GRATIS, BUKAN BERARTI BEBAS Maksud dari “Gratis, Bukan Berarti Bebas” disini, yaitu menyinggung soal manusia yang menikmati, mengolah bahkan mengeksploitasi hasil alam tetapi tidak melestarikan bahkan malah menghancurkan. Banyak sekali kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan. Mulai dari hutan, laut sampai pertambangan. Dari sana, kita bisa mendapatkan banyak sekali manfaat dan keuntungan. Menjaga dan melestarikan alam berarti merupakan tanggung jawab kita semua. Hal itu harus kita laksanakan dengan baik dan benar. Tapi, bagaimanakah kenyataannya sekarang? Bisa kita lihat, banyak manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Mereka berbuat semena-mena terhadap lingkungan tanpa peduli akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya tersebut di masa depan. Contohnya pemanfaatan hasil hutan tanpa adanya pelestarian kembali. Perbuatan ini bisa menjadi masalah yang besar. Pohon memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya menyaring udara, pengendalian banjir dan bencana, dan sebagai tempat tinggal berbagai macam satwa. Sungguh tak terbayangkan bagaimana jadinya jika tidak ada pohon. Tanpa pohon, kita tidak akan dapat hidup karena pohon adalah sumber kehidupan. Saat ini hutan Indonesia sudah semakin menipis. Padahal hutan kita merupakan hutan tropis yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia. Dan bahkan mendapat julukan “Paru-paru Dunia”. Semua seharusnya bangga. Tetapi menyaksikan perkembangan hutan saat ini, bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Sebagai contoh, hutan hujan tropis Kalimantan yang dulu sangat luas, kini sebagian besar telah berganti menjadi perkebunan Kelapa Sawit.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, untuk membuka lahan perkebunan sawit, dilakukan dengan cara membakar hutan. Hal tersebut merusak unsur hara yang terdapat pada tanah, polusi udara meningkat dan yang paling menyedihkannya lagi adalah para satwa yang sebenarnya tinggal di hutan tersebut akan terancam karena hutan itu adalah satu-satunya habitat mereka. Para hewan mencari makan di lingkungan sekitar yaitu rumah-rumah penduduk, hal ini berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. Sungguh mengerikan dampak yang bisa timbul dari sikap semena-mena terhadap hutan. Untuk itu kita harus menjaga hutan kita. Caranya? Bisa dengan melakukan sistem tebangtanam, melakukan seminar pelestarian hutan serta mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan. Dengan melindungi hutan, berarti kita ikut berpartisipasi mencegah kepunahan hewan, dan menjaga ‘paru-paru dunia’. Contoh perilaku tidak bertanggung jawab terhadap alam yang lainnya adalah penangkapan ikan di laut secara ilegal. Laut memberikan banyak sekali manfaat kepada kita, diantaranya ialah sumber berbagai makanan, menyerap karbon dioksida, sebagai tempat rekreasi dan sebagai jalur transportasi. Tetapi penangkapan ikan di laut secara ilegal, seperti menggunakan pukat harimau, bom dan racun dapat merusak laut.
Pukat harimau memang alat yang efektif untuk menangkap ikan, tetapi tidak selektif karena alat ini merusak semua yang dilewatinya. Pukat harimau menjaring semua ikan, baik yang dewasa maupun yang kecil. Sehingga perkembangbiakan ikan bisa terganggu. Kemudian, menangkap ikan dengan bom sangat berbahaya, selain membahayakan ikan-ikan, biota-biota lain yang ada di bawah laut juga bisa hancur atau mati. Begitupun menangkap ikan dengan racun. Seperti yang kita ketahui, racun berbahaya bagi kesehatan. Nah, bagaimana jika menangkap ikan dengan racun? Racun tidak hanya meracuni ikan saja, organisme-organisme dalam ekosistem laut juga akan keracunan dan tercemar. Bagaimana jika laut sudah tercemar? Tidak ada yang bisa diharapkan lagi dari laut yang sudah tercemar. Karena itu, jagalah laut dengan tidak membuang sampah ataupun limbah ke laut, menangkap ikan dengan cara yang ramah lingkungan serta tidak merusak terumbu karang. Selain menangkap ikan secara ilegal, limbah pertambangan juga bisa membuat laut tercemar. Pertambangan di lepas pantai bertujuan untuk mengolah minyak bumi. Namun, bagaimana dengan limbahnya? Ketika pertambangan lepas pantai dilakukan, akan ada limbah yang dihasilkan. Karena berada di tengah laut, satu-satunya tempat pembuangannya adalah di laut. Karena mendapat tumpahan minyak, kondisi air laut akan berubah. Seperti yang kita ketahui, air dan minyak memiliki karakteristik yang berbeda serta tidak dapat tercampur. Selain itu, limbah minyak juga mengandung zat berbahaya yang dapat mematikan ekosistem di laut seperti ikan dan terumbu karang.
Pertambangan emas, nikel dan batu bara yang dilakukan di tepi pantai juga melakukan hal yang sama, yakni membuang limbahnya ke laut. Seperti yang terjadi di Teluk Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara. Teluk Kao terkena imbas dari pembuangan limbah pertambangan emas. Setelah dilakukan penelitian, beberapa jenis ikan dan biota laut lain disana terkontaminasi bahan berbahaya seperti sianida dan merkuri. Tetapi, yang mengkhawatirkan, warga masih terus mengkonsumsi ikan-ikan disana, bahkan sebagian masih menggunakan air yang tercemar untuk keperluan sehari-hari. Kini, dampak pencemaran mulai mengenai warga. Dampak pencemaran ini mulai mengganggu kesehatan warga.
Selain limbah pertambangan, sampah juga merupakan permasalahan yang serius. Masalah sampah sudah merupakan hal yang lazim kita lihat atau dengar.
Hampir setiap saat kita bisa menemukan sampah yang berserakan di sekitar kita. Entah itu di lingkungan sekitar rumah, sekolah atau kantor. Dan sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi beberapa orang. Tapi, tahukah kalian apa saja bahaya sampah-sampah ini? Jawabannya adalah, banyak sekali. Selain membuat lingkungan tidak sedap dipandang karena kotor, sampah juga dapat menyebabkan polusi, baik polusi udara, tanah maupun air Sampah dapat menyebabkan polusi udara. Tentu saja. Polusi udara yang dimaksud bukan seperti kebanyakan, yakni asap. Namun, karena bau yang ditimbulkan oleh sampah tersebut. Bau menyengat dari sampah-sampah yang berserakan dan bertumpuk-tumpuk sangat mengganggu aktivitas manusia. Sampah juga bisa menyebabkan polusi tanah, bagaimana tidak? Tanah yang sudah tercemar sampah akan menjadi racun. Tumbuhan yang seharusnya menyerap unsur hara pada tanah malah menyerap racun. Ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia maupun hewan, baru akan terasa efeknya. Dan yang menjadi permasalahan paling sering kita jumpai adalah sampah yang menyebabkan polusi pada air. Perilaku manusia seperti membuang sampah ke sungai sangat tidak bertanggung jawab. Banyak sekali sungai atau perairan lain yang tercemar karena sampah. Yang sudah sangat terkenal contohnya, sungai-sungai kumuh di Jakarta. Ya, banyak sungai tercemar disana. Penyebabnya tak lain adalah pembuangan sampah yang amat tak kenal tempat. Sungai seakan menjadi tempat pembuangan sampah bagi warga.
Miris memang. Padahal sungai memberikan banyak manfaat, diantaranya adalah airnya dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagainya, sumber bahan konsumsi yakni ikan air tawar dan sebagai tempat relaksasi saat jenuh. Jadi seharusnya kita menjaga kelestarian sungai kita. Dengan cara: Tidak membuang sampah maupun limbah, dan zat antiseptik ke sungai. Karena lingkungan merupakan sumber kehidupan, kita sepatutnya bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya, bukan malah menghancurkannya. Sayangi lingkunganmu.
Ditulis oleh, Dyah Amrita Prasanti SMPN 01 Cibinong
DAFTAR PUSTAKA Bagaimana Hutan Indonesia Sebagai Paru-Paru Dunia di Masa Depan? , Nurul Arifin, 12 Januari 2018. https://www.goodnewsfromindo.id. [PIC] Wisata Petualangan Hutan Tropis Kalimantan, 'Fear Factor' Sejati http://artiunik.blogspot.com. MAMPUKAH HUTAN INDONESIA BERTAHAN? , Lucky Richard, 14 November 2016. https://medium.com. Nelayan Aceh Utara Resah dengan Beroperasinya Pukat Harimau, Iwan Setiawan, Kamis, 27 April 2017. https://akurat.co/id. Semua Tentang Laut Indonesia, 8 Juni 2016, https://blog.sukawu.com. PENCEMARAN LAUT AKIBAT TUMPAHAN MINYAK, 25 Januari, 2014. https://bonaventura21.wordpress.com. Teluk Kao Tercemar Limbah Tambang, Belasan Warga Idap Penyakit Aneh, Mongabay, situs berita lingkungan, 10 December 2013. http://www.mongabay.co.id
Hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya. Penulis: Warta SBA Institute Desember 31, 2017. https://www.sbaonline.or.id. Jakarta Kota Metropolitan dengan Budaya Kampung, Deliana, 12 November 2013. https://kitadankota.wordpress.com