LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Sepsis adalah kondisi yang sangat berat, bisa menyebabkan organ-organ tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian (Dian, 2014). Sepsis neonaterum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama 4 minggu pertama. Sepsis neonaterum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan atau setelah persalinan dan dapat disebabkan karena virus (Herpes, Rubella), bakteri (Streptococus B), dan fungi/jamur (Candida) namun jarang ditemui. B. Etiologi Organisme penyebab sepsis primer berbeda dengan sepsis nosoaomial adalah: 1) Sepsis primer biasanya disebabkan disebabkan : streptokokus grub B, kuman usus gram negatif, terutama escherida coli, kuman anaerob dan inflaenzae. 2) Sepsis nosokomial adalah stafilokokus epidermidis, kuman gram negatif (Pseudomonas, ulebsiella, serrasia) dan jamur. Faktor resiko untuk terjadinya sepsil neonatal ialah: 1. Prematuritas dan berat lahir rendah, disebabkan fungsi dan anatomi kulit yang masih imatur dan lemahnya sistem imun. 2. Ketuban pecah dini(>18 jam) 3. Ibu demam pada masa peripartum atau ibu dengan infeksi. 4. Cairan ketuban hijau keruh dan berbau
5. Prosedur invasif 6. Tindakan pemasangan alat misalnya kateter, infus dan ETT 7. Terapi zat besi 8. Perawatan di NICU yang terlalu lama 9. Pemberian nutrisi parental C. Manifestasi Clinis Diagnosis dini sepsis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan terapi yang diberikan tanpa menunggu hasil kultur. Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak spesifik dengan diagnosis banding yang luas, termasuk gangguan nafas, penyakit metabolik, penyakit hematologik, penyakit susunan syaraf pusat, penyakit jantung, dan proses penyakit infeksi lainya (toksoplasma, rubella, herpes. Bayi yang diduga menderita sepsis bila terdapat gejala: 1) Umum: suhu tidak stabil demam atau hipotermi, malas minum, letargi, sulerena. 2) Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali 3) Saluran nafas: apnue, takipneu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis 4) Sistem kardio : pucat, sianosis, kulit lembab, hipotesis, takikardi, brandikardi. 5) Sistem saraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernafasan tidak teratur. D. Woc E. Penatalaksanaan 1. Diberikan kombinasi antibiotika golongan ampisilin dosis 200 mg/kg/bb/24 jam intra vena (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur <7 hari, dan dibagi 3 dosis untuk neonatus umur >7 hari)
2. Sebelum diberikan antibiotika, lakukan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, urip dan fases, pemeriksaan CPR, kultur 3. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi, periksa darah dan CRP normal & kultur negatif mana antibitik dihentikan pada hari ke 7 4. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi, CRP tetap abnormal berikan meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg/BB perhari IV 5. Pemberian antibiotik diteruskan sesuai dengan tes kepekaanya, lama pemberian antibiotik 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotik minimal 21 hari. Pengobatan suportif meliputi: termoregulasi, terapi oksigen, terapi syok, transfusi darah, plasma, trombosit, dan terapi kejang. Cairan intravena harus terpenuhi, vitamin K 1 mg intramuskular untuk mencegah gangguan pendarahan F. Fokus Pengkajian Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data yang perlu dikaji adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat perawatan, antenatal, adanya/tidaknya ketuban pecah dini, lama partus. Riwayat persalinan dikamar bersalin, ruang operasi atau tempat lain. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual. Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksius (Toksoplasmosis, rubella, toksemia, gravidarum dan amniomitis). Mengkaji status ekonomi keluarga. Pada pemeriksaan fisik data yang akanditemukan meliputi letargi (setelah 24 jam pertama). Tidak mau minum atau reflek menghisap lemah, peka rangsang, pucat, BB kurang secara psikologis, hipertermi/hipotermi, sianosis, takipnea, upnea, gejala traktus gastointestinal meliputi muntah, distensi abdomen atau diare.
G. Pemeriksaan Penunjang 1) Laboratorium a. Hematomegali darah ruin, kadar Hb, hematokrit, leokosit dan hitung jenis trombosit, IT Ratio. b. Urine dan fases 2) Radiologi Foto dada, abdomen dan ginjal H. Diagnosis Keperawatan 1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan gangguan neurologis 2. Ketidakefektifan pola makan berhubungan prematuritas 3. Hipoermia yang berhubungan dengan control vaskuler tidak efektif