Wakaf
Makalah Dipresentasikan Dalam mata kuliah fiqih II
Oleh: Halit.Kalbahan NIM: 050118.00039
Dosen: Muhaemin, S.Pd.I.,M.Pd
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) AL-AMIN BANTEN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan Maha Pencipta, Pemelihara, Penguasa Alam semesta, atas rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat selesai dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurahkah kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan segala kerendahan hati, pemakalah menyadari bahwa makalah ini tidak akan jadi lebih baik tanpa ada motivasi dan bimbing dosen mata kuliah Fiqih II, Muihaimin Akhirnya pemakalah berharap semoga makalah yang dibuat bisa memberikan manfaat khususnya bagi para membaca, menambah wawasan Ilmu pengetahuan . Kritik dan saran sangat bermanfaat agar makalah ini lebih baik.
Tangerang, 17 maret 2019
Halit.Kalbahan
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................. i Daftar ISI ...................................................................................... ii BAB 1: PENDAHULUAN ........................................................... 1 A. Latar Belakang ...........................................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................1 C. Tujuan Makalah .........................................................................1
BAB 2: PEMBAHASAN.............................................................. 2 A. B. C. D. E. F. G.
Pengertian Wakaf .......................................................................2 Macam-Macam Wakaf ..............................................................2 Rukun Wakaf .............................................................................3 Syarat-Syarat Wakaf ..................................................................4 Rupa-Rupa Wakaf......................................................................4 Menjual Wakaf ..........................................................................5 Hikmah Wakaf ...........................................................................6
Bab 3: KESIMPULAN ................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 8
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemakmuran setiap negara mengalami kenaikkan yg begitu pesat,dimana para penduduk mendapat kan perlakuan dan kehidupan yang layak. Akan tetapi tidak demua orang mendapat kan kemakmuran tersebut, dan pada saat itu lah orang orang yg mendapatkan kemakmuran itu mendapatkan ujian oleh Allah Swt apakah mereka mempunyai kepedulian terhadap mereka yg tidak memiliki kemakmuran tersebut. Orang-orang makmur memiliki cara yang berbeda beda dalam.menolong meteka yg kekurangan ada yang memberikan lewat harya yaitu Shodaqah, Zakat, dan Infaq. Ada yg lewat tenaga mereka, ada yg lewat ilmu mereka. Tapi ada nereka yg memiliki kelebihan harta benda mereka, yaitu yg sering kita sebut dengan wakaf. Pada makalah ini akkan dibahasa tentang pengertian wakaf.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan wakaf ? 2. Bagaimana ketentuan orang yang berwakaf ? 3. Apa hikmah dari berwakaf ? C. Tujuan Makalah 1. Memberikan wawasan pengetahuan Seputar wakaf 2. Mengetahui cara Islam dalam mengatur harta benda 3. Mengatasi masalah berkaitan dengan wakaf
1
BAB 1 PEMBAHASAN A. Pengertian wakaf Wakaf berarti menahan atau menghentikan. Maksudnya adalah menghentikan pemindahan hak milik dari suatu harta yang bermanfaat dan tahan lama dengan cara menyerahkan harta itu kepada pengelola , wakaf dalam hukum islam adalah perbuatan hukum seorang atau kelompok orang dalam badan hukum yg memisahkan sebagian harta miliknya dan melembagakannya untuk selama – lamanya guna kepentingan ibadat dan umum lainnya sesuai ajaran Islam 1 . Dalam Surat Al-Imran dijelaskan bahwa :
۟ ُوا ِم َّما ت ُ ِحبوَنَ ََو َما تُن ِفق ۟ ُوا ْٱل ِب َّر َحت َّ ٰى تُن ِفق ۟ ُلَن تَنَال َّ َش ْىٍء َفَِإ ِ ََّن ٱَّللَ ِب ِهۦ َ وا ِمن ع ِليم َ (Q.S.Al-Imra:92). Sedangkan wakaf yaitu menahan sesuatu benda yang Kekal zatnya, yang digunakan untuk jalan kebaikan2
۟ َُُوا َربَّ ُك ْم ََوٱ َْف َعل ۟ َُوا ََوٱ ْعبُد ۟ وا ََوٱ ْس ُجد ۟ ُٱر َكع ۟ ُٰ َيَٰٓأَي َها ٱلَّذِينَ ٍَءا َمن وا ْٱل َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم ْ وا َت ُ ْف ِل ُحوَن (Q.S. Al-Hajj: 77). Dari uraian diatas dapat Disimpulkan bahwa, wakaf adalah mengorbankan hak milik pemilikan suatu benda, yang mana diberikan untuk kepentingan orang banyak, yang mana berawal dari pemilikan perorangan menjadi kepemilikan bersama. B. Macam-Macam Wakaf 1. Waqaf Kahiry (wakaf umum) Berwakaf kepada umum dijalan kebaikkan sah
1 2
Nashir, dkk., Fikih untuk MA kelas X, hal. 27. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, ( Jakarta: Attahiriyah, 1974), hal. 323.
2
3
Waqaf yang diperlukan untuk keperluan umum. Wakaf ini diperuntukkan untuk kepentingan umum, seperti Mesjid, jalan umum, pondok pesantren, dll. Berwakaf ke[ada u 2. Wakaf Ahly ( wakaf khusus) Waqaf yang diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih , baik ada ikatan keluarga atau tidak. Misalnya wakaf yang diberikan kepada seorang tokoh masyarakat atau orang yang dihormati. C. Rukun wakaf 1. Al-Wafiq yaitu orang yang berwakaf. a) Waqif adalah pemilik sah dari harta yang diwakafkan b) Waqif telah berusia dewasa c) Waqif tidak boleh mempunyai hutang apabila seluruh harta yang diwakafkan hanya cukup untuk membayar hutangnya d) Berhak berbuat kebaikan, walau bukan Islam sekalipun.3 e) Dengan kehendak sendiri, tidak sah bila ada paksaan. 2. Al-Mauquf, harta yang diwakafkan. a) Tahan lama, kekal zatnya ,berarti tidak akan rusak, atau habis meski dimanfaatkan terus menerus b) Tidak cepat habis c) Milik sendiri, walaupun musya’(barang bersama/bercampur dan tidak dapat dipisahkan).4 3. Al-Mauquf Alaih yaitu, penerima wakaf. a) Dewasa b) Bertanggung jawab c) Mampu melaksanakan Amanah d) Sigat yaitu, ucapan atau pernyataan orang yang berwakaf
3 4
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, hal. 323. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, hal. 325.
4
D. Syarat-Syarat Wakaf 1. Selama-lamanya Berarti tidak dibatasi oleh waktu, maka jika seorang mengucapkan :” saya wakafkan harta saya untuk warga miskin selama satu tahun” wakaf semacam itu tidak sah, karena tidak kekal 2. Tunai, dan tidak ada khiyar syarat, karena wakaf berarti memindahkan hak milik pada waktu itu, ia harus dengan kerelaannya memberikan hartanya tanpa syarat apapun. 3. Hendaknya jelas kepada siapa diwakafkan, kalau dia berkata: saya wakafkan rumah ini” tidak sah Karena tidak tau kepada siapakah harta ini akan diberikan.5 4. Harta wakaf tidak boleh ditarik kembali 5. Harta wakaf tidak boleh bertolak belakang dari tujuan awal 6. Harya wakaf digunakan sesuai tujuannya E. Rupa-Rupa Wakaf Wakaf haruslah jelas orientasinya kepada siapa dan untuk apa, diluar hal itu maka harta yang diwakaf kan dijatuhkan tidak hukumnya. Berikut beberapa rupa wakaf yang menjadi perselisihan sah atau tidaknya harta yang diwakafkan : 1. Putus awalnya, seperti orang berkata “saya wakafkan ini kepada anak saya krmudian kepada fakir miskin”, sedangkan ternyata ia tidak punya anak, ini tidak sah hukumnya karena tidak dapat diberikan. 2. Putus ditengah , umpamanya ia berkata : “saya wakafkan ini kepad anak-anakku, kemudian kepada seorang ditentukan, kemudian kepada orang miskin”. Ini tetap sah tetapi berlaku hanya pertama dan ketiga 3. Putus diakhir, misalkan ia berkata : “saya wakafkan ininkepada beberapa anak dari A” dengan tidak diterangkan kepada siapa yg selanjutnya.6
5 6
hal. 353.
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, hal. 326. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Jakarta: Kurnia Esa Jakarta, 1984, cetakkan ke-19),
5
Dapat diuraikan, bahwa selama ketidakjelasan ini tidak pada bagian pertama, Wakaf tetap dinyatakan sah selama tidak ada halangan dari pihak lain. F. Menjual Wakaf Wakaf hanya boleh dimanfaatkan, tidak boleh di jual , dihibahkan, diwariskan, atau diberikan. Dalam mahzab Ahmad ibn Hamdal, apabila wakaf tidak dapat dimanfaatkan kembali atau dipergunakan kembali, wakaf itu boleh dijual, dan uangnnya dibelikan gantinya yang lebih baik. Beliau mengambil alasan dengan perbuatan Umar ibn Khattab yang mengganti mesjid kuffah yang lama dengan mesjid yang baru, juga memindahkan tempat yang lama, dan menggunakan tempat yang lama sebagai pasar karena sudh tidak layat ditempati.7 Kata ibnu taimiyah, “ sesungguhnya yang menjadi pokok disini guna menjaga kemaslahatan. Allah menyuruh kita menjalankan kemaslahatan dan menjaukan kerusakan. Alah telah mengutus utusan-Nya guna menyempurnakan kemaslahatan dan melenyapkan segala kerusakan”.8 Firman Allah Swt :
ْ َََوقَا َل ُم ْوسٰ ى ِِل َ ِخ ْي ِه ٰه ُر َْوَن س ِب ْي َل ْ َ اخلُ ْفنِ ْي َفِ ْي قَ ْو ِم ْي ََوَأ َ ْص ِل ْْح ََو َاَل تَت َّ ِب ْْع َْال ُم ْف ِس ِديْن “Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun, ‘Gantikanlah aku dalam(memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang mengikuti kesesatan’. (Q.S.Ar’araf: 142)
7
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, hal. 327. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar baru algensindo, 2010, cetakkan ke-10), hal. 256. 8
6
َ َ است ۡ ااَلْصۡ ََل َح َما ُطعۡ ت ِ ۡ ا َِۡن ا ُ ِر ۡيد ُ ا َِّاَل (Nabi) Syu’aib a.s. berkata, “Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan.” (Q.S.Hud: 88). Dari pendapat dapat kita ambil bahwa, wakaf asal hukumnya tidak boleh dijual, tetapi selama itu untuk kemaslahatan dan menggantikan yang lebih baik dan lagi digunakan tuntuk kepentingan bersama, hukumnya diperbolehkan. G. Hikmah wakaf 1. Menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas harta yang dimilikinya 2. Menyadarkan kpd kita bahwa kehidupan di akhirat memerlukan persiapan yang cukup . salah satu persiapan bekal itu diantaranya adalah harta yang pernah diwakafkan 3. Menanamkan kesadaran pada diri kita bahwa di dalam setiap harta benda yg kita miliki secara sah, masih ada di dalamnya harta agama yang mesti diserahkan sebagaimana halnya juga zakat 4. Sebgai amal jariah
7
BAB II KESIMPULAN A. Kesimpulan Wakaf adalah usaha dimana seseorang menyumbangkan, atau memberikan hartanya untuk kepentingan umum, dengan syarat bahwa harta yang kita wakafkan itu kekal zat nya tidak akan rusak, atau habis walau sering digunakan,dan syarat bagi yang berwakaf agar orang yang berwakaf tidak ada paksaan. Wakaf salah satu cara kejalinan antar umat islam akan terjalin, belajar saling membantu dan menolong dalam kehidupan, dan mengingatkan kita bahwa harta yang dimiliki ada hak orang lain untuk memilikinya.
7
DAFTAR PUSTAKA Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakarta: Attahiriyyah, 1974. Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Jakarta: Kurnia Esa Jakarta, cetakkan ke-19, 1984. Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar baru algensindo, cetakkan ke-10, 2010.
8