja sendiri dan harus menggunakan 100 percent tie off (alat penahan jatuh selalu terhubung/terkait saat naik, turun, berpindah dan melaksanakan pekerjaan. Seseorang harus siap dengan cepat untuk proses penyelamatan pertama jika terjadi insiden jatuh dan juga untuk memberitahukan petugas penyelamat untuk membantu pekerja yang jatuh  Peralatan bekerja diketinggian harus diinspeksi secara berkala dan tercatat untuk memastikan bahwa peralatan tersebut aman digunakan.

106

2. Penggunaan Alat Penahan Jatuh Penahan jatuh digunakan ketika:  Bekerja di ketinggian lebih 1,8 m di atas permukaan tanah, seperti:  Bekerja di atas perancah/scaffolding.

 Pekerja yang mendirikan perancah dan bekerja diluar pagar pengaman dan berada pada elevasi 1,8 m atau lebih diatas permukaan tanah.  Pekerja yang merawat crane boom.  Welder yang melakukan pengelasan diatas perancah.  Memasang insulasi di atas perancah.

 Melakukan pengecatan di atas perancah.

107

2. Penggunaan Alat Penahan Jatuh Pemilihan Titik Jangkar  Titik jangkar untuk alat penahan jatuh harus berada diatas kepala orang yang kerja.  Titik jangkar harus memastikan bahwa, jika terjadi jatuh, keadaan dibawah harus bebas halangan dan bahaya dan pekerja tidak mengayun atau menyentuh tanah.

108

3. Penggunaan Perancah (Scaffolding)  Perancah dapat dibuat bebas berdiri (freestanding), bergantung (hanging/suspended), dipindah-pindah (mobile), atau khusus sesuai kebutuhan kerja, kondisi tempat kerja, dan beban kerja.  Berikut adalah persyaratan-persyaratan untuk mendirikan, menggunakan dan merawat perancah:  Memerlukan ijin kerja untuk mendirikan perancah  Perancah harus berdiri diatas tanah padat dan disiapkan pijakan pelat dasar untuk kestabilan. Pada tanah labil, harus di sediakan pelat, mudsill, atau bentuk fondasi lainnya.  Perancah harus didirikan, dirubah, dan di bongkar hanya oleh orang yang berkompeten (bersertifikat) dan dibawah pengawasan orang yang berkompeten. Di Chevron, scaffolder harus disertifikasi.

109

3. Penggunaan Perancah (Scaffolding)  Perancah harus di inspeksi dan diberikan label oleh inspektur scaffolding yang ditunjuk:  Label merah artinya perancah sedang didirikan, belum diinspeksi dan TIDAK BOLEH DIGUNAKAN.  label hijau berarti perancah sudah terpasang, sudah di inspeksi oleh orang yang berkompeten dan bersertifikat dan BOLEH DIGUNAKAN.  Perancah harus di inpeksi secara teratur setiap 7 hari atau setiap ada modifikasi oleh inspektur scaffolding 110

3. Penggunaan Perancah (Scaffolding)  Tanda peringatan dan barikade untuk perancah yang belum selesai harus dipasang.  Perancah yang didirikan tidak menghalangi jalan masuk dan keluar untuk area kerja, serta rute keluar untuk keadaan darurat. Jika perlu dibuat rute/jalan alternatif.  Perancah harus di inpeksi setiap hari dan sebelum digunakan oleh pengguna perancah.

 Perancah harus aman dan mampu menahan beban yang dibutuhkan.  Perancah harus dipasang papan yang aman (toeboard) untuk mencegah jatuhnya benda diantara papan dan lantai.

 Papan platform harus rapat dan aman.  Perancah harus mempunyai tangga naik yang sesuai dan aman. 111

3. Penggunaan Perancah (Scaffolding)  Platform kerja harus cukup lebar untuk akses jalan yang lancar.  Apabila platform kerja lebih dari 6 kaki atau 1,8 m harus dipasang pagar: 

Pengaman atas (top rails), tinggi pagar atas 42 inchi (107 cm ) dari platform.



Pegangan tengah (midrails), dan



Toeboards.

 Pekerja dilarang bekerja pada perancah ketika terjadi angin kencang atau badai.  Penahan jatuh perorangan (harness and lanyard) harus dipakai oleh:  Pekerja yang terpapar bahaya jatuh dan 100% tie off.

 Pekerja yang mendirikan perancah dan bekerja diluar pagar pengaman dan berada pada elevasi 1,8 m atau lebih diatas permukaan tanah.

 Chevron tidak merekomendasikan perancah bambu. 112

4.Bekerja Dengan Tangga  Meskipun tangga tidak diklasifikasikan sebagai pencegah jatuh atau penahan jatuh namun tangga secara umum digunakan untuk bekerja di ketinggian.  Tangga jinjing digunakan untuk pekerjaan durasinya pendek, mudah dijangkau dan dilakukan dengan satu tangan. Namun begitu, tangga jinjing hanya digunakan apabila tidak ada alat lain yang dapat digunakan untuk bekerja di ketinggian.  Tangga jinjing secara umum terdiri dari tangga tunggal dan ekstensi. Tangga jinjing bisa dibuat dari alumunium, kayu, dan fiberglass dan bukan buatan sendiri.

113

4.Bekerja Dengan Tangga Risiko-Risiko Tangga Jinjing  Jika menjangkau terlalu jauh dan tangga terungkit  Tidak menggunakan three point contact ketika turun atau naik, kehilangan keseimbangan dan jatuh.  Pijakan labil menyebabkan tangga terungkit.

 Kaki tangga terlalu dekat atau jauh dari bangunan.  Tangga rusak atau tidak layak di gunakan.

 Posisi tangga ekstensi atau lipat tidak dikunci.  Kabel listrik menyentuh tanggal

Selesai dan Kembali 114

BYPASS CRITICAL PROTECTION Mem-bypass peralatan pengaman

115

Apa Bypass Critical Protection?  Untuk sementara memblokir, mengisolasi, menghambat, jumper, atau menonaktifkan perangkat atau sistem pengaman (alarm kebakaran, alat Emergency Shut Down, gas detector, dll) sehingga tidak akan menjalankan fungsi yang dirancang, untuk tujuan pengujian, pemeliharaan, ada pekerjaan lain yang mungkin mengganggu peralatan pengaman tersebut dan startup.

116

Langkah melakukan Bypass Critical Protection  Identifikasi perangkat yang akan di-bypass sementara  Mendapatkan persetujuan (melalui proses MOC )  Flag/tandai perangkat yang akan di-bypass  Lakukan bypass  Monitor fungsi/system yang di-bypass  Selesaikan aktifitas (startup, shutdown, operation, maintenance, atau testing)  Kembalikan ke posisi semula  Check/verifikasi kelengkapan pekerjaan dan beritahukan kepada seluruh pekerja yang berkaitan sebelum melepaskan bypass dan flag.

Siapa Yang Dapat melakukan Bypass Critical Protection

Personil yang berkompeten (terlatih, berpengalaman dan mengetahui sistem peralatan pengaman) yang ditunjuk oleh Manajemen Chevron.

Selesai dan Kembali 118

J. Ray McDermott

ALAT PELINDUNG DIRI

Alat Pelindung Diri Minimum  Alat Pelindung Diri minimum WAJIB digunakan ketika bekerja di area Chevron, meliputi:  Helm keselamatan beserta bee net.  Kaca mata keselamatan.  Baju kerja seragam perusahaan lengan panjang.  Sepatu keselamatan  Sarung tangan  Kode warna helm:  Putih: karyawan dan tamu  Hijau: SSE  Biru: Electrical  Merah: Fire & Rescue team  Alat Pelindung Diri boleh tidak digunakan di area AMAN atau tidak diwajibkan menggunakan APD seperti: Shelter, area Field Office. 120

Alat Pelindung Diri Khusus  Alat Pelindung Diri Khusus WAJIB digunakan sesuai bahaya yang timbul dari pekerjaan tersebut. Misal: welding masker, apron las, face shield untuk operator pengelasan.  Kebutuhan Alat Pelindung Diri Khusus diidentifikasi di Job Hazard Analysis.  Perusahaan wajib menyediakan Alat Pelindung Diri Khusus sesuai identifikasi bahaya yang dilakukan dalamJHA.  Area kerja dimana Alat Pelindung Diri /Khusus diperlukan harus diberi petunjuk jenis Alat Pelindung Diri yang wajib digunakan di area tersebut.  Standard Alat Pelindung Diri Khusus diatur didalam standard Chevron.  Alat Pelindung Diri non standard TIDAK BOLEH digunakan ditempat kerja. 121

Alat Pelindung Diri Khusus  Karyawan WAJIB menggunakan Alat Pelindung Diri Khusus selama pekerjaan berlangsung.  Contoh Alat Pelindung Diri Khusus:  Body harness untuk bekerja di ketinggian

 Masker untuk pekerjaan pengecetan

122

Penyimpanan dan Perawatan APD  Kelengkapan sebuah Alat Pelindung Diri,seperti tali pengikat harus dijaga tetap lengkap.  Alat Pelindung diri JANGAN disimpan bersamaan dengan peralatan kerja.  Alat Pelindung Diri TIDAK BOLEH digunakan yang tidak sesuai peruntukannya, seperti menggunakan helm untuk gayung.  Kaca mata keselamatan agar tidak cepat buram, ketika tidak digunakan disimpan dalam bungkusnya atau dimasukan dalam kantong plastik agar tidak tergores.  Alat Pelindung Diri yang sudah rusak tidak boleh digunakan lagi dan harus diganti, karena sudah tidak dapat melindungi pekerja dari bahaya.

Selesai dan Kembali 123

J. Ray McDermott

MSDS Lembar informasi Keselamatan Bahan

MSDS • MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah salah satu cara yang bisa dipakai untuk memberikan informasi tentang bahan kimia yang berbahaya dan atau beracun • MSDS merupakan bagian dari Komunikasi Bahaya (Hazard Communication). • MSDS mengandung informasi mengenai komposisi produk, prosedur penanganan secara aman, prosedur yang harus dilakukan pada saat terjadi tumpahan, atau buangan yang tidak disengaja (spill). • MSDS dibuat oleh dan didapat dari perusahaan pembuat produk bahan kimia tersebut, dan perusahaan yang membeli bahan tersebut harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia yang digunakan. • MSDS harus tersedia di tempat kerja, khususnya di tempat penyimpanan dan tempat penggunaan bahan kimia.

125

MSDS • Selain MSDS, informasi mengenai bahan berbahaya kimia didapat dari label di tempat penyimpanan bahan tersebut, informasi pada saat dilaksanakan training. • Chevron harus mendapatkan salinan dan wajib menyimpan salinan MSDS ditempat kerja. • Sebagai pekerja : • Berhak untuk mengetahui bahan kimia berbahaya yang ada di tempat kerjanya, • Bertanggung jawab untuk lebih mengetahui dan mendapatkan informasi bagaimana cara melindungi diri sendiri dan bekerja dengan selamat ketika menangani bahan kimia berbahaya, • Wajib menyediakan waktu untuk membaca dan memahami informasi dalam MSDS untuk semua B3 yang ada di tempat kerja kita. 126

Informasi Yang Tersedia Dalam MSDS 1.

Identitas dari bahan kimia yang digunakan terdapat pada label

2.

Nama spesifik kimia dan nama umum

3.

Karakteristik fisika dan kimia

4.

Bahaya fisika

5.

Bahaya terhadap kesehatan

6.

Jalan masuk utama (route of entry)

7.

Batas ambang yang direkomendasikan

8.

Apakah mempunyai potensi karsinogen

9.

Tindakan pencegahan yang dapat dilaksanakan untuk penanganan yang aman dan penggunaan

10. Langkah pengendalian yang dapat dilakukan 11. Prosedur keadaan darurat dan pertolongan pertama 12. Tanggal pembuatan MSDS atau revisi terakhir 13. Nama, alamat, telephone dari pabrik, importir atau institusi yang bertanggung jawab 127

MSDS  Contoh lembar MSDS

128

Tempat Bahan Kimia HarusDiberiLabel • Chevron mewajibkan semua kontainer untuk bahan kimia diberi label. • Label harus menghadap ke depan atau mudah dilihat. • Kontainer/botol bahan kimia yang tidak diberi label sangat berbahaya untuk keselamatan karena dapat tertukar dengan botol air minum.

129

Penggolongan Bahan Beracun dan Berbahaya 1. Mudah meledak 2. Peng-oksidasi 3. Sangat mudah sekali menyala 4. Sangat mudah menyala 5. Mudah menyala 6. Amat sangat beracun 7. Sangat beracun

130

8. Beracun 9. Berbahaya 10. Korosif 11. Iritasi 12. Bahaya bagi lingkungan 13. Karsinogen 14. Teratogenik 15. Mutagenik 16. Gas bertekanan

Simbol Bahan Beracun dan Berbahaya

Mudah Meledak

Iritasi

131

Oksida

Korosif

Mudah Terbakar

Beracun

Berbahaya untuk Lingkungan

Karsinogenik, tetragenik, mutagenik

“Harmful“

“Pressured Gas”

Rute Paparan Bahan Kimia  Sangat penting untuk diingat bahwa B3 dapat menyebabkan timbulnya bahaya kesehatan jika terjadi kontak dengan tubuh manusia  Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh dengan 3 cara: 1. Inhalation / Pernapasan 2. Skin absorption/ Absorsi Kulit 3. Ingestion/ Tertelan

 Untuk itu gunakan masker, sarung tangan karet, gogles dan tidak makan minum dekat bahan kimia. Cucilah tangan setelah bekerja dengan bahan kimia Selesai dan Kembali 132

J. Ray McDermott

ANALISA BAHAYA

Kapan Analisa Bahaya Harus Dilakukan? Tahapan Perencanaan Planning Phase Pekerjaan

Hazard Analysis

134

Tahapan Ijin Permitting Kerja Phase

Tahapan Pelaksanaan Implementing Phase Pekerjaan

Job Safety Analysis (JSA)

Think Incident Free (TIF)

Proses JHA/JSA  Sebelum Work Team Leader mengajukan ijin kerja kepada Area Controller, maka tim yang akan melakukan pekerjaan (WTL, foreman, safety officer) membuat Analisa Bahaya (Job Hazard Analysis).  JHA yang sudah ditandatangani oleh WTL dilampirkan bersama pengajuan Ijin Kerja.  JHA adalah jiwa daripekerjaan yang akan dilakukan, karena berisi tahapan pekerjaan, identifikasi bahaya dan pengendalian yang harus dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.  Pengendaian bahaya yang tidak sesuai dengan JSA,maka pekerjaan dapat di SWA.  Dokumen JSA harus tersedia di tempat kerja.

135

Formulir JHA  JHA dibuat tim yang akan bekerja.  Di review dan disetujui oleh Chevron.

136

Isi dariJHA JHA berisi:  Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan,mulai dari persiapan sampai dengan pekerjaan selesai.  Identifikasi bahaya yang berpotensi ada dalam setiap tahapan pekerjaan. Pergunakan 10 sumber energi sebagai alat bantu.  Tindakan pengendalian yang diperlukan untuk menghilangkan bahaya. Tentukan tindakan pengendalian yang tepat terhadap PERALATAN, ORANG DAN AREA KERJA dan dapat diverifikasi dilapangan seperti:     

memasang barikade seputar area kerja, memasang pagar, menggunakan helm selama bekerja, menggunakan masker N95, memasang petunjuk keselamatan “ada aktifitas pengangkatan”, dll.

Contoh tindakan mitigasi yang tidak dapat diverifikasi:  hati-hati saat bekerja,  gunakan PPE,  perhatikan posisi tangan,dll. 137

JSA  JHA yang sudah disetujui pihak Chevron, dibawa ke tempat kerja dan dan dijelaskan oleh WTL kepada anggota tim sekaligus melakukan verifikasi tindakan mitigasi yang sudah ditetapkan dalam JHA sebelum pekerjaan dimulai. JHA yang sudah dijelaskan kepada pekerja dinamakan JSA.  Hasil analisa bahaya dalam JHA dapat dilengkapi apabila hasil diskusi dilapangan menunjukan adanya potensi bahaya lain yang belum dikendalikan (onsite JSA). Onsite JSA disetujui oleh pihak Chevron.  JSA dapat diperbaharui setiap saat apabila ada potensi bahaya lain yang belum teridentifikasi dan perlu dikendalikan.

138

Sumber Energi  10 sumber energi sebagai alat bantu dalam melakukan identifikasi bahaya          

Grafitasi Gerakan (Motion) Mekanik (Mechanical) Listrik (Electrical) Tekanan (Pressure) Suhu (Temperature) Kimia (Chemical ) Biologi (Biological) Rdiasi (Radiation) Suara (Sound)

Selesai dan Kembali 139

J. Ray McDermott

ISOLASI ENERGI DAN LOCK OUT TAG OUT (Loto)

Apa Isolasi Energi itu?  Proses memisahkan energi berbahaya atau zat beracun dari pekerja yang bekerja di fasilitas berbahaya tersebut.  Energi berbahaya tersebut:  Listrik  Energi mekanis (energi kinetis dari benda bergerak)  Energi tersimpan (energi yang potensial untuk terlepas)  Cairan, uap atau gas bertekanan, termasuk udara  Energi kimia  Energi panas  Untuk mencegah terjadinya kecelakaan terhadap pekerja dan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan, pencemaran serta loss production, yang disebabkan oleh energization, start-up atau pelepasan energi yang tidak terduga oleh peralatan atau proses pada saat melakukan pemeliharaan, perbaikan atau modifikasi peralatan. 141

Apa Loto itu?  “Lockout” – proses dimana suatu kunci/gembok digunakan mengunci suatu peralatan pada posisi “off” atau posisi aman.  Alat pengunci (“lockout device”) – alat bantu yang dipakai dalam penguncian suatu titik isolasi (“isolation point”). Alat pengunci dapat berupa rantai, handel valve, tombol yang dapat digembok, dll.  “Tag out” – aktivitas pembubuhan suatu tag/tanda pada tiap “isolation point” sebagai peringatan untuk tidak mengoperasikan alat yang di-tag tersebut.

142

Bagaimana Melakukan Isolasi Energi?  Isolasi Energi HANYA DAPAT DILAKUKAN OLEH PETUGAS PEMILIK FASILITAS DAN BERKOMPETEN.  Supervisor pekerja yang akan melakukan pekerjaan difasilitas itu memasang satu buah gembok (lock).

 Sebelum melakukan pekerjaan yang membutuhkan isolasi pada peralatan dan / atau pembukaan peralatan proses, personel yang kompeten harus melakukan analisis bahaya (diskusi di antara Pemberi Izin / area Controller dan Pengguna Izin) untuk mengidentifikasi potensi berbahaya yang berhubungan dengan isolasi dan untuk menentukan kontrol yang diperlukan untuk memastikan bahwa isolasi dan / atau membuka peralatan proses dapat dilakukan dengan aman.  Analisis bahaya harus mengidentifikasi potensi adanya kondisi energi tersimpan, gas mudah terbakar atau gas beracun dan lainnya yang berpotensi merusak atau zat berbahaya. 143

Bagaimana Melakukan Isolasi Energi?

144



Isolasi fisik positif disyaratkan untuk “bekerjadiruang terbatas” dan “hot work” di dalam tangki, “vessel”, kontainer, dsb



Titik isolasi harus dikunci (“locked”), dilabeli (“tagged” dan didokumentasikan ke dalam sertifikat Isolasi Energi .



Tiap kunci/label individu (“personal lock/tag”) yang dipakai untuk pengontrolan energi berbahaya harus sesuai dan digunakan oleh suatu individu saja. Pemakaian kunci grup (“group lock”) harus dikomunikasikan dengan benar .



Melakukan isolasi energi WAJIB membuat Ijin Sertifikat Isolasi Energi yang disetujui Area Controller dan Permit Approver.

Ijin Isolasi Energi Berbahaya

Ijin Isolasi Energi yang harus dibuat oleh WTL yang akan bekerja di fasilitas berbahaya

145

Kode Warna Gembok Isolasi  Kode warna pada gembok  Biru  mekanikal  Hijau  teknisi instrument

 Merah  teknisi listrik  Kuning operator  Warna gembok tambahan adalah ungu

 Kode warna kontraktor dibuat berbeda dari kepunyaan Chevron  Anak kunci harus berada dibawah kendali satu orang pada waktu tertentu. Sehingga hanya karyawan yang mengunci yang dapat membukanya.

Selesai dan Kembali 146

J. Ray McDermott

ALAT KERJA BUATAN SENDIRI Fabricated/homemade tools

Alat Kerja Buatan Sendiri  Alat kerja buatan sendiri: Peralatan kerja yang dibuat tanpa memenuhi standar industri (SNI, ASME, standard industri lainnya). Contoh:

148

Alat Kerja Standar 

Alat Kerja Standard (Standard tool): alat yang memenuhi standard industri yang berlaku, dibuat oleh sebuah perusahaan manufaktur (dengan dilengkapi dokumentasi yang tepat dan diperlukan) dan diperoleh secara komersial. Contoh:

Ada marking dari lembaga standarisasi

149

Kenapa Alat Buatan Sendiri DILARANG digunakan di Chevron?  Karena tidak ada pemastian dari kekuatan dan keamanan penggunaannya:     

Material Desain Proses pembuatannya QA/QC Penggunaannya.

 Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja

150

Apa Yang Harus Dilakukan Menghindari Penggunaan Homemade Tools?  Jangan gunakan homemade tools. Apabila alat kerja rusak, mintalah kepada supervisor untuk mengganti yang baru.  Lakukan inspeksi homemade tools sebelum bekerja dan rutin dijalankan.  SWA apabila ditemukan homemade tools.

151

Bagaimana Kalau Alat Kerja Tidak Ada Yang Buatan Pabrik?  Alat kerja tersebut dapat dibuat dengan melalui proses MANAJEMEN PERUBAHAN (Management of Change).  Dengan MoC, dipastikan ada proses untuk:  Jenis material yang tepat  Kekuatan alat  Desain alat yang aman

 QA/QC dalam proses pembuatannya.  WTL mengajukan proses MoC untuk pembuatan alat kerja non standard.

Selesai dan Kembali 152

Related Documents

Fswp Singkat Rev 3.pdf
November 2019 18
Biografi Singkat
June 2020 28
Rev
November 2019 47
Panduan Singkat Wakaf
June 2020 20

More Documents from "Iqbal Fahri (abu akif)"