Drama Komedi Islami- Man Jadda Wa Jadda (autosaved).docx

  • Uploaded by: Roy Bin Taslim Rifna
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Drama Komedi Islami- Man Jadda Wa Jadda (autosaved).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 851
  • Pages: 2
DRAMA KOMEDI ISLAMI

“MAN JADDA WA JADDA” Tokoh-tokoh: 1. Solihin

: Pak Udin (88th); Mantan Preman Kelas Jengkol, Hobi Cabut di Jam Sekolah, Pendiam. 2. Harry : Pak Syam (19th); Murid pintar, culun, suka memberi nasehat yang penuh Dengan nilai-nilai keislaman. 3. Arif : Kepsek (65th); Orang yang bijaksana dan tuli 4. Al Fath : Pak Zul (78th); Siswa yang mata duitan, pemalu, suka curi barang orang terutama pena temannya. 5. Fahran : Pak Burhan (80th); murid pindahan dari tanah batak, cerewet, selalu buat keributan dikelas, cari perhatian sama guru, pengadu domba teman. 6. Efendi : Pak Budi (76th); Murid yang suka mengumpulkan boneka barbie dan hapal artis2 korea. 7. Zhuri Zulina : Buk Winda (24th); Guru mapel Bahasa Inggris yang suka marah2, suka memperhatikan kebersihan kelas, dan suka dandan di jam pelajaran 8. Tiara Agil : Buk Maliar (55th); Orang yang suka bertanya tentang tugas dikelas terutama masalah bunga di depan kelas 9. Bagus : Pak Burtus (83th); murid yang suka malak duit teman, diluar kelas hobi zikir walaupun fales dan berantakan kayak piring pecah, malas buat PR. 10. Sri Wahyuni : Buk Halimah (22th); Guru yang ramah, baik dan perhatian sama santrinya. 11. Siti Chomaini : Azizah (18th); Santri yang ramah, cerdas, suka kepo 12. Syarifah Attiyah : Tia (17th); Pendiam, kurang suka bergaul, dan suka membantu teman

Drama ini menceritakan tentang santri-santri yang pernah berkasus di zaman mereka dan kembali untuk melanjutkan pendidikan mereka tanpa merasa malu atau ketinggalan karena tujuan hidup mereka adalah untuk menuntut ilmu. Adegan 1: (masuk Harry, Al Fath, dan Fahran) Pak Syam, Pak Zul dan Pak Burhan sampai dimadrasah pada jam yang ditentukan oleh madrasah yaitu jam 07.00 Wib. Namun, karena santrinya sudah Lansia alias lanjut usia karena diwaktu muda dihabiskan dengan hal-hal yang membuat keinginan mereka untuk menuntut ilmu disia-siakan oleh mereka sendiri. Maka dari itu, mereka mendaftar kembali di madrasah dimana mereka pernah menuntut ilmu dulu, MA AL HUDA Dumai tahun 2070. Syam

: “Assalaamu’alaikum warahmatullaahi... Pak,. Apa Kabarnya? Ada apa gerangan bapak-bapak kesini?”

Pak Burhan

: “Aku kesini mau sekolah laa... Walau aku sudah tua, aku masih punya semangat belajar. Bukan kau saja anak muda. Kau sekolah disini rupanya?”

Syam

: “Iya, Pak. SubhanaAllah... Ternyata Bapak masih punya semangat belajar juga yaa? Bapak ini sama juga mau sekolah?”

Pak Zul

: “Iya, nak... Bapak sadar kalau menuntut ilmu itu sangat penting dan wajib hukumnya.”

Syam

: “Baiklah bapak. Kalau begitu, mari kita masuk, bapak-bapak.”

Pak Burhan & Pak Zul : “Mari, nak. “

Maka, Syam, Pak Burhan dan Pak Zul berangkat menuju Madrasah kebanggan mereka. Di tempat yang berbeda, terlihat Kakek-kakek yang semangat menuju ke Madrasah dengan berpakaian yang mereka kenakan.

Pak Udin

: Hei, Brow... What’s up brow? Gimana kabar loe?

Pak Budi

: Sehat, Brow. Loe macam mana? Kemana aja loe?

Pak udin

: Sehat... tapi ya gitulah... Gak jelas. Sibuk jadi pengacara diwaktu muda... hehehee...

Pak Budi

: Keren banget loe... Jadi pengacara... pasti banyak uang...

Pak Udin

: Astaghfirullah... Bukan pengacara itu laaa...brow... PENGACARA alias Pengangguran Banyak Acara.... Ya Allah... Ngejek loe yaaa?

Pak Budi

: Gak kok... Gue kan gak tau... Ehh... ehh... tu lihat... kawan lama kita...

Pak Burtus : Assalaamu’alaikum... Brow... Ngapain kalian disini? Pak Udin

: Wa’alaikumsalaam ... Gitulah... brow... udah insyaf... gak tau buat apa kalau kita gak punya ilmu... mau lamar kerja... butuh ijazah... mau nerusin sekolah... nanyanya ijazah... mau lamar pujaan hati... orang tua siperempuan nanya tamat apaa... eehhh... malah apeeesss....

Pak Burtus : Iya brow, bener banget. Saya aja udah insyaf karena udah dinasehati oleh orang tua waktu mereka masih hidup. Nasehat mereka satupun yang tidak saya dengar... sekarang, mereka udah nggak ada... baru sadar... hadeeeuhhh... makanya saya mau tobat dan sekolah sekarang. Loe macam mana? Pak Udin

: Iyaa... gue mau sekolah juga sama kayak loe... mari brow...

Adegan 2: Sesampainya dikelas mereka pun berebut kursi hal layaknya seperti anak – anak yang baru pertama kali masuk sekolah Pak Budi

: Cop gue disini duluan...

Pak Burhan : Ah...aku yang disini duluan Pak Budi

: Eh gue udah Cop duluan...

Pak Burtus : Udah mending gue aja yang disini...lulu pade nggak cocok buat duduk dimari... Pak Zul

: (Langsung duduk ) Nah kan gini enak gue udah duduk duluan...berarti ini tempat duduk gue...

Pak Burhan : Ah...enak aja kauu duduk disini zulll...kami udah capek-capek perang mulut malah kau pulak yang enak duduk disini... Pak Udin

: Awas-awas ngalangin orang mau duduk aja loe...Zull loe mau duit nggak?...Ni gue kasih loe duit...loe duduk tempat yang lain gue mau duduk disini...

Pak Zul

: Oke bos loe memang bos tua yang paling baik...

Pak Burhan : Ah kauu...kalau Duit cepat kali kau ya...Kalau gitu akupun mau jugak lahh Syam

: (Masuk ke kelas ) Astagfirullah hal a’zim...bapak-bapak jangan pada berebut kursi kan masih banyak kursi yang lain...

Pak Budi

: Yaudahlah gue duduk ditempat yang lain aja...

(Pak Budi, Pak Burhan, Pak Burtus, Pak Zul duduk di kursi-kursi yang kosong) Adegan 3

: setelah pertengkaran berlalu tak lama kemudian bel berbunyi dan guru pun masuk ke kelas

Buk winda

: assalamu’alaikum warahmatullahi...

Santri

: wa’alaikumussalam warahmatullahi..

Buk winda

:

Related Documents


More Documents from ""