Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Termoregulasi.docx

  • Uploaded by: ABD game
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Termoregulasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 815
  • Pages: 7
TERMOREGULASI D I S U S U N OLEH : DERI MARDANI DOSEN PEMBIMBING : Ns. MUHAMMAD KHAIRURROZI. M.KES

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN ACEH PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTA LANGSA TAHUN 2019

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang Termoregulasi

adalah

suatu

mekanisme

makhluk

hidup

untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapatditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Pada HewanPengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaituPoikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi olehlingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhutubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Contohhewan poikiloterm adalah bangsa ikan, reptil, dan amfibi. Sementara itu,hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjagasuhu tubuhnya. Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, danekskresi

adalah

elemen-elemen

dari

homeostasis.

Dalam

termoregulasidikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan

hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-

ahli Biologi lebih sukamenggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengansumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panastubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan).

Suhu

tubuhhewan

ektoterm

cenderung

berfluktuasi,

tergantung pada suhu lingkungan.Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, danreptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal darihasil metabolisme. Suhu

tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umumdijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Suhu tubuh ideal yang paling disukai Suhu Ekritik berkisar antara 35-40oC. Kisaran Toleransi Termal Kisaran suhu yang lebih luas dan dapatditerima hewan. titik terendah dari kisaran toleransi termal adalah suhu kritisminimum, dibawah suhu tersebut tidak cocok. Sedangkan titik tertinggi dari kisaran toleransi termal adalah suhu kritis maksimum. Suhu tubuh konstansangat dibutuhkan karena perubahan suhu berpengaruh pada konformasi protein dan ativitas enzim sehingga aktivitas enzim terganggu, maka Reaksidalam sel juga terganggu. Selain itu juga berpengaruh pada energi kinetik molekul zat di mana partikel zat saling bertumbukan sehingga laju reaksidalam sel terganggu. Kenaikan suhu lingkungan mengakibatkan peningkatanlaju reaksi yang berpengaruh aktivitas metabolisme sel tubuh. B. Tujuan Mengetahui

sistem

thermoregulasi

pada

hewan

homoiterm

dan poikiloterm. C. Rumusan masalah 1.Bagaimana sistem termoregulasi pada hewan poikiloterm danhomoioterm? 2.Bagaimana hewan beradaptasi dengan perubahan suhu lingkungan? 3.Apa saja jenis-jenis dan macam-macam adaptasi pada termoregulasi berbagai hewan? D. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh setelah praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui hal apa yang harus dikerjakan saat tubuh dalam keadaan umum dan memberi penanganan tepat

BAB II PEMBAHASAN

Faktor faktor yang mempengaruhi termoregulasi 1. Pengaruh Kecepatan Metabolisme basal Salah satu produk akhir metabolisme adalah panas. Makin capat laju metabolism maka akan semakin banyak panas yang dihasilkan. Sehingga akan mempengaruhi fluktuasi suhu tubuh. 2. Rangsangan saraf simpatis Rangsangan saraf simpatis ini mempengaruhi kecepatan metabolisme agar menjadi lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat menginhibisi penimbunan lemak di jaringan adiposa dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak adalah panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme. 3. Hormone pertumbuhan Hormone pertumbuhan (growth hormone) mempengaruhi peningkatan laju metabolisme. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat. 4. Hormone tiroid Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal. 5. Hormone kelamin Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran

hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal. 6. Demam ( peradangan ) Pada proses peradangan dan demam merupakan hal yang umum terjadi peningkatan suhu tubuh. Hal tersebut dikarenakan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C. 7. Status gizi Malnutrisi yang persisten menyebabkan penurunnan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena dalam sel tidak ada sumber nutrisi untuk dimetabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain. 8. Aktivitas Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot atau organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C. 9. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10.Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

DAFTAR PUSTAKA 1. http://biologymad.com/resources/A2%20Homeostasis.pdf 2. http://www.annals.edu.sg/pdf/37volno4apr2008/v37n4p347.pdf 3. http://fisiologiternak.blogspot.co.id/

Related Documents


More Documents from ""