EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP KADAR LDL dan HDL HEPAR TIKUS Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
Oleh : Fadilah Riafiana NIM: 11141030000013
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYTULLAH JAKARTA 2017
LEMBAR PER}IYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini menyatakan bahwa:
l.
Laporan penelitian ini merupaka hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana kedokteran di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber daya yang saya gunakan dalam penulisan
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ini telah
saya
di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 Septemb er 2017
Fadilah riafiana
EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERIIADAP KADAR LDL dan HDL HEPAR TIKUS
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh
Fadilah Riafiana
NIM:
11141030000013
Pembimbingll
Dr. Endah NIP. 19711
Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed
Biomed
NIP. 1 9720406 204312 2 005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439Ht2077N[
ltl
LEMBAR PENGESAHAN Laporan penelitian berjudul EFEK BAWANG BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP KADAR LDL DAN HDL HEPAR TIKUS yang diajukan oleh Fadilah Riafiana (NIM 11141030000013), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan padag Oktober 2017. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Ciputat, 9 Oktober 2017
DEWAN PENGUJI
,/"r,u $ou,,*l
lrutr^^[
Dr. Endah W{r/andari, S.Sd M.giomed
,.,..,1[fi{MBi.med NIP. 19711009 200501 2 00s
NrP. 1 9720406 2003t2 2 00s
dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, PhD NrP. 1 9770 102 200501 2 007
Chris Adhiyanto, S.Si, M.Biomed, PhD NIP. 1969051 1 2003t2 I 001
PIMPINAN FAKULTAS Dekan
FKIK
Prof Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes NrP. 196s0808 198803 | 002
Kaprodi PSKPD
dr. Nouval S
NIP. 19721
IV
, Spu,
hD, FICS, FACS 001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, teladan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan, yang kita harapkan syafaatnya kelak. Selama proses penelitian tidak dipungkiri banyak hambatan yang terkadang membuat penulis berada pada titik terlemah. Peneliti menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penelitian ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih peneliti haturkan kepada: 1. Prof. Dr. Arif Sumatri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini. 4. Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed selaku pebimbing 2 yang telah memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini. 5. Pak Chris Adhiyanto, S.Si, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab modul Riset yang selalu mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian. 6. Kedua orang tua peneliti, yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada peneliti, terima kasih untuk kasih sayang dan pengorbanan yang penuh keihklasan yang menjadikan kelancaran dalam setiap langkah hidup peneliti. 7. Kedua kakak peneliti, Akhmad Faisal dan Isrifayandi Zulkifli, yang senantiasa mendoakan, memberi motivasi dan arahan kepada peneliti.
v
8. Ibu Ayi selaku laboran di Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian dan pengambilan data. 9. Ishlahiyatin N, Alfi Syahri, Annisa Triana selaku temen sekelompok yang selalu membantu, menemani dan memotivasi peneliti. 10. Asiah Muthiah, Maya Fitriana, Aulia Mutiara, Pandu Nur Akbar, Kharisma Aisyah, Laelatul Sofiah, dan Setiawan Jhodi Yudistira terima kasih atas canda tawa, doa, dukungan, semangat yang diberikan. Semoga kita selalu dilancarkan segala urusan. 11. Kak Herlin Oktaviana dan Kak Harlia sebagai keluarga pohon PSKPD terima kasih atas doa dan dukungannya. 12. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 terima kasih atas kerja sama, dukungan, dan semangat yang diberikan. Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Ciputat, 12 September 2017
Peneliti
vi
ABSTRAK Fadilah Riafiana. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar LDL dan HDL Hepar Tikus. 2017 Latar Belakang: Bawang putih mengandung berbagai senyawa aktif seperti allisin, diallil-disulfida, diallil trisulfida, S-allil-sistein, dan ajoene. Senyawa aktif dari tanaman ini diinformasikan sebagai antioksidan, antikanker, antimikroba, dan dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hepar memiliki berbagai fungsi seperti melakukan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak setelah diserap di saluran cerna. Hepar rentan terhadap kerusakan, sehingga harus selalu dalam kondisi baik. Penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar LDL dan HDL pada hepar tikus. Metode: Tikus diberi dosis ekstrak bawang putih ( 0, 50, 100, dan 150 mg/KgBB) selama 30 hari. Kadar HDL Hepar diukur dengan spektrofotometer, kadar LDL dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan LDL. Hasil: Bawang putih dosis 50 mg/KgBB meningkatkan kadar LDL, dan menurunkan kadar HDL (0,16; 1,73 mg/dl). Bawang putih dosis 100 mg/KgBB menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL (-1,76; 2,74 mg/dl dan 0,84). Bawang putih dosis 150 mg/KgBB menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL (-0,82; 2,72 mg/dl). Secara regresi linier kecenderungan pemberian ekstrak bawang putih terjadi penurunan kadar LDL (p>0,05), dan peningkatan kadar HDL (p>0,05). Kesimpulan: Pemberian ekstrak bawang putih pada dosis tertentu memiliki kecenderungan dapat menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL. Kata Kunci: Tanaman Bawang Putih, Allium sativum, LDL, dan HDL. ABSTRACT Fadilah Riafiana. Medical Study Program and Doctor Profession. Effect Of Onion (Allium sativum) on LDL and HDL level of rat liver. 2017 Background: Onion contain various active compounds such as allisin, dialil disulfida, dialil trisulfida, S-allil-sistein, dan ajoene. The active compounds from this plant have been informed as anti-oxidant, anticancer, anti-microbe, and can decrease blood cholesterol. Liver has various functions such as carbohydrate, protein, and fat metabolism after absorption in intestinal tract. Liver is vulnerable to damage, so it has to stay on good condition. This research purposes to know the effect of onion (Allium sativum) on LDL and HDL level of rat liver. Method: Rats been administrated with dosage (0, 50, 100, and 150 mg/KgBB) for 30 days. Liver HDL level is measured using spectrophotometer, liver LDL is counted using LDL counting formula. Result: Onion dosage of 50 mg/KgBB increase LDL, and reduce HDL level. Onion dosage of 100 mg/KgBB reduce LDL level, and increase HDL level (0,16; 2,74 mg/dl). Onion dosage of 150 mg/KgBB reduce LDL, and increase HDL level (-1,76; 2,72 mg/dl). According to regression, administration of onion extract give effect of reducing LDL level (p>0,05), and increasing HDL level (p>0,05). Conclusion: Administration of Onion extract at a certain dose has a tendency to reduce LDL level and increase HDL level. Keywords : Onion, Allium sativum , LDL, HDL.
vii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL .................................................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................................................ v ABSTRAK ............................................................................................................................vii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................xii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2 1.3Hipotesis ................................................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3 1.5 Manfaat penelitian ................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Bawang Putih ............................................................................................ 4 2.1.1 Senyawa aktif pada bawang putih (Allium sativum L) ..................................... 6 2.1.2 Bawang putih sebagai anti kolesterol............................................................... 8 2.2 Hepar ......................................................................................................................... 9 2.3 Lemak dan Kolesterol ............................................................................................. 11 2.4 Low Density Lipoprotein (LDL) ............................................................................ 11 2.5 High Density Lipoprotein (HDL) ............................................................................ 12 2.6 PenyakitHeparTerkait LDL dan HDL ..................................................................... 12 2.6.1 DISLIPIDEMIA ............................................................................................ 12 2.6.2 EPIDEMIOLOGI .......................................................................................... 13 2.6.3 Klasifikasi Dislipidemia ................................................................................. 13 2.6.4 Manifestasi klinis ........................................................................................... 14 2.6.5 Komplikasi Dislipidemia ............................................................................... 14 2.7 Kerangka Teori........................................................................................................ 16 2.8 Kerangka Konsep .................................................................................................... 17 BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Waktu danTempat Penelitian ........................................................................................... 18 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 18
viii
3.2.1 Alat Penelitian ....................................................................................................... 18 3.2.2 Bahan Penelitian .................................................................................................... 18 3.3 Rancangan Penelitian ....................................................................................................... 19 3.3.1 Besar Sampel ........................................................................................................... 19 3.3.2 Dosisdan Cara Perlakuan ........................................................................................ 19 3.4 Prosedur kerja................................................................................................................... 19 3.4.1 Penyiapan Serbuk .................................................................................................... 19 3.4.2 Penyiapan Hewan Uji.............................................................................................. 20 3.4.3 Terminasi dan Pengukuran Parameter .................................................................... 20 3.4.4 Pembuatan Homogenat ........................................................................................... 20 3.4.5 Analisis Kolesterol HDL ......................................................................................... 20 3.4.6 Analisis Kolesterol LDL ......................................................................................... 21 3.5 Analisis Data .................................................................................................................... 21 3.6 Definisi Operasional ........................................................................................................ 21 3.7 Alur Penelitian ................................................................................................................. 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 28 2.2 Saran................................................................................................................................. 28 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 29 LAMPIRAN .......................................................................................................................... 31
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Kandungan Gizi Bawang Putih Dalam 100 Gram ............................................................. 6 2.2 Kadar Lemak Normal Dalam Tubuh ............................................................................... 14 4.1 Rata-rata Kadar LDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley Setelah Pemberian Ekstrak Bawang Putih .......................................................................................... 24
x
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Morfologi Tanaman Bawang Putih .................................................................................... 5 2.2 Jalur Pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il- L-sistein............................................................. 7 2.3 Reaksi Pembentukan Senyawa Allil Sulfida ...................................................................... 7 2.4 Pembentukan S-alil sistein dari γ-glutamil-S–alil-L-sistein .............................................. 8 2.5 Anatomi Hepar ................................................................................................................... 9 4.1 Grafik kadar HDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley setelah pemberian ekstrak bawang putih ............................................................................................. 23 4.2 Tempat penghambatan enzim oleh bawang putih pada sintesis kolesterol ................................................................................................................................. 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Halaman
Hasil Determinasi Tumbuhan ...................................................................................... 31 Hasil Uji Etik Penggunaan Hewan Percobaan ............................................................. 32 Persetujuan Etik ........................................................................................................... 33 Pembuatan Ekstrak Bawang Putih ............................................................................... 34 Perhitungan Dosis ........................................................................................................ 35 Alat dan Bahan ............................................................................................................. 36 Hasil Dokumentasi Penelitian ...................................................................................... 38 Tabel Hasil Statistik ..................................................................................................... 39 Daftar Riwayat Hidup .................................................................................................. 40
xii
DAFTAR SINGKATAN Singkatan 1. DADS: diallil-disulfida 2. DAS: diallilsulfide 3. DATS: dialliltrisulfida 4. SAS: S-allilsistein 5. LDL : Low Density Lipoprotein 6. HDL: Hight Density Lipoprotein 7. IDL: Intermediate Density Lipoprotei 8. VLDL: Very Low Density Lipoprotein 9. TG: Trigliserida 10. FFA: Free Faty Acid 11. Apo: Apoprotein 12. SR-A: Scavenger Receptor-A 13. SR-B1: : Scavenger Receptor B-1 14. LCAT: lecithin cholesterol acyltranferase 15. CETP: Cholesterol Ester Transfer Protein 16. NCEP-ATP: National Cholesterol Education Program Adult Panel 17. PBS: Phosphate Buffer Salin 18. NA CMC: NatriumKarboksil MetilSelulosa 19. HMG-KoA: Hydroxy-methylglutaryl-Koenzim A
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang putih (Allium sativum L) adalah tanaman yang tumbuh banyak di Indonesia umumnya tumbuh di dataran tinggi, tanaman ini tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai 30-75 cm, dikenal mengandung beberapa komponen yang bisa dimanfaatkan untuk dunia kesehatan oleh masyarakat Indonesia.1 Diantara beberapa komponen bioaktif yang terdapat
pada bawang putih,
senyawa sulfida adalah senyawa yang banyak jumlahnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah diallil sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut allisin. Allisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas, termasuk diantaranya
adalah
antioksidan,
antikanker,
antimikroba,
antiinflamasi,
antihipertensi, dan dapat menurunkan kadar kolesterol darah.2 Bawang putih adalah tanaman yang telah diteliti bermanfaat bagi kesehatan misalnya sebagai penurun kadar kolesterol dan sebagai imunomodulator. Selama ini penggunaan bawang putih sebagai penurun kadar kolesterol terdapat dalam bentuk serbuk hasil ekstraksi bawang putih dan menggunakan standar berdasarkan kadar allisin yang dikandungnya. Komponen aktif bawang putih telah diteliti dapat menghambat HMG-CoA reduktase dan inhibisi terhadap sterol 4a-metil oksidase. Dengan dihambatnya HMG-CoA reduktase, maka akan terjadi penurunan kadar mevalonat yang merupakan prekursor kolesterol, sehingga kadar kolesterol total pada serum diharapkan dapat menurun.2,3 Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Hepar memiliki berbagai fungsi seperti melakukan metabolisme ketiga nutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah diserap di
1
saluran cerna, mendetokfikasi (hormon, obat, racun dan senyawa asing dalam tubuh), membentuk protein untuk pembekuan darah serta termasuk protein transport, mengaktifkan vitamin D, menyimpan vitamin, mineral, glikogen, menghasilkan garam empedu, serta menghasilkan bilirubin yang merupakan hasil perombakan dari eritrosit yang kemudian diekskresi bersamaan dengan empedu. Organ ini memiliki fungsi yang banyak maka hepar harus selalu dalam kondisi baik.4 Adapun berbagai hal yang menyebabkan gangguan pada fungsi hepar dalam metabolisme salah satunya adalah terjadinya gangguan metabolisme lemak, sehingga bisa menimbulkan penyakit seperti dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein akibat kadar lemak yang berlebihan ataupun kekurangan. Hiperlipidemia ditandai peningkatan kadar kolesterol LDL dan kadar trigliserida, serta rendahnya kadar HDL dalam darah.5 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh priskilla pada tahun 2008 menyatakan bahwa terjadi kenaikan secara signifikan kadar kolesterol darah pada tikus yang diberikan ekstrak bawang putih sejumlah 2ml/200 gram. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang bervariasi, dikarenakan perbedaan jumlah dan/atau dosis bawang putih yang digunakan, sediaan ekstrak yang beragam, subjek penelitian yang berbeda, perbedaan durasi penelitian.6 Penelitian tentang efek bawang putih terhadap dislipidemia masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu dilakukan konfirmasi penelitian kadar LDL dan HDL hepar tikus yang diberikan perlakuan dengan bawang putih pada beberapa dosis yang berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana efek pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar LDL dan HDL hepar tikus? 1.3 Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL hepar tikus
2
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar LDL dan HDL pada hepar tikus. 1.5 Manfaat Penelitian a.
Pendidikan Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak bawang putih terhadap kadar LDL dan HDL
b.
Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data untuk penelitian selanjutnya
c.
Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian bawang putih dengan kadar LDL dan HDL dapat dijadikan sebagai dasar strategi penatalaksanaan kasus penyakit hepar dan jantung.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang putih (Allium sativum L) Bawang putih merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi. Tanaman ini memiliki beberapa nama lokal yaitu, dason putih (Minangkabau), bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa Tengah), bhabhang poote (Madura), Kasuna (Bali), lasuna mawura (Minahasa), bawa badudo (Ternate) dan bawa fiufer (Irian Jaya).7 Sistematika (Taksonomi) bawang putih (Allium sativum L) adalah sebagai berikut:8 Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub division : Angiospermae Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Liliales
Famili
: Liliaceae
Genus
: Allium
Spesies
: Allium sativum L
Gambar morfologi tanaman Bawang putih dapat dilihat pada gambar 2.1.
4
Gambar 2.1 Tanaman Bawang putih (Allium sativum).1 Bawang Putih merupakan tanaman herba semusim berumpun dengan ketinggian sekitar 60 cm yang membentuk umbi lapis mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Umbi bawang putih memiliki ukuran 3,8-7,6 cm dengan diameter yang bervariasi, memiliki 4-60 siung dengan berbagai bentuk dan ukuran.1 Secara klinis bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai hal, termasuk dalam pengobatan hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, rheumatoid arthtritis, demam atau sebagai pencegahan aterosklerosis, dan juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga publikasi yang menunjukkan bahwa bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai antibakteri, antitrombolitik, dan antihipertensi. Bawang putih memiliki 33 komponen sulfur, beberapa enzim, 17 asam amino dan banyak mineral. Komponen sulfur inilah yang memberikan bau khas dan berbagai efek obat dari bawang putih.9,10
5
Adapun kandungan gizi lain yang terkandung dalam 100 gram bawang putih dapat dilihat pada tabel 2.1 yang ada dibawah ini. No.
Zat Gizi
Per 100 gram
1.
Air (gram)
71,00
2.
Kalori (gram)
95,00
3.
Protein (gram)
4,50
4.
Lemak (gram)
0,20
5.
Karbohidrat (gram)
23,10
6.
Kalsium (gram)
41,00
7.
Fosfor (gram)
134,00
8.
Besi (gram)
1,00
9.
Vitamin B1 (gram)
0,22
10.
Vitamin C (gram)
15,00
(Sumber: Direktorat GIZI Dep Kes RI, 1992)11 2.1.1
Senyawa aktif pada bawang putih (Allium sativum L)
a. Organosulfur Terdapat 2 senyawa organosulfur yang penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatile γ-glutamil-Salk(en)il-L-sistein, dan allin. Senyawa γ-glutamil-Salk(en)il-L-sistein merupakan senyawa intermediate biosintesis pembentukan allisin, senyawa tersebut terjadi reaksi enzimatis yang akan menghasilkan senyawa turunan yang melalui dua cabang reaksi, yaitu jalur pembentukan thiosulfinat dan s-allil sistein (SAS). Pada Jalur thiosulfinat akan dibentuk menjadi kelompok allil sulfida, dithiin, ajoene, dan senyawa sulfur lain.12
6
Gambar 2.2 Jalur Pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il- L-sistein.13 Bila bawang putih diolah, terdapat enzim yaitu, allinase yang akan mengubah allin menjadi allisin. Allisin secara cepat berubah menjadi bentuk lain seperti diallil sulfida (DAS), diallil disulfida (DADS), diallil trisulfida (DATS), dan adjoene. 13
Gambar 2.3 Reaksi Pembentukan Senyawa Allil Sulfida. 15
b. Senyawa organosulfur larut air Pada bawang putih terdapat senyawa aktif yaitu, senyawa organasulfur yang larut air. Ekstraksi bawang putih dengan air ataupun alkohol mempunyai kandungan utama S-allil-L-sistein yang berasal dari γ-glutamyl-S-allil-L-sistein, Sallil-sistein dan trans-S-I-propenyl-L-sistein. Derivat ini stabil dalam keadaan padat ataupun cair, pada kondisi yang netral maupun asam. S-allil-sistein memberikan proteksi terhadap oksidasi, radikal bebas, kanker, dan penyakit kardiovaskuler. S-allil-sistein secara in vitro menunjukkan sifat antioksidan. Sifat 7
ini menunjukkan bahwa standarisasi preparat bawang putih menggunakan S-allilsistein sebagai marker kimia dianggap benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.13
Gambar 2.4 Pembentukan S-alil-sistein dari γ-glutamil-S–alil-Lsistein.13 2.1.2
Bawang putih sebagai anti kolesterol Penelitian tentang manfaat bawang putih terhadap penurunan kadar
kolesterol darah telah dilakukan pada hewan coba dan manusia.26 Pada bawang putih Terdapat komponen bioaktif yang berperan dalam penurunan kolesterol pada tubuh antara lain DADS dan allisin. DADS memiliki rantai allil yang dengan mudah akan tereduksi menjadi rantai propil yang jenuh, sehingga dapat menurunkan kadar NADPH dan NADH yang penting untuk sintesis trigliserida dan kolesterol. Allisin sendiri akan berkompetisi dengan asetat sehingga akan mereduksi masukan asetil Ko-A yang merupakan suatu substrat untuk sintesis kolesterol. Dengan demikian ekstrak bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol darah.14 Bawang putih diperkirakan memiliki efek untuk menurunkan kolesterol dengan cara menghambat sintesisnya. Senyawa bawang putih yang menunjukkan aktivitas inhibisi adalah selenosistein, SAC, aliin, DATS, dan DADS. Reaksi penghambatan kerja enzim tersebut besifat irreversible. Kemungkinan mekanisme penghambatannya melalui dua cara, yaitu penghambatan pada reaksi enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase dan penghambatan pada reaksi enzim lain, seperti squalene mono-oksigenase dan lanosterol- 14-demethylase.15
8
2.2 Hepar Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh, menyumbang sekitar 2% berat tubuh total,atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata orang dewasa. Hepar terdiri dari 4 lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri yang dipisahkan oleh ligament falciform. Berhubungan dengan lobus kanan, bagian bawahnya terdapat lobus kuadratus sedangkan dibagian belakang terdapat lobus kaudatus. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati. Hati mansuia mengandung 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobulus berbentuk polihedral (segi banyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua jenis peredaran darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan melalui vena porta.16 Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua tipe sel yang lain, yaitu; selsel endotel khusus dan sel Kupffer (sel-sel retikuloendotel) yang merupakan makrofag setempat yang melapisi sinusoid dan mampu memfagosit bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatikus. Meskipun hepar adalah organ tersendiri, hepar menyelenggarakan banyak fungsi, antara lain adalah penyaringan dan penyimpanan darah, metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing, selain itu juga sebagai pembentukan empedu, penyimpanan vitamin, besi, dan pembentukan faktor-faktor koagulasi. 16
Gambar 2.5 Anatomi Hepar.17
9
Hepar merupakan sekumpulan besar sel, yang bereaksi secara kimiawi dengan laju metabolisme yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari satu sistem metabolisme ke sistem metabolisme yang lain dan menyelenggarakan fungsi metabolisme lain, salah satunya adalah terjadi pada metabolisme lemak. Beberapa fungsi spesifik hepar dalam metabolisme lemak, yaitu oksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, sintesis kolesterol, fosfolipid, yang sebagian besar lipoprotein, kemudian sintesis lemak dari protein dan karbohidrat. Sekitar 80% kolesterol yang disintesis di hati diubah menjadi garam empedu, kemudian disekresi kembali ke dalam empedu sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa darah ke sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan ditranspor dalam lipoprotein. Hampir semua sintesis lemak dalam tubuh dari karbohidrat dan protein juga terjadi di hati. Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk disimpan. 16 Sama seperti manusia, hepar tikus merupakan salah satu organ terbesar dan terberat dalam tubuh tikus, beratnya sekitar 6% dari berat tubuh atau sekitar 2 gram. Perbedaannya lokasi hepar berada pada region subdiafragma. Hepar tikus terdiri dari empat lobus utama yang saling berhubungan. Lobus tengah dibagi menjadi kanan dan kiri oleh bifurcation yang dalam. Lobus belakang terdiri 2 lobus berbentuk daun yang berada disebelah dorsal dan ventral dari esophagus sebelah kurvatura dari lambung. Tikus tidak mempunyai kantung empedu. Struktur dan komponen hepar tikus sama dengan mamalia lainnya tersusun dari vena sentralis, sinusoid dan hepatosit. Setiap lobus mengandung kurang lebih satu juta lobulus yang dibentuk disekitar vena sentralis yang bermuara ke dalam vena hepatica dan kemudian ke dalam vena cava. Lobulus terdiri dari sel hepar berbentuk heksagonal yang disebut hepatosit. Sel hepatosit merupakan unit struktural utama pada hepar, diantara sel hepatosit terdapat kapiler yang dinamakan sinusoid.18
10
2.3 Lemak dan Kolesterol Lipid dalam tubuh dibagi menjadi 3, yaitu kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Molekul lemak memiliki sifat hidrofobik, sehingga agar lemak dapat dimetabolisme oleh tubuh, dibutuhkan suatu pelarut, yaitu apoprotein atau apolipoprotein. Lipoprotein adalah ikatan antara lipid dan apoprotein, setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida (satu gliserol dan tiga asam lemak bebas), fosfolipid, dan apoprotein. Terdapat enam jenis lipoprotein, HDL, LDL, IDL, VLDL, kilomikron, dan lipoprotein a. Setiap lipoprotein memiliki apolipoprotein tersendiri.20 Kolesterol disintesis dari asetil Ko-A, hormone seks, asam empedu, dan vitmin D. Pembentukan kolesterol dari asetil Ko-A dikatalisis oleh enzim HMG Ko-A reduktase yang menghasilkan mevalonat, lalu membentuk unit isoprenoid yang akan menjadi bentuk squalen. Squalen dengan bantuan enzim squalene mono-oksigenase akan membentuk lanosterol. Lanosterol ini akan membentuk kolesterol. LDL plasma merupakan transport untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh HDL plasma dan diangkut ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Peran utama kolesterol dalam proses patologi adalah sebagai faktor pembentukan ateroskelrosis pembuluh darah. Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoeh dari makanan.14 2.4 Low Density Lipoprotein (LDL) Low Density Lipoprotein (LDL) disebut juga β-lipoprotein yang mengandung 21% protein dan 78% lemak. LDL bersirkulasi dalam tubuh dan dibawa ke sel otot, lemak, dan sel-sel lainnya. Hepar merupakan pengatur utama kolesterol darah, karena sebagian reseptor LDL terdapat di hepar. LDL Merupakan kolesterol yang paling banyak mengangkut kolesterol dan lemak dalam darah. Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak pada dinding-dinding
11
pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya.23 2.5 High Density Lipoprotein (HDL) HDL disebut juga α lipoprotein. HDL Merupakan lipoprotein berdensitas tinggi, terutama mengandung protein. Komponen HDL adalah 20% kolesterol, 30% fosfolipid, dan 50% protein. HDL berfungsi untuk mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam darah dan menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali atau dikeluarkan dari tubuh. HDL dikatakan kolesterol baik karena berperan membawa kelebihan kolesterol di jaringan kembali ke hati untuk diedarkan kembali untuk dikeluarkan dari tubuh. HDL ini mencegah terjadinya penumpukan kolesterol di jaringan terutama di pembuluh darah.16 Fungsi utama HDL adalah sebagai tempat penyimpanan apoprotein C dan E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. Konsentrasi HDL bervariasi secara timbal balik dengan konsentrasi triasilgliserol plasma dan secara langsung dengan aktivitas lipoprotein lipase, dan secara terbalik dengan insiden aterosklerosis koroner. Hal ini mugkin terjadi karena HDL mencermikan efisiensi pembersihan kolesterol dari jaringan.24 2.6 Penyakit Hepar Terkait Metabolisme LDL dan HDL 2.6.1
DISLIPIDEMIA Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein yang dibagi
menjadi hiperlipidemia dan hipolipidemia, dimana
mengalami kelainan
metabolisme akibat kadar lemak yang berlebihan ataupun kekurangan.6 Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), kolesterol dalam darah, atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis memiliki peran yang penting dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang dikenal sebagai triad lipid, yaitu klesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL, lalu trigliserida.19
12
2.6.2 Epidemiologi Asupan asam lemak jenuh yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh adalah 10% dari energi total perhari. Konsumsi asam lemak meningkatkan kadar kolesterol LDL. LDL akan membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer yang didalamnya terdapat reseptor-reseptor yang akan menangkapnya (termasuk pembuluh darah koroner) untuk metabolis jaringan. Pada kolesterol yang berlebihan maka tugas HDL untuk mengangkut kembali ke hati untuk menjadi deposit. Jika kolesterol LDL meningkat sedangkan HDL menurun, maka akan terjadi penimbunan kolesterol di jaringan perifer termasuk pembuluh darah.24 WHO memperkirakan dislipidemia berhubungan dengan kasus penyakit jantung iskemik secara luas, serta menyebabkan 4 juta kematian per tahun.21 2.6.3 Klasifikasi Dislipidemia Berdasarkan patologinya, dislipidemia dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Dislipidemia primer berhubungan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang berkaitan dengan metabolisme lipoprotein maupun reseptor. Dislipidemia primer biasanya didasari oleh faktor genetik. Dislipidemia sekunder biasanya diakibatkan oleh suatu penyakit, stres, atau kurang olahraga, atau efek samping dari obat.24 Selain itu dislipidemia juga dapat dibagi berdasarkan profil lipid, yaitu hiperkolesterolemi, hipertrigliseridemi, dan dislipidemia campuran. Adapun National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III) membuat suatu batasan kadar lemak normal yang dapat dipakai secara umum.20
13
Tabel 2.2 Kadar Lipid serum Normal Kadar lemak
kisaran
Kolesterol Total < 200 mg/dl
Optimal
200-239 mg/dl
Diinginkan
≥ 240 mg/dl
Tinggi
Kolesterol LDL < 100 mg/dl
Optimal
100-129 mg/dl
Mendekati optimal
130-159 mg/dl
Diinginkan
160-189 mg/dl
Tinggi
≥ 190 mg/dl
Sangat tinggi
Kolesterol HDL < 40 mg/dl
Rendah
≥ 60 mg/dl
Tinggi
Sumber: (NCEP-ATP III, 2001) 2.6.4 Manifestasi klinis Keadaan dislipidemia terkadang tidak menimbulkan gejala, dan hanya diketahui pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. 2.6.5
Komplikasi Dislipidemia Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu suatu
proses penyakit yang mengenai sirkulasi darah koroner, serebral, dan arteri perifer. Salah satu dari komplikasi dislipidemia ini adalah penyakit jantung koroner. Hubungan sebab akibat antara dislipidemia dan aterosklerosis telah dibuktikan melalui banyak studi klinis dan percobaan hewan. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Kadar HDL plasma yang tinggi memiliki risiko rendah terhadap terjadinya penyakit jantung koroner, hal ini disebabkan karena HDL mempunyai kemampuan proteksi terhadap terjadinya aterosklerosis melalui fasilitas transport balik kolesterol, yaitu 14
kemampuan
HDL
menerima
kelebihan
kolesterol
dari
jaringan
dan
mengembalikannya ke hati secara langsung maupun melalui perantara lipoprotein yang lain.22
15
2.7 Kerangka Teori Bawang putih (Allium sativum L)
Penekanan aktivitas enzim lipogenik &kolesterogenik
Senyawa aktif
↓kadar kolesterol total &↑ kadar kolesterol HDL
Senyawa organosulfur
Allin
γ-glutamilSalk(en)il-Lsistein
Allinase Allisin
s-allil-sistein DAS Proteksi terhadap radikal bebas, kanker.
DADS
Dithin
↓NADH& NADPH
(-) HMG Ko-A Reduktase
(-) sintesis kolesterol ↓kadar kolesterol darah LDL↓/HDL↑?
16
Adjoene
2.8 Kerangka Konsep Hepar
Metabolisme kolesterol
Bawangputih 50, 100, 150 mg/KgBB
Lipoprotein lipase
↓ kolesterol
HDL ↑
LDL ↓
Keterangan : Variabel yang diteliti
Variabel yang tidakditeliti
17
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh Rifda Nailil Muna dimulai
dari penyiapan hewan uji, penyiapan serbuk hingga terminasi hewan uji pada bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015 di Laboratorium penelitian lantai 2, Laboratorium riset, Laboratorium Biokomia, Laboratorium Farmakologi, serta Animal house Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilanjutkan untuk mengetahui kadar kolestrol LDL dan HDL dengan menggunakan kit HDL pada hepar hewan uji yang dilaksanakan bulan Februari 2017 di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.25 3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Penelitian Pada penelitian sebelumnya alat yang digunakan antara lain: tissue, pot, gelas ukur, kaca arloji, timbangan analitik (AND GH-202), kandang hewan, sonde, wadah pembiusan, gelas beaker, lumpang dan alu, tabung reaksi, spatula, kaca objek, kaca penutup, seperangkat alat bedah. Pada penelitian sekarang alat yang digunakan yaitu: gelas beaker, tabung reaksi, timbangan analitik, mikropipet, mikrotube, spatula besi, sendok, pinset, spektrofotometer, sentrifuge, freezer. 3.2.2
Bahan Penelitian Bahan uji yang digunakan adalah suspensi dari bawang putih lokal (Allium
sativum
L.)
varietas
Lumbu
Kuning
yang
diperoleh
dari
Kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah. Bahan uji juga telah dideterminasi di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.25 Bahan kimia yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pakan tikus (pellet, aquadest), suspending agent untuk mensupresi ekstrak (natrium karboksi metal selulosa BLANOSE® 7M1F), terminasi tikus (eter), dan diluen (phosphate Buffer Saline), serta reagen HDL dan standart HDL pada uji kadar HDL. Dengan hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Ratus 18
norvegicus) jantan galur Sprague Dawley berumur 9-10 minggu dengan berat badan 250-350 gram yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.25 3.3
Rancangan Penelitian
3.3.1
Besar Sampel Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan beberapa kondisi perlakuan. Perlakuan dikelompokkan menjadi 4 bagian dengan 5 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dalam setiap kelompok.13 Empat kelompok tersebut terdiri dari satu kelompok kontrol dan tiga kelompok yang diberikan serbuk kering/ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) dengan tiga dosis berbeda.25 3.3.2
Dosis dan Cara Perlakuan Dosis yang diberikan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dixit
dan Joshi (1982) yaitu 50, 100, dan 150 mg/kgBB per hari (perhitungan dosis terlampir). Suspensi ekstrak diberikan secara oral menggunakan sonde, pada kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa kandungan ekstrak. Setiap kali akan diberikan perlakuan, tikus ditimbang terlebih dahulu kemudian dibuat perhitungan dosis sesuai dengan berat badan tikus. Lamanya waktu perlakuan berdasarkan penelitian yang dilakkan oleh Hammami, et al,. (2009), yaitu selama 30 hari.25,29 3.4
Prosedur Kerja
3.4.1
Penyiapan Serbuk Penyiapan serbuk dilakukan di Laboratorium penelitian II. Sebanyak 1 kg
bulbus bawang putih dengan dikupas kulit luarnya terlebih dahulu, kemudian dibersihkan dari kotoran yang masih menempel. Hasil kupasan bawang putih yang telah dibersihkan diiris tipis-tipis kemudian didehidrasi menggunakan freeze dry dengan suhu 10°F (-12,2°C) dan tekanan 10Pa. Bawang putih kering hasil dari freeze dry kemudian dihancurkan. Serbuk yang didapat kemudian diayak dengan mesh 30-100. Setelah itu dibuat suspensi dengan dosis yang telah ditentukan.25,26
19
3.4.2
Penyiapan Hewan Uji Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague Dawley
berumur 9-10 minggu dengan berat badan 200-350 gram diaklimatisasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selama proses adaptasi, dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berta badan.25 3.4.3
Terminasi dan Pengukuran Parameter Semua kelompok sampel tikus jantan putih galur Sprague Dawley
diterminasi pada hari ke-30 dengan cara dimasukkan ke dalam toples yang telah dijenuhkan dengan uap eter, setelah itu dibedah untuk diambil heparnya. Hepar ditimbang kemudian disimpan dalam lemari pendingin hingga saat dilakukannya pengujian.25 3.4.4
Pembuatan Homogenat Siapkan potongan 50 mg jaringan hepar yang diambil dari hepar tikus,
kemudian dimasukkan ke dalam tube. Tambahkan Phosphate Buffer Saline (PBS) dengan pH 7 sebanyak 1 ml lalu homogenasi. Bisa segera dilakukan pengujian atau simpan dalam lemari pendingin pada suhu 4°C sampai siap digunakan. 3.4.5
Analisis Kolesterol HDL Pada analisis kolesterol HDL penelitian ini mengacu berdasarkan kit HDL
yang digunakan, yaitu dengan prosedur menyiapkan reagen, sampel, dan standar. Sampel homogenat yang telah dibuat disentrifuse dengan kecepatan 4000 selama 10 menit. Ambil sampel yang telah di sentrifuse sebanyak 250µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi, campurkan dengan reagen HDL sebanyak 500µl, kemudian inkubasi pada suhu 20-25°C selama 10 menit. Kemudian sentrifuse sampel yang telah dicampur dengan reagen HDL pada tabung reaksi dengan kecepatan 4000 selama 10 menit. Ambil bagian bening (supernatan) dari hasil sentrifuse sebanyak 50µl, lalu campur dengan reagen kolesterol sebanyak 500µl, kemudian inkubasi pada suhu 20-25°C selama 10 menit, lalu mengukur absorbansi sampel dan standar, dan yang terakhir hasil dibaca pada spektofotometer dengan panjang gelombang 500 nm.
20
3.4.6
Analisis Kolesterol LDL Untuk mengukur nilai kolesterol LDL, seperti yang telah dilakukan pada
saat penelitian yaitu harus mengetahui nilai Kolesterol, HDL, dan Trigliserida dengan menggunakan rumus LDL = Kolesterol – (TG/5 + HDL). Dari perhitungan menggunakan rumus tersebut bisa kita ketahui hasil nilai Kolesterol LDL. 3.5 Analisis Data Data hasil penelitian yang diperoleh di proses dengan menggunakan program pengolahan data statistik SPSS 22. Uji parametrik (one way ANOVA) dilakukan apabila distribusi normal dan homogen, sedangkan apabila distribusi tidak normal atau tidak homogen, maka dilakukan analisa uji non parametrik (Kruskal Wallis). 3.6 Definisi Operasional Variable
satuan
Alat ukur
Cara pengukuran
Skala pengukuran
HDL
mg/dL
spektofotometer
Membaca
absorban
dari Numerik
spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm, kemudian dihitung dengan rumus HDL= sampel/standart x 318 LDL
mg/dL
-
Dihitung dengan menggunakan Numerik rumus LDL = Kolesterol – (TG/5 + HDL)
21
3.7 Alur Penelitian Adaptasi tikus (14 hari)
Pengelompokan sampel
Kontrol 5 ekor tikus Diberikan pakan standard an suspensi NaCMC (30 hari)
Dosis 50 mg/kgBB
Dosis 100 mg/kgBB
Dosis 150 mg/kgBB
5 ekor tikus Diberikan pakan standar dan suspensi bawang putih dosis 50 mg/kgBB (30 hari)
5 ekor tikus Diberikan pakan standar dan suspensi bawang putih dosis 100 mg/kgBB (30 hari)
5 ekor tikus Diberikan pakan standar dan suspensi bawang putih dosis 150 mg/kgBB (30 hari)
Terminasi dan eksisi tikus
Pengambilan jaringan hepar
Persiapan jaringan hepar
Pengukuran kadar HDL dan LDL
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran nilai HDL pada hepar tikus kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak bawang putih dengan beberapa dosis tampak pada gambar 4.1. Kadar HDL rendah pada pemberian eksrtak bawang putih dengan dosis 50 mg/kgBB. Sedangkan pada pemberian ekstrak bawang putih dengan dosis 100 dan 150 mg/kgBB terlihat tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan HDL cenderung terjadi peningkatan yang tidak signifikan (kruskal-wallis, p>0.05). 3.50
kadar HDL mg/dl
3.00 2.50 2.00
2.74
2.72
100
150
2.28
1.50
1.73
1.00 0.50 0.00 0
50
ekstrak bawang putih mg/kgBB
Gambar 4.1 Grafik kadar HDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley setelah pemberian ekstrak bawang putih. Hasil pengukuran LDL hepar tikus setelah pemberian ekstrak bawang putih tampak pada tabel 4.1 Berdasarkan hasil uji statistik, LDL cenderung memiliki nilai lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (kruskal-wallis p>0,05).
23
Tabel 4.1 Tabel rata-rata kadar LDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley setelah pemberian ekstrak bawang putih. Dosis Bawang
Rata-rata kadar LDL±SD
Putih 0 mg/dl
-0,35 ± 2,18
50 mg/dl
0,16 ± 1,10
100 mg/dl
-1,76 ± 2,12
150 mg/dl
-0,82 ± 2,93
Hasil perhitungan rata-rata kadar LDL diatas didapatkan nilai minus, hal ini terjadi
kemungkinan karena kadar trigliserida yang tinggi dan bisa juga
diakibatkan karena kadar kolesterol yang rendah. Trigliserida dan kolesterol selain berasal dari makanan juga diekskresi dari hati bersama empedu ke usus halus. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam mukosa usus halus. Trigilesrida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi ester kolesteril, keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan masuk ke aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas (FFA). Asam lemak bebas ini dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adipose), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati. Kolesterol dan trigliserida yang disintesis di hati akan diseksresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.20 Sirkulasi pada trigilesrida mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase berubah menjadi IDL, kemudian IDL berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang banyak mengandung kolesterol, sebagian kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik seperti kelenjar adrenal, 24
ovarium, dan testis yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor SR-A di makrofag dan akan menjadi sel busa. Semakin banyak kadar kolesterol LDL dalam plasma semakin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.20 Penurunan
kadar
LDL
pada
kelompok
perlakuan,
kemungkinan
merupakan efek dari komponen bioaktif bawang putih yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Mekanisme kerjanya antara lain menghambat biosintesis kolesterol pada beberapa tahapan enzim yang berbeda (squalene monooksiginase, dan HMG-KoA reduktase).27 Pada biosintesis kolesterol yang melalui tahap sintesis mevalonat dari asetil Ko-A (gambar 4.2), pada awalnya terbentuk dari dua molekul asetil Ko-A yang bersatu untuk membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh tiolase, kemudian dikatalisis oleh HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA, setelah itu HMG-KoA direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase. Tahap ini merupakan tahap regulatorik utama di jalur sintesis kolesterol, diduga senyawa Allisin merupakan inhibitor kompetitif dari enzim HMG-KoA reduktase yang menyebabkan pembentukan HMG-KoA terhambat. Penghambatan HMG Ko-A reduktase akan menurunkan sintesis kolesterol.24 Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati maka akan menurunkan sintesis Apo B100, disamping itu akan meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Dengan demikian kadar kolesterol-LDL darah akan ditarik ke hati, hal ini akan menurunkan kadar kolesterol-LDL di darah.20 Pada penelitian lain yang dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol total pada darah tikus dengan metode menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberikan pakan hiperkolesterolemik dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak bawang putih 2mL/200 gram selama 30 hari mengalami penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.30
25
Gambar 4.2 Biosintesis kolesterol pada tahap sintesis mevalonat.24 Dialil disulfida mempunyai rantai allil yang dengan mudah akan tereduksi menjadi rantai propil yang jenuh, sehingga akan menurunkan kadar NADH dan NADPH yang juga penting untuk sintesis kolesterol.14 Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian suplemen bawang putih terhadap hewan dapat menurunkan aktivitas dari enzim kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3metilglutaril (HMG-KoA reduktase), dan asetil Ko-A sintase, dan enzim lainnya seperti Squalene mono-oksigenase yang diinhibisi.28 Kandungan bawang putih yang larut air seperti SAS, allin, dan selenosistein dapat menginhibisi squalene monooksigenase yang merupakan rekombinan manusia yang dimurnikan. Sama halnya dengan kandungan bawang putih yang larut lemak yaitu dialil disulfida dan dialil trisulfida.26
26
Ekstrak bawang putih mampu meningkatkan kolesterol HDL, menurunnya kolesterol LDL dalam darah akan menaikkan HDL, fungsi HDL adalah mengangkut kolesterol dari jaringan dan dinding pembuluh darah menuju hati untuk dimetabolisme. Semakin tinggi kadar HDL dalam darah semakin banyak kolesterol yang dapat dibawa sehingga kolesterol LDL dalam darah akan menurun. HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C, dan E; dan disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati berbentuk gepeng dan mengandung apo A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang tersimpan, setelah itu HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa untuk mengambil kolesterol bebas dari makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolesteril ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltranferase (LCAT). Kemudian sebagian kolesteril ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ke hati yang akan ditangkap oleh SR-B1, jalur kedua adalah kolesteril ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP). Dengan demikian HDL sebagai fungsi dalam transport kolesterol terbalik atau Reverse Cholesterol Transport.20
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pemberian ekstrak bawang putih pada dosis tertentu selama 30 hari memiliki kecenderungan dapat menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL pada hepar tikus putih jantan galur Sprague dawley. 5.2
Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perubahan jumlah sampel untuk mengkonfirmasi adanya peningkatan kadar HDL yang tidak signifikan pada kelompok perlakuan dosis 100 dan 150 mg/KgBB 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut efek bawang putih terhadap kadar LDL dan HDL pada hepar tikus dengan dosis yang berbeda dan lama perlakuan
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Butt, M.S, Sultan, M.T. Garlic: nature’s protection against physiological threats. Crit Rev Food Sci Nutr. 2009; 49(6):538-551 2. Hernawan, U.E., Setyawan, A.D. 2003. Review: Senyawa organosulfur bawang putih (Allium sativum L.) dan aktivitas biologinya. Biofarmasi, 1(2): 65-76 3. Singh DK, Porter TD. Inhibition of sterol 4a-methyl oxidase is the principal mechanism by which garlic decrease cholesterosynthesis. J Nutr. 2006; 136(3): 7595. 4. Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC, 2014. 669-670. 5. Musunuru K. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. Lipids. 2010; 45(10):907-914 6. Sobenin IA., Irina VA, Olga ND, Tatiana VG, dan Alexander NO. Lipid-lowering effects of time-released garlic powder tablets in doubleblinded placebo-control randomized study. J Atheroscler Thromb. 2008; 15(6): 334-8 7. Santoso, H.B. Bawang Putih. Edisi ke-12. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2008. 8. Tajudin. SS. Khasiat dan manfaat bawang putih: Raja antibiotik alami. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2003; 8-32. 9. Majewski M. Allium sativum: Facts and myths regarding human health. Rocz Państw Zakładu Hig. 2014; 65(1):1-8. 10. Londhe. VP. Role of garlic (Allium sativum) in various disease: an overview. J pharm Res Opin. 2011; 1(4): 129-134. 11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Gizi. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bharata, 1992. 12. Song, K. and Milner, JA. The influence of heating on the anticancer properties of garlic. J Nutr. 2001; 131: 1054S–1057S 13. Amagase, Haranobu. Et al. Intake of Garlic and its Bioactive components. J Nutr. 2001; (131): 955S-962S. 14. Sunarto, P. dan Susetyo, B. Pengaruh bawang putih terhadap penyakit jantung koroner. Cermin Dunia Kedokteran. 1995; (102) 28-31 15. Gupta, N. dan Porter, T.D. Garlic and garlic-derived compounds inhibit human squalene monooxygenase. J Nutr. 2001; 131:1662-7 16. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed-12. Singapura: Elsevier, 2011: 909-910. 17. Frank. H. netter. Atlas anatomi manusia. Ed. 5. Singapore-sawnders. Elseiver. 2012: 575
29
18. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. Edisi 7, Vol. 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007: 189-1 19. Anwar, TB. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. (skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan. 2004. 20. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi IV. Jakarta : Interna Publishing, 2009: 2550-2553. 21. World Health Organization (WHO). Deaths from Coronary Heart Disease [internet]. 2005. ( 4 juni 2017). Available from URL: http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_14_deathH D.pdf. 22. Sitorus, H. Ronald. Tiga Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Irama Widya, Bandung. 2006. 23. Graha, CK. 100 Question & Answer Kolesterol. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2010. 24. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2014. 240-249. 25. Muna RN. Uji efek antifertilitas serbuk bawang putih (Allium sativum l.) terhadap regulasi apoptosis sel germinal tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley [skripsi]. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2015. 26. Liu, L. dan Yeh Y. Cysteines of Garlic Inhibit Cholesterol Syntesis by Deactivating HMG-Co-A Reductase in Cultured Rat Hepatocytes. J. Nutr; 2002. 27. Handayani, L. Pemanfaatan obat tradisional dalam menangani masalah kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. 2001; Vol.51, (4):139 28. Diano, RF. Garlic Potential as Treatment of Dyslipidemia and Hypertension. 2011; 1-4. 29. Hammami, et al. Chronic crude garlic feeding modified adult male rat testicular markers : mechanism of action. Reproductive Biology and Endocrinology. 2009 ; 7:65. 30. Priskilla M. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Terhadap Penurunan Rasio Antara Kolesterol Total Dengan Kolesterol HDL Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Hiperkolesterolemik [skripsi]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2008.
30
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 (Hasil Determinasi Tanaman)
31
LAMPIRAN 2 (hasil uji etik penggunaan hewan percobaan)
32
LAMPIRAN 3 (Hasil Persetujuan Etik)
33
LAMPIRAN 4 (Pembuatan Ekstrak Bawang Putih)
1 kg bawang putih segar Determinasi tanaman di LIPI Kupas dan bersihkan. Kemudian dihaluskan menggunakan blender
Dehidrasi dengan freeze dry pada suhu 10F dan tekanan 10 Pa
Haluskan bawang yang kering dengan lumping dan alu
Ayak serbuk bawang putih hasil freeze dry menggunkan mesh 30-100
Pembuatan suspensi serbuk bawang putih dengan dosis 50 mg/KgBB, dan 150 mg/KgBB
34
LAMPIRAN 5 (perhitungan dosis)
𝑉𝐴𝑂 =
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 �
𝑚𝑔 � × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔) 𝑘𝑔𝐵𝐵 𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 � � 𝑚𝑙
•
Dosis Rendah (50 mg/kgBB) 𝑚𝑔 50 � � × 0,25 (𝑘𝑔) 𝑘𝑔𝐵𝐵 1 𝑚𝑙 = 𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 � � 𝑚𝑙 Konsentrasi = 12,5 mg/ml Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan dibuat sebanyak 5 ml. Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 12,5 mg/ml x 5 ml = 62,5 mg.
•
Dosis Sedang (100 mg/kgBB) 𝑚𝑔 100 � � × 0,25 (𝑘𝑔) 𝑘𝑔𝐵𝐵 1 𝑚𝑙 = 𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 � � 𝑚𝑙 Konsentrasi = 25 mg/ml Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan dibuat sebanyak 5 ml. Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 25 mg/ml x 5 ml = 125 mg.
•
Dosis Tinggi (150 mg/kgBB) 𝑚𝑔 150 � � × 0,25 (𝑘𝑔) 𝑘𝑔𝐵𝐵 1 𝑚𝑙 = 𝑚𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 � � 𝑚𝑙 Konsentrasi = 37,5 mg/ml Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan dibuat sebanyak 5 ml. Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 37,5 mg/ml x 5 ml = 187,5 mg
35
LAMPIRAN 6 (alat dan bahan)
Timbangan analitik Sentrifuge
Spektrofotometer
Kit
Mikropipet
Tabung reaksi
36
freezer
Mikrotube
Kit Reagen
Pinset
Sampel hepar tikus
Larutan PBS
37
LAMPIRAN 7 (hasil dokumentasi penelitian)
Penimbangan jaringan hepar
Proses homogenisasi jaringan hepar
Sampel sudah dihomogenisasi
Sampel sudah disentrifuse
Proses pencampuran sampel
Proses pembacaan sampel
38
LAMPIRAN 8 (tabel hasil statistik)
a. Tabel Uji Normalitas HDL Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov DosisBP HDL
Statistic
.00
.398
50.00
.277
100.00
.254
150.00
.182
df
Sig.
.594
6
.000
5
.200
.858
5
.220
.200
*
.920
5
.531
.200
*
.922
5
.546
5 5
a,b
Test Statistics
kadarHDL
Asymp. Sig.
Sig.
*
b. Tabel Uji Kruskal-Wallis
df
df
.003
Lilliefors Significance Correction
Chi-Square
Statistic
6
*. This is a lower bound of the true significance. a.
Shapiro-Wilk
6,840 3 ,077
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: dosisBP
39
LAMPIRAN 9 (daftar riwayat hidup) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Fadilah Riafiana
Tenpat, tanggal lahir: Gresik, 31 Mei 1997 Alamat
: Jl. Tambak Timur, Bawean Gresik, Jawa Timur
Telepon/Hp
: 082244448127
Email
:
[email protected]
Riwayat pendidikan 1. Tahun 2003-2009
: SDN 3 Tambak, Gresik, Jawa Timur
2. Tahun 2009-2012
: SMP N 1 Tambak, Gresik, Jawa Timur
3. Tahun 2012-2014
: MA. Amanatul Ummah Surabaya, Jawa Timur
4. Tahun 2014-sekarang: Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
40