Erupsi Obat Exanthematosa Exanthematous Drug Eruptions
Pendahuluan • Erupsi obat exanthematosa merupakan reaksi hipersensitivitas akibat obat yang dikonsumsi baik secara enteral maupun parenteral • Erupsi kutaneus menyerupai exantem pd measles / morbili • Jarang disertai manifestasi sistemik • Jarang ditemukan pd umur muda • Insiden merupakan tipe tersering dari reaksi obat kutaneus
Patogenesis • Mekanisme pasti tidak diketahui diduga hipersensitifitas tipe IV • Pd Ebstein Barr virus & cytomegalovirus sering ditemukan gejala menyerupai reaksi obat exantematous tetapi tidak berhubungan dgn alergi
Gejala Klinis • Erupsi ini biasanya mulai muncul dari trunkal dan menyebar ke bagian perifer secara simetris. • Disertai pruritus • Onset Penyakit : – Reaksi awal 2-3 hr setelah konsumsi obat – Reaksi lambat dpt timbul kapan saja antara hari ketiga sampai 3 mggu setelah konsumsi obat
• Gejala : gatal, susah tidur, kadang disertai demam & menggigil • Lesi Kulit : – makula atau papul uk bbrp mm sampai 1 cm, merah terang – lesi dpt konfluen membentuk eritem polisiklik / sheet-like erytem, eritroderma, eritem multiforme-like – purpura dpt ditemukan pd tungkai bawah
• Distribusi : simetris, sering ditemukan pd btng tubuh & ekstremitas • Lesi konfluen pd area intertriginosa (axilla, lipat paha, inframammae) • Palmoplantar, wajah, daerah periareolar, skar luka operasi jarang terkena • Mukosa : enantem pd mukosa bukkal
Simetris, makula eritem & papul merah terang, menyebar pd beberapa area & konfluen pd batang tubuh
• Pemeriksaan penunjang : – Darah Rutin eosinofil perifer – Biopsi limfosit perivaskuler & eosinofil
• Diagnosis : – Anamnesis Riwayat pemakaian obat – Gejala klinik – Pemeriksaan laboratorium & Histopatologi
• Diagnosis banding – Erupsi/ruam eksantematous kausa virus • dimulai dr wajah menyebar ke badan biasa disertai konjungtivitis, limfadenopati, demam • erupsi obat biasanya sembuh disertai deskuamasi dan hiperpigmentasi post inflamasi
– Sifilis sekunder – Pityriasis rosea atipikal – Dermatitis kontak alergi yang meluas pada fase awal
• Terapi : – Penghentian obat-obat yg dicurigai – Terapi simptomatik : antihistamin oral – Glukokortikoid Topikal poten mempercepat resolusi – Glukokortikoid oral / iv mempercepat remisi