Latar Belakang Hidroponik
merupakan
salah
satu
cara
bercocok
tanam
yang
memanfaatkan air sebagai media nutrisi yang akan langsung diserap oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Keunggulan dari beberapa budidaya dengan menggunakan cara ini antara lain: Kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipat gandakan sehingga menghemat penggunaan lahan. (2) Mutu produk seperti bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali. (3) Tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen, sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar. Hidroponik bisa dilakukan di lahan terbatas atau pada lahan yang luas areanya tergolong sempit salah satunya di pekarangan rumah. Pekarangan rumah biasanya dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan dengan baik, hal ini dikarenakan rendahnya inovasi dari masyarakat dan juga kemampuan ekonomi masyarakat yang minim, sehingga kondisi seperti ini sangat cocok dimanfaatkan untuk sistem hidroponik tanaman sayur. Sayur menjadi kebutuhan pokok bagi tiap manusia. Konsumsi sayur di rumah tangga akan membantu memenuhi gizi bagi keluarga. Keluarga yang setiap hari mengkomsumsi sayur mengandung vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa vitamin dan mineral penting yang terkandung dalam sayur adalah vitamin A, vitamin C, vitamin E, Magnesium, Seng, Kalium, Fosfor, dan Asam Folat. Kandungan-kandungan ini tentu dapat memenuhi nutrisi bagi setiap orang, yang berguna untuk mencegah berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan cara ini ialah tanaman sawi. Sawi dapat dikategorikan ke dalam sayuran daun. Tanaman ini mengandung mineral, vitamin, protein dan kalori. Oleh karena itu, tanaman ini menjadi komoditas sayuran yang cukup populer di Indonesia. Selain itu, sawi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi setelah kubis dan brokoli, hal ini bisa mendorong masyarakat untuk membuka usaha kecil menengah yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Kementrian kesehatan RI menyarankan untuk makan sayur sebanyak 5 porsi setiap hari. Begitu juga dengan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang mengakomodasi makan sayur 5 porsi per hari. Desa Bangka ajang adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa dengan jumlah 123 KK dengan mata pencaharian adalah bertani. Namun petani di desa ini bukan petani yang profesional, hal ini dikarenakan proses bertani di desa tersebut sangat bergantung pada musim. Proses bertani seperti ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan masyarakat yang tidak menetap sehingga menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat yang mayoritas ialah kelas bawah (miskin). Kondisi ini berdampak terhadap berbagai aspek salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sayur setiap hari. Hal tersebut yang mendorong Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sayur setiap hari. Salah satu kegiatan yang akan direncanakan yaitu Budidaya Tanaman Sawi Menggunakan Sistem Hidrophonik Dengan Memanfaatkan Lahan Sempit Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Bangka Ajang. Kegiatan budidaya sayur sawi ini untuk memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah warga. Rumusan Masalah 1. Masih
banyak
masyarakat
yang
belum
memahami
pentingnya
mengkonsumsi sayur sehingga kondisi ini berdampak pada kesehatan masyarakat. 2. Masih banyak pekarangan rumah warga yang dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan dengan baik. 3. Sistem pertanian masyarakat yang belum profesional. Hal ini terlihat dari cara bertani masyarakat yang bergantung pada musim. 4. Rendahnya sumber daya masyarakat untuk menciptakan inovasi baru dalam sistem pertanian. 5. Kondisi ekonomi masyarakat yang mayoritas masih tergolong ke dalam kelas bawah (miskin).
Tujuan 1. Memberikan pengalaman belajar tentang inovasi sistem pertanian kepada masyarakat. 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tingginya nilai ekonomis tanaman sawi sehingga baik dijadikan sebagai lahan usaha. 3. Mendukung program pemerintah pusat dan daerah terhadap inovasi sistem pertanian masyarakat. 4. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi sayur. 5. Mengoptimalkan peran pihak-pihak yang terkait (pemerintah, perguruan tinggi, swasta) dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. 6. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat melalui inovasi pertanian. 7. Menjadikan desa Bangka Ajang sebagai contoh inovasi pertanian kepada desa-desa yang berada di Kabupaten Manggarai dan sekitarnya.
Indikator
Indikator ketercapaian inovasi sistem pertanian dalam program ini adalah: 1. Meningkatnya inovasi sistem pertanian di masyarakat 2. Terbentuknya lahan usaha pada tanaman sawi oleh masyarakat setempat. 3. Terlaksananya program pemerintah pusat dan daerah dalam inovasi sistem pertanian 4. Terbukanya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat melalui inovasi pertanian. 5. Tersedianya lahan bercocok tanam di pekaranga rumah warga. 6. Meningkatnya komsumsi sayur pada masyarakat.
Luaran yang dihasilkan 1. Profil dan panduan pengembangan sistem hidroponik terhadap inovasi pertanian. 2. Artikel pengabdian kepada masyarakat yang dipublikasikan dalam jurnal yang terakreditasi. 3. Rekomendasi kepada pemenrintah kecamatan dan kabupaten untuk pengembangan wilayah inovasi pertanian lainnya.
4. Desa binaan program study pendidikan matematika. 5. Publikasi pada media massa (cetak,elektronik, dan online).
Manfaat
Manfaat utama kegiatan ini adalah memaksimalkan peran mahasiswa untuk membantu masyrakat dalam meningkatkan inovasi pada bidang pertanian. Selain itu juga, kegiatan ini dapat membangun kesadaran masyrakat akan pentingnya
mengadakan
pembaharuan
di
bidang
pertanian
agar
lebih
meningkatkan manfaat mengkomsumsi sayur sehingga kondisi kesehatan tetap terjaga dengan baik. Bagi masyarakat kegiatan ini akan memberikan inovasi terbaru dalam sistem pertanian sehingga dapat meningkatkan penghasilan tambahan bagi masyarakat. Masyarakat juga akan berpeluang bertambahnya wawasan pertanian dan pengahasilan demi menunjang kebutuhan hidup setiap hari. Inovasi pertanian ini juga akan menjaring kerja sama dengan berbagai pihak terutama dengan masyarakat, pemerintah desa, dinas pertanian kabupaten, dan juga stake holder yang terkait, sekaligus menjadi langkah awal untuk menjadi desa contoh bagi desa-desa yang lain yang ada di kabupaten kabupaten manggarai.
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Bangka Ajang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rahong
Utara,
Kabupaten
Mangggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur. Desa ini di huni oleh sekitar 123 Kepala Keluarga (KK). Dari 123 KK tersebut mayoritas penduduknya dikategorikan miskin sebesar 60%, selain
itu
juga
sebagian
besar
penduduk berpendidikan rendah yang disertai dengan minimnya keterampilan sehingga menyebabkan pertumbuhan angka kemiskinan semakin meningkat dari tahun-ketahun. Informsasi yang diperoleh dari kepala desa setempat menunjukan
bahwa masih banyak masyarakat yang bekerja disektor pertanian. Hal ini terjadi karena rendahnya pendidikan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Kondisi ekonomi yang sangat rendah, menyebabkan penduduk semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayur. Metode pelaksanaan 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini tim pelaksana program melakukan analisis masalah penyebab angka kemiskinan di desa Bangka Ajang semakin meningkat. Hasil analisis ditemukan bahwa masih rendahnya SDM Masyarakat dan minimnya keterampilan dalam melakukan berbagai inovasi terutama inovasi pada bidang pertanian. Hal ini berdampak terhadap rendahnya kesejahteraan hidup masyarakat. 2. Penyusunan Program a. b. Memberikan edukasi sistem hidroponik kepada masyarakat c. Menyusun pola Pendampingan bagi masyarakat d. Pelatihan MOM (Managemen Organisasi Masyarakat) pada bidang pertanian e. Pengasawan keberlanjutan program inovasi sistem pertanian f. Evaluasi terhadap program g. Penyusunan laporan akhir 3. Pelaksanaan Program a. Persiapan Pada tahap ini tim mempersiapkan segala sesuatunya yang akan dibutuhkan pada tahap selanjutnya, yaitu:
Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat pelaksaan kegiatan.
Menyiapkan materi sosialisasi yang akan diberikan kepada masyarakat setempat.
b. Sosialisasi kepada masyarakat Sosialisasi ini dimaksud untuk memaparkan dan memberi pemahaman kepada kelompok masyarakat tentang inovasi pertanian sistem hidroponik pada tanaman sawi. c.
Melaksakan pola Pendampingan Pada tahap ini Tim PHBD melaksanakan pola pendampingan berdasarkan program kerja yang sudah direncanakan
d. Pengasawan keberlanjutan Program Pada tahap ini tim bersama kelompok masyarakat melakukan monitoring terhadap program kerja yang sudah dilaksanakan e. Evaluasi terhadap program dan Penyusunan laporan akhir Pada tahap ini, tim melakukan evaluasi terhadap program dan kemudian membuat laporan akhir.
Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka waktu yang dibutuhkan oleh tim untuk melaksanakan hingga mencapai hasil yang diharapkan adalah 6 bulan
Biaya Adapun biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebesar Rp.39. 700.000.