Eritropoiesis.docx

  • Uploaded by: nalingga rizka
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Eritropoiesis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 933
  • Pages: 4
Menjelaskan Eritropoiesis Pengertian Eritropoiesis Proses pembentukan eritrosit yang disebut sebagai eritropoiesis merupakan proses yang diregulasi ketat melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang oleh keadaan anemia dan hipoksia. Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac, pada bulan kedua kehamilan eritropoiesis berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis di liverberhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke sumsum tulang (Williams, 2007). Pada masa anak-anak dan remaja semua sumsum tulang terlibat dalam hematopoiesis, namun pada usia dewasa hanya tulang-tulang tertentu seperti tulang panggul, sternum, vertebra, costa, ujung proksimal femur dan beberapa tulang lain yang terlibat eritropoiesis. Bahkan pada tulang-tulang seperti disebut diatas beberapa bagiannya terdiri dari jaringan adiposit. Pada periode stress hematopoietik tubuh dapat melakukan reaktivasi pada limpa, hepar dan sumsum berisi lemak untuk memproduksi sel darah, keadaan ini disebut sebagai hematopoiesis ekstramedular (Munker, 2006). Bahan Yang Diperlukan Dalam Proses Eritropoiesis -Asam folat dan vitamin B12, merupakan bahan pokok pembentuk inti sel, Asam folat dan vitamin B12 bergabung untuk membantu tubuh dalam memecah, menggunakan dan membentuk protein dan sel darah merah atau eritrosit. -Besi, Sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dalam tubuh yang kemudian digunakan untuk mentransportasikan oksigen dan nutrisi makanan ke seluruh jaringan tubuh. -Mineral (Cobalt, magnesium, Cu, Zn), ini dibutuhkan untuk proses pembentukan dan pertumbuhan protein di dalam tubuh sehingga mempercepat proses pembentukan sel. -Asam amino, asam amino merupakan bahan yang paling dasar dalam pembentukan protein dalam tubuh manusia, asam amino akan bergabung menjadi rantai asam amino yang disebut polipeptida yang disebut juga sebagai protein. -Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain. Faktor Yang Mempengaruhi Eritropoiesis - Eritropoietin merangsang eritropoiesis dengan meningkatkan jumlah sel progenitor yang terikat untuk eritropoiesis. BFUE dan CFUE lanjut yang mempunyai reseptor eritropoietin terangsang untuk berproliferasi, berdiferensiasi, dan menghasilkan hemoglobin. -Kemampuan respon sumsum tulang (anemia, perdarahan). -Intergritas proses pematangan eritrosit.

Proses Pembentukan Eritrosit Setiap orang memproduksi sekitar 1012 atau 10.000.000.000.000 eritrosit baru tiap hari melalui proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini juga mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin. Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah muda seluruhnya, adalah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal. Dalam pembentukan eritropoesis,terdapat beberapa urutan atau lebih dikenal dengan maturasi sel eritrosit, maturasi sel ini berlangsung kira-kira selama 23 hari untuk merubah sel puncak menjadi eritrosit melalui retikulosit, dalam urutan tersebut karakteristik yang paling menonjol saat pematangan eritrosit adalah ukuran sel yang menurun, volume sitoplasma yang meningkat dan berkurang sampai hilangnya inti saat sel telah matang dengan pelarutan materi kromatin. Dari Stem Cell menjadi sel Rubrisit terjadi selama 10-13 hari, dan dari Rubrisit ke retikulosit selama 8-11 hari, kemudian dari retikulosit berubah menjadi sel eritrosit membutuhkan waktu selama 1-2 hari. Berikut adalah penjabaran lebih lengkap mengenai ciri-ciri sel yang ada dalam proses eritropoiesis : Rubiblast / Pronormoblast / Proeritroblast Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut : a.

Bentuknya Ireguler

b.

Ukurannya 2-3 x eritrosit (12 - 21 u)

c.

Sel termuda dalam sel eritrosit

d.

Berinti bulat atau oval, menempati 85 – 90 % bagian sel.

e.

Warnanya tidak teratur, tampak agregasi kromatin, dikelilingi oleh “halo” yang tipis yang kadang sulit dilihat.

f.

Anak inti dan kromatin yang halus. sitoplasma biru tua, dengan inti di tengah dan nukleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal.

Prorubrisit / Normoblast Basophilik / Eritoblas Basophilik Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut : a.

Bentuknya Irreguler

b.

Ukurannya sedikit lebih kecil dari rubliblast ( 12 – 18 u)

c.

Berinti besar dengan benang kromatin tampak jelas dengan warna gelap, sering

tersusun seperti terali sepeda. d.

Sitoplasmanya menempati 60 – 70 % bagian sel, lebih banyak tetapi lebih kurang

basophilik daripada rubriblast. Rubrisit / Normoblast Polikromatik / Eritroblast Poliokromatik Memiliki ciri-ciri sel seperti berikut : a.

Bentuknya Irreguler.

b.

Ukurannya mencapai 2x eritrosit ( 7 – 14 u ).

c.

Berinti besar dengan benang kromatin padat berwarna gelap dan sering tersusun seperti terali sepeda, kadang ada nucleoli.

d.

Sitoplasma menempati 60 – 70 % bagian sel, lebih banyak dari sitoplasma pronormoblast namun lebih kurang basofilik.

e.

Tidak bergranula.

Metarubrisit / Normoblast Ortokromatik / Eritroblast Ortokromatik Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut : a.

Bentuknya regular.

b.

Ukurannya sedikit lebih besar dari eritrosit (7 – 10 u).

c.

Intinya pknotik, kadang terletak eksentrik.

d.

Sitoplasma menempati 50 – 80 % bagian sel.

Retikulosit Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut : a.

Sel Darah Merah (SDM) yang masih muda tidak berinti berasal dari proses pematangan normoblas di sumsum tulang.

b.

Setelah dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari.. Retikulosit akan masuk ke sirkulasi darah tepi dan bertahan

kurang lebih selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami pematangan menjadi eritrosit.

More Documents from "nalingga rizka"