Filistin Aqsho Hariini Ed23

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Filistin Aqsho Hariini Ed23 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,053
  • Pages: 2
“BULETIN AL-AQSHO” Masjid Hizbulloh,

Gg.Sadewa RT.11/04 Pesanggrahan-Wonokerto, Pekalongan Gg.Raseh RT.01/20 No.25 Purwosari-Comal, Pemalang Kumpulan Berita Muslim Mingguan ke-23, Robi'ul Akhir 1430H Situs http://ibadalloh.homelinux.org

Polisi Israel Larang Warga Palestina Masuk ke Masjid Al-Aqsa. 16/04/2009 http://www.eramuslim.com/berita/palestina/polisi-israel-larangwarga-palestina-masuk-ke-masjid-al-aqsa.htm

gelombang-ancaman-benteng-umat-islam.htm Al-Quds Terancam Di lain sisi, gelombang besar yang mengancam eksistensi rakyat Palestina dan luput dari perhatian banyak orang kian tak terbendung. Penggusuran rumah penduduk Palestina besar-besaran di Al-Quds Timur semakin brutal. Penggalian di bawah masjid Al-Aqsha dan penghancuran sebagian bangunan masjid, khususnya Pintu Mugharabah, mengancam runtuhnya bangunan masjid. Seorang pimpinan gerakan Islam di kota Al-Quds, Syaikh Raid Shalah memperingatkan kepada sekalian umat Islam, bahwa Zionis Israel tengah merencanakan pembuatan mini rel kereta api dan tangga untuk para peziarah asing di bawah halaman masjid Al-Aqsha. Target stretegi baru ini untuk menghilangkan seluruh sisa bangunan lama di kota Al-Quds. Sebelum tahun 1948, luas kota Al-Quds mencapai 39,3 km2. Termasuk didalamnya Al-Quds Lama seluas 9,3 km2. Ketika perang Arab-Israel meletus tahun 1948, 4% dari area Al-Quds Lama direbut Zionis Israel. Luas tanah selebihnya 30 km2 dan tanah ini dikenal dengan sebutan Al-Quds Barat. Di tahun itu juga 17 % dari tanah tersebut dikuasai Israel. Sekian tanah yang sudah dicaplok ternyata masih belum membuat Zionis Israel puas. Akhirnya Israel kembali menginvasi Palestina untuk memperluas daerah jajahannya di tahun 1967. Invasi ini membuahkan 84% tanah Al-Quds Lama menjadi milik Israel secara paksa, dan dua pertiga dari seluruh tanah Al-Quds diklaim menjadi hak milik Zionis Israel. Berselang kemudian terjadilah perang Arab-Israel pada tahun 1948 yang merubah total keadaan kota Al-Quds. Diperburuk lagi dengan kesepakatan Rodos di Yordania (3 April 1949). Dimana pasal V poin (b) menyebutkan pembagian baru kota Al-Quds, yaitu: pertama, AlQuds Timur di bawah kekuasaan Yordania seluas 2220 km2. Kedua, Al-Quds Barat menjadi tanah jajahan Israel tahun 1948 seluas 16261 km2. Dan ketiga, daerah terlarang atau disebut Greenline menjadi miliki PBB seluas 850 km2. Tanggal 30 Juli 1980 Pemerintah Israel mendeklarasikan penyatuan Al-Quds Timur ke dalam kekuasaan Israel. Target penyatuan ini adalah untuk menguasai sebagian tanah Tepi Barat yang juga akan digabung dengan Al-Quds. Tanah itu diperkirakan seluas 108 ribu km2 dan ditambah dengan kota Al-Quds Raya sehingga total luas tanah mencapai 123 ribu km2. Selain itu Israel berupaya membangun perkampungan yang akan merampas seperempat dari kota Tepi Barat, atau seluas 5800 km2.

Polisi Israel lagi-lagi bersikap diskriminatif. Mendengar rencana penyerbuan kelompok sayap kiri di Israel ke kompleks Masjid AlAqsa, polisi Israel melarang warga Palestina yang berusia dibawah 50 tahun masuk ke Masjid Al-Aqsa. Sumber-sumber di Yerusalem melaporkan, ratusan polisi Israel sudah dikerahkan ke lapangan-lapangan terbuka di sekitar Masjid Al-Aqsa dan di berbagai sudut Kota Tua. Polisi Israel juga akan memberlakukan larangan masuk ke Masjid Al-Aqsa bagi warga Palestina yang berusia di bawah 50 tahun dengan alasan untuk menghindari bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Yahudi ektrimis. Polisi Israel mengatakan, hanya lelaki Arab yang memegang kartu berwarna biru yang merupakan identitas bagi warga Israel dan usianya di atas 50 tahun yang diijinkan masuk ke masjid. Sedangkan bagi kaum perempuan, tidak diberlakukan pembatasan usia. Israel membuat sejumlah aturan yang merugikan warga Palestina sejak kelompok-kelompok sayap kiri di Israel menyerukan para pendukungnya untuk berkumpul di halaman-halaman Masjid AlAqsa. Salah satu kelompok ekstrimis "Habad" menyatakan, inilah saatnya untuk penaklukan dan melakukan yudaisasi jantung dari tempat yang paling suci. Yang dimaksud kelompok itu tentu saja Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam dan tempat suci ketiga umat Islam setelah Masjid Haram dan Masjid Nabawi. Sementara itu, kelompok gerakan Islam di Israel menyerukan warga Muslim untuk berkumpul juga di masjid dan melindungi masjid dari kerusakan-kerusakan yang mungkin akan dilakukan kelompok ektrimis Yahudi. Kamal Al-Khatib, kepala deputi gerakan Islam menegaskan bahwa warga Muslim akan melindungi masjid dan tidak akan membiarkan siapa pun melakukan tindakan apapun di dalam masjid. Al-Khatib juga meminta polisi Israel untuk menjaga Masjid Al-Aqsa dan melarang para pemukim Yahudi masuk ke kompleks Migrasi Besar-besaran Keinginan Zionisme menggolkan peta demografi baru Al-Quds masjid. (ln/IMEMC) bermula dari konferensi Zionis pertama di Basel Swiss 1897. Beberapa lembaga penelitian menyebutkan, bahwa jumlah orang Yahudisasi Al-Quds, Gelombang Ancaman Benteng Yahudi di Al-Quds kian hari kian meningkat pesat. Namun lonjakan Umat Islam. 23/04/2009 drastis ini bukan karena faktor alami, tapi ada unsur kesengajaan http://www.eramuslim.com/berita/analisa/yahudisasi-al-qudsmelalui migrasi secara diam-diam dan terorganisir. Hingga pada

tahun 1900 jumlah orang Yahudi di Al-Quds mencapai angka 28122 dari total penduduk yang berjumlah 45430 jiwa. Angka ini kemudian meledak lebih dahsyat lagi akibat tercetusnya kesepakatan Balfor 1917, ditambah lagi dengan ulah pemerintah Inggris yang membuka lebar-lebar pintu migrasi Yahudi Eropa ke Al-Quds, yaitu antara tahun 1922-1948. Sehingga tahun 1931 jumlah orang Yahudi mencapai 51200 jiwa, sekitar 56,6% dari keseluruhan penduduk AlQuds. Penjajahan ini juga berujung pada pengusiran bangsa Palestina dari tanah air mereka sebanyak 15 ribu orang. Meskipun demikian, penggelembungan jumlah warga Yahudi dengan cara migrasi ini masih tertinggal dan bahkan menurun, karena populasi alami bangsa Arab di Al-Quds di waktu yang sama mengalami peningkatan signifikan, yaitu 3,5%, sebagaimana disebutkan oleh hasil sensus Israel. Awal tahun 2009 jumlah warga Yahudi di Palestina mencapai 5,6 juta jiwa. Sebuah loncatan jumlah penduduk yang luar biasa. Lonjakan ini salah satunya disebabkan lahirnya perjanjian Oslo 1993. Selain itu komitmen seluruh pemerintahan Israel dari dulu hingga sekarang sama, yaitu yahudisasi Al-Quds Timur demi menghalangi keinginan bangsa Palestina menjadikan Al-Quds Timur sebagai ibukota Palestina. Demi menggagalkan realisasi mimpi ini, Israel menyerukan pembangunan perkampungan di Al-Quds Timur, mengeluarkan arahan khusus untuk bermigrasi ke Al-Quds Timur, selain itu pemerintah Israel mendorong wanita-wanita Yahudi untuk memperbanyak keturunan. Hingga tahun 2009 ini, jumlah imigran Yahudi yang menempati Al-Quds Timur mencapai 246.848 jiwa, sedangkan jumlah penduduk Al-Quds dari bangsa Arab sebanyak 310 ribu jiwa. Para imigran Yahudi itu berpusat di Propinsi Al-Quds yang tersebar di 26 perkampungan Israel, sehingga propinsi tersebut secara otomatis menjadi penghubung antar perkampungan Zionis Israel, terutama distrik-distrik Yahudi yang didirikan di kota Al-Quds. Melihat fenomena gencarnya pembangunan perkampungan Yahudi dengan berbagai cara, kemudian didasarkan pada rata-rata pertumbuhan penduduk Arab dan strategi peningkatan kependudukan Israel di Al-Quds, tahun 2010 nanti diprediksi jumlah total penduduk kota Al-Quds mencapai 817 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, 76% diantaranya adalah penduduk Yahudi. Strategi Yahudisasi Al-Quds Para pemegang kebijakan dan pengatur strategi Israel berusaha menciptakan hegemoni demografi Yahudi secara mutlak di Al-Quds. Hal ini disampaikan berulang kali dalam beberapa kesempatan oleh Ariel Sharon, "Bangsa Yahudi harus menghegemoni kota Al-Quds, ibukota abadi Israel. Kita harus berjalan dan berpandangan jauh bahwa di Al-Quds Raya akan ada sejuta Yahudi." Hal yang sama juga disampaikan oleh mantan PM Isrel Ehud Olmert, bahwa Israel harus mengupayakan dengan segala cara agar penduduk Yahudi yang

ada di Al-Quds bisa mencapai 88%, di saat bangsa Palestina mengalami penurunan populasi penduduknya hingga 12% di tahuntahun mendatang. Berbagai cara ditempuh Zionis Israel untuk agenda yahudisasi AlQuds. Diantaranya mereka juga melirik pertumbuhan natural dengan menyerukan kepada wanita-wanita Yahudi di Al-Quds memperbanyak keturunan, membuka pintu migrasi besar-besaran bagi Yahudi Eropa agar hijrah ke Palestina, dan Zionis Israel juga menyiapkan strategi keji dan biadab yaitu pengusiran warga Palestina secara diam-diam, atau menghilangkan legalitas tinggal di tanah air mereka dengan menerapkan cara-cara birokratis: pertama, apabila warga Palestina tinggal di luar Al-Quds 7 tahun berturut-turut, kedua, ketika mempunyai kewarganegaraan lain, dan ketiga, ketika izin tinggalnya terdaftar di negara lain. Penerapan strategi ini mengancam puluhan ribu penduduk Palestina yang selama ini meninggalkan kampung halamannya. Mereka yang berhijrah karena dipaksa keluar oleh Zionis Israel terancam tidak bisa kembali. Padahal berulang kali siaran TV chanel Al-Jazirah menayangkan kondisi rakyat Palestina di pengungsian, mereka mempunyai harapan besar untuk bisa kembali ke tanah air kelahiran mereka. Namun harapan itu terlihat pupus melihat relitas yang tengah terjadi di tanah air mereka. Sumber-sumber informasi Israel menyebutkan, bahwa penerapan strategi ini diprediksi akan mengancam hangusnya identitas warga Palestina yang berada di luar Palestina. Mereka ditaksir berjumlah 50-60 ribu orang akan terusir dari tanah Al-Quds atau dipaksa tinggal di luar Al-Quds. Masihkan kita terdiam? Mari selamatkan Al-Quds wahai umat Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.

Al-Aqsha Hak Umat Islam 05 Nop 2008 (Tamat ) http://aqsaworkinggroup.com/content-layouts.html

7. Masjid Al-Aqsha merupakan negeri para Nabi dan Sahabat

‫لَْيَلَة أأْسِرَي بِي َوَصِعَدْت َقَدَمّي َوِفي نُْسَخٍة َوَضْعُت َقَدَمّي َحْيُث‬ ‫ض َعَلّي ِعيَسى أْبُن َمْرَيَم‬ ِ ‫تُوَضُع أأْقَدأُم أْلأأنْبَِياِء ِمْن َبْيِت ألَْمْقِد‬ َ ‫س َفُعِر‬ ‫ض َعَلّي ُموَسى‬ َ ‫َوُعِر‬.… ….

Artinya : “Pada malam waktu diisrakan, dan diangkat kakiku, dan di suatu tempat aku letakkan kakiku di mana diletakkan kaki-kaki para nabi di Baitul Maqdis, maka menghadap kepadaku Isa bin Maryam….juga menghadap kepadaku Musa…” (H.R. Ahmad dari Abu Hurairah, hadits nomor : 10.410). Para nabi dan sahabat banyak dimakamkan di sana, seperti makam Nabi Ibrahim, Syu'aib, Musa, Dawud, Yunus, Sulaiman, Salman AlFarisi, Ubadah bin Shamit, dll.

8. Masjid Al-Aqsha merupakan tanah waqaf umat Islam Khalifah Umar bin Khattab telah melakukan perjalanan ziarah ke Palestina, ketika penduduk negeri itu mensyaratkan bahwa yang berhak menerima penyerahan Palestina harus Umar sendiri selalu pemimpin umat Islam (Khalifah). Di dalam Perjanjian Umar disebutkan, warga Nasrani Palestina memberikan mandat kepada Khalifah Umar : diri mereka, harta mereka, dan semua kepecayaan di sana, untuk dijaga dan dipelihara oleh Islam. Khalifah Umar bin Khattab membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha (tahun 638 M.) seusai Perang Yarmuk dari penjajahan orang di luar Islam yang memang bukan haknya. Umar membangunnya kembali dengan kayu di atas pondasi aslinya. Umar mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai diperjualbelikan dan jatuh ke tangan orang di luar Islam. Kemudian bangunan fisik Al-Aqsha disempurnakan dengan batu permanen pada jaman Mulkan Al-Walid bin Abdul Malak (705 M.) dengan bentuk yang sekarang ini kita lihat. Salahuddin Al-Ayyubi yang bersumpah kepada dirinya untuk tidak akan tersenyum selama hidupnya sebelum membebaskan Bait AlMuqaddas Al-Aqsha, dari kekuasaan tentara Salibis yang juga bukan haknya. Hingga tanggal 27 Rajjab 573 H. / 2 Oktober 1187 Al-Aqsha dapat dibebaskan kembali dari penjajahan yang telah menguasai selama 88 tahun. Sulthan Abdul Hamid II (tahun 1876-1911) Mempertahankan hak muslimin dengan tidak memberikan sejengkalpun tanah Palestina untuk selain umat Islam yang memang yang bukan haknya. Sentral kepemimpinan umat Islam di Palestina berlangsung selama 1.200 thn hingga tahun 1917 M. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyatakan membebaskan Masjid Al-Aqsha bukanlah tanggung jawab umat Islam di Palestina saja, tetapi tanggung jawab dan kewajiban seluruh umat Islam. 9. Masjid Al-Aqsha akan bebas

‫س َشِديٍد‬ ٍ ْ ‫َفإِاَذأ َجاَء َوْعُد أأوَلأُهَما َبَعْثَنا َعَلْيُكْم ِعَباًدأ لََنا أأولِي َباأ‬ ‫َفَجاُسوأ ِخَلاَل ألّدَيارِ َوَكاَن َوْعًدأ َمْفُعوًلأ‬

“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al-Isra / 17 : 5).

‫ثُّم َرَدْدنَا لَُكُم ألَْكّرَة َعَلْيِهْم َوأأْمَدْدنَاكُْم بِاأْمَوأٍل َوَبِنيَن َوَجَعْلَناكُْم أأْكَثَر‬ ‫نَِفيًرأ‬ “Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan

mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar”. (Q.S. Al-Isra / 17 : 6).

‫أإِْن أأْحَسْنُتْم أأْحَسْنُتْم لِأأنُْفِسُكْم َوأإِْن أأَساأ ْ ُتْم َفَلَها َفإِاَذأ َجاَء َوْعُد‬ ‫أْلأآِخَرِة لَِيُسوُءوأ ُوُجوَهُكْم َولَِيْدُخلُوأ ألَْمْسِجَد َكَما َدَخلُوُه أأّوَل َمّرٍة‬ ‫َولُِيَتّبُروأ َما َعَلْوأ َتْتبِيًرأ‬

Artinya : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (Q.S. Al-Isra / 17 : 7). 10. Masjid Al-Aqsha akan selalu ada dibela

‫َلأ َتَزأُل َطائَِفٌة ِمْن أأّمِتي َعَلى ألَْحّق َظاِهِريَن لََعُدّوِهْم َقاِهِريَن َلأ‬ ‫َيُضّرُهْم َمْن َخالََفُهْم أإِّلأ َما أأَصاَبُهْم ِمْن َلأأَْوأَء َحّتى َياأْتَِيُهْم أأْمُر أللِّه‬ ‫س‬ ِ ‫َوُهْم َكَذلَِك َقالُوأ َيا َرُسوَل أللِّه َوأأْيَن ُهْم َقاَل بَِبْيِت ألَْمْقِد‬ ‫س‬ ِ ‫َوأأْكَناِف َبْيِت أ ْلَمْقِد‬

Artinya : "Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orangorang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah mereka?". Beliau bersabda, "Di Bait Al-Maqdis dan di sisi-sisi Bait Al-Maqdis". (HR Ahmad dari Abi Umamah, hadits nomor : 21.286). Dengan berbagai keutamaan Masjid Al-Aqsha yang dinyatakan langsung oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala dan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka kita sebagai umat Islam pun berkewajiban memuliakan Masjid Al-Aqsha dengan cara menumbuhkan gairah cinta Al-Aqsha, berziarah ke Al-Aqsha, shalat di dalamnya, dan membebaskannya dari penjajahan Zionis Yahudi Israel. Maka, kitapun menyatakan "Ghazwah Fathi Al-Aqsha" perang membebaskan Al-Aqsha dari penodaan yang dilakukan musuhmusuh Allah dan Rasul-Nya. Karena memang Masjid Al-Aqsha adalah hak milik umat Islam seluruh dunia. "Al-Aqsha Haqquna!!!".(yakhsya) Wallahu A'lam Bish Showab

Related Documents