Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Peeriksaan Payudara Sendiri.docx

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Peeriksaan Payudara Sendiri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 363
  • Pages: 3
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI ( SADARI ) PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2018 diketahui kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan presaentasi tertinggi kedua setelah kanker paru, yaitu sebesar 11,6 %, dan presentasi angka kematian akibat kanker payudara sebesar 6,6 %. Data di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa prevalensi kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar 2,2% kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk (Kemenkes.RI, 2015). Ristarolas (2009) menyatakan kanker payudara adalah kanker yang menyerang jaringan payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali. Secara Nasional penyakit kanker pada penduduk semua umur di indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang, dimana terjadinya peningkatan mulai dari umur 15-24 tahun (0,6%), 25-34 tahun (0,9%), 35-44 tahun 2,1%), dan 45-54 tahun (3,5%) (Kemenkes RI, 2013). Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini (Kemenkes, 2013). Meskipun kelompok umur 15-24 berada dalam posisi paling rendah namun tetap saja menjadi keresahan tersendiri karena menurut DVM et al. (2011) 68,6% wanita dengan kanker payudara berobat ke dokter pada stadium lanjut lokal (IIIa dan IIIb), sedangkan stadium dini (stadium I dan II) hanya 22,4%. Ini berarti banyak wanita yang memeriksakan kesehatannya apabila kanker payudara yang dideritanya sudah parah dan bisa dikatakan terlambat untuk memeriksakannya sehingga tingkat kesembuhannya menjadi makin kecil. Kanker payudara masih mempunyai kemungkinan besar untuk disembuhkan kalau di temukan ketika masih pada tahap awal atau dini. Sel kanker pada payudara hanya tumbuh sebesar 1cm, pada waktu 8-12 tahun. Sel tersebut bersembunyi dalam tubuh kita dan tanpa

kita ketahui keaktifannya. Sel tersebut diam dalam kelenjar payudara dan dapat menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh (Suryaningsih & Sukaca, 2009). Deteksi dini sangat penting karena apabila kanker payudara dideteksi pada stadium awal dan diobati dengan tepat maka tingkat kesembuhannya cukup tinggi (80-90%) (Rasjidi, 2009).

Related Documents