Endoftalmitis
Nama kelompok
Selvania Ohman Yulinda Ratusehaka A. Mudrikah. H.Dirgahayu Jenifer J. Paath Delvis S. Pattiapon Raden A.C.U Hasanusi Frandita I. Tanisiwa Nerissa A. Sutantie Devanna Maelissa Eliezer Simangunsong Brenda F. Katihara Helsie Dahoklory
(2013-83-006) (2013-83-014) (2013-83-018) (2013-83-019) (2013-83-028) (2013-83-030) (2013-83-037) (2013-83-043) (2013-83-049) (2013-83-050) (2013-83-056) (2013-83-057)
Defenisi & Etiologi Patofisiologi Gejala Klinik Penatalaksanaan
Defenisi Peradangan berat dalam bola mata yang
menyebabkan kebutaan
dapat
Etiologi ENDOTALMITIS SUPURATIF
ENDOTALMITIS NON SUPURATIF
1. Bakteri : S. epidermidis, S. aureus, Streptococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas aeruginosa.
1. Endotalmitis non supuratif granulomatosa: infeksi kuman nonpiogen yang membentuk granuloma seperti Tuberkulosis, Sifilis, Lepra, Protozoa.
2. Jamur : Actinomyces, Aspergilus, Fitomikosis, Sportrikum, dan kokidiodes.
2. Endotalmitis non supuratif non granulomatosa: karena suatu hipersensitiv akibat infeksi Protozoa, trauma mekanis.
Endoftalmitis supuratif
1
• Endoftalmitis endogen: penyebaran bakteri, jamur dari focus infeksi dari dalam tubuh melalui aliran darah
2
• Endoftalmitis eksogen: • terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan.
Gejala Klinis Peradangan yang disebabkan bakteri akan menimbulkan gejala klinik : rasa sakit yang sangat, kemerahan dan bengkak pada kelopak mata kelopak mata sulit dibuka konjungtiva kemotik dan merah kornea keruh COA keruh yang kadang disertai hipofion kekeruhan/abses di viteours humor yang memberikan gambaran seperti retinoblastoma pseudoretinoblastoma Endoftalmitis akibat pembedahan biasanya terjadi stlh 24 jam dan diikuti penurunan penglihatan serta terbentuknya hipofion prognosis buruk
Patofisiologi
1
2 • Infeksi endogen/ eksogen • Trauma, tindakan pembedahan
3 • Peradangan pada bola mata
• Endoftalmitis
Penatalaksanaan Tergantung penyebabnya: Bakteri Antibiotik spesifik causa ( Tetes mata, peroral,
atau IV) Jamur Anti jamur Parah Vitrektomi (Angkat cairan nanah dari bola mata) Pencegahan: Kebiasaan hidup yang baik sehingga terhindar dari
mikroorganisme yang pathogen Jika karena proses pembedahan diminimalkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dengan tehnik septic dan antiseptic.
1. Antibiotik topikal dan sistemik
2. Antibiotik sesuai kausa
3. Anti Jamur
• Ampicilin 2 gr/hr • Kloramfenikol 3 gr/hr
• Stafilokok, basitrasin (to), metisilin (Subkonj, IV) • Pneumokok, streptokok dan stafilokok ( penisilin G top, subkonj, dan IV) • Pseudomonas , batang gram negatif (gentamisin; tobramisin; karbesilin top, subkonj, IV) • batang gram negatif lainnya (gentamisin top, subkonj, IV) • Sikloplegik dapat diberikan 3kali sehari tetes mata • Jika pengobatan gagal dilakukan eviserasi • Enukleasi bila mata telah tenang dan ftisis bulbi
• Amfoterisin B150 mikro gram –subkonjungtiva.
Vitrektomi
Indikasi pembedahan (vitrektomi) Indikasi pembedahan selain endoftalmitis infeksiosa, meliputi: perdarahan yang tak hilang, traksi dan hemoragi yang tak hilang traksi dan hemoragi retina yang besar kegagalan retina untuk melekat kembali setelah cedera tembus dan epiretinal membrane retinopati diabetic, trauma tembus, dan benda asing intra retina.
REFERENSI 1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 2. Jakarta: Balai
Penerbit
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia, 1998. 2. Ilyas S. Ringkasan dan Istilah Penyakit Mata edisi
pertama. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1998. 3. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2015
Terima Kasih