PENJADWALAN PROGRAM OPERASI DI IBS No. Dokumen
No. Revisi
No. Halaman
01
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit : 01 Maret 2019
Ditetapkan, Direktur utama
dr. Ignatius Ivan Putrantyo NIK. 247.02.070618 PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Penjadwalaan program operasi di IBS baik elektif maupun cito 1. Untuk kelancaran tindakan pembedahan 2. Untuk meningkatkan pelayanan pembedahan 3. Untuk kepuasan pelanggan SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Setiap pasien yang akan dilakukan operasi harus dijadwal terlebih dahulu untuk menyiapkan SDM maupun logistik yang diperlukan untuk operasi PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF 1. Pasien masuk ke bangsal bedah sebelum tindakan pembedahan dengan disertai pemeriksaan persiapan pre operatif lengkap.
2. Pasien sudah dinyatakan layak operasi oleh dokter yang merawat (DPJP/operator dan dokter anestesi).
3. Petugas ruangan harus sudah mendaftarkan program operasi sehari sebelum tindakan pembedahan menggunakan lembar jadwal operasi sebanyak 2 (dua) lembar: Hari Senin s.d Jumat: jam 07.30 s.d 15.00 WITA
4. Program operasi disusun oleh petugas IBS (Koordinator perawat bedah atau petugas lain yang ditunjuk)
5. Program yang diajukan dari ruangan tidak semuanya dapat diterima, tetapi disesuaikan dengan kemampuan IBS.
6. Program operasi elektif dilaksanakan setiap hari kerja kecuali hari Sabtu, Minggu
dan hari raya. PENJADWALAN OPERASI EMERGENCI / CITO
1. Pada kasus operasi emergenci penjadwalan dan pelaksanaan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2. Petugas ruangan atau petugas IBS memberitahukan kepada Karu IBS atau koordinator bedah IBS tentang rencana operasi emergenci tesebut.
3. Selanjutnya Kepala ruang atau koordinator perawat IBS menghubungi operator, anestesi dan tim operasi cito.
4. Pelaksanaan operasi emergenci dilakukan di IBS oleh tim operasi cito UNIT TERKAIT
IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU
PENUNDAAN JADWAL PASIEN OPERASI ELEKTIF No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Revisi 01
Halaman
Penundaan jadwal operasi elektif yang sudah didaftarkan di IBS
1. Untuk meningkatkan pelayanan 2. Untuk meningkatkan kepuasan pasien 3. Menurunkan komplain pasien
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Pasien operasi elektif yang akan ditunda karena berbagai alasan harus dikomunikasikan sebaik mungkin pada pasien atau keluarganya
PROSEDUR
1. Alasan penundaan jadwal operasi a. Kondisi pasien yang belum optimal untuk dilakukan operasi b. Ada operasi emergenci yang lebih memerlukan penanganan secara cepat c. Ada kerusakan alat-alat di IBS sehingga tidak memungkinkan berlangsungnya operasi d. Program operasi yang terlalu banyak 2. Pemantauan jadwal operasi dan kondisi pasien dilakukan pagi hari sesudah morning meeting oleh koordinator perawat bedah. 3. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan dilakukan operasi pada hari itu, segera dilakukan klarifikasi dengan operator dan dokter anestesi. 4. Bila keputusan operasi pasien ditunda, maka segera lakukan pemberitahuan kepada ruang rawat yang bersangkutan. 5. Bila mendadak ada program cito yang jumlahnya banyak dan dimungkinkan akan memakan waktu yang lama, maka segera lakukan klarifikasi dengan operator dan dokter anestesi, dan komunikasikan dengan ruangan terkait bila diputuskan bahwa pasien elektif ada yang ditunda. 6. Pemberitahuan penundaan kepada pasien atau keluarga dilakukan oleh operator, anestesi, petugas ruang rawat, atau bila diperlukan oleh petugas IBS. 7. Pelaksanaan operasi pasien yang ditunda dilakukan bila kondisi pasien sudah membaik
UNIT TERKAIT
: IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU
PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN SEWAKTU DATANG DI IBS No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Revisi 01
Halaman
Penerimaan dan pemeriksaan identitas pasien pre operasi di IBS adalah menerima dan mencocokan pasien sebelum dilakukan tindakan pembedahan terhadap tehnik serta lokasi dan inform consent. 1. Memastikan tentang tehnik serta lokasi operasi 2. Melihat persiapan pasien prabedah termasuk kelengkapan dokumen dan ijin operasi 3. Menerangkan langkah-langkah penerapan dan penerimaan pasien sebelum pembedahan (pre-operatif)
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Semua pasien yang akan dilakukan operasi diterima dan dipantau oleh petugas pemantau chek list operasi
PROSEDUR
1. Mengidentifikasi pasien: a. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, status dan rekam medis pasien)
b. Mencocokkan pembedahan yang akan dilakukan (jenis operasi, lokasi dan diagnosa medis) 2. Memberikan motivasi dan penjelasan prosedur pembedahan kepada pasien. 3. Meneliti dan melengkapi status pasien dengan menggunakan lembar chek list, antara lain: a. Identitas pasien termasuk gelang pada pergelangan tangan b. Surat persetujuan (inform consent) c. Menanyakan pada pasien apakah dalam keadaan puasa d. Pemeriksaan RO, EKG dan laboratorium e. Memeriksa gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, cat kuku, peniti, jepit rambut, lipstik, dll. f. Persediaan obat dan darah g. Memastikan pasien sudah menggunakan baju operasi dengan benar. 4. Mengevaluasi keadaan umun dan vital sign 5. Memindahkan pasien kekamar tindakan dan memberikan penjelasan setiap akan melakukan tindakan 6. Membimbing dan memberikan petunjuk tentang tata cara berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh petugas IBS sesuai dengan agama dan kepercayaan pasien. UNIT TERKAIT
: IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU
PEMBEDAHAN PADA PASIEN INFEKSIUS (HEPATITIS B, C, HIV / AIDS) No. Dokumen
No. Revisi 01
Halaman
PENGERTIAN
Tindakan pembedahan dari penyakit infeksius (misal: Hepatitis B, C, HIV / AIDS)
TUJUAN
1. Untuk melindungi petugas dari penularan penyakit infeksius (hepatitis B, C, HIV / AIDS) 2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan bedah di IBS
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Pelaksanaan operasi pada pasien infeksius perlu dilakukan secara khusus dan diinformasikan oleh petugas ruang rawat sebelumnya.
PROSEDUR
Semua pasien yang direncanakan operasi dan diketahui atau diduga mengidap penyakit infeksius seperti hepatitis B, C, HIV / AIDS seperti pada pasien: pelacur, homoseksual, pengguna obat-obatan bebas perlu dilakukan pencegahan pada saat operasi sebagai berikut: 1. Jadwal operasi dilaksanakan ruang bedah khusus atau paling akhir dari jadwal operasi hari itu. 2. Petugas menggunakan baju dan APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari: masker dan topi disposibel, google, sarung tangan panjang khusus, jas operasi disposable, sepatu boot. 3. Meja operasi dilapisi plastik khusus dan sesudah operasi selesai dibuang. 4. Selama operasi perawat sirkuler ataupun petugas yang lain tidak boleh keluar masuk kamar operasi. 5. Kassa bekas dan cairan dari tubuh pasien ditampung tersendiri dan dibuang di tempat sampah infeksius. 6. Setelah selesai, kamar operasi tidak boleh dipakai, sebelum dilakukan pembersihan dan sterilisasi ruangan UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT
:
:
IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU
IGD, KB,IRNA,IRJA,ICU
PENANGGULANGAN KETIDAKSESUAIAN PENGHITUNGAN KASSA DAN ATAU INSTRUMEN No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
Suatu ketentuan yang mengatur bila ada ketidaksesuaian penghitungan kassa atau instrument dalam pelaksanaan tindakan pembedahan. Untuk mencegah dan melakukan tindakan sesegera mungkin bila terjadi ketidaksesuaian penghitungan. SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Semua pasien yang dilakukan operasi terutama pada kasus yang membuka rongga abdomen atau pada operasi kebidanan / kandungan. 1. Penghitungan kassa dan instrument dilakukan: a. Sebelum mulai operasi b. Sebelum operasi selesai (sebelum penutupan medan operasi) 2. Hasil penghitungan ditulis di lembar catatan
dan dilaporkan secara
jelas pada operator. 3. Apabila ada ketidak sesuaian jumlah kassa maupun instrument maka dicari secara teliti di tempat instrument, di doek operasi pasien, maupun di dalam medan operasi. 4. Bila tetap ada ketidaksesuaian jumlah kassa maupun insrtumen setelah dicari secara teliti pada medan maupun di daerah sekitarnya, maka diputuskan untuk dilakukan penutupan operasi. 5. Selanjutnya dibuat berita acara yang isinya telah terjadi ketidaksesuaian jumlah kassa dan atau instrument pada operasi tersebut, kemudian hal tersebut dilaporkan pada Ka IBS dan direktur. 6. Penghitungan jumlah kassa dan instrument dan ditulis dalam laporan operasi. UNIT TERKAIT
:
IBS
PERSIAPAN PASIEN TANPA MONDOK SEBELUM ANESTESI/PEMBEDAHAN No. Dokumen
No. Referensi
PENGERTIAN
Menangani pasien rawat sehari
TUJUAN
Pasien dapat dirawat dirumah
Halaman
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah pada pasien dengan operasi kecil
PROSEDUR
Pasien diperiksa oleh dokter menentukan
layak/tidak
untuk
bedah di poliklinik. Dokter bedah pembedahan
dengan
melakukan
pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin maupun khusus. 1. Kemudian menginstruksikan sebelum dilakukan pembedahan : a. Puasa Untuk dewasa
: 6 – 8 jam
Untuk anak-anak
: 3 – 4 jam
b. Beritahu kepada dokter anestesiologi untuk kelayakan anastesi. 2. Datang 1-2 jam sebelum pembedahan
UNIT TERKAIT
:
IRJA, IGD, IBS
PENAMBAHAN PASIEN OPERASI
No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Referensi
Halaman
Penambahan pasien operasi adalah penambahan jumlah pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di IBS diluar jadwal program operasi regular 1. Untuk meningkatkan pelayanan 2. Untuk kepuasan pelanggan
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa Penambahan jadwal operasi dari jadwal operasi regular dilakukan bila kondisi IBS memungkinkan
PROSEDUR
1. Bila ada penambahan jadwal operasi petugas ruangan mendaftarkan ke Koordinator perawat bedah / Ka ruang IBS 2. Penderita sudah mendapat persetujuan dari operator dan dokter anestesi 3. Persyaratan pre-operasi di ruangan sudah lengkap 4. Kamar operasi pada saat itu masih mampu 5. Bila kondisi IBS sudah overload maka diutamakan pasien yang sesuai dengan urutan klasifikasi (dapat dilakukan penundaan operasi pada pasien yang sudah terjadwal) UNIT TERKAIT
:
IBS
MEMAKAI PAKAIAN STERIL UNTUK OPERASI No. Dokumen
No. Referensi
Halaman
PENGERTIAN
Adalah suatu aktifitas memakai baju steril untuk pembedahan di kamar operasi
TUJUAN
Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai baju steril untuk operasi
SK KEBIJAKAN Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung (scrube tim) harus memakai baju steril. PROSEDUR
I. Pemakaian baju bedah sendiri 1. Ambil baju bedah steril, dengan cara memegang bagian leher, angkat dengan kedudukan setinggi bahu 2. Pegang bagian lengan setinggi bahu dan menjaga bagian dalam guna tetap menghadap pemakai 3. Buka dan masukan tangan kedalam lengan baju dengan tetap menjaga ketinggian setinggi bahu 4. Perawat sirkuler mengambil bagian dalam dari baju dan menarik kebelakang untuk merapikan dan harus menutup seluruh bagian belakang pemakai serta mengikat baju dengan rapi. II. Memakaikan baju bedah pada orang lain 1. Sebelum memasang baju steril pada orang lain seseorang harus memakai baju steril terlebih dahulu sesuai prosedur di atas. 2. Prosedur pengambilan baju sama seperti apabila memakai sendiri 3. Ambil jarak yang cukup dengan pemakai baju 4. Buka baju steril dengan tetap menjaga posisi setinggi bahu 5. Pakaikan kedua lengan secara bersama-sama 6. Perawat Sirkuler mengambil bagian dalam dari baju dan menarik ke belakang untuk merapikan dan harus menutup seluruh bagian belakang pemakai, serta mengikatkan tali baju dengan rapi. UNIT TERKAIT
:
IBS
CUCI TANGAN BEDAH SEBELUM OPERASI No. Dokumen
No. Referensi
Halaman
PENGERTIAN
Adalah aktifitas cuci tangan bagi personil yang akan mengikuti operasi secara langsung
TUJUAN
Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan prosedur cuci tangan sebelum operasi
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung (scube tim) harus melakukan cuci tangan sebelum operasi
PROSEDUR
1. Lepas semua perhiasan termasuk cicin dan jam tangan 2. Basahi tangan dengan air yang mengalir dari ujung jari sampai 2 cm di atas siku 3. Gunakan cairan antiseptic / sabun sesuai dengan petunjuk (chlorhexidine gluconate 4% 1x pompa = 5cc) cuci tangan mulai dari telapak tangan, punggung tangan dan jari-jari serta lengan bawah secara menyeluruh sampai 2cm di atas siku, kemudian bilas merata selama 1 menit. 4. Ambil sikat dan beri chlorhexidine gluconate 4% 1x pompa (5cc) 5. Bersihkan kuku secara menyeluruh dengan sikat 6. Kemudian bersihkan kuku, jari-jari, sela-sela jari, telapak tangan dan punggung tangan, cuci tiap jari seakan mempunyai 4 sisi 7. Scrub dengan pergelangan tangan pada tiap tangan 8. Kemudian scrub lengan bawah sampai 2cm diatas siku dan pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku (selama 1 ½ menit) Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku (selama 1 ½ menit atau 3 menit untuk kedua tangan) Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan tangan lebih tinggi dari siku Ulangi pemakaian chlorgexidine gluconate 4% sekali lagi hingga merata tanpa dibilas dengan air (selama 1 menit untuk kedua tangan) Pastikan posisi tangan diatas dan biarkan air menetes melalui siku Keringkan dengan handuk steril, dengan cara membagi menjadi 2 bagian, 1 bagian untuk tangan kiri 1 bagian untuk tangan kanan. Dengan cara memutar dari arah jari-jari tangan ke siku. Setelah selesai buang handuk pada tempatnya.
9. 10. 11.
12. 13.
UNIT TERKAIT
:
IBS
MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL UNTUK OPERASI No. Dokumen
No. Referensi
Halaman
PENGERTIAN
Adalah suatu rangkaian kegiatan memakai dan melepas sarung tangan secara steril
TUJUAN
Sebagai acuhan langkah-langkah dalam memakai dan melepas sarung tangan steril untuk operasi
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung (scrub tim) harus memakai sarung tangan steril
PROSEDUR
I. Memakai sarung tangan steril bila memakai sarung tangan tidak memakai baju operasi a. Menjumput sarung tangan pada bagian yang berlipat keluar b. Masukan jari-jari tangan dan sesuaikan, usahakan sarung tangan tidak menyinggung kulit c. Pakai sarung tangan yang lainnya dengan cara menjumput sarung tangan dari bagian dalam lipatan sarung tangan d. Masukan jari-jari tangan seperti pemakaian sarung tangan yang pertama e. Buka lipatan sarung tangan dengan cara mengambil bagian dalam lipatan sarung tangan, usahakan tidak menyentuh daerah kulit II. Pemakaian sarung tangan steril bila pemakai sarung tangan sudah memakai baju operasi a. Tangan berada di dalam baju bedah saat menjumput sarung tangan yang terlipat keluar b. Dengan dibantu tangan sebelah yang masih berada di dalam lengan baju pakai sarung tangan yang satu c. Dengan tangan yang sudah bersarung, pakai sarung tangan yang satunya lagi III. Memakaikan sarung tangan pada orang lain sesudah memakai sarung tangan a. Ambil sarung tangan dan masukan jari tangan dari kedua belah tangan kedalam lipatan sarung tangan, dan buka lebar-lebar serta pertahankan sarung tangan dalam posisi setinggi di atas pinggul, persilahkan pemakai masukan jari-jari tangannya b. Tahan sarung tangan agar pada saat pemakai sarung memasukan tangannya, sarung tangannya, sarung tangan tidak turun di bawah sejajar pinggul
IV. Melepas sarung tangan a. Pegang bagian luar sarung tangan pada bagian dalam lengan bawah, jumput dan tarik keluar searah dengan jari-jari tangan (apabila kedua tangan masih memakai sarung tangan) b. Apabila satu tangan kita sudah tidak memakai sarung tangan maka ambil sarung tangan dari bagian dalam dan daerah daerah dalam lengan bawah dan tarik sarung tangan searah jari-jari tangan c. Letakan sarung tangan pasca pakai di tempat yang disediakan UNIT TERKAIT
:
IBS
PENGELOLAAN MATERIAL PA No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Referensi
Halman
Suatu prosedur pengelolaan jaringan yang diambil dari pasien untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan anatomi sel pembentuk jaringan 1. Memudahkan pengiriman specimen ke laboratorium 2. Menghindari terjadinya kehilangan dan kekeliruan
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah bahwa semua pengambilan jaringan pasien untuk pemeriksaan patologi anatomi di IBS dilakukan prosedur tetap demi terjaminnya mutu dan validasi pemeriksaan
PROSEDUR
1. Bahan pemeriksaan diterima oleh perawat instrumen (scrub nurse) kemudian diserahkan kepada perawat sirkuler 2. Perawat sirkuler menyiapkan label/etiket yang berisi nama pasien, NoRM, jenis pemeriksaan serta tanggal. 3. Perawat sirkuler menyiapkan wadah untuk setiap jenis bahan pemeriksaan 4. Perawat sirkuler memeriksa ulang bahan pemeriksaan dan menempelkan etiket kemudian mencatat di buku pemeriksaan dan lembar catatan perawat. 5. Operator mengisi formulir dengan lengkap 6. Perawat sirkuler menyerahkan bahan pemeriksaan dan formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap, kepada petugas laboratorium / keluarga pasien. 7. Penyerahan / pengiriman bahan pemeriksaan dan formulir tersebut harus dicatat dalam buku ekpedisi. 8. Semua bahan pemeriksaan dipindahkan dari kamar operasi UNIT TERKAIT
:
JUMAT BERSIH No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Referensi
Halaman
Prosedur JUMAT bersih merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menjalankan JUMAT bersih Untuk membersihkan kamar operasi, mengurangi terjadinya infeksi.
KEBIJAKAN
SK Direktur No..............tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar Bedah untuk menjadikan lingkungan IBS menjadi bersih
PROSEDUR
1. Dilaksanakan setiap hari JUMAT 2. Semua isi ruangan operasi dikeluarkan 3. Ruangan disiram dengan cairan disinfektan dengan perbandingan 1:20 4. Kita bersihkan lantai dengan sikat, terutama pada bagian persambungan lantai (ubin) 5. Semua peralatan dibersihkan termasuk pintu, jendela dengan kain yang dibasahi larutan disinfektan 6. Kemudian lantai dikeringkan 7. Peralatan kita masukan kembali
UNIT TERKAIT
IBS
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN No. Dokumen
No. Referensi
Halaman
PENGERTIAN
Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien
TUJUAN
1. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar tidak terjadi tindakan medis diluar persetujuan yang telah disepakati. 2. Memberikan perlindungan terhadap dokter, tenaga kesehatan.
KEBIJAKAN
1. Keputusan Direktur Utama Tentang Hak & Kewajiban Pasien 2. Keputusan Direktur Utama Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran (INFORMED CONSENT)
PROSEDUR
1. Tim Dokter memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya bahwa dokter adalah orang yang akan melakukan tindakan operasi. 2. Dokter sebelum memberikan penjelasan tentang tindakan kedokteran yang telah direncanakan; memberi penjelasan bahwa untuk persetujuan tertulis dibutuhkan 2 (dua) orang saksi yaitu dari pihak keluarga dan dari pihak rumah sakit 3. Penjelasan tentang tindakan kedokteran, sekurang-kurangnya mencakup : a. Diagnosa dan tata cara tindakan kedokteran. b. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan - Prognosa tentang hidup-matinya. - Prognosa tentang fungsinya. - Prognosa tentang kesembuhan c. Keuntungan tindakan kedokteran yang dilakukan. d. Tingkat keberhasilan tindakan kedokteran e. Masalah yang mungkin terjadi selama masa pemulihan. f. Akibat yang terjadi apabila tindakan kedokteran tidak dilakukan. g. Alternatif tindakan lain dan risikonya
h. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi - Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum - Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau yang dampaknya sangat ringan - Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan. i. Perkiraan pembiayaan 4.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau dengan cara lain agar dapat mempermudah pemahaman.
5. Pasien/keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat penjelasan ulang dari dokter 6. Persetujuan tertulis dapat diberikan oleh pasien/keluarga terdekat setelah mendapat informasi dan memahami tentang rencana tindakan yang akan dilakukan dengan segala konsekuensinya serta menyetujuinya. -
pasien/keluarga mengisi dan menandatangani persetujuan tindakan kedokteran
formulir
-
para saksi membubuhkan tandatangan dilembar persetujuan yang telah ditandatangani oleh pasien/keluarga terdekatnya
- dokter membubuhkan tandatangan 7. Formulir yang sudah ditandatangi dimasukkan kedalam berkas Rekam Medik pasien. 8. Dokter mencatat di dokumentasikan dalam berkas rekam medis dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tandatangan pemberi & penerima penjelasan UNIT TERKAIT
IGD, KB, IRJA, IRNA, ICU, IBS
PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN ANESTESI SEBELUM PEMBEDAHAN
No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Referensi
Halaman
Persiapan pasien sebelum anestesi pembedahan adalah kunjungan pasien untuk persiapan-persiapan anestesi. Mempersiapkan mental dan fisik pasien
KEBIJAKAN
Dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum pembedahan
PROSEDUR
PERSIAPAN JANGKA PANJANG Yang harus diperhatikan pada anamnese: 1. Identifikasi pasien Meliputi : nama, umur, alamat, pekerjaan, dll. 2. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit. 3. Riwayat obat-obat yang sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit 4. Riwayat operasi dan anestesi yang dialami diwaktu yang lalu, beberapa kali dan selang waktunya. 5. Kebiasaan buruk sehari-hari yang dapat mempengaruhi jalannya anestesi, seperti: merokok, alcohol dan meminim obat-obat penenang atau narkotik. 6. Pemeriksaan fisik dan laborat Pemeriksaan fisik rutin meliputi pemeriksaan tinggi, berat, suhu badan, keadaan umum, kesadaran, tanda anemia, tekanan darah, frekuensi nadi, pola dan frekuensi pernafasan. Perhatian yang khusus dan terarah ditujukan kepada: a) Keadaan psikis b) Keadaan gizi c) Tanda-tanda penyakit saluran nafas d) Tanda-tanda penyakit jantung dan kardiovaskuler e) Sistem-sistem: Mulut: gigi palsu, gigi goyah, gigi menonjol, kebersihan mulut. Mandibula: sikatrik, faktur, trismus Hidung: obstruksi jalan nafas oleh polip, tonsil dan adenoid, perdarahan Leher: pendek/panjang, struma, sikatrik Kulit: Tanda-tanda infeksi diregion vertebrata lumbalis dan sacralis
f)
Sistem persyaratan : parastesi, hemiparesis, paralysis, distrosi otot
g) h)
Pemeriksaan laboratorium dan uji lain Pemeriksaan laboratorium rutin Darah: HB, Leukosit, hitung jenis, golongan darah, masa pembekuan dan masa perdarahan. Urine: Protein, reduksi, sediment. Foto thorax: terutama untuk bedah mayor dan atas indikasi. EKG: terutama pasien berumur diatas 40 tahun dan atas indikasi. Elektrolit Fungsi hati Fungsi ginjal. PERSIAPAN JANGKA PENDEK 1. Persiapan pada hari operasi 2. Pembersihan dan pengosongan pencernaan. 3. pada pembedahan elektif, pengosongan lambung dilakukan dengan puasa. Pada pasien dewasa 6-8 jam, sedangkan pada bayi atau anak 4 jam. Pada pembedahan darurat, pengosongan lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa naso gastric
Gigi palsu, bulu mata palsu, cincin, gelang, harus ditanggalkan dan bahan kosmetik seperti lipstik, cat kuku, harus dibersihkan agar tidak mengganggu pemeriksaan selama anestesi seperti cianosis.
Kandung kemih kateterisasi.
Penderita dimasukan ke kamar bedah dengan memekai pakaian khusus.
Pemeriksaan sekali lagi apakah pasien atau keluarga sudah memberi ijin anestesi secara tertulis (informed consent)
Pemeriksaan fisik yang penting dapat diulang sekali dikamar operasi, karena mungkin terjadi perubahan bermakna yang dapat menyulitkan perjalanan anestesi
Pemberian obat pre medikasi secara intra muscular dapat diberikan ½ - 1 jam sebelum dilakukan induksi anestesi atau beberapa menit diberikan secara intra vena.
UNIT TERKAIT
:
harus
kosong
bila
perlu
dilakukan
IGD, IRNA, IRJA, KB, ICU, IBS
PERSIAPAN PRA ANESTESI
No. Dokumen
PENGERTIAN
TUJUAN
No. Referensi
Halaman
Pelayanan persiapan pra anestesi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien sebelum dilakukan anestesi. Memenuhi standar kelayakan anestesi Meningkatkan keberhasilan suatu tindakan pembedahan Memperkecil jumlah kegagalan suatu tindakan pembedahan
KEBIJAKAN
Dilakukan 1 (satu) hari sebelum dilakukan pembedahan.
PROSEDUR
Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara optimal. Merencanakan dan memilih teknik serta obat-obat anestesi yang sesuai dengan keadaan fisik dan kehendak pasien. Menentukan klasifikasi yang sesuai agar dapat diberikan prognosis secara umum. A. Persiapan fisik dan mental pasien Anamnese. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Elektro Kardio Grafi (EKG) 8. Pemeriksaan Radiologi 9. Pemeriksaan Ultra Sonografi (USG) B. Menentukan Prognosis Berdasarkan status fisik pasien pada pra anestesi diklasifikasikan dalam 5 kelompok: ASA I: Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan tindakan pembedahan. ASA II: Pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak berkaitan dengan penyakit bedah yang akan dioperasi. ASA III: Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat yang diakibatkan karena berbagai penyebab. ASA IV: Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara langsung mengancam kehidupannya.
ASA V: Pasien dengan prognosis meninggal baik dilakukan tindakan atau tanpa tindakan operasi dalam waktu 24 jam.