Draft Ppab Uksu Itb 2016 V2.2.docx

  • Uploaded by: Fransiskus Sitompul
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Draft Ppab Uksu Itb 2016 V2.2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 19,721
  • Pages: 123
DRAFT PPAB UKSU-ITB 2016

UNIT KESENIAN SUMATERA UTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

DRAFT PPAB UKSU-ITB 2016

I. LATAR BELAKANG UKSU-ITB merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam pelestarian budaya bangsa khususnya budaya Sumatera Utara. UKSU-ITB sebagai organisasi membutuhkan anggota dalam keberjalanannya. Menurut AD ART mengenai keanggotaan, terdapat tiga jenis anggota yaitu Anggota Biasa, Luarbiasa, dan Kehormatan. Dalam keberjalannya anggota biasa akan menjadi anggota luar biasa setelah menyelesaikan studi S1 di ITB. Oleh karena itu, dibutuhkan regenerasi anggota. PPAB (Program Pembinaan Anggota Baru) UKSU-ITB merupakan sebuah proses pembinaan anggota yang diberikan nilai-nilai yang ada di UKSU-ITB. Pelaksanaan PPAB merupakan arahan dari Badan Pengurus UKSU-ITB.

II. TUJUAN Tujuan dari PPAB UKSU-ITB 2016 adalah “Mendapatkan kader UKSU-ITB yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di UKSU-ITB.”

III. LANDASAN Dalam keberjalanan PPAB UKSU-ITB digunakan landasan sebagai berikut. a. Mukadimah Anggaran Dasar UKSU-ITB Paragraf 1

: “Mahasiswa berkewajiban ikut mengisi kemerdekaan Indonesia dengan melestarikan nilainilai budaya bangsa Indonesia.”

Paragraf 3

: “Dalam Kehidupan kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung yang dinamis, diperlukan wadah kegiatan yang dapat menggali, mempelajari, mendalami, dan mengembangkan seni budaya bangsa bagi mahasiswa Institut Teknologi Bandung.”

b. Asas UKSU-ITB berdasarkan AD/ART Bab II Pasal 4 adalah kemahasiswaan, kebenaran, dan kebebasan mimbar yang dewasa serta bertanggung jawab

c. Anggaran Dasar UKSU-ITB Bab II pasal 6: “Maksud dan Tujuan : 1) Ikut berusaha dan mencapai maksud dan tujuan kehidupan kemahasiswaan ITB. 2) Menyalurkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa ITB dalam mengenal budaya bangsa Indonesia, khususnya Sumatera Utara 3) Membawa kesadaran bernegara dan bertanggung jawab dalam pelestarian budaya bangsa Indonesia. 4) Ikut membantu ITB dalam bidang pengembangan dan pelestarian budaya bangsa.” d. Anggaran Dasar UKSU-ITB Bab II pasal 7 : “Anggota UKSU-ITB terdiri dari: 1) Anggota biasa 2) Anggota luar biasa 3) Anggota kehormatan.” e. Anggaran Rumah Tangga Bab I Pasal 1 : “Anggota biasa adalah mahasiswa S1 ITB yang telah mengikuti Program Pembinaan Anggota Baru (PPAB) UKSU-ITB dan telah disahkan sebagai anggota UKSU-ITB oleh ketetapan Ketua Umum UKSU-ITB.”

IV. ALUR KERJA Mulai

Membentuk Panitia

Profil BP

Pengeta huan 2016

Analisis 2016

Analisis 2015

Analisis Massa

Kondisi 2016

Kesiapan UKSU 2015

Kesiapan Massa

Membuat Materi

Membuat Metodologi Materi

Membuat Metode

Membentuk Komponen Lapangan

Menyusun Kalender PPAB

A

Analisis Lingkungan

A

Menyusun Jurnal Pelaksanaan

Menyusun Rundown

Melakukan Presentasi

Diterima?

YA

Tidak

Melakukan Perbaikan

Ya Melakukan Sosialisasi

Melakukan Inisiasi

B

TIDAK

Perlu Presentasi Ulang?

B

Melakukan Eksekusi

Berhasil?

YA

Buffer

TIDAK

Parameter tercapai? YA Melakukan Kunjungan Sekre

Lulus?

TIDAK

Buffer

TIDAK

Melakukan Perbaikan

YA Penampilan Budaya

Apakah diterima? YA Mengonsep dan Melaksanaka n Acara Akhir

Selesai

Cek Materi

V. INPUT DATA 5.1 Analisis 2015 a. Tentang kesiapan menghadiri Forsos/Forang/Rapat yang berhubungan PPAB UKSU 2016

1) 51 orang menyatakan siap untuk menghadiri forsos/forang/rapat yang berhubungan dengan PPAB UKSU 2016 2) 18 orang menyatakan tidak siap untuk menghadiri forsong/forang/rapat yang berhubungan dengan PPAB UKSU 2016 b. Tentang Prioritas setiap individu dalam beberapa bulan ke depan (diluar akademik)

1) 39 orang menyatakan PPAB UKSU 2016 sebagai prioritas utama 2) 30 orang menyatakan Organisasi Lain sebagai prioritas utama c. Tentang kesiapan mengikuti rangkaian PPAB UKSU 2016 jika mengambil sebagian waktu libur

1) 47 orang menyatakan siap mengikuti rangkaian acara PPAB UKSU 2016 meski memakan sebagian waktu libur 2) 22 orang menyatakan tidak siap d. Tentang kesiapan berkomitmen dalam menjalankan kegiatan PPAB UKSU 2016

1) 54 orang menyatakan siap berkomitmen dalam PPAB UKSU 2016 2) 15 orang menyatakan tidak siap Dari input data di atas, data yang paling diutamakan adalah 47 orang yang menyatakan siap mengikuti rangkaian PPAB UKSU-ITB 2016 meskin memakan sebagian waktu libur. Input inilah yang kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam hal kuorum presentasi, yaitu dengan jumlah 25 orang (50%n+1). Dari input diatas juga bisa diperoleh bahwa UKSU 2015 sudah cukup siap untuk menjalankan PPAB dibuktikan setidaknya ada 39 orang yang menyatakan PPAB UKSU-ITB sebagai prioritas utama. Walaupun begitu, dari 54 orang yang menyatakan komitmen juga bisa diambil sebagai acuan kesiapan UKSU 2015 dalam menjalankan PPAB. Data ’54 orang’ dan ’39 orang’ mungkin sedikit ambigu bagi pembaca, namun angka ini menunjukkan bahwa jika ada beberapa kegiatan yang lebih penting dari PPAB, maka sebahagian akan memprioritaskan hal tersebut dibandingkan PPAB UKSU-ITB 2016.

5.2 Analisis Massa UKSU-ITB Dari 85 tanggapan kuisioner yang disebarkan panitia, diperoleh 50 orang merupakan UKSU 2014, 31 orang merupakan UKSU 2013, dan 4 orang merupakan UKSU 2012. Jumlah ini dianggap cukup representatif dengan massa UKSU-ITB dengan galat 7% (galat < 10%). Hasil analisis menyatakan bahwa: a. 50 orang menyatakan siap membantu dan ikut mengevaluasi keberjalanan PPAB UKSU-ITB 2016 dari awal sampai akhir b. 21 orang berkenan berpartisipasi jika PPAB UKSU-ITB 2016 masih berlangsung setelah libur akademik ITB, dan 43 menyatakan mungkin akan berkenan. c. Dari semua saran yang masuk, bisa dirangkum menjadi : 1) Mematuhi aturan ITB terkait kaderisasi. 2) Mendidik calon kader dengan fokus pada kebudayaan dan keseniannya. 3) Mengkaji kembali segala metode dan materi yang diberikan. 4) Mengurangi metode agitasi dan flow. 5) Banyak bertanya ke massa yang sudah lebih berpengalaman. 6) Aliran informasi PPAB tersebar merata di seluruh panitia. 7) Jangan mudah ‘baper’. 8) Menghindari konflik internal dan eksternal. 9) Tetap semangat dalam menjalani segala proses PPAB.

5.3 Analisis Calon Kader Dalam pendaftaran yang dilakukan dari Senin, 6 Maret 2017 hingga Jumat, 10 Maret 2017, diperoleh 102 pendaftar yang mengambil dan mengembalikan formulir pendaftaran PPAB. Berdasarkan data yang ada pada formulir-formulit tersebut diperoleh hasil analisis sebagai berikut.

a. Untuk pendaftar yang mengenal alat musik Sumatera Utara

50 45

46

40 35 30 25 20

15 10 5

10

10 5

Melayu

Batak Toba

Batak Karo

5

3

0

3

Batak Batak Pakpak Batak Simalungun Mandailing

Nias

b. Untuk pendaftar yang mengenal tarian Sumatera Utara 60

57

50

40

30

20

10

7

7

7

5 2

3

0 Melayu

Batak Toba

Batak Karo

Batak Simalungun

Batak Pakpak

Batak Mandailing

Nias

c. Untuk pendaftar yang mengenal lagu daerah Sumatera Utara

70 60

61

50 40 30 20 10

12

12

10

4

6

1

Batak Mandailing

Nias

0 Melayu

Batak Toba

Batak Karo

Batak Simalungun

Batak Pakpak

d. Untuk pendaftar yang mengetahui pakaian adat Sumatera Utara

16 15

14 12 10

9

8

9 7

6

6 4 2 2

0

0 Melayu

Batak Toba

Batak Karo

Batak Simalungun

Batak Pakpak

Batak Mandailing

Nias

e. Untuk pendaftar yang mengetahui adat-istiadat

16 15

14 12 10

10 8

6 4

5

5 3

2

0

1

Batak Pakpak

Batak Mandailing

0 Melayu

Batak Toba

Batak Karo

Batak Simalungun

Nias

f. Pendaftar yang mengetahui tentang UKSU-ITB dengan benar ada sebanyak 35 pendaftar.

Berdasarkan data point a-e dilakukan analisis dan didapat informasi bahwa pendaftar PPAB UKSUITB 2016 dominan mengetahui seni dan budaya dari etnis Batak Toba, Batak Karo, Melayu, Simalungun, Mandailing, Nias,dan Batak Pakpak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan pendaftar mengenai seni dan budaya Sumatera Utara belum merata. Dan berdasarkan perbandingan jumlah yang mengetahui dengan yang belum mengetahui, disimpulkan bahwa pendaftar PPAB UKSU-ITB 2016 belum sesuai dengan Profil Kader yang diharapkan oleh Badan Pengurus UKSU-ITB. Selain itu dari berkas yang dikembalikan juga diperoleh tidak ada satupun pendaftara yang bisa menuliskan semua poin yang diminta bahkan untuk satu etnis Sumatera Utara saja. Walaupun ada kecenderungan bahwa pendaftar cenderung tahu tentang budaya Batak Toba, panitia memutuskan untuk menyamaratakan pemberian materi budaya tiap etnis sesuai hasil analisis diatas. Berdasarkan point f dilakukan analisis dan didapat informasi bahwa pendaftar PPAB UKSU-ITB 2016 belum mengenal dan mengetahui UKSU-ITB sebagai sebuah organisasi dalam bidang kesenian dan kebudayaan. Panitia sendiri belum memperoleh cara untuk mengetahui tingkat kesatuan pendaftar, oleh karena itu panitia memutuskan bahwa para peserta secara keseluruhan belum memiliki nilai kesatuan dan kekeluargaan.

5.4 Analisis Lingkungan Adapun hasil analisis lingkungan kampus yang kami peroleh adalah sebagai berikut. 1) Analisis utama adalah peraturan rektorat terkait kaderisasi yaitu hanya diizinkan dengan akumulasi 40 jam saja dan maksimal 8 hari. Selain itu jam kaderisasi dibatasi sampai pukul 18.00 WIB. Kaderisasi juga hanya diperbolehkan pada akhir minggu saja yaitu Sabtu dan Minggu. 2) Proses perizinan tempat dan hal lain ke Lembaga Kemahasiswaan unuk sekarang relative tidak dipersulit. 3) Tempat-tempat yang sesuai untuk dilakukan kaderisasi yaitu. Selasar Oktago, TVTS, Gedung PLN, dan Basement Labtek VII karena pencahayaan yang cukup baik dan tempat yang lumayan luas. 4) Peminjaman tempat tidak boleh dilakukan pada saat masa UAS di ITB dan juga setelah memasuki masa puasa umat Islam yang diperkirakan mulai tanggal 27 Mei 2017. 5) Cuaca di Bandung masih tidak stabil dan serig berubah-ubah. Hal ini bisa berdampak ke kesehatan tiap orang. 6) Untuk kondisi hujan, fasilitas kampus dirasa cukup memadai untuk melakukan mobilisasi melalui jalur teduh.

VI. PROFIL KADER Adapaun profil kader yang diberikan Badan Pengurus UKSU-ITB 2017 adalah sebagai berikut. 1) Angkatan 2016 yang mengenal seni dan budaya Sumatera Utara dan dapat menampilkan suatu karya seni dan/atau budaya Sumatera Utara. 2) Angkatan 2016 yang saling mengenal teman satu angkatan dan dapat bekerja sama satu dengan yang lain. 3) Angkatan 2016 yang mengenal UKSU-ITB sebagai suatu organisasi.

VII. MATERI 7.1 MATERI ORGANISASI Latar Belakang : UKSU-ITB merupakan suatu organisasi kemahasiswaan di ITB. Para calon kader yang mengikuti PPAB harus mengetahui dan mengenal organisasi yang akan diikutinya, yaitu UKSU-ITB. Tujuan

: Calon kader mencapai profil kader “Angkatan 2016 yang mengenal UKSU-ITB sebagai

suatu organisasi.”

Garis besar materi : 1. Definisi organisasi, UKSU sebagai organisasi, asas, sifat, identitas, maksud dan tujuan, keanggotaan, badan perlengkapan UKSU-ITB, hymne PPAB-UKSU ITB

Materi : Stephen Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang terkoordinasi secara sadar dan terbentuk berdasarkan kesamaan tujuan dan kepentingan. Menurut James Mooney, organisasi merupakan suatu kumpulan manusia dalam usaha mencapai tujuan secara bersama. Sedangkan menurut Max Weber, organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu. KBBI sendiri mendefinisikan organisasi sebegai 1) kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; 2) kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Dari pengertian-pengertian di atas, sebuah organisasi harus memuat unsur kesataun anggota, struktur terkoordinasi, dan tujuan bersama.

UKSU-ITB merupakan organisasi mahasiswa non-profit dimana non-profit maksudnya tidak mengambil keuntungan dalam hal materi dalam keberjalanannya. UKSU-ITB didirikan pada tanggal 23 Desember 1978. UKSU-ITB sendiri mempunyai AD/ART. Asas dari UKSU-ITB berdasarkan AD/ART Bab II Pasal 4 adalah kemahasiswaan, kebenaran, dan kebebasan mimbar yang dewasa serta bertanggung jawab. Sifat dari UKSU-ITB sendiri ada 3 berdasarkan AD/ART Bab II Pasal 5, yaitu: a. Kekeluargaan yang demokratis, kemahasiswaan, dan sarana pelestarian budaya. b. Berdaulat dan mempunyai hak otonomi penuh dalam perencanaan dan pelaksanaan

programnya.

c. Saling menghormati dan menjaga hubungan baik diantara sesama satuan kegiatan dan lembaga lainnya di lingkungan ITB. Identitas UKSU-ITB terdapat pada lambangnya, yaitu :

Lambang ini sendiri memiliki esensi yaitu : a. Gambar “Ganesha dengan tulisan UKSU-ITB dibawahnya”: mencerminkan bahwa UKSU-ITB berada di ITB. b. Gambar “bunga matahari dengan tujuh kelopak”: melambangkan etnis asli di Sumatera Utara, yaitu: Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, Nias, Melayu. c. Tulisan “UNIT KESENIAN SUMATERA UTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG”: sebagai identitas UKSU-ITB. d. “Lingkaran dibagi empat”: Letak Indonesia di antara dua samudera dan dua benua. e. Warna “biru”: melambangkan bangsa yang berkepribadian. f. Warna “kuning”: melambangkan kemakmuran. g. Warna “merah”: melambangkan keberanian

Setiap organisasi memiliki tujuan untuk menentukan arah geraknya. Maksud dan tujuan UKSU-ITB dalam AD/ART Bab II Pasal 6 adalah: a. Ikut berusaha mencapai maksud dan tujuan kehidupan kemahasiswaan ITB. b. Menyalurkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa ITB dalam mengenal budaya bangsa Indonesia, khususnya Sumatera Utara. c. Membawa kesadaran bernegara dan bertanggung jawab dalam pelestarian budaya bangsa Indonesia. d. Ikut membantu ITB dalam bidang pengembangan dan pelestarian budaya bangsa. Dalam keberjalanannya, UKSU-ITB membutuhkan anggota. Tentang anggota, keanggotan UKSUITB diatur dalam AD/ART, dimana terdapat 3 anggota di UKSU-ITB, yaitu: a. Anggota Biasa

: Mahasiswa S1 ITB sah yang telah mengikuti Program Pembinaan Anggota Baru (PPAB) UKSU-ITB dan telah disahkan sebagai anggota UKSUITB oleh ketetapan Ketua Umum UKSU-ITB

b. Anggota Luar Biasa

: Anggota biasa UKSU-ITB yang telah menyelesaikan studi S1-nya di ITB, atau Anggota biasa yang diangkat dengan persetujuan Dewan Perwakilan Anggota UKSU-ITB

c. Anggota Kehormatan

: anggota yang berasal dari dalam atau luar ITB serta telah banyak membantu UKSU-ITB dan telah mendapat pengesahan dari Musyawarah Anggota yang sah dan khusus untuk itu.

Organisasi pada dasarnya dijalankan sesuai dengan koordinasi dan kerjasama. Untuk itu diperlukan struktur atau badan kelengkapan organisasi. UKSU-ITB memiliki badan perlengkapan sebagai berikut: a. Musyawarah Anggota adalah forum tertinggi dalam kehidupan UKSU-ITB. b. Ketua Umum UKSU-ITB adalah pelaksana tertinggi dalam UKSU-ITB dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Anggota UKSU-ITB. c. Dewan Perwakilan Anggota (DPA) UKSU-ITB adalah badan perwakilan yang memberikan kontrol dan aspirasi dari anggota kepada Ketua Umum UKSU-ITB serta bertanggung jawab kepada Musyawarah Anggota UKSU-ITB. Hymne PPAB UKSU-ITB: Tempat sepasang kaki terhenti Di rumah budaya bangsaku Kuikrarkan dalam jiwaku

Budayaku, cermin bangsaku Kuderapkan langkah bersatu Menuju cita mulia Isei? UKSU-ITB Bersatulah! Isei?UKSU-ITB Tetap jaya!

Referensi : http://pengayaan.com/10-pengertian-organisasi-menurut-para-ahli/ http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/12-pengertian-organisasi-menurut-para-ahlilengkap.html AD/ART UKSU-ITB

7.2 Materi Kekeluargaan dan Kesatuan Latar Belakang

: Kekeluargaan dan kesatuan menjadi landasan bergerak sebagai satu angkatan dalam UKSU-ITB. Dalam Anggaran Dasar UKSU-ITB Bab II pasal 5 tertulis bahwa sifat UKSU-ITB salah satunya adalah kekeluargaan yang demokratis. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan proses pembentukan dari awal hingga akhirnya semua calon kader bisa merasakan kekeluargaan dan kesatuan tersebut.

Tujuan

: Mencapai profil kader “Angkatan 2016 yang saling mengenal teman satu angkatan dan dapat bekerja sama satu dengan yang lain.”

Garis besar materi : 1) Kekeluargaan, kesatuan 2) Alasan/ motivasi membentuk kelompok 3) Pembentukan kelompok 4) Kelompok yang kohesif (kebersatuan)

Materi : Menurut KBBI kekeluargaan ialah perihal (yang bersifat,berciri) keluarga. Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam satu jaringan (Hill,1998). Namun, Hill juga menambahkan bahwa jaringan tersebut selain terdiri dari kerabat yang masih memiliki hubungan darah juga mencakup kerabat fiktif seperti,seperti sahabat. Jadi, keluarga sendiri tidak dapat didefinisikan hanya sebatas hubungan/pertalian darah, keluarga dapat berupa suatu perkumpulan/organisasi yang didalamnya terdapat interaksi, dan membuat individu di dalamnya merasakan rasa kekeluargaan tersebut. Salah satu cara menumbuhkan rasa kekeluargaan ialah dengan menumbuhkan kesatuan. Kesatuan menurut KBBI adalah 1) perihal satu; 2) keesaan; sifat tunggal 3) satuan. Kesatuan berasal dari kata 'satu' yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. a. Motivasi untuk berkelompok Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dapat menjelaskan kenapa seseorang membutuhkan kelompok. Pada dasarnya, kebutuhan di atas bisa dipenuhi apabila kebutuhan di bawahnya sudah terpenuhi.

Beberapa motivasi pembentukan kelompok dapat dikaitkan dengan piramida diatas, yaitu sebagai berikut : 1) Perlindungan terhadap tekanan (kebutuhan safety and security) Setiap orang akan dilindungi oleh orang lain yang ada dalam kelompoknya apa bila dia mendapat tekanan atau ancaman dari luar.

2) Berhubungan (kebutuhan love and belonging) Kebutuhan ini berkaitan dengan sifat manusia yaitu sebagai makhluk sosial yang membutuhkan relasi dengan orang lain. Kelompok bisa memberikan kebutuhan ini melalui ikatan yang ada dalam kelompok tersebut. 3) Penghargaan diri (kebutuhan self esteem) Kelompok menjanjikan adanya pemberian penghargaan kepada anggota-anggota yang ada didalamnya. Hal ini berkaitan dengan sikap apresiastif antar sesama anggota kelompok. 4) Kekuasaan/ kepemimpinan (kebutuhan self actualization need) Kebutuhan ini akan lebih mudah diperoleh dengan tergabung dalam suatu kelompok tertentu, dimana seseorang bisa menggali potensi leadership atau kepemimpinan dalam kelompok tersebut. b. Teori Pembentukan Kelompok Model 5 Tahap, Tuckman’s Model, 1960

Forming

: Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Storming

: Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Pada tahap ini kelompok menuju kekohesifan, dimana terdapat seorang pemimpin untuk membawa kelompoknya menjadi kohesif.

Norming

: Tahap ketiga ini adalah tahap dimana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. . Dalam tahap ini kelompok telah memiliki identitas kelompok dan terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid

Performing

: Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

Adjourning

: Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan kelompok -kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas untuk dilakukan, terdapat tahap pembubaran.

Dalam

tahap ini, kelompok

tersebut

mempersiapkan diri

untuk

pembubarannya. Untuk kelompok organisasi tahapan ini dipakai dalam penurunan intensitas kerja. Kelompok kohesif merupakan tingkatan dimana anggota kelompok tertarik satu sama lain dan lebih termotivasi untuk tinggal dalam kelompok, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan mau bertahan sekalipun dalam situasi yang tidak menyenangkan. Hal yang memperkuat kohesivitas: 1) Memperbanyak waktu yang dihabiskan bersama-sama. 2) Menentukan tujuan kelompok secara bersama-sama. 3) Jenis kelamin dari anggota, dimana wanita cenderung memberikan rasa kebersatuan. 4) Membuat satu anggota dengan yang lain memiliki ketergantungan. 5) Mengisolasi kelompok dari kelompok lain dan atau berkompetisi dengan kelompok lain. 6) Adanya kepemimpinan dalam kelompok. Hal yang dapat menurunkan kohesivitas : 1) Ukuran kelompok yang besar. 2) Ketidaksetujuan terhadap tujuan kelompok. 3) Persaingan dalam grup. 4) Adanya rasa ingin mendominasi dalam grup. 5) Pengalaman yang tidak menyenangkan.

Referensi www.academia.edu/7493205/PSIKOLOGI_KELUARGA ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/teori.pdf kbbi.web.id/ https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow http://wps.prenhall.com/wps/media/objects/1578/1616735/ppts/OB11_08st.ppt Organizational Behaviour by Stephen Robbins 16th Edition Bahan Kuliah “Pembentukan Kelompok” TI 2203 Psikologi Industri

7.3 Materi Kebudayaan dan Kesenian Latar Belakang

: Salah satu maksud dan tujuan UKSU-ITB adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara. Hasil analisis terhadap calon kader menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang kebudayaan dan kesenian Sumatera Utara masih minim, oleh karena itu diperlukan pemberian materi untuk menambah pengetahuan mereka tentang kebudayaan dan kesenian Sumatera Utara. : Mencapai profil kader “Angkatan 2016 yang mengenal seni dan budaya Sumatera

Tujuan

Utara dan dapat menampilkan suatu karya seni dan/atau budaya Sumatera Utara.”

Garis besar materi : 1) Definisi kebudayaan dan kesenian 2) Memperkenalkan 7 etnis Sumatera Utara 3) Lagu daerah, Adat-Istiadat, Pakaian, Rumah Adat 7 etnis Sumatera Utara 4) Memperkenalkan tarian 7 etnis Sumatera Utara 5) Memperkenalkan alat musik yang ada di UKSU-ITB

Materi : Seorang antropolog, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York; Brentano's, 1924), hal 1, mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuankemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut KBBI, kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. 7.3.1 Memperkenalkan 7 etnis Sumatera Utara(7 POIN) a. Melayu Suku Melayu adalah nama yang menunjuk pada suatu kelompok yang ciri utamanya adalah penuturan bahasa Melayu. Suku Melayu mendiami daerah sepanjang pesisir timur pulau Sumatera, mulai dari daerah Langkat di utara sampai ke Labuhan Batu di selatan. Untuk membedakan diri dengan kelompok

suku bangsa melayu lain mereka lebih suka menyebut kelompoknya sebagai orang Melayu Deli atau Melayu Langkat. b. Batak Pakpak Etnis Batak Pakpak tersebar banyak di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat. Etnis Pakpak/Dairi kemungkinan besar berasal dari keturunan tentara kerajaan Chola di India yang menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi. Berdasarkan dialek dan wilayak persebarannya, Pakpak dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian besar, yaitu Simsim, Keppas, Pegagan, Boang, dan Kelasen. c. Batak Toba Etnis Batak Toba banyak mendiami daerah Tapanuli. Etnis Batak Toba sering menyebut kelompok mereka sebagai bangso batak (bangsa batak). Etnis batak Toba pada zaman dahulu percaya bahwa orang batak pertama bahwa orang batak pertama (disebut Sianjur Mula-mula) yang ada di Pusuk buhit, Pulo Samosir. Dalam segi kepercayaan, etnis Batak Toba percaya mengenai Ompu Mula Jadi Na Bolon yang dianggap Tuhan, dan dalam kehidupan sehari-hari mereka percaya dengan adanya sahala (Roh manusia sakti yang sudah meninggal). Dalam berhubungan dengan Ompu Mula Jadi Na Bolon etnis batak toba percaya dengan adanya penghubung yaitu Raja Sisingamangaraja. d. Mandailing Etnis Mandailing banyak mendiami daerah selatan Tapanuli. Nama Mandailing diambil dari kata Mandala dan Holing yang merupakan sebuah wilayah Kerajaan Kalinga yang berdiri sebelum Kerajaan Sriwijaya. Orang Mandailing didefinisikan sebagai mereka yang bermarga Nasution, Lubis, Pulungan, Batubara, Rangkuti, Daulae, Parinduri, Dalimunte, dan Matondang sahaja seperti ketetapan Mahkamah Tertinggi Folks Road Batavia 1926 dan keturunan yang berpecah daripada sembilan marga tadi (i.e. Mardia daripada Rangkuti). e. Batak Simalungun Etnis Batak Simalungun kebanyakan berasal dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur etnis ini berasal dari daerah India Selatan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. f. Nias Etnis Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh

peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. g. Batak Karo Karo mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Suku karo mendiami sebuah daerah disekitaran gunung Sinabung seperti berastagi, Tiga panah,dll. Etnis karo menggunakan sistem patrinienal dimana garis keturunan dari Ayah. Beberapa contoh marga pada etnis Karo adalah Ginting, sitepu, Tarigan, Sembiring, dll. 7.3.2 Lagu daerah, adat istiadat, pakaian adat, rumah adat 7 etnis Sumatera Utara 7.3.2.1 Batak Simalungun a. Lagu Daerah Pos ni uhur merupakan salah satu dari lagu-lagu daerah dari Simalungun, dimana pada lagu ini digambarkan mengenai kesedihan dari seorang kekasih yang ditinggalkan oleh pasangannya dimana semua janji-janji sudah dibuat diingkari. b. Adat Istiadat Falsafah Adat Simalungun yaitu “Tolu Sahundulan Lima Saodoran” artinya 3 (tiga) kedudukan disandang oleh 5 (lima) manusia, dimana 3 kedudukan yang dimaksud adalah Tondong, Sanina, Anak boru dan 5 manusia yang menyandangnya adalah Tondong, Sanina, Suhut, Anak boru Jabu, Anak boru Mantori. c. Pakaian adat

Hiou merupakan pakaian adat sejenis selendang, dimana hiou memiliki motif tersendiri. Dalam penggunaannya hiou memiliki banyak fungsi terutama dalam acara adat. d. Rumah Adat

e Rumah Bolon 7.3.2.2 Batak Karo a. Lagu Daerah Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian budaya Batak Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Er kata Bedil merupakan lagu yang mengisahkan percintaan dalam peperangan saat masa penjajahan, dimana dalam lagu tersebut diceritakan mengenai pemuda karo yang berperang dan pemudinya dengan tabah menunggu kekasihnya.

b. Adat Istiadat Rakut Sitelu merupakan Filosofi yang menjadi dasar adat-istiadat pada kehidupan masyarakat karo. Dalam Rakut Sitelu ini terdapat 3 unsur yaitu kalilumbu, anak beru, dan sanina. Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti.

c. Pakaian Adat

Uis merupkan pakaian adat yang bentunknya seperti selendang yang digunakan dalam adat karo, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis sendiri memiliki motif yang dibuat sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat karo. d. Rumah Adat

Siwaluh Jabu 7.3.2.3 Batak Mandailing a. Lagu Daerah Sittogol adalah lagu Mandailin yang mengajak untuk tetap bergembira walaupun dalam keadaan hati murung.

b. Adat Istiadat Dalihan Na tolu merupakan filosofi yang ada pada masyarakat Mandailing, dimana dari arti katanya Dalihan Na tolu artinya tungku nan tiga. Dalihan Na Tolu pada masyarakat Mandailing sebelumnya disebut Markoum Marsisolkot, dengan makna yang sama dengan Dalihan Na Tolu. Komponen Dalihan Na Tolu di Mandailing yakni, kahanggi, mora, dan anak boru. c. Pakaian Adat

Ulos merupakan pakaian adat sejenis selendang yang digunakan oleh masyarakat Mandailing dalam pesta adat, atau dalam kehidupan sehari-hari. Ulos memiliki jenis-jenis sesuai dengan fungsi pembuatannya, seperti ulos sedum,ulos godang,ulos parompa. d. Rumah Adat

Bagas Godang

7.3.2.4 Batak Pakpak a. Lagu Daerah Cikalale pong-pong merupakan sebuah lagu yang menceritakan kegembiraan panen. b. Adat Istiadat Suku bangsa Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan sulang silima. Sulang silima terdiri dari lima unsur yakni: 1. Sinina tertua (Perisang-isang (keturunan atau generasi tertua) 2. Sinina penengah (Pertulan tengah (keturunan atau generasi yang di tengah) 3. Sinina terbungsu (perekurekur = keturunan terbungsu) 4. Berru (kerabat penerima gadis) 5. Puang (kerabat pemberi gadis). Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. c. Pakaian Adat

Oles merupakan pakaian adat yang mirip seperti selendang, dimana oles digunakan dalam pesta adat dan dalam kehidupan sehari-hari. d. Rumah Adat

Rumah Bolon Pakpak

7.3.2.5 Melayu a. Lagu Daerah Lancang kuning merupakan lagu yang menceritakan tentang seorang nahkoda pada kapal. Dimana nahkoda itu penting untuk memberi arah pada kapal, dan memimpin awak kapal dalam mengarungi lautan. b. Adat Istiadat Berbalas pantun menjadi suatu adat bagi masyarakat melayu, dimana ada 2 orang yang mengucapkan pantun dan saling membalas. Pantunnya pun sudah mempunyai suatu tema, jika disederhanakan maka mereka berpantun layaknya komunikasi kita pada umumnya. c. Pakaian Adat

Cekak Musang d. Rumah Adat

Selaso Jatuh Kembar

7.3.2.6 Nias a. Lagu Daerah Tano niha adalah sebuah lagu yang menceritakan tentang Pulau Nias, baik itu tentang kesuburan dan keindahannya. Pada lagu ini diceritakan juga tentang rasa cinta masyarakat Nias terhadap Pulau Nias. b. Adat Istiadat Fafombo merupakan tradisi melompati batu setinggi lebih dari 2meter. Dimana dahulu pemuda suku Nias akan mencoba tradisi fahombo atau melompati batu setinggi lebih dari 2 meter. Jika pemuda tersebut berhasil mereka akan dianggap telah menjadi lelaki dewasa dan dapat bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan menikah c. Pakaian Adat

Oroba Sioli (perempuan), Baru Ohulu (lak-laki) d. Rumah Adat

Omo Hada

7.3.2.7 Batak Toba a. Lagu Daerah Pulo samosir adalah sebuah lagu yang menceritakan mengenai pulau samosir sebagai tanah kelahiran, tanah yang sangat dicintai, tanah yang subur dimana tanaman banyak yang tumbuh, serta piaraanpun banyak. Karena begitu mencintai pulau tersebut, si penyanyi ingin ketika ia meninggal kiranya dimakamkan di Pulau Samosir. b. Adat Istiadat Dalihan Na Tolu adalah tungku yang tiga, dimana dimaksudkan bahwa dalam kehidupan masyarakat Batak Toba harus melaksanakan 3 hal yang begitu penting, yaitu somba marhula-hula, manat mardongan tubu, dan elek marboru. Hal tersebut menjadi hal yang paling dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak Toba. c. Pakaian Adat

Ulos merupakan kain yang berbentuk seperti selendang, dimana pada masyarakat Batak Toba, ulos digunakan sebagai pakaian yang khusus pada upacara adat dan juga sebagai penghangat badan. Ada beberapa jenis ulos yang memiliki fungsi tersendiri,diantaranya: Ulos Antak-antak (untuk berduka cita), Ulos Padang Ursa (digunakan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya untuk gendongan anak),dan masih banyak lagi.

d. Rumah Adat

Jabu Bolon 7.3.3 Alat musik daerah Sumatera Utara di UKSU-ITB a. Taganing

Taganing ialah salah satu elemen alat musik dalam gondang sabagunan yang berbentuk gendang. Taganing

terdiri

dari

enam

buah

gendang (satu

gondang

besar

dan

lima taganing) yang

digantungkan dalam sebuah rak. Urutan gendang dari kanan ke kiri : Odap-odap, Odap, Paidua Odap, Painonga, Paidua Tingting, Tingting. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya.

b. Ogung

Ogung terdiri atas 4 bagian : Oloan, Ihutan, Panggora dan Doal yang berfungi sebagai pembawa tempo dan pengatur gerakan kaki pada tarian tor tor. c. Hasapi

Alat musik ini terbuat dari kayu. Alat musik sejenis gitar ini memiliki dua senar. Di bagian lehernya terdapat dua pasak dari kayu kelapa yang berfungsi untuk mengatur nada. d. Sulim

Sulim adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Sulim memiliki 6 lubang nada.

e. Garantung

Merupakan salah satu jenis alat musik dengan cara dipukul, terbuat dari wilahan kayu (xylophone) yang berbahan dasar dari kayu ingol dan dosi. Garantung terdiri atas 7 wilahan yang digantungkan di atas kotak yang sekaligus berfungsi sebagai resonatornya. Masing-masing wilahan mempunyai nada yaitu, 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si). Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu. Di UKSU sendiri garantung terdiri dari 12 wilahan yaitu dari sol rendah ke do tinggi. f. Kulcapi

Kulcapi adalah salah satu alat musik tradisional Suku Karo. Kulcapi hanya mempunyai 2 senar yaitu senar 1 dan senar 2. Kulcapi dibuat dari bahan dasar kayu yang di bentuk dan di ukir dengan ornamen khas karo.

g. Keteng – Keteng

Keteng-keteng adalah alat musik pukul tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang berbahan dasar dari bambu. Keteng-Keteng memiliki senar yang terbuat dari kulit bambu itu sendiri. Alat pemukul keteng-keteng juga terbuat dari potongan bambu dan terdiri dari dua buah. Cara memainkannya dengan menabuhnya seperti drum. h. Sarune

Sarune terdiri atas beberapa bagian seperti anak sarune, tongkeh sarune, ampang-ampang sarune, batang sarune, dan gundal sarune. Anak sarune, terbuat dari daun kelapa dan embuluembulu Tongkeh sarune merupaka bagian yang berguna untuk menghubungkan anak-anak sarune, panjangnya sama dengan jarak antara satu lubang nada dengan nada yang lain pada lobang sarune Ampang-ampang sarune, bagian

ini ditempatkan pada embulu-embulu sarune yang berguna untuk penumpang bibir pada saat meniup sarune. Batang sarune adalah tempat lobang nada sarune. Sarune mempunyai delapan buah lobang nada. Tujuh di sisi atas dan satu di belakang. Gundal sarune, letaknya pada bagian bawah batang sarune. Gundal sarune terbuat dari bahan yang sama dengan batang sarune. i. Penganak

Penganak sebagai pembawa ketukan dasar diulang-ulang dalam hitungan delapan j. Hesek Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrumen ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu. 7.3.4 Tarian Daerah Sumatera Utara 7.3.4.1 Batak Toba a. Tor Tor Tunggal Panaluan Tor Tor Tunggal Panaluan merupakan suatu tarian budaya ritual yang biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. b. Tor Tor Sipitu Cawan Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung). 7.3.4.2 Batak Simalungun a. Tari Manduda Suatu bentuk tarian rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen padi.

b. Tari Toping-toping Jenis tarian tradisional dari suku Batak Simalungun yang dilaksanakan pada acara dukacita di kalangan keluarga kerajaan. 7.3.4.3 Batak Mandailing a. Tari Tor Tor Naposo Bulung Tarian ini mencerminkan sebuah kesantunan seorang pemuda atau laki-laki yang mengerjakan sebuah tanggung jawabnya terhadap sebuah hak dan kewajibannya untuk melindungi seorang wanita. b. Tari Endeng Endeng Tarian ini merupakan perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat. 7.3.4.4 Batak Pakpak a. Tari Tatak Garo Garo Tari ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan bersendau gurau dengan kawan-kawanya. b. Tari Tatak Renggisa Tarian ini menggambarkan remaja yang sedang jatuh cinta dan saling setia antara yang satu dengan yang lainnya. 7.3.4.5 Batak Karo a. Tari Piso Surit Tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. b. Tari Gundala Gundala Tarian ini merupakan tarian untuk memanggil hujan (saat musim kemarau) 7.3.4.6 Nias a. Tari Maena Tarian ini menggambarkan kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan b. Tari Moyo Tarian yang biasa digunakan untuk penyambutan tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh gadis-gadis Nias yang melakukan gerakan layaknya burung elang.

7.3.4.7 Melayu a. Tari Serampang Dua Belas Tarian ini berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua b. Tari Kuda epang Tarian ini bertujuan untuk membersihkan desa daripada gangguan roh-roh jahat, penyakit dan malapetaka. 7.3.5 Cara Memainkan Alat Musik yang ada di UKSU-ITB 7.3.5.1 Hesek a. Cara memegang Gesek dipegang dengan dua tangan, satu tangan satu hesek. Cara memegangnya seperti forehand grip dalam permainan bulu tangkis b. Cara mengatur tempo Cara mengatur tempo adalah, menyesuaikan dengan ketukan lagu dan dipukulkan secara konstan. Untuk tempo cepat, pukulan akan lebih cepat, demikian dengan lagu lambat c. Cara memainkan lagu Untuk memainkan lagu, hesek harus menguasai tempo lagu dan harus memainkan hesek dengan konstan karena akan menjadi pembawa ketukan. Hal ini bisa dilatih dengan sering mendengar lagu dan mendengarkan ketukan lagu tersebut. 7.3.5.2 Sulim a. Cara memegang Jari manis tangan kanan menutup lubang pertama dari bawah, jari tengah tangan kanan menutup lubang kedua dari bawah, jari telunjuk tangan kanan menutup lubang ketiga dari bawah, jari manis tangan kiri menutup lubang keempat dari bawah, jari tengah tangan kiri menutup lubang kelima dari bawah, jari telunjuk tangan kiri menutup lubang keenam dari bawah, jari jempol menumpu sulim di sisi bawah sulim. Sulim dipegang dengan posisi hampir tegak lurus dengan kepala dengan posisi lubang peniupan di depan mulut. b. Cara meniup Meniup sulim dengan memusatkan tiupan ke satu titik (tidak menyebar). Atur kemiringan lubang peniupan dengan mulut, agar sulim berbunyi dengan nyaring (suara udara akibat tiupan tidak terlalu terdengar dibandingkan suara sulim yang dihasilkan) c. Tangga nada

Do : Semua lubang ditutup Re : Lubang pertama dibuka Mi : Lubang pertama dan kedua dibuka Fa : Lubang pertama, kedua, dan ketiga dibuka Sol : Lubang pertama, kedua, ketiga, dan keempat dibuka La : Lubang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dibuka Si : Lubang pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam dibuka Do tinggi: Semua lubang ditutup kecuali lubang keenam d. Meniup menggunakan lidah Teknik ini adalah teknik meniup sulim dengan memainkan lidah untuk mengatur tiupan dari mulut. Lidah dinaik turunkan atau dimaju mundurkan di dalam mulut agar udara tidak kontinu masuk ke lubang peniupan sulim sehingga terdengar staccato e. Cara memainkan lagu : Ada dua cara : melihat not yang telah dibuat oleh penulis lagu atau cara yang paling mudah adalah menghapal nadanya. Kita bisa latihan dengan mensenandungkan sampai kita hapal nadanya. 7.3.5.3 Ogung a. Cara Memukul Memainkan ogung menggunakan pemukul, bisa dimain kan satu orang dengan memegang 2 pemukul sekaligus. Namun bisa juga dimainkan dua orang dengan masing masing memegan 1 pemukul, 1 memainkan oloan dan ihutan, satunya lagi memainkan panggora dan doal b. Cara mengatur tempo •

ogung oloan yang memiliki fungsi ritme konstan dipukul kemudian diikuti oleh ogung lainnya.



ogung ihutan yang memiliki fungsi mengikuti irama dari ogung oloan.



ogung panggora yang memiliki fungsi mengikuti irama ogung oloan dan ogung ihutan



ogung doal memiliki fungsi meramaikan irama dari ogung oloan,ihutan dan panggora.

c. Cara memainkan lagu Untuk membawakan sebuah lagu, ogung dimainkan sesuai tempo yang telah ditentukan/disepakati sebelum memainkan lagu. 7.3.5.4 Penganak a. Cara memukul Penganak dipukul tepat di tengahnya sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring.

b. Cara mengatur tempo Penganak sebagai pembawa ketukan dasar diulang-ulang dalam hitungan delapan. Usahakan memukul penganak dengan konstan sesuai dengan tempo lagu yang telah disepakati. c. Cara memainkan lagu Untuk memainkan dalam sebuah lagu, cara memainkannya cukup dengan memukul konstan sesuai tempo yang telah ditentukan sebelumnya. 7.3.5.5 Keteng-Keteng a. Cara memukul Keteng keteng dipukul dengan alat pukul terbuat dari bambu. Caranya dengan menabuhnya seperti bermain drum. Variasi pukulan, memukul bagian tengah secara bergantian dan memukul bagian kiri dan kanan secara bersamaan. b. Cara mengatur tempo Kecepatan pukulan dalam bermain keteng-keteng menyesuaikan dengan tempo. Bila tempo cepat, maka pukulan lebih cepat dari tempo lambat. Berlatihlah dengan memukul secara konstan. c. Cara memainkan lagu. Untuk memainkan dalam sebuah lagu, keteng-keteng dimainkan sesuai tempo lagu yang telah disepakati sebelum bermain. Biasanya variasi pukulan akan sama saja untuk lagu apa saja hanya bermain di tempo saja. 7.3.5.6 Gitar a. Cara memetik Gitar memiliki enam buah senar, dari bawah dihitung senar satu sampai ke atas adalah senar ke enam. Dari bawah ke atas, nada defaultnya adalah E, B, G, D, A, E. Untuk memetik gitar, 3 tali teratas, akan menjadi bass nya dan dimainkan dengan ibu jari tangan kanan sementara 3 senar terbawahnya( senar satu dipetik jari manis tangan kanan, senar dua dipetik jari tengah tangan kanan, senar tiga dipetik jari telunjuk tangan kanan). Selain dipetik, gitar juga dapat dimainkan dengan cara menggenjreng/merambas yakni membunyikan sekaligus beberapa senar. Dalam hal ini perlu juga diperhatikan tempo atau irama lagu yang dibawakan. Jadi tidak boleh asal-asalan dalam menggenjreng. b. Teori Dasar Chord Pada tangga nada dikenal pola 1-1-1/2-1-1-1-1/2, yakni perbedaan tinggi nada antara nada satu dengan nada berikutnya. C-1-D-1-E-1/2-F-1-G-1-A-1-B-1/2-C

Dalam bermain gitar, kita biasanya akan diberi sebuah kunci dasar dan kita akan bermain chord untuk mengiringi lagu tersebut. Untuk lagu-lagu sederhana, kita dapat menggunakan teori berikut untuk menentukan chord mana saja yang akan kita pakai saat diberikan sebuah kunci dasar. • Tentukan dahulu chord dasarnya • Buat tangga nadanya, seperti contoh diatas. Pastikan polanya sudah mengikuti 1-1-1/2-1-1-11/2 Contoh : nada dasar G. G-1-A-1-B-1/2-C-1-D-1-E-1/2-F-1-G agar mengikuti pola maka harus ada nadayang di kreskan (#) atau dimol (b), sehingga menjadi G-1-A-1-B-1/2-C-1-D-1-E-1-F#-1/2-G • Agar dapat menjadi pilihan chord, maka kita biasanya akan meminorkan nada ke dua dan keenamnya, sehingg pilihan chord yang dapat kita gunakan untuk bermain gitarnya adalah G-Am-B-C-D-Em-F-G • Cobalah latihan dengan variasi kunci yang lainnya. c. Cara memainkan lagu Untuk mengiringi sebuah lagu dalam permainan gitar, dibutuhkan feeling yang baik dalam mendengar nada lagunya. Bila kita telah mengetahui nada lagunya dan telah menentukan chord dasar yang akan kita pakai, maka tinggal menyesuaikan ke chord-chord lainnya sesuai dengan teori dasar sebelumnya. 7.3.5.7 Hasapi a. Cara memetik Hasapi memiliki dua senar dan biasanya diatur dengan nada do mi. Tali pertama dari atas adalah do, tali kedua dari atas adalah mi. Jika kita melepas senar pertama, akan berbunyi do, jika kita menekan senar pertama pada area jari manis, akan menjadi re. Mi adalah tali kedua, tidak ditekan. Jika kita menekan pada daerah jari telunjuk pada senar dua, akan berbunyi fa, dan bila kita menekan pada daerah jari manis pada senar dua, akan berbunyi sol. Untuk menekan senar, akan lebih baik bila kita menekan dengan menggunakan bantuan ujung kuku jari tangan kiri sehingga suara lebih nyaring. Sedangkan untuk memetik disarankan menggunakan pick atau bahan sejenis pick gitar. b. Cara memegang Cara memegang hasapi adalah dengan merangkulnya di lengan bagian dalam sikut kanan dan memegang lehernya dengan tangan kiri. Tangan kanan leluasa memetik hasapi pada posisi tersebut. c. Cara memainkan lagu

Dalam memainkan lagu, hasapi bisa dimainkan sebagai hasapi doal dan hasapi ende. Hasapi ende adalah memainkan hasapi sehingga hasapi mengikuti suara vokal/ pembawa melodi dari lagu tersebut. Sedangkan hasapi doal adalah memainkan hasapi sebagai pembawa ritem konstan. 7.3.5.8 Kulcapi a. Cara memetik Mirip dengan hasapi, kulcapi memiliki dua senar namun diatur dengan nada sol dna re (G dan D bila kunci dasar C). Senar satu adalah senar paling bawah, senar dua adalah senar paling atas. Berbeda dengan hasapi, kulcapi memiliki fret yang mempermudah kita dalam menekan senar, sehingga tidak perlu menggunakan bantuan ujung kuku jari tangan kiri juga senar dapat berbunyi dengan nyaring. Untuk memetik kulcapi juga disarankan menggunakan pick atau bahan sejenis pcik gitar.

b. Cara memegang Mirip seperti hasapi, cara memegang kulcapi adalah dengan merangkulnya di lengan bagian dalam sikut kanan dan memegang lehernya dengan tangan kiri. Tangan kanan leluasa memetik kulcapi pada posisi tersebut. c. Cara memainkan lagu Berbeda dengan hasapi, kulcapi dimainkan dengan membawa melodi lagu tersebut. 7.3.5.9 Garantung Garantung adalah salah satu alat musik pukul, yang cara memainkannya sama seperti piano yang menekan tuts berbeda untuk mendapatkan nada berbeda. Namun pada alat musik ini, tuts itu berupa dan kayu dan tidak ditekan lagi, namun dipukul untukmenghasilkan nada. a. Cara Memukul “Tuts” dari garantung dibuat dari wilahan kayu .... (lupa kayu apa). Untuk menghasilkan nada, tuts tersebut dipukul menggunakan stik yang juga terbuat dari kayu. Stik yang digunakan berjumlah dua buh,

untuk masing – masinjg tangan. Pada umumnya, tuts dipukul secara gantian dengan kedua stick untuk menghasilkan sebuha nada. Namun sering teknik ini diubah dengan berbagai variasi yang cukup berbeda. Salah satu variasinya adalah memukul dua tuts secara bersamaan, namun bukan sembarang tuts. Dua tuts tersebut harus berjarak satu tuts, misalnya tuts pertama dan tuts ketiga, atau tuts keempat dan tuts keenam, dan seterusnya. Sebenarnya tidak ada ketentuan yang mknyatakan bagaiaman teknik memukul garantung tersebut, garantung dimainkan sebebas dan senyaman mungkin oleh pemain. Namun permainan garantung akan kedengaran baik/enak, jika dimainkan sedeikian rupa sehingga kedengaran ramai. b. Tangga Nada Tangga nada pada Garantung sama dengan piano, namun tidak memiliki nada pada tuts hitam piano, dengan kata lain tidak memadai untuk menghasilkan nada setengah. Tuts pertama garantung tidak selalu nada do, tergantung dari pembuat garantung tersebut. Tangga nada pada garantung paling rendah di sebelah kanan, dan semakin ke kiri, akan semakin tinggi nadanya. c. Cara Memainkan Lagu Dalam memainkan lagu, pemain garantung dibebaskan bagaimana mengisi lagu tersebut selama permainannya sinkron dengan lagu. Namun ada dua cara umum untuk mengiringi lagu, pertama pemain garantung memainkan nada sama persis dengan bagaimana lagu dinyanyikan. Dan cara kedua, tidak mengikuti nada lagu namun memainkan nada lain yang menambah keindahan pada lagu. 7.3.5.10 Taganing a. Cara memukul Taganing dimainkan dengan dua buah stick yang dipukul ke kulit dari taganing itu sendiri. Keenam gendang yang ada di taganing mempunyai suara yang khas. Nama gendang – gendang tersebut dari kanan ke kiri pemain adalah odap odap, odap, paidua odap, painonga, paidua tingting, dan tingting. Suara taganing semakin tinggi dari kanan ke kiri pemain. Secara umum taganing dimainkan oleh satu orang. Namun, taganing dapat juga dimainkan oleh dua orang. b. Cara mengatur tempo Secara garis besar, taganing mempunyai dua warna suara, yaitu bass (dua gendang di kanan) dan melodi (empat gendang di kiri). Cara memainkannya adalah dengan memadukan unsur bass dan melodi menjadi satu kesatuan yang harmonis. Apabila taganing dimainkan oleh satu orang, tangan kiri pemain akan bermain melodi dan tangan kanannya akan bermain bass. Apabila taganing dimainkan oleh dua orang, pemain di kiri akan memainkan melodi dan pemain di kanan akan memainkan bass. Pemain taganing harus dapat bermain dengan tempo yang tepat sehingga harmonisasi dengan pemain musik lainnya terutama perkusi dapat dijaga.

c. Cara memainkan lagu Taganing dimainkan sesuai jenis lagu yang dibawakan. Tempo lagu yang dibawakan akan berpengaruh pada permainan taganing. Biasanya lagu yang dibawakan taganing bertempo cepat karena warna alunan ritme yang dibawa taganing adalah riang dan menghentak walaupun tidak menutup kemungkinan untuk memainkan lagu bertempo lambat sesuai kebutuhan. Satu hal yang menjadi ciri khas taganing adalah rapel. Rapel adalah variasi pukulan yang menandakan bahwa lagu akan memasuki bait, reff, interlude, dan ending. Rapel inilah yang membuat permainan taganing menjadi bervarisai dan penuh warna. 7.3.5.11 Bass a. Cara memetik Gitar bass tidak seperti gitar lain yang senarnya dapat dimainkan dengan cara memetik seluruh senar bersamaan, gitar bass hanya dapat dimainkan dengan memetik satu per satu senar. Sangat penting untuk berlatih cara memetik gitar bass untuk menghasilkan suara yang indah. Gitar bass juga dapat dipetik seperti gitar biasa, yang tergantung pada jenis musik yang dimainkan. 1) Selalu potong kuku jari Anda. Kuku Anda akan berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan senar gitar. 2) Petik menggunakan dua jari untuk meningkatkan efisiensi. Petik gitar menggunakan jari tengah dan jari telunjuk secara bergantian. Tidak masalah dengan jari apa Anda memulai, asalkan kecepatan dan irama kedua jari tetap sama. 3) Petik senar berdekatan dengan leher gitar untuk nada yang lembut. Jika Anda memetik senar di bagian ujung badan gitar, suara yang dihasilkan akan lebih perkusi. Ketika Anda berlatih, lokasikan petikan Anda ke area gitar tertentu tanpa sering berpindah-pindah. 4) Petik senar dengan cara menggesekan ujung jari Anda ke senar. Jangan menarik senar pada saat memainkan gitar, karena suara yang dihasilkan kurang enak didengar. Jika Anda ingin memperbesar suara, besarkan tingkat suara di amplifier, bukan menguatkan petikan pada senar. b. Teori dasar Musik Dalam bermain bass sangat penting buat kita untuk tahu nada dasar dari lagu yang akan kita bawakan. Karena kalau salah mendeteksi nada dasar sebuah lagu maka dijamin kita bakalan ngebass dengan amat sangat anehnya...karena tidak akan ada satupun nada yang kita mainkan sebagai improvisasi yang masuk ke nada dasar lagu yang kita bawakan.

Bass yang biasa kita pakai normalnya memiliki 4 senar. Senar yang paling atas atau yang tebal adalah kunci E, dibawahnya kunci A, lalu D, dan terakhir yang paling tipis adalah G dimana 1,4,5 selalu major; 2,3,6 selalu minor dan 7 selalu diminished. Ada dasarnya bass adalah salah satu alat musik yang menentukan tempo dalam bermain musik, menjaga agar gitar dan vokal tetap konstan pada tempo yang telah ditentukan. Seperti halnya gitar, bass adalah alat musik yang menggunakan dawai atau senar sebagai sumber suara. Hanya saja bass memakai 4 (senar paling atas kalo ada di gitar), yaitu senar E yang paling rendah, senar A, senar D dan senar G yang paling tinggi. Susunan senar pada bass (4senar) juga dimulai dari senar 6=E, 5=A, 4=D, dan 3=G. Begitu juga dalam penulisannya pada tablature, bass hanya menggunakan 4 garis yang mewakili senar-senar tersebut. c. Cara Memainkan Lagu Peran Bass Pada Lagu: 1) Bass berperan sebagai penentu dan pemandu chord yang sedang dimainkan dalam setiap pergerakan lagu. 2) Bass juga berperan sebagai pengiring musik, yang mana peran ini berbagi dengan pemain drum. Bass juga bisa menghubungkan antara pemandu (gitar dan piano) dengan pengiring (drum) sehingga dapat menjadi kesatuan yang harmonis. Kita menggunakan chord sebagai pengiring sebuah lagu. Chord adalah kumpulan dari paling sedikit 3 nada yang dibunyikan secara bersama atau berdekatan. Nah, bunyi utama yang bisa dikenali dari ketiga nada itu disebut root note, dan nada kedua adalah pelengkap chord yang dapat menghasilkan nuansa tersendiri. Misalnya chord C minor (Cm), berarti root note-nya adalah C dan nada kedua berikutnya adalah yang menentukan chord C tersebut menjadi sebuah chord jenis minor.

Referensi : http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli.html kbbi.web.id/ http://moehammadrizky.blogspot.co.id/2014/07/8-etnis-asli-sumatera-utara.html https://www.slideshare.net/ArlyHidayat/8-etnis-propinsi-sumatera-utara

VIII. METODOLOGI 8.1 Deskripsi Calon Kader, Pengader, Massa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kader adalah orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai,. Dalam PPAB UKSU-ITB 2016, calon kader adalah mahasiswa program sarjana ITB yang mengikuti PPAB UKSU-ITB dengan syarat sudah mengembalikan formulir pendaftaran PPAB. Dalam keberjalanannya (setelah memenuhi kriteria panitia), calon kader akan disebut sebagai Ca-UKSU. Pengader adalah orang yang melakukan pengaderan dimana menurut KBBI pengaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi calon kader. Pengader yang dimaksud adalah anggota biasa UKSU-ITB angkatan 2015. Dalam PPAB UKSU-ITB 2016, massa bertindak sebagai evaluator. Evaluator adalah orang yang mengawasi dan mengevaluasi keberlangsungan acara PPAB UKSU-ITB 2016. Massa adalah anggota biasa dan anggota luar biasa UKSU-ITB yang bukan pengader.

8.2 Hubungan Pengader dan Calon Kader Hubungan pengader dan calon kader adalah pengajar dan pelajar. Pengajar adalah orang yang mengajar,dalam hal ini menyampaikan materi secara satu arah kepada pelajar dan memastikan keberterimaan materi oleh pelajar. Pelajar adalah orang yang diberikan materi. Tanggung jawab pengkader terhadap calon kader : a. Menyampaikan materi b. Memastikan keberterimaan materi c. Memastikan keselamatan calon kader selama kegiatan PPAB UKSU-ITB berlangsung.

8.3 Batasan Hubungan 8.3.1 Relasi Dalam PPAB UKSU-ITB 2016, relasi antara pengader, calon kader, dan massa dibatasi selama acara berlangsung. Dibatasi memiliki pengertian pengader dan massa harus bersikap objektif, dimana objektif memiliki arti semua calon kader memiliki status dan perlakuan yang sama dengan tidak memperhatikan hubungan pribadi di luar PPAB. Dibatasi juga memiliki pengertian agar menjaga wibawa pengader di luar acara PPAB terhadap calon kader. Tujuan relasi dibatasi adalah agar profesionalitas tiap komponen tetap terjaga sehingga tidak mengganggu keberlangsungan acara PPAB. Pengader dan massa

juga dilarang untuk membicarakan hal-hal seputar PPAB kepada calon kader diluar kegiatan PPAB, seperti memberitahukan tanggal interaksi, isi interaksi, dan sejenisnya. Selain itu, pengader dan massa juga dihimbau untuk membicarakan hal-hal seputar PPAB di lokasi yang calon kader tidak dapat dengar. 8.3.2 Kontak Fisik Kontak fisik adalah hubungan satu dengan yang lain secara fisik. Kontak fisik yang diizinkan antara pengader dan massa dengan calon kader adalah kontak fisik untuk penanganan medis.

8.4 Komunikasi Pengader dan massa boleh berkomunikasi dengan calon kader dengan memberikan stimulus untuk tujuan yang baik dan jelas. Massa hanya boleh berkomunikasi dengan calon kader saat interaksi/ metode tertentu yang ditentukan oleh pantia. Stimulus ini dapat berupa kata-kata, teguran, kritik, dan gertakan. Komunikasi secara personal dilakukan antara laki-laki dengan laki-lak, dan perempuan dengan perempuan. Komunikasi yang tidak diperbolehkan adalah komunikasi yang melecehkan fisik, menyinggung SARA, umpatan. Saat berkomunikasi dengan calon kader, pengader menggunakan kata ‘aku’ merujuk pada diri sendiri dan kata panggilan sopan seperti ‘kau’, ‘nama’, ‘dek’, ‘kalian’ kepada calon kader. Calon kader memangil pengader dengan sebutan ‘abang’/’bang’ untuk pengader laki-laki dan ‘kakak’/’kak’ untuk pengader perempuan.

8.5 Kode Etik Kode etik menurut KBBI adalah norma dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku. 8.5.1 Pengader a. Pengader harus menggunakan jaket UKSU-ITB saat acara PPAB berlangsung. b. Jaket UKSU harus dikancingkan sampai leher, tidak boleh digulung, dilipat, tidak boleh sobek, dan tidak berbau tidak sedap . c. Menggunakan celana panjang sampai mata kaki dan tidak sobek. d. Pakaian yang tampak tidak boleh menunjukkan identitas suatu komunitas, institusi, lembaga, dan organisasi tertentu selain UKSU-ITB.

e. Bagi rambut yang panjang dan bisa diikat harus diikat, dan poni tidak boleh menghalangi pandangan selama acara. f. Menggunakan sepatu tertutup, tidak bolong, dan bertali. g. Menggunakan kaos kaki yang menutupi mata kaki. h. Tidak memakai barang – barang yang berharga yaitu perhiasan berupa cincin, kalung, anting, gelang, dan sejenisnya. i. Tidak boleh merokok selama acara berlangsung. j. Jika HP dibawa ke tempat pelaksanaan PPAB, HP dimasukkan ke dalam kantong dengan kondisi silence atau bergetar. 8.5.2 Calon kader a. Bagi rambut yang bisa diikat, diikat dengan ikat rambut (bukan bando) dan poni tidak menghalangi pandangan selama acara. b. Saat berkomunikasi dengan pengader, calon kader memanggil ‘Abang’/’Bang’ untuk pengader laki-laki, dan ‘Kakak’/’Kak’ untuk pengader perempuan. c. Tidak boleh menggunakan aksesoris yaitu perhiasan, jam tangan, gelang, kalung, dan anting. d. HP di-silence, bergetar, atau dalam keadaan mati dan diletakkan didalam kantong atau dimasukkan ke dalam tas. e. Calon kader hanya boleh membawa spek yang telah ditentukan pengader. f. Calon kader tidak boleh melewati daerah sekretariat UKSU-ITB, kecuali pada saat interaksi tertentu seperti kunjungan sekre (daerah sekretariat UKSU-ITB yang dimaksud adalah daerah dimana keberadaan calon kader dapat dilihat dari sekre UKSU-ITB). g. Calon kader harus mengenakan spek berikut: 1) Tas ransel tidak sobek/bolong. 2) Baju kaos atau kemeja yang sopan, yaitu tidak sobek, panjang (jika calon kader mengangkat tangan, ketiak dan perut tidak kelihatan), menutupi sampai bagian bawah leher dan tidak menunjukkan identitas terkait ITB. 3) Celana panjang sampai mata kaki dan tidak sobek. 4) Sepatu tertutup, tidak sobek, dan bertali. 5) Kaus kaki di atas mata kaki. h. Calon kader harus membawa spek berikut:

1) Obat – obatan pribadi layak konsumsi yang berhubungan dengan penyakit pada nametag dan obat-obat yang dianggap perlu bagi kesehatan calon kader. 2) Ponco yang bersih, tidak berjamur, dan tidak sobek. 3) Madurasa minimal 2 sachet layak konsumsi. 4) Tolak angin minimal 2 sachet layak konsumsi 5) Air mineral minimal 600 ml bersegel. 6) Pulpen minimal 2 buah yang dapat digunakan. 7) Roti minimal 2 bungkus dengan tanggal kadaluarsa minimal 2 hari setelah tanggal pertemuan. 8) Jaket tebal (2 kali jaket olahraga ITB) berresleting (resleting tidak rusak) dan tidak menunjukkan identitas terkait ITB (seperti jaket unit, jaket himpunan, jaket berlogo ITB, dan sejenisnya). 9) Buku catatan dengan format : • Buku catatan A5 50 lembar harus disampul dengan kertas koran dan disampul lagi dengan sampul plastic transparan. Buku bisa bergaris ataupun tidak, tetapi harus sama satu angkatan. • Halaman pertama diisi dengan nama lengkap, nama panggilan, NIM, fakultas, tempat dan tanggal lahir, nomor handphone, nomor handphone orang terdekat, alamat di Bandung, alamat rumah, asal SMA, motivasi masuk UKSU-ITB, dan motto hidup. Di sudut kanan atas, ditempel pas foto 3x4 berwarna. • Halaman selanjutnya diisi dengan catatan-catatan yang diperoleh selama keberlangsungan PPAB UKSU-ITB 10) Buku angkatan dengan format: • Buku A5 75 lembar disampul dengan kertas, kemudian diberi ornamen salah satu etnis di Sumatera Utara (seragam untuk satu angkatan), ditulis nama lengkap (dalam aksara Indonesia dan Batak Toba secara berurutan) dan fakultas. Setelah itu disampul plastik . • Halaman pertama diisi dengan nama lengkap, nama panggilan, NIM, fakultas, tempat dan tanggal lahir, nomor handphone, nomor handphone orang terdekat alamat di Bandung, alamat rumah, asal SMA, motivasi masuk UKSU-ITB, dan motto hidup. Di sudut kanan atas, ditempel pas foto 3x4 berwarna. • Halaman selanjutnya diisi dengan biodata teman seangkatan/ calon kader lain (biodata yang wajib tercantum adalah nama lengkap, NIM, fakultas, tempat dan tanggal lahir, nomor handphone, alamat di Bandung, alamat rumah, asal SMA, pertanyaan unik sesama calon kader dan harus sama di buku angkatan calon kader tersebut, dan tanda tangan. Selanjutnya untuk setiap biodata, harus dilengkapi dengan foto bersama ukuran 3x4 berwarna dengan orang tersebut.

11) Nametag (Format: nama lengkap + marga (diberi tanda ‘–‘ jika tidak punya) + fakultas + golongan darah + penyakit) dengan format : • Kertas ukuran A4 (orientasi landscape) di-laminating • Pinggir nametag bagian ujung kiri dan kanan atas dibolongi (2 lubang) tidak mengenai kertas A4 untuk membuat kertas tidak basah dan diikat dengan tali plastik yang warnanya seragam bagi semua calon kader. • Jika penyakit lebih dari satu, buat tanda strip (/) di bagian penyakit, lalu tambahkan penyakit yang lain. • Semua huruf ditulis dengan huruf capital dengan font Arial tidak di-bold untuk satu angkatan. • Bila nama terlalu panjang maka ukuran disesuaikan agar muat untuk satu baris saja, begitu juga dengan marga dan penyakit. 8.5.3 Massa a. Massa menggunakan pakaian yang layak dan sopan. b. Massa yang ingin memasuki spot massa wajib mengikuti briefing dari panitia. c. Massa menempati spot massa bersama dengan penanggung jawab massa yang sudah ditetapkan. d. Massa yang bisa memberikan evaluasi adalah massa yang mengikuti briefing oleh panitia. e. Massa dapat menyampaikan masukan yang berkaitan dengan kepentingan interaksi saat eksekusi kepada PJ Massa f. Massa tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang dianggap dapat mengganggu keberlangsungan acara

8.6 Penghargaan dan Hukuman 8.6.1 Penghargaan Penghargaan diberikan dengan tujuan untuk mengapresiasi tindakan tertentu calon kader yang sudah dilakukan. Bentuk reward / apresiasi kepada calon kader yaitu: a. Pujian secara verbal. b. Tepuk tangan. c. Pemberian salam UKSU-ITB. 8.6.2 Hukuman Hukuman diberikan kepada calon kader yang belum menyelesaikan tugas yang diberikan pengader, calon kader yang melanggar kode etik, dan hal tertentu yang terjadi di lapangan.

Tujuannya adalah untuk memberi efek jera dan pembelajaran. Hukuman tidak boleh menyangkut fisik dan disesuaikan dengan inisiatif serta kemampuan calon kader.

IX. BANK METODE 9.1 Metode Pewacanaan Pewacanaan merupakan metode penyampaian materi yang dilakukan oleh pewacana secara lisan dengan mempresentasikan materi kepada calon kader secara keseluruhan. Calon kader akan diberikan kesempatan untuk bertanya pada akhir penyampaian materi. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Calon kader akan dikumpulkan dalam suatu daerah, dimana di daerah itu telah menunggu mentor si pewacana dan perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan presentasi materi. Calon kader akan didudukkan, mentor memaparkan materi dan calon kader dipersilahkan mencatat materi yang telah diberikan. Akan disediakan juga waktu untuk bertanya. Mentor harap memperhatikan waktu yang telah ditentukan.

9.2 Metode Mentoring Mentoring adalah metode yang digunakan untuk memastikan 100% ketersampaian terhadap materi. Calon kader akan dibentuk menjadi beberapa kelomok kecil yang akan dipimpin oleh seorang mentor dan kemudian calon kader akan dicek terlebih dahulu apakah sudah 100% materi telah tersampaikan melalui pewacanaan, jika belum maka calon mentor akan meluruskan kembali materi yang telah diberikan. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Pada akhir eksekusi yang terdapat metode pewacaan di dalamnya, calon kader akan dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok kecil akan dipimpin seorang mentor. Dalam mentoring, mentor akan meminta anggota kelompoknya untuk mereview apa yang telah diterima mereka saat pewacanaan. Calon kader diperbolehkan untuk melengkapi catatan bila masih kurang dan ada kesalahan. Mentor juga meluruskan materi yang direview oleh calon kader apabila terdapat ketidak sesuaian antara materi yang direview calon kader dengan yang disampaikan saat pewacanaan. Mentor harap memperhatikan waktu yang telah ditentukan. Setelah waktu yang ditentukan habis, mentor dapat mengondisikan (menutup mata, menutup telinga, dan menundukkan kepala) agar calon kader dipersiapkan untuk proses selanjutnya.

9.3 Metode Permainan Permainan adalah metode penyampaian materi secara implisit dengan penyampaian yang interaktif dan aplikatif. Pada akhir permainan, calon kader akan diminta untuk menjelaskan makna dari permainan tersebut. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Akan dijelaskan di bagian acara.

9.4 Metode Latihan Seni Latihan seni merupakan metode pemberian materi terkait cara memainkan alat musik, bernyanyi, dan menari yang akan ditampilkan pada penampilan seni dan budaya. Tujuan latihan seni adalah agar calon kader bukan hanya sekedar tahu, tetapi juga mengetahui bagaimana melakukannya. Calon kader akan berlatih alat musik/tarian/vokal dengan bimbingan mentor yang telah ditetapkan. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Metode latihan seni akan ada pada eksekusi di jurnal pelaksanaan karena salah satu metode pemberian materi. Pertama sekali, calon kader akan diminta untuk memilih alat musik, tarian, atau menyanyi sebagai bidang yang ingin ditekuni. Sebelumnya panitia telah memplot berapa orang yang dibutuhkan untuk tiap bidang, menyangkut hal penampilan seni dan budaya. Kalau masih belum sesuai, panitia dapat meminta secara langsung ke si calon kader agar quota terpenuhi. Setelah sesuai dengan jumlah yang ditentukan, mentor yang telah ditentukan membawa calon kadernya ke spot yang telah ditentukan untuk berlatih lagu atau tarian yang telah ditentukan. Selama proses latihan, mentor akan melihat apakah calon kader masih perlu latihan tambahan untuk memperbaik permainan mereka.Untuk latihan seni berikutnya, latihan akan dilakukan secara gabungan. Calon kader yang telah ditentukan untuk penampilan A akan digabungkan dan dilatih untuk menampilkan penampilan A tersebut secara bersama. Sama seperti sebelumnya, selama proses latihan, mentor akan melihat apakah calon kader masih perlu latihan tambahan untuk memperbaik permainan mereka.

9.5 Metode Buffer Metode Buffer adalah fasilitas yang diberikan oleh pengader kepada calon kader yang belum memahami materi (dilihat dari hasil tes) secara personal atau kelompok kecil dengan harapan pendekatan personal atau kelompok kecil memberikan hasil yang lebih baik dalam pemahaman materi. Setelah itu, calon kader akan diuji kembali tentang ketersampaian materi.Metode Buffer juga dapat dilakukan pada

calon kader yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya saat penyampaian materi guna memastikan ketersampaian materi kepada seluruh calon kader. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Metode Buffer dilakukan apabila si calon kader tidak lulus tes materi atau pengecekan yang dilakukan di kunsek. Buffer dapat dilakukan secara berkelompok atau pribadi. Calon kader akan diberitahu dibagian mana dia salahnya, kemudian mentor akan memberi penjelasan kembali tentang materi yang bersangkutan.

9.6 Metode Group Discussion Merupakan metode diskusi dimana pemberian masalah diberikan oleh satu orang pemimpin kepada sekelompok orang, kemudian sekelompok orang tersebut membentuk kelompok-kelompok kecil yang dibimbing satu atau dua orang mentor untuk mengumpulkan informasi mengenai masalah tersebut (akar masalah, solusi) dan kemudian membawa hasil diskusinya ke kelompok besar tadi untuk dikumpulkan dan dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan konsekuensi yang dapat ditanggung bersama oleh satu kelompok. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Ada dilampirkan.

9.7 Pengenalan Himne PPAB Metode ini diberikan agar calon kader memiliki identitas sebagai peserta PPAB dan juga untuk membangkitkan animo mereka dalam menjalani PPAB. Calon kader akan dikumpulkan dalam beberapa kelomok kecil dan dipimpin oleh seorang mentor, kemudian mentor akan mengajarkan hymne PPAB. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Calon kader akan dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang mentor. Mentor akan memberikan materi berupa lirik hymne PPAB kepada anggota kelompok dan anggota kelompok mencatat. Setelah selesai, mentor akan mengajarkan cara menyanyikan hymne PPAB. Mentor harus memastikan bahwa setiap anggota di kelompoknya dapat menyanyikan hymne dengan benar. Dapat diminta secara perorangan untuk memimpin hymne dan dinyanyikan bersama-sama. Setelah dari kelompok kecil, calon kader dikondisikan dan kemudian dibentuk menjadi satu kelompok besar (satu angkatan). Kemudian panitia dapat meminta calon kader untuk menyanyikan hymne PPAB secara satu angkatan dengan satu orang pemimpin hymne dari calon kader. Hal ini bertujuan untuk memastikan mereka dapat menyanyikannya secara satu angkatan.

9.8 Tugas Metode Tugas adalah metode yang digunakan sebagai indikator keberhasilan suatu parameter dari materi yang diberikan.Tugas dapat berupa membuat video. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Pemberian tugas diberikan pada akhir eksekusi (saat pengumuman) oleh panitia ke calon kader. Panitia harus menegaskan pentingnya tugas ini terhadap keberlangsungan mereka (calon kader) di acara PPAB ini.

9.9 Penampilan Seni dan Budaya Penampilan budaya merupakan sebuah metode yang memfasilitasi calon kader untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan yang sudah mereka pelajari selama PPAB kepada massa. Massa kemudian akan mengecek calon kader terkait penampilan seni dan budaya yang ditampilkan calon kader. Hal-hal yang dicek pada penampilan seni dan budaya adalah esensi dari tiap penampilan (ditentukan oleh panitia sedalam apa) dan materi alat musik tradisional yang dipakai saat penampilan. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Diatur bersama divisi acara.

9.10

Latihan Penampilan Seni dan Budaya Latihan penampilan budaya merupakan sebuah metode yang memfasilitasi calon kader untuk

berlatih mempersiapkan penampilan budaya dan kesenian yang akan dilakukan calon kader. Latihan ini akan diberikan apabila panitia atau calon kader merasa calon kader masih butuh latihan lagi dilihat dari latihan seni yang telah dilakukan calon kader. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Latihan yang sama seperti latihan seni, namun dilakukan apabila si calon kader merasa dirinya masih butuh latihan atau panitia menilai calon kader masih butuh latihan untuk persiapan penampilan budaya mereka.

9.11

Kunjungan Sekre Metode ini digunakan sebagai sarana pengecekan keberterimaan materi calon kader secara langsung

oleh massa UKSU-ITB.

9.12

Metode Cek Kenal Metode ini digunakan untuk mengecek apakah calon kader sudah mengenal calon kader lain sesuai

kriteria yang diberikan panitia. Calon kader dapat diminta mengenali foto teman satu angkatannya atau langsung dibawa bertemu dengan teman satu angkatannya kemudian dicek apakah calon kader mengenal teman satu angkatannya. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Metode Cek kenal dilakukan dengan meminta calon kader mengenali foto teman satu angkatannya atau langsung dibawa bertemu dengan teman satu angkatannya kemudian dicek apakah calon kader mengenal teman satu angkatannya. Panitia akan mencatat progres setiap calon kader, berapa yang dikenal atau yang belum dikenal. Panitia dapat melontarkan pertanyaan atau saran kepada calon kader dalam hal mendukung pengenalan mereka terhadapt teman satu angkatannya. (misal, bertanya kenapa kau belum kenal? Apakah karena jarang berinteraksi? Berarti solusinya harus sering berinteraksi ya? Untuk pengecekan yang akan datang, berapa bisa kau janji kenal? “sekian” bisa ya? (sesuai kejaran yang ditentukan oleh panitia)

9.13

Metode Tes Materi Metode ini digunakan untuk memperoleh skor untuk pemahaman calon kader akan materi yang

sudah diberikan. Metode ini dilakukan dalam bentuk ujian tertulis. Calon kader akan dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dan akan diberikan soal yang telah disiapkan oleh panitia untuk dijawab oleh calon kader. Tes Materi dapat dilakukan setelah topik materi telah diberikan melalui pewacanaan. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Calon kader akan dikondisikan dan dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil yang akan dipimpin oleh seorang mentor. Calon kader akan dibawa oleh mentornya ke tempat yang telah ditentukan dan akan diberikan soal yang telah disiapkan oleh panitia untuk dijawab oleh calon kader. Akan ada waktu yang telah ditentukan untuk menyelesaikan tes. Mentor harap memperhatikan anggota kelompoknya agar tidak boleh mencontek. Mentor juga tidak boleh memberikan jawaban tes materi kepada calon kader. (Kalau ada pertanyaan mengenai soal dan lain hal, mentor dapat menjawab). Tes Materi dapat dilakukan setelah topik materi telah diberikan melalui pewacanaan.

9.14

Metode Cek Identitas Angkatan Metode ini digunakan untuk mengecek apakah calon kader telah memahami identitas angakatan

yang dimilikinya khususnya logo yang terdapat pada bendera angkatan, dan dapat menyanyikan lagu angkatan dan yel-yel angkatan. Pengecekan dapat dilakukan secara individu ataupun berkelompok. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Cek Identitas angkatan dapat dilakukan dengan meminta salah satu calon kader untuk maju kedepan sambil membawa bendera angkatan dan memimpin pengucapan identitas angkatan (logo). Untuk lagu angkatan dan yel-yel angkatan juga diminta seorang dari calon kader untuk memimpin menyanyikan lagu dan yelyel angkatan secara bersama-sama.

9.15

Metode Pengenalan Alat Musik Metode ini digunakan untuk mengenalkan alat musik tradisional yang dimiliki UKSU ITB. Calon

kader akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan kemudian akan diarahkan untuk mengunjungi spot-spot untuk dikenalkan alat musik tradisional oleh mentor yang telah ditentukan. Setelah dikenalkan, calon kader akan diminta untuk mencoba alat musik yang telah dikenalkan sebagai tanda mereka dapat mengimplementasikan materi yang diberikan. Langkah melakukannya adalah sebagai berikut. Calon kader akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan kemudian akan diarahkan untuk mengunjungi spot-spot untuk dikenalkan alat musik tradisional oleh mentor yang telah ditentukan. Setelah dikenalkan, calon kader akan diminta untuk mencoba alat musik yang telah diberikan materinya. Hal ini menandakan bahwa semua calon kader telah dapat mengimplementasikan materi yang diterima dengan mencoba alat musiknya secara langsung. Khusus pada metode ini diperbolehkan seorang massa untuk masuk perimeter guna mengecek apakah semua calon kader telah mencoba alat musik yang diajarkan. Mentor yang bertugas diharapkan memperhatikan waktu agar semua calon kader yang hadir dapat mencoba semua alat musik. Bagi calon kader yang tidak hadir (sesuai SOP) pada eksekusi ini, akan diberikan pertemuan tambahan oleh panitia agar dia dapat mencoba semua alat musik sehingga dapat dikatakan telah mengimplementasikan materi pengenalan alat musik.

X. PARAMETER, INDIKATOR, DAN METODE 10.1 Materi Organisasi 10.1.1 Profil Calon kader Angkatan 2016 yang mengenal UKSU-ITB sebagai suatu organisasi. 10.1.2 Parameter Ketercapaian Profil Calon kader Mengetahui UKSU-ITB sebagai organisasi non-profit dan memiliki AD/ ART; asas, sifat, maksud dan tujuan UKSU-ITB; jenis keanggotaan dan badan perlengkapan UKSU-ITB. 10.1.3 Indikator Parameter tercapai jika memenuhi skor materi minimal 67. 10.1.4 Metode Penyampaian a. Pewacanaan 10.1.5 Metode Penilaian a. Test materi 10.1.6 Metode Pendukung a. Kunjungan Sekre b. Mentoring

10.2 Materi Kekeluargaan dan Kesatuan 10.2.1 Profil Calon kader Angkatan 2016 yang saling mengenal teman satu angkatan dan dapat bekerja sama satu dengan yang lain. 10.2.2 Parameter Ketercapaian Profil Calon kader a. Calon kader mampu mengimplementasikan materi kekeluargaan dan kesatuan. 10.2.3 Indikator Paramater a. Mampu menyebutkan nama lengkap dan fakultas seluruh calon kader lain. b. Memahami identitas angkatan yaitu logo angkatan serta memiliki bendera angkatan, lagu angkatan, dan yel-yel angkatan. c. Memiliki ketua angkatan. d. Setiap orang memiliki peran dalam penampilan kebudaya dan kesenian.

10.2.4 Metode Penyampaian a. Pewacanaan b. Games (diberikan materi mengenai esensi mengenal angkatan, nantinya akan dipertegas lagi melalui Komunal dana tau FGD) c. Diskusi Komunal dan atau FGD 10.2.5 Metode Penilaian a. Cek identitas angkatan b. Cek kenal 10.2.6 Metode Pendukung a. Kunjungan Sekre b. Mentoring

10.3 Materi Kebudayaan dan Kesenian 10.3.1 Profil Calon Kader Angkatan 2016 yang mengenal seni dan budaya Sumatera Utara sehingga siap melestarikan seni dan budaya tersebut sesuai maksud dan tujuan UKSU-ITB. 10.3.2 Parameter a. Mengetahui kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara dan mampu mengimplementasikannya. b. Mengetahui dan menyebarluaskan urgensi pelestarian seni dan budaya Sumatera Utara. 10.3.3 Indikator a. Memperoleh skor penilaian materi kesenian dan kebudayaan minimal 67. b. Calon kader bisa membuat suatu penampilan seni dan budaya. c. Membuat tugas individu essai urgensi pelestarian seni dan budaya. d. Membuat tugas kelompok video atau poster tentang urgensi pelestarian seni dan budaya. e. Semua calon kader telah mencoba semua alat musik yang telah diajarkan sebagai tanda bahwa mereka dapat mengimplementasikan materi yang telah diberikan. 10.3.4 Metode Penyampain a. Pewacanaan b. Perkenalan alat musik

c. Latihan seni 10.3.5 Metode Penilaian a. Tes materi b. Penampilan kesenian dan kebudayaan di depan panitia c. Tugas Essai d. Tugas video tentang bahaya penurunan nilai budaya, solusi/ cara untuk mencegah hal tersebut, komitmen masing-masing 10.3.6 Metode Pendukung a. Kunjungan Sekre b. Penampilan Seni dan Budaya c. Latihan penampilan seni dan budaya

XI. ACARA 11.1 Jenis Pertemuan a. Pertemuan Formal adalah pertemuan yang sudah rencanakan dan disusun dalam draft PPAB UKSU – ITB 2016. Beberapa jenis Pertemuan Formal : 1) Inisiasi Inisiasi adalah acara awal yang menandakan bahwa PPAB UKSU –ITB 2016 telah resmi dimulai. Pada acara ini tidak ada penyampaian materi oleh pengkader kepada calon kader. Pada pertemuan ini akan ditampilkan penampilan tari dan musik Sumatera Utara serta penjelasan peraturan berupa kode etik dan spek yang harus dipenuhi calon kader selama masa PPAB UKSUITB 2016. 2) Eksekusi Eksekusi adalah pertemuan yang diadakan untuk memberikan materi kepada calon kader oleh pengkader melalui metode yang telah disusun dan ditentukan. 3) Buffer Buffer adalah pertemuan untuk memfasilitasi Calon Kader untuk mencapai keberterimaan materi Calon Kader yang belum tercapai.

4) Kunjungan Sekre Kunjungan Sekre adalah pertemuan yang menjadi sarana interaksi antara massa UKSUITB dengan Calon Kader PPAB UKSU-ITB 2016. Dalam pertemuan ini massa akan mengecek keberterimaan materi dari Calon Kader PPAB. 5) Penampilan Budaya Penampilan budaya merupakan sebuah metode yang memfasilitasi calon kader untuk menampilkan kesenian dan kebudayaan yang sudah mereka pelajari selama PPAB kepada massa. Massa kemudian akan mengecek calon kader terkait penampilan kebudayaan dan kesenian yang disampaikan calon kader. b. Pertemuan Non-formal Pertemuan non-formal adalah pertemuan selain pertemuan formal yang tidak tertera dalam draft PPAB UKSU-ITB 2016. Pertemuan non-formal dapat sewaktu-waktu diadakan oleh permintaan panitia terhadap Calon Kader atau permintaan calon kader. Pertemuan non-formal wajib diikuti oleh Calon Kader. Pertemuan non-formal berupa latihan musik, latihan tari, cek materi, dan pertemuan lain yang dianggap penting.

11.2 Penentuan Jumlah dan Jadwal Pertemuan Formal PPAB UKSU-ITB 2016 Pertimbangan dalam menentukan jumlah dan jadwal pertemuan formal PPAB UKSU-ITB 2016 adalah: 1) Kalender Nasional 2) Kalender Pendidikan (Akademik) ITB 3) Timeline BP UKSU-ITB 2017 4) Izin kaderisasi dari Lembaga Kemahasiswaan Jadwal Pertemuan Formal PPAB UKSU-ITB 2016 dirancang agar tidak mengambil waktu libur Puasa ( diperkirakan 27 Mei ). Jadwal pertemuan dipadatkan setiap akhir minggu sesuai dengan instruksi Lembaga Kemahasiswaan yang hanya memberikan izin Kaderisasi di akhir pekan (Sabtu & Minggu). Jadwal pertemuan juga disesuaikan dengan timeline kaderisasi BP UKSU-ITB 2017 (1 April 2017 s.d. 28 Mei 2017), dikarenakan selama masa puasa tidak diijinkan melakukan kegiatan di kampus, sedangkan untuk melanjutkan PPAB setelah puasa tidak memungkinkan karena BP UKSU-ITB membutuhkan massa untuk keberlangsungan rangkaian program kerja lainnya sesuai

dengan timeline kerja BP UKSU-ITB . Pertemuan Formal PPAB UKSU-ITB 2016 juga dirancang agar tidak mengambil jadwal Ujian Akhir Semester (2-17 Mei), sehingga untuk pertemuan pemberian materi dipadatkan sebelum masa Ujian Akhir Semester. APRIL SENIN

SELASA

RABU

KAMIS

JUMAT

SABTU

MINGGU

27

28

29

30

31

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

INISIASI

KAMIS JUMAT

MINGGU

AGUNG

PASKAH

PUTIH 17

18

19

20

21

EKSEKUSI 1

22

23

UAS TPB

EKSEKUSI 3

EKSEKUSI 2 24

25

26

27

28

ISRA MI’RAJ

29

30

UAS TPB

EKSEKUSI

EKSEKUSI 4

WORSTCASE

SABTU

MINGGU

MEI SENIN

SELASA 1

RABU 2

KAMIS 3

JUMAT 4

5

UAS TPB 8

9

10

16

7

UAS TPB

11

12

13

WAISAK

UAS TPB

UAS TPB

17

18

19

20

21

UAS TPB

BUFFER

KUNSEK

KUNSEK

KUNSEK

UAS TPB 15

6

14

WORSTCASE 22

23

24

25

BUFFER&CEK

PENAMPILAN

PENAMPILAN

HARI

MATERI

BUDAYA

BUDAYA WORSTCASE

KENAIKAN

26

27 Hari Pertama Masa Puasa

28

29

30

31

1

2

3

4

11.3 Penentuan Flow Acara Flow Acara adalah strategi pengkader dalam menyusun rangkaian kegiatan PPAB secara keseluruhan. Flow Acara yang digunakan ialah Flow Naik, yang berarti materi yang disampaikan semakin lama semakin banyak dan tekanan yang diberikan semakin lama semakin besar. Strategi ini dipilih dengan tujuan agar Calon Kader semakin lama semakin fokus dan tetap menjaga performa Calon Kader dalam mengikuti kegiatan PPAB.

11.4 Jurnal Pelaksanaan Jurnal Pelaksanaan dibuat untuk menentukan materi disampaikan dan metode apa yang digunakan pada pertemuan tertentu. Porsi materi yang disampaikan dan metode yang digunakan dibuat berdasarkan flow acara yang telah ditentukan. Eksekusi

Materi

Metode

Kebudayaan

Pewacanaan

14,44%

dan Kesenian

Pengenalan

8,34%

(50%)

Latihan Musik dan Tari

Kekeluargaan Pewacanaan dan Kesatuan

Games

(40%)

Group Discussion Pewacanaan

Organisasi (10%)

Pengenalan Hymne PPAB

1

2

3

4

13,61%

13,61%

12,1667% 3,5000% 12,1667% 12,1667% 9,6667% 0,3333%

22,78% 25,3367%

25,7767% 26,1067%

Standar Penilaian Calon Kader : Calon Kader yang berhak melanjutkan PPAB UKSU-ITB 2016 adalah Calon Kader yang menerima materi minimal 67% dari total keseluruhan materi. Oleh karena itu Calon Kader PPAB UKSU-ITB 2016 hanya diizinkan tidak mengikuti rangkaian eksekusi dua kali sesuai dengan excuse Calon Kader yang diizinkan ataupun 1 kali tanpa excuse yang jelas. Excuse : 1) Kegiatan Akademik (Kuliah, Ujian, Praktikum, Tutorial/Asistensi wajib, Bertemu dengan Dosen) dengan dibuktikan oleh jadwal kegiatan akademik tersebut, surat keterangan dari asisten, dan/atau surat/email/jarkoman dari dosen yang bersangkutan. 2) Sakit yang menyebabkan tidak bisa berkegiatan diluar rumah, dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa yang bersangkutan tidak bisa berkegiatan di luar rumah. 3) Acara Keluarga Inti yang sangat penting dimana peran Calon Kader tidak bisa digantikan oleh siapapun, dibuktikan dengan konfirmasi dari pihak keluarga ke panitia.

11.5 Flow Penyampaian Materi Flow Penyampaian Materi mendukung keberlangsungan rangkaian acara. Flow penyampaian materi mengatur cara pengkader dalam penyampaian materi kepada calon kader. Flow penyampaian materi yang disusun merujuk kepada metodologi PPAB UKSU-ITB 2016. Semakin besar angka yang tertera dalam FPM maka penekanan yang diberikan kepada calon kader semakin tinggi. Poin yang diatur dalam Flow Penyampaian Materi adalah : 1) Gestur (Gerak Tubuh) 2) Raut Wajah 3) Interaksi dan Posisi

FPM 0 GESTUR TUBUH

MEDIK

Fleksibel tapi tidak menganggu ke kondusifan.

PEWACA Fleksibel dan tidak mengganggu NA/ MENT kekondusifan. OR Fokus CALON KADER

RAUT WAJAH Boleh senyum.

Boleh senyum. Bebas.

INTERAKSI DAN POSISI DI LAPANGAN Siap siaga di luar barisan. Boleh memasuki barisan jika perlu. Interaktif dengan Calon Kader. Boleh berpindah tempat. Interaktif tapi tetap kondusif. Tidak boleh berpindah tempat.

FPM 1 GESTUR TUBUH

RAUT WAJAH

MEDIK

Fleksibel tapi tidak menganggu kekondusifan.

Datar.

PEWACA

Fleksibel dan tidak mengganggu kekondusifan.

Datar.

Fleksibel dan tidak menganggu kekondusifan.

Datar

Fokus

fokus.

NA/MENT OR TATIB

CALON KADER

INTERAKSI DAN POSISI DI LAPANGAN Siap siaga di luar barisan. Boleh memasuki barisan jika perlu. Interaktif dengan Calon Kader. Boleh berpindah tempat. Interaktif dengan pembawa materi. Boleh masuk barisan Interaktif dengan pembawa materi. Tidak boleh berpindah tempat.

FPM 2 RAUT

GESTUR TUBUH

WAJAH

MEDIK

Fleksibel tapi tidak menganggu kekondusifan.

Datar.

TATIB

Fleksibel dan tidak menganggu kekondusifan.

Sinis.

CALON

Fokus.

fokus.

Fleksibel dan tidak menganggu kekondusifan.

Sinis.

KADER

MODERATOR KOMUNAL

Komponen Lapangan

INTERAKSI DAN POSISI DI LAPANGAN Siap siaga di luar barisan. Boleh memasuki barisan jika perlu. Interaktif dengan pembawa materi. Boleh masuk barisan Interaktif dengan pembawa materi. Tidak boleh berpindah tempat. Interaktif dengan pembawa materi. Boleh melakukan pengodisian.

EKSEKUSI 1

2

3

4

Pewacana/Mentor

0

0

1

1

Medik

0

1

1

2

Tatib

1

1

2

2

Calon Kader

0

1

1

2

Moderator Komunal

-

-

-

2

11.6 Rundown Acara Rundown acara merupakan susunan acara pada pertemuan formal yang didalamnya terdapat waktu dan durasi tiap acara. Inisiasi Waktu

Waktu

Awal

Akhir

Kegiatan

Durasi

19.00

19.05

Pembukaan dari MC

5’

19.05

19.13

Penampilan Tari “Elefu”

8’

19.13

19.33

Perkenalan sesi 1

20’

19.33

19.39

Penampilan “Biring Manggis “

6’

19.39

19.59

Perkenalan sesi 2

20’

19.59

20.04

Kuis dari MC

5’

20.04

20.12

Penampilan Tari “Cikale Pong pong”

8’

20.12

20.32

Perkenalan sesi 3

20’

20.32

20.39

Penampilan “Tolu Sahundulan”

7’

20.39

20.44

Kuis dari MC

5’

20.44

20.49

Penampilan “Lancang Kuning”

5’

20.49

21.09

Perkenalan sesi 4

20’

21.09

21.14

Kuis dari MC

5’

21.14

21.19

Penampilan Tari “ Tortor Tandok”

5’

21.19

21.39

Perkenalan sesi 5

20’

21.39

21.45

Penampilan “Sitogol”

6’

21.45

22.30

Pembacaan Spek dan Kode Etik

45’

Eksekusi 1 Waktu

Waktu

Awal

Akhir

Kegiatan

Durasi

18.00

19.00

Cek Spek

60’

19.00

20.30

Pewacanaan Kebudayaan dan Kesenian

90’

20.30

22.00

Pengenalan Alat Musik

90’

22.00

22.30

Mentoring

30’

22.30

22.45

Pengumuman

15’

Eksekusi 2 Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 13.00

14.00

Cek Spek

60’

14.00

14.45

Pewacanaan Kekeluargaan

60’

15.00

16.00

Games Kekeluargaan

60’

16.00

16.20

Ishoma

20’

16.20

17.00

Pewacanaan Organisasi

40’

17.00

17.45

Mentoring

45’

17.45

18.00

Pengumuman

15’

Eksekusi 3 Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 12.45

13.15

Cek Spek

30’

13.15

15.15

Latihan Musik dan Tari

120’

15.15

15.35

Ishoma

20’

15.35

17.35

Group Discussion

120’

17.35

18.50

Pengumuman

15’

Eksekusi 4 Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 12.45

13.15

Cek Spek

30’

13.15

14.45

Latihan Musik dan Tari

90’

14.45

15.15

Pengenalan Hymne PPAB

30’

15.15

15.35

Ishoma

20’

15.35

17.35

Group Discussion

120’

17.35

18.55

Pengumuman

15’

Buffer Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 13.00

13.30

Cek Spek

30’

13.30

16.30

Buffer

180’

16.30

16.45

Pengumuman

15’

Kunjungan Sekre Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 18.30

19.00

Cek Spek

30’

19.00

22.00

Sesi Massa

180’

22.00

22.15

Pengumuman

15’

Penampilan Budaya Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 19.00

--

Rangkaian Acara Penampilan Budaya

--

Cek materi dan Buffer Waktu Awal

Waktu

Kegiatan

Durasi

Akhir 13.00

13.30

Cek Spek

30’

13.30

17.45

Buffer dan Cek Materi

255’

17.45

18.00

Penutupan Pertemuan

15’

11.7. Games a. Games Kekeluargaan 1) Games Konsentrasi Cara bermain: • Seluruh Calon Kader disuruh duduk membentuk bangun tertutup. • Calon Kader akan melakukan gerakan khusus untuk permainan ini (tepuk konsentrasi) dan pada akhir tepukan harus diakhiri dengan nama Calon Kader itu sendiri dan nama salah satu Calon Kader lainnya (tidak boleh teman satu asal sekolah). • Permainan berlanjut hingga ditemukan 5 orang Calon Kader yang salah dan diberi hukuman berupa memberi bunga kepada lawan jenis dan harus mendapatkan nama, fakultas, asal sekolah dan tempat tanggal lahir si penerima bunga Esensi : Saling mengenal antar Calon Kader 2) Kereta Api Cara Bermain: • Calon Kader diinstruksikan membentuk kelompok beranggotakan 8-10 orang. • Tiap kelompok membentuk 1 baris lurus

• Calon Kader memegang bahu calon kader yang ada di hadapannya hingga menyerupai kereta api • Pengkader akan member instruksi, apabila dikatakan ‘MAJU’ maka seluruh Calon Kader harus melompat 1 langkah ke depan tanpa merusak formasi. Sama halnya dengan instruksi ‘Mundur’ , ‘Kanan’, ‘Kiri’. • Instruksi tersebut kemudian dilakukan dengan berlawanan makna. • Permainan dilanjutkan hingga diperoleh kelompok dengan formasi paling rapi 3 kali. • Reward kepada kelompok pemenang dilakukan dengan memberikan hadiah. Esensi: Untuk mencapai satu tujuan, maka setiap anggota kelompok harus bergerak bersama-sama. 3) Jembatan Kesatuan Cara bermain : • Peserta diinstruksikan membentuk 5 kelompok (setiap 2 kelompok dari games sebelumnya melebur) • Tiap kelompok mendapat 3 buah kertas • Tiap orang tidak boleh menyentuh tanah/lantai • Setiap orang harus dapat menyebrang sampai garis finish dalam waktu 10 menit. Esensi : Bersatu menjadi satu angkatan untuk mencapai tujuan dan adanya orang orang yang menginisiasi (sikap leadership) untuk bergabung.

XII. PANITIA 12.1 Struktur Panitia Koorlap

Ketua

Wakil Ketua

Bendahara Materi Metode

Acara

Logistik

Sekretaris

MSDM

Medkominfo

Ketua

: Martohap Rinaldo

Wakil Ketua

: Samuel Sihombing

Bendahara

: Tio Samosir

Sekretaris

: Anya Siregar

Wakil Sekretaris

: Monica Sianipar

Kepada Divisi Materi dan Metode

: Roni Simatupang

Kadiv Acara

: Maria Simanjorang

Kepala Divisi Logistik

: Daniel Purba

Kepala Divisi MSDM

: Natasya Silalahi

Kepala Divisi Medkominfo

: Adrianus Manurung

Kepala Divisi Perizinan

: Three Sihaloho

Kepala Divisi Pendanaan

: Grace Sitorus

Koordinator Lapangan

: Pieter Waruwu

12.2 Jobdesc Panitia a. Ketua 1) Memimpin perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi PPAB. 2) Mengkoordinasi setiap divisi agar dapat bekerja dengan baik. b. Wakil Ketua 1) Menggantikan fungsi ketua jika ketua berhalangan.

Wakil Sekretaris

Perizinan

Pendanaan

2) Berkoordinasi dengan ketua dan membantu ketua dalam melaksanakan jobdesc nya. c. Sekretaris 1) Membuat proposal kegiatan PPAB. 2) Bertanggung jawab terhadap notulensi dalam setiap kegiatan PPAB (forum, rapat divisi, presentasi, sosialisasi). 3) Melakukan pengarsipan segala bentuk catatan dan dokumen mengenai PPAB. 4) Berkoordinasi dengan divisi perizinan dalam mengupayakan kebutuhan PPAB. 5) Berkoordinasi dengan sekretaris umum UKSU-ITB terkait surat-menyurat yang berhubungan dengan PPAB. d. Wakil Sekretaris 1) Menggantikan sekretaris saat berhalangan. e. Bendahara 1) Membuat Rancangan Anggaran Biaya untuk kegiatan PPAB UKSU-ITB 2016. 2) Bertanggung jawab terhadap arus masuk dan keluar uang maupun bukti pembayaran. 3) Membuat laporan keuangan PPAB. f. Divisi Media, Komunikasi, dan Informasi 1) Bertanggung jawab terhadap pembuatan kebutuhan grafik dan artistik. 2) Memastikan aliran informasi mengenai kondisi PPAB ke seluruh anggota biasa dan luar biasa UKSUITB. 3) Mempublikasikan progress tiap divisi secara berkala. 4) Mendokumentasikan kegiatan PPAB. 5) Melakukan pengarsipan dokumentasi. g. Divisi Perizinan 1) Mengurus dan memastikan ketersediaan perizinan setiap tempat pelaksanaan kegiatan PPAB. 2) Berkoordinasi dengan sekretaris mengenai pembuatan surat izin. h. Divisi Logistik 1) Bertanggung jawab memnuhi kebutuhan logistic PPAB. 2) Berkoordinasi dengan kadiv acara mengenai kebutuhan rangkaian acara.

i. Divisi Pendanaan 1) Merancang metode dan melaksanakan pengumpulan dana demi keberlangsungan PPAB. j. Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia 1) Bertanggung jawab dalam proses rekruitasi panitia structural dan juga lapangan. 2) Mendata angka partisipasi pengader dalam setiap kegiatan. 3) Memastikan tersebarnya informasi dan jadwal kegiatan PPAB kepada seluruh anggota UKSU-ITB 2015. 4) Membantu memelihara animo pengader dalam pelaksanaan PPAB. 5) Menentukan pengkader yang menerima penghargaan dari Panitia PPAB. 6) Melakukan pendataan keadiran kader saat keberlangsungan PPAB. k. Divisi Materi dan Metode 1) Merencanakan keseluruhan materi dan metode. 2) Mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif kader. 3) Memastikan ketersampaian informasi materi dan metode ke seluruh pengkader melalui perangkat lapangan. 4) Membuat parameter keberhasilan sebuah eksekusi materi dan metode l. Divisi Acara 1) Membuat rangkaian acara berupa rundown dan pemilihan isi materi. 2) Membuat timeline eksekusi PPAB. 3) Mengadakan acara inisiasi PPAB. 4) Mengadakan acara sosialisasi dan presentasi PPAB.

12.3 Daftar Anggota Panitia MAMET

ACARA

LOGISTIK

MSDM

MEDKOMINFO

-Adelina Kristin

-Agnes Ester

-Alamson

-Honey

-Abed Nego

-Bobby

-Leo

-Frits

-Edo

-Meily

-Michael Sihombing

-Mahardhika

-Agung

-Malida

-Saleh

-Armando Sibagariang

-Asbon -Christella

-Chandra David Manurung

-Elicohen

-Rizki Halasan

-Grecencia -Diva Citra Ambarita -Fransiskus Sitompul -Gogo Andre -Herbert Silalahi -Immanuel Deo

-Yulio Sitio -Mico

-Jane Gulo -Leonardo -Armando Siahaan

-Rayhan Ihsan -Ronaldo

-Riris

-Roni Sitompul

-Ronald

-Uios

-Sri

-Willy -Yoki

-Irfan Deni -Jarister Edwins -Josaphat Manik -Kevin Doly -Teguh Cibro -Yogi Simanjunta k

PERIZINA N -Daniel Roberto

PENDANAAN -Angela Belinda -Asri Sihaloho

-Jefri Lumbangaol

-Reinhard

-Mario Charly -Tiffany Gultom -Tita

12.4 Struktur Komponen Lapangan KETUA PPAB

KOORDINATOR LAPANGAN

MODERA TOR KOMUNA L

TATA TERTI B

KEAMA NAN

PJ MASSA

LOGIS TIK

TIME KEEPER

Koordinator Lapangan

: Pieter Einstein

Moderator Komunal

: Ronald Jerry

Ketua Divisi Tata Tertib

: Irfan Deni

Ketua Divisi Mentor

: Immanuel Deo

Ketua Divisi Medik

: Malida Girsang

Ketua Divisi Keamanan

: Mico

Ketua Divisi Logistik

: Daniel Alfredo

Ketua Divisi Dokumentasi

: Adrianus Yorgen

PJ Massa

: Samuel Parnaungan

Time Keeper

: Maria Theresia

Penjaga TOR

: Roni Hotasi

MENT OR

PJ TOR

MEDI K

DOKUM ENTASI

12.5 Jobdesc Panitia Lapangan a. Koordinator Lapangan 1) Bertanggung jawab dan berkoordinasi kepada ketua PPAB UKSU-ITB 2016 dalam manajemen sumber daya panitia dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. 2) Bertanggungjawab kepada ketua atas segala sesuatu yang terjadi di lapangan.

3) Berkoordinasi dengan semua panitia lapangan PPAB UKSU-ITB 2016. b. Moderator Komunal 1) Memberikan materi terhadap calon kader pada saat diskusi komunal. 2) Menjadi PJ massa saat tidak ada pemberian materi oleh moderator. c. Divisi Tata Tertib 1) Mengkondisikan peserta selama pertemuan berlangsung baik itu pertemuan formal dan pertemuan nonformal (mengkondisikan berarti antara lain menjemput dan memimpin mobilisasi peserta, mengkondisikan peserta agar tetap fokus saat pemberian materi, mengkondisikan peserta yang terlambat masuk ruang interaksi, dan mengkondisikan kepulangan peserta). 2) Melakukan cek spek terhadap peserta disetiap interaksi formal ( cek spek dilakukan di awal kegiatan di setiap pertemuan). d. Divisi Keamanan 1) Menjaga kelancaran acara PPAB UKSU-ITB 2016 dari gangguan yang berasal dari luar dengan bertindak sebagai perimeter. 2) Menentukan dan membuat jalur mobilisasi peserta dalam setiap interaksi formal dengan peserta PPAB UKSU-ITB 2016. 3) Memastikan bahwa tempat-tempat yang akan dijadikan tempat eksekusi tidak sedang digunakan oleh pihak lain. e. Divisi Medik 1) Menentukan penggolongan keparahan penyakit dengan memberikan pita sebagai penanda. 2) Memberi pertolongan pertama pada peserta maupun panitia yang jatuh sakit di lapangan. 3) Memberi obat-obatan dan penanganan medik sesuati penyakit yang diderita. 4) Memberikan keputusan bagi orang yang sakit untuk bisa melanjutkan acara atau tidak. e. Divisi Mentor 1) Memberikan materi kepada peserta PPAB UKSU-ITB 2016 sesuai TOR dan metode yang telah ditentukan. 2) Memastikan ketersampaian materi kepada calon kader. f. Penjaga TOR 1) Memastikan materi tersampaikan sesuai dengan TOR dan metode.

2) Memastikan keberterimaan peserta terhadap materi yang diberikan dan meluruskan materi yang diterima jika tidak sesuai dengan TOR. g. Penanggungjawab Massa ( PJ Massa ) 1) Menghubungkan panitia PPAB UKSU-ITB 2016 dengan massa UKSU. 2) Menentukan spot massa saat eksekusi. h. Time Keeper 1) Menjaga waktu agar sesuai dengan teknis lapangan. i. Logistik 1) Mempersiapkan segala jenis peralatan atau logistik yang dibutuhkan di lapangan. j. Dokumentasi 1) Mendokumentasikan segala kegiatan yang berlangsung di lapangan.

12.6 Daftar Anggota Panitia Lapangan a. Divisi Tata Tertib 1) Chandra David Manurung 2) Roni Junianto Sitompul 3) Gogo Andre 4) Teguh P. Cibro 5) Armando Sibagariang 6) Yoki Sepwanto Rajagukguk 7) Frits Elwildo Sinaga 8) Daniel Roberto Simamora 9) Agung Siagian 10) Meily Japani Artha Sembiring 11) Adelina Kristin Sinabariba 12) Diva Citra Ambarita 13) Jane O. Gulo 14) Tio Angie P. Samosir 15) Christella Ekaristi Sitorus 16) Tifffany Indah Bibra Pardosi

b. Divisi Medik 1) Grecencia Evangelistha Sirait 2) Sri Rezeki Tarigan 3) Riris Sriastuty Panggabean 4) Monica Soraya Sianipar 5) Asri Farida Sihaloho 6) Christy Simarmata 7) Rayhan Ihsan Nasution 8) Uios Joy Nardpaska Purba 9) Jarister Edwin Silalahi 10) Armando Siahaan 11) Kevin Doly Manik c. Divisi Mentor 1) Natasya Trivani Silalahi 2) Abed Nego Silaban 3) Fransiskus Ondihon Sitompul 4) Angela Belinda Cecilia Situmorang 5) Eli Cohen Dima Sagala 6) Herbert Andar Panusunan Silalahi 7) Tita Aprilya Aldesya Marpaung 8) Grace Melinda Sitorus 9) Yulio Sitio 10) Mario Charly Gultom 11) Anya Sally Vanya Siregar 12) Saleh Parningotan Siahaan 13) Jefri Mycel Anju Lumbangaol 14) Leo Lambarita Nadeak 15) Ronald Sibuea d. Divisi Keamanan 1) Yogi Sahat Maruli Simanjuntak

2) Honey Ruth Angie Manurung 3) Michael Sihombing 4) Asbon Gestroi Situmorang 5) Agnes Ester Siregar 6) Joshapat Manik 7) Ronaldo Sitanggang 8) Alamson Soadamara Sitanggang 9) Willy Barimbing 10) Leonardo Sihombing 11) Three Sebastian Sihaloho e. Divisi Logistik 1) Bobby Indra Nainggolan 2) Edo Napitupulu 3) Rizki Halasan Situmorang 4) Reinhard Silaen

XIII. PANITIA LAPANGAN 12.1 Kuota Lapangan Jumlah minimal panitia lapangan yang dibutuhkan setiap eksekusi adalah orang dengan rincian: a. Keamanan

:6

b. Medik

:7

c. Tatib

:7

d. Mentor

:7

e. Logistik

:2

f. Dokumentasi

:1

g. PJ Massa

:1

h. Penjaga TOR

:1

i. Time Keeper

:1

j. Koordinator Lapangan

:1

k. Ketua

:1

l. Moderator Komunal

:1

12.2 Divisi Medik 12.2.1 Obat-obatan Untuk menunjang tugas dari medik itu sendiri, maka obat-obatan yang digunakan adalah: No 1.

Nama Obat Pil CTM

Manfaat Obat Untuk meredakan gejala alergi yang berhubungan dengan pelepasan histamine berlebih

2.

Panadol 3 warna

Untuk meredakan sakit kepala, demam,

Warna merah

batuk tidak berdahak, flu dan hidung

Warna hijau

tersumbat

Warna biru

3.

Norit

Untuk mengobati gangguan lambung dan keracunan makanan

4.

Tolak Angin

Perut kembung dan masuk angin

5.

Vitamin C

Meningkatkan kondisi tubuh

6.

Cotton bud

Untuk

membersihkan

luka

dan

mengoleskan obat oles 7.

Antasida (promag)

Untuk menetralisir asam lambung

8.

Feminex

Nyeri datang bulan

9.

Thrombosphop

Untuk menyembuhkan luka memar dan bengkak

10. Bioplasenton

Untuk menangani luka bakar

11. Rohto

Untuk mengobati iritasi mata ( merah dan gatal-gatal)

12. Parasetamol

Demam

13. Diapet

Diare

14. Betadine

Untuk mencegah infeksi pada luka luar

15. Counterpain

Untuk meredakan nyeri otot

16. Koyo

Untuk

meredakan

sakit

kepala

dan

pegalpegal 17. Troches

Sakit Tenggorokan

18. Balsem otot

Untuk meredakan sakit pada otot

19. Caladyn

Gatal-gatal

21. Oxycan

Sesak nafas (Jangan diberikan pada korban asma)

22. Alkohol

Sebagai antiseptic untuk membersihkan daerah sekitar luka dan membersihkan alat medik lainnya seperti gunting/ pinset

23. Rivanol

Obat cair oles untuk membersihkan dan mengeringkan

luka

dan

menghabat

pertumbuhan kuman 24. Minyak Kayu Putih

Untuk mengobati gejala kembung, masuk angina dan gatal-gatal

25. Mitela

dapat

digunakan

untuk

menekan

pendarahan dan menahan posisi tubuh yang keseleo maupun patah tulang 26. Inhaler

Asma

(Jangan

memberikannya,

setiap

sembarangan korban

asma

memiliki dosis masing-masing) 27. Madurasa

Menambah energy

28. Susu

Untuk menetralisir racun dalam tubuh

29. Hansaplast

Untuk menutup luka kecil

30. Kapas

Untuk mengoles obat cair agar obat tidak berlebih

31. Tisu kering

Untuk

membersihkan

luka

menghambat pendarahan kecil

dan

32. Biskuit non susu

Untuk asupan energy pertama buat pasien yang asam lambung karena tidak makan

33. Air putih

Untuk pasien yang mengalami dehidrasi dan atau membersihkan luka dalam keadaan darurat

34. Gelas

Wadah untuk air putih

35. Termometer

Pengukur suhu tubuh

36. Asam Mefenamat

Untuk meredakan rasa sakit yang berasal dari dalam tuubuh seperti nyeri otot dan sakit gigi

37. Sendok

Untuk

mencegah

pasien

yang

kejangkejang dari menggigit lidah sendiri 38. Gunting

Untuk memotong kasa, plester gulung, dan lain-lain

39. Plester Gulung

Untuk merekatkan kasa

40. Kasa Gulung

Untuk menutup luka sehingga mencegah kontaminasi

41. Gunting Kuku

Untuk memotong kuku yang lepas, kulit yang terkelupas, dan sebagai pengganti pingset

12.2.2 Penanganan Khusus Sesuai List Penyakit Calon Kader No

Nama Penyakit

Obat 1

Alergi spesifik)

Penanganan Khusus

Obat

(jika ada) golongan

(tidak antihistamin (CTM, dll)

untuk

meringankan gejala

Keterangan

Sarankan untuk membawa obat resep dokter terlebih dahulu, jika ada

Obat 2

Alergi Debu

golongan

antihistamin (CTM, dll)

untuk

meringankan gejala Obat 3

Alergi Dingin

golongan

antihistamin (CTM, dll)

untuk

meringankan gejala Obat 4

Alergi Ikan Laut

golongan

antihistamin (CTM, dll)

untuk

meringankan gejala Obat 5

Alergi Panas

golongan

antihistamin (CTM, dll)

untuk

meringankan gejala

Sarankan untuk membawa obat resep dokter terlebih dahulu, jika ada

Sarankan untuk membawa obat resep dokter terlebih dahulu, jika ada

Sarankan untuk membawa obat resep dokter terlebih dahulu, jika ada

Sarankan untuk membawa obat resep dokter terlebih dahulu, jika ada

Paracetamol 500mg Beri air minum yang cukup jika 6

Amandel

ada

gejala untuk mencegah dehidrasi

demam, selebihnya kerongkongan, kumurkumur wajib

obat

dokter

resep air

8

Anemia

Asam Lambung/Maag

Asma

di

karena itu obat antibiotik (Harus resep dokter)

pelega (contoh: Strepsils)

Vitamin-Mineral

-

-

Obat

golongan

antasida

(Promag, -

-

(Sangobion, dll)

Mylanta, dll) Harus

9

hangat

(seperti kerongkongan, beri permen

antibiotik) 7

garam

Jangan beri FG Troches

dokter

obat

resep

(biasanya

pasien punya inhaler sendiri)

Posisikan tubuh penderita untuk berbaring

duduk,

jangan

Pastikan

inhaler

penderita selalu standby dan mudah dijangkau, baik

bagi

penderita

maupun bagi petugas medik

Paracetamol 500mg jika 10

Batuk

ada

gejala

demam, selebihnya wajib

obat

-

resep

dokter Paracetamol 500mg 11

Demam

(Sanmol, Dumin,

-

-

demam, selebihnya -

-

dll) Paracetamol 500mg

12

jika

Demam Berdarah

ada

wajib

gejala

obat

resep

dokter Asam

Mefenamat

(Mefinol, dll; Dismenorea 13

Primer

Ponstan,

harus

dokter),

resep

Ibuprofen

(nyeri (harus resep

datang bulan)

-

-

-

-

dokter), Paracetamol 500mg (Sanmol, Dumin, Feminax, dll) Attapulgite (New

14

Diare

Diatab), Karbon Aktif (Norit), Diapet

15

Flek

Paracetamol 500mg jika 16

Flu

ada

gejala

demam, selebihnya wajib

obat

-

resep

dokter 17

Hipotensi

18

Mata Minus

Kacamata

-

-

19

Meniscus Tear

Obat resep dokter

Dudukkan penderita

-

20

Nyeri Lambung

21

PDIP

22

Pilek

-

-

demam, selebihnya -

-

Paracetamol 500mg jika ada gejala demam, selebihnya wajib

obat

resep

dokter 23 24

Rontok rambut (akibat stress) Sakit Pinggang Paracetamol 500mg jika

25

Sinusitis

wajib

ada

obat

gejala

resep

dokter Paracetamol 500mg jika 26

Typhus

ada

gejala

demam, selebihnya wajib

obat

-

resep

dokter 27

Vertigo

Keterangan

Obat resep dokter

-

-

Spesifikasi penyakit belum diketahui 12.2.3 Prinsip Dasar Medik Medik adalah salah satu divisi yang memikul tanggung jawab untuk memelihara keselamatan panitia dan peserta dari segala gangguan internal, baik secara fisik ataupun mental. Seorang medik harus mampu memberikan pertolongan pertama dengan cepat pada saat yang tepat. Fungsi Medik adalah: 1) Mencegah kematian 2) Mencegah kecacatan 3) Memberikan rasa nyaman Fungsi di atas adalah prosedur dalam melakukan tindakan pertolongan pertama. Hal ini juga berlaku saat melakukan pertolongan pada korban yang banyak. Delapan nilai dasar medik: a. Sigap Berarti tangkas, cepat dan tepat, penuh semangat dan meyakinkan. Kedinamisan seorang medik sangat dibutuhkan di lapangan, karena situasi di lapangan selalu bisa berubah. Sigap itu cepat dan tepat, tetapi bukan terburu-buru. b. Paham teori Memahami teori medik dengan segala seluk-beluknya, seperti prinsip medik, cara evakuasi, cara pemberian pertolongan pertama, dan lainnya. c. Paham aplikasi dari teori di lapangan Tidak hanya mengerti teori saja, tetapi dapat menerapkan teori tersebut saat hari-H INTEGRASI nantinya. d. Waspada Berarti berhati-hati dan bersikap siaga. Sigap melihat situasi dan kondisi di sekitarnya dan di sekitar orang yang membutuhkan pertolongan, memperhatikan sekeliling dengan seksama. e. Berpikir jernih Seorang medik harus dapat tenang dan mampu mengontrol dirinya, bahkan dalam kondisi di bawah tekanan.

f. Profesional Mampu bertindak sesuai ranah kerja, prosedur, dan etika. Misalnya, sebelum menangani korban, penolong harus mengenalkan diri terlebih dahulu. Selain itu, sebaiknya medik laki-laki menangani korban laki-laki dan medik perempuan menangani korban perempuan. g. Fisik prima Karena kerja panitia medik sangat menguras stamina, (seperti mengangkat korban, mengangkat tas berat, berlari, dll.) maka kita harus lebih sehat daripada korban yang kita tangani. h. Peduli dan empati Tidak hanya sekedar memberikan pertolongan pertama, tetapi juga peduli terhadap keadaan korban, atau bahkan memposisikan diri kita sebagai korban yang ditolong. 12.2.4 Pertolongan Pertama Terdapat prinsip dalam melakukan pertolongan pertama. 1) Pastikan medik bukan korban berikutnya. Bawalah korban ke tempat aman, dan jangan lakukan pertolongan pertama di tempat yang mungkin malah mencelakakan. Selain itu, fisik pun harus prima agar kondisi tubuh tidak memburuk saat atau setelah melakukan pertolongan pertama. 2) Gunakan metode yang cepat, efektif, dan tepat. Paham teori itu penting, namun ingatlah, di lapangan yang dinamis intuisi lapangan perlu digunakan. Dengan memahami teori dalam menangani suatu masalah kita dapat mengerti esensinya. Di lapangan, teori tersebut mungkin tak dapat dilaksanakan, tapi cara lain dapat ditempuh asalkan esensinya tetap sama. a. Sistematika Pertolongan Pertama 1) Jangan panik, dan jangan menularkan kepanikan. Kepanikan dapat menyebar dengan cepat, padahal pikiran yang jernih diperlukan dalam menangani situasi darurat. 2) Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya, dan cegah jatuhnya korban berikutnya. 3) Perhatikan pernapasan dan denyut nadi korban. 4) Jika terjadi pendarahan, tangani secepat mungkin. Pendarahan dapat mengakibatkan kehilangan darah yang dapat berakibat fatal. 5) Jangan pindahkan korban dengan buru-buru. Korban memang butuh dipindahkan ke tempat aman, dan butuh penanganan secepatnya, tapi jangan sampai memperparah kondisinya karena terburu-buru. Selalu lakukan observasi terlebih dahulu sebelum memindahkan korban. b. Alur Pertolongan Pertama

Catatan : sumber lain mengatakan ‘A’ merupakan singkatan bagi Airway alias jalan napas. 1) Pastikan jalan napas korban bebas tanpa sumbatan sebelum melakukan bantuan pernapasan. Hal pertama yang diperiksa adalah Kesadaran (“Awake”) dengan cara memanggil, menepuk, atau dengan cara lain untuk menerima respons aktif dari korban. Apabila berhasil, maka lanjutkan dengan KOMPAK dan lakukan pertolongan pertama. Apabila tes kesadaran gagal, maka periksa 2) Pernapasan dengan LDR (Lihat, Dengar, Rasakan). Periksa Pernapasan (“Breathing”). Posisikan pipi atau telinga di atas hidung korban untuk mendengar dan merasakan napasnya, dan lihat apakah dadanya naik/turun. Apabila berhasil, lanjutkan dengan memberikan pertolongan sekunder dan lakukan usaha penyadaran dengan menempatkan korban pada posisi recovery. Setelah korban sadar, lanjutkan dengan KOMPAK dan pertolongan pertama. Apabila tes pernapasan gagal, berarti korban sudah tak bernapas, lakukan tes nadi/sirkulasi. 3) Periksa Sirkulasi (“Circulation”) dengan memeriksa nadi korban. Nadi bisa diperiksa di lengan, leher, dan pada beberapa kasus kaki. Apabila berhasil, berarti jantung masih berdetak walaupun korban sudah tidak bernapas/bernapas dengan lemah. Lanjutkan dengan memberikan bantuan pernapasan, lalu periksa Pernapasan. Apabila tes ini gagal, artinya korban sudah tidak lagi bernapas dan jantungnya tidak lagi berdetak (atau sangat lemah). Bantuan Pernapasan dan RPJ perlu dilakukan sesuai ketentuan (30 resistusi diselingi 2 tiupan napas, lebih lanjut lihat materi CPR). 4) Loop tersebut berulang hingga korban dinyatakan berhasil pada pemeriksaan Sirkulasi dan Pernapasan, hingga akhirnya dapat disadarkan.

c. KOMPAK Merupakan singkatan dari hal-hal yang perlu ditanyakan kepada korban setelah ia sadar : Keluhan, Obat, Makanan, Penyakit, Alergi, dan Kronologi. Apa keluhannya? Apakah sudah makan? Apa ada penyakit/alergi yang sedang diidap? Bagaimana kronologinya sehingga penyakit/gejala penyakit terjadi? Tidak semua pertanyaan harus diajukan, beberapa saja cukup asal dapat mendapat gambaran penyebab dan cara menangani korban secara lebih lanjut Setelah semua pengecekan dan pertolongan selesai dilakukan, korban dapat dipastikan sudah sadar.Pertolongan selanjutnya yang dapat dilakukan ialah pemberian obat/ vitamin dasar. Jika tidak paham,serahkan pada tenaga ahli seperti dokter di puskesmas/ tempat kesehatan terdekat. Untuk istirahat,posisikan korban dalam posisi ternyaman istirahat yaitu dengan meletakkan tangan kanan pada bagian bawah kepala sebagai sandaran, kemudian badan direbahkan ke kanan dengan tangan kiri terlentang. Posisiini adalah posisi umum untuk memberikan kenyamanan, untuk korban yang sudah sadar, dipersilakanmencari posisi ternyaman masing - masing. 12.2.6 Penyakit yang Umum ada di Lapangan 12.2.5.1 Pingsan dan Tidak Sadar a. Tanda & Gejala Pingsan adalah hilangnya kesadaran sejenak. Sebelum pingsan, seseorang biasanya merasakan perasaanpusing, berkunang-kunang, tidak enak badan, atau mual. b. Penyebab Pingsan terjadi karena terjadi penurunan drastis pada aliran darah atau suplai glukosa ke otak. Hal ini menyebabkan penurunan sementara pada tekanan darah dan denyut nadi. Penyebab medis untuk hal ini meliputi : 1) Tekanan darah rendah (hipoglikemia). 2) Anemia. Disebabkan pola makan tak teratur. 3) Kondisi yang menyebabkan kehilangan banyak darah seketika. 4) Detak jantung tak teratur. Termasuk serangan jantung dan stroke. 5) Luka di kepala 6) Rasa cemas atau tekanan emosi mendadak atau ketakutan. 7) Berada di tempat panas, lembab, atau ruang yang sesak. 8) Rasa sakit yang ekstrim. c. Pertolongan Pertama

1) Tahan orang tersebut sebelum pingsan 2) Baringkan orang tersebut dengan posisi kepala lebih rendah dari jantung. Angkat kakinya agarmenambah suplai darah ke otak. Jika orang tersebut tidak dapat dibaringkan, biarkan dia duduk,badan bungkuk ke depan, dan letakkan kepala di antara kedua lutut. 3) Lepaskan ikatan-ikatan pada pakaian. (seperti: kancing, ikat pinggang) 4) Jangan diguncang / ditampar. Jangan beri makan atau minum. 5) Korban diistirahatkan beberapa saat. 6) Diberi selimut (penutup yang tebal) 7) Gunakan bebauan (minyak kayu putih, parfum) untuk menyadarkan 8) Setelah sadar, berikan minuman manis (seperti teh) untuk dapat memberikan kenyaman pada korban setelah pingsan. 12.2.5.2 Asma a. Tanda & Gejala 1) Kesulitan bernapas, terutama menghela napas. 2) Terdengar suara berdecit atau suara napas lainnya. 3) Kesulitan berbicara. 4) Kulit pucat, terutama bagian bibir. 5) Keadaan tertekan. Pusing dan pening menyebabkan kesulitan masuknya oksigen ke tubuh. b. Penyebab Serangan asma menyebabkan otot-otot aliran pernapasan kejang, membuat penderita asthmakesulitan untuk bernapas, terutama menghembuskan napas. Serangan dapat dipicu oleh alergi atauoleh stress. Pemicu serangan biasanya : 1) Alergen yang terhirup (seperti debu, serbuk-serbuk) 2) Gas iritan (seperti asap pembakaran / rokok) 3) Alergen yang tercerna (makanan, obat, gandum) 4) Terinfeksi organisme (infeksi di pernapasan) 5) Perubahan suhu (belum menyesuaikan diri dari daerah asal ke daerah baru) 6) Perubahan cuaca 7) Stress emosional c. Pertolongan Pertama 1) Tenangkan korban karena akan memberikan efek positif pada pernapasannya.

2) Bantu korban duduk dengan badan membungkuk ke depan, karena bagi sebagian penderita,posisi ini lebih mudah untuk bernapas. 3) Jika penderita membawa inhaler/obat, dapat digunakan pada waktu terjadi serangan. 4) Perhatikan tempat di mana korban tersebut berada. Jangan menaruhnya di tempat yang lembabatau dingin. Sebaiknya bagian punggungnya dijemur dengan sinar matahari yang hangat. 5) Apabila perlu, bisa dibantu dengan membasahi mitela dengan air hangat dan mengipasinya mitelatersebut di depan tempat dia bernafas agar

oksigen

bisa

naik

dan

masuk

membantu

jalannyapernafasan. Dalam menenangkan korban, bisa dilakukan Senam Asma untuk membantu ketenangankorban sehingga korban dapat mengalami pemulihan lebih cepat akibat ketenangan dan aliran nafasyang membaik. PERBEDAAN ASMA DAN SESAK NAFAS (BEDAKAN ASMA DENGAN SESAK NAFAS)

Perbedaannya adalah sesak nafas sama sekali TIDAK berdecit pada saat korban bernafas dan

akanjangan pernah diberikan oxycan karena akan berakibat fatal.

12.2.5.3 Mimisan Mimisan

yaitu

pecahnya

pembuluh

darah

di

dalam

lubang

hidung

karena suhu

ekstrim/kelelahan/benturan. a. Tanda & Gejala 1) Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri. 2) Korban sulit bernapas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah. 3) Kadang disertai pusing 4) Pertolongan Pertama 5) Tenangkan korban 6) Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung. 7) Diminta bernapas lewat mulut. 8) Bersihkan hidung luar dari darah 9) Buka setiap 5 / 10 menit. Jika masih keluar, ulangi tindakan Pertolongan Pertama. Ada 2 jenis mimisan, yaitu: 1) Darah dari pecahnya pembuluh darah mengalir keluar hidung (Untuk yang ini bisa dilakukanpenangan diatas)

2) Darah masuk ke dalam kerongkongan sehingga bisa masuk ke paruparu (Segera bawa ke base) 12.2.5.4 Alergi Hingga saat ini pencetus timbulnya alergi, alergen, diketahui sangat beragam. Bahkan seringkali seseorang tidak dapat mengindentifikasi secara tepat penyebab alergi yang diidapnya. Bisa saja jenis makanan, serangga atau obat-obatan tertentu. Tanpa ada gejala apapun, tibatiba sebagian atau seluruh tubuh Anda terasa gatal, membengkak dan merona kemerahan. Penanganan: 1) Minumlah pil CTM dengan segelas air. Tunggu 15 menit 2) Kemudian minum susu dan air putih dalam jumlah banyak 12.2.5.5 Pusing, Vertigo, dan Nyeri Kepala Pusing, Vertigo, dan Nyeri Kepala merupakan sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan,kelaparan,

gangguan

kesehatan,

dll.

Gangguan

penyakit

di kepala pada umumnya

memengaruhi keseluruhan tubuh. Ada 2 macam vertigo : 1) Subjektif yaitu kondisi dimana korban merasa dirinya berputar. 2) Objektif yaitu dimana korban merasa lingkungannya berputar. a. Gejala 1) Kepala terasa nyeri / berdenyut. 2) Kehilangan keseimbangan tubuh 3) Lemas 4) Penanganan 5) Istirahatkan korban 6) Beri minuman hangat 7) Beri obat bila perlu 12.2.5.6 Darah Rendah / Hipotensi Darah rendah / Hipotensi merupakan penyakit yang menyebabkan korban merasa lemas karena kurangnya asupan cairan di dalam tubuh dan tekana darah yang rendah. a. Gejala 1) Kepala terasa nyeri / berdenyut. 2) Wajah pucat 3) Lemas 4) Merasa pusing ketika berdiri/duduk tiba-tiba 5) Penanganan 6) Istirahatkan korban

7) Beri minuman 8) Beri obat bila perlu 9) Atur pola minumnya agar korban bisa buang air kecil dengan lancar secara intens dan sebanyakyang dibutuhkan untuk menormalkan kondisinya. 12.2.5.7 Darah Tinggi / Hipertensi Darah tinggi / Hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan korban merasa lemas dan pusing karena lebihnya asupan cairan di dalam tubuh. a. Gejala 1) Kepala terasa nyeri / berdenyut. 2) Wajah merah 3) Lemas 4) Penanganan 5) Istirahatkan korban 6) Beri minuman hangat atau pocari sweat 7) Beri obat bila perlu 8) Atur pola minumnya agar korban tidak membuang air kecil sebanyak pada saat ia sakitsebelumnya sehingga kestabilan cairan dalam tubuh korban dapat terjaga sehingga mempercepat pemulihan dan mencegah pelemasan badan lebih lanjut 12.2.5.8 Maag Masih banyak masyarakat yang keliru dalam memahami penyakit maag. Sebenarnya penyakit maagyang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari merupakan organ tubuh lambung.Istilah penyakit maag sudah tidak tepat digunakan untuk istilah sehari-hari. Yang lebih tepat adalah sindroma dispepsia. Boleh saja istilah sakit maag digunakan. Namun, perlu dipahami yang terkena bukan hanya maagnya saja, melainkan organsaluran cerna yang lain. a. Gejala 1) Nyeri di daerah ulu hati 2) Mual, muntah, lemas, kembung 3) Terasa sesak 4) Nafsu makan menurun 5) Wajah pucat 6) Keluar keringat dingin & pusing

b. Penyebab 1) Aktivitas padat sehingga telat makan 2) Stress yang tinggi 3) Makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung. 4) Pantangan bagi penderita sakit maag : 5) Hindari makanan yang banyak mengandung

gas, seperti lemak, sawi,

kol,

nangka,

pisang

ambon,kedondong, buah yang dikeringkan dan minuman bersoda 6) Hindari makanan yg merangsang keluarnya asam lambung, seperti kopi, minuman beralkohol 520\%, anggur putih dan sari buah sitrus 7) Hindari makanan yg sulit dicerna, yg membuat lambung lambat kosong missal makananberlemak, kue tart, keju 8) Hindari makanan yg merusak dinding lambung, seperti cuka, pedas, merica dan bumbu yang merangsang 9) Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah, seperti alkohol, coklat, makanantinggi lemak dan gorengan. 10)

Hindari beberapa sumber karbohidrat, seperti beras ketan, mie, bihun, jagung, singkong, tales,serta

dodol 12.2.5.9 Kram dan Memar 12.2.5.9.1. Kram Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan. a. Tanda & Gejala 1) Nyeri pada otot 2) Kadang disertai bengkak 3) Penanganan 4) Istirahatkan 5) Posisi nyaman 6) Relaksasi 7) Pijat berlawanan arah dengan kontraksi yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawahkulit akibat dari benturan keras.

12.2.5.9.2. Memar a. Gejala 1) Warna kebiruan/merah pada kulit 2) Nyeri jika di tekan 3) Kadang disertai bengkak 4) Penanganan 5) Kompres dingin 6) Balut tekan 7) Tinggikan bagian luka 12.2.5.10 Keseleo Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram. a. Gejala 1) Bengkak 2) Nyeri bila tekan 3) Kebiruan/merah pada derah luka 4) Sendi terkunci 5) Ada perubahan bentuk pada sendi 6) Penanganan 7) Korban diposisikan nyaman 8) Kompres es/dingin 9) Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan 10)

Tinggikan bagian tubuh yang luka

12.2.5.11 Luka Luar Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/ injury. a. Gejala 1) Terbukanya kulit 2) Pendarahan 3) Rasa nyeri 4) Penanganan 5) Bilas luka dengan air bersih 6) Bersihkan luka dengan antiseptik (alkohol/boorwater)

7) Tutup luka dengan kasa steril/plester 8) Balut tekan (jika pendarahannya besar) 9) Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka 10)Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka : 11)Ketika memeriksa luka, adakah benda asing, bila ada: 12)Keluarkan tanpa menyinggung luka 13)Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu) 14)

Evakuasi korban ke pusat kesehatan

15)

Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup.

Bekuan tidak boleh dibuang, jika tidak luka akan berdarah lagi. 12.2.5.12 Pendarahan Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dapat dilakukan dengan cara : 1) Tenaga/mekanik: misal menekan, mengikat, menjahit dll 2) Fisika, yaitu: • Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan. • Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi 3) Kimia: Obat-obatan 4) Biokimia: vitamin K 5) Elektrik: diahermik 12.2.5.13 Patah Tulang / Fraktura Patah tulang/fraktura yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian. a. Gejala 1) Perubahan bentuk 2) Nyeri bila ditekan dan kaku 3) Bengkak 4) Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah 5) Ada memar (jika tertutup) 6) Terjadi pendarahan (jika terbuka) b. Jenis 1) Terbuka (terlihat jaringan luka)

2) Tertutup c. Penanganan 1) Tenangkan korban jika sadar 2) Untuk patah tulang tertutup : • Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat) • Sensasi (respon nyeri) • Sirkulasi (peredaran darah) • Ukur bidai di sisi yang sehat • Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah • Pasang bantalan didaerah patah tulang • Pasang bidai meliputi 2 sendi di samping luka • Ikat bidai • Periksa GSS 3) Untuk patah tulang terbuka • Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat • Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin • Ikat dengan ikatan V • Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup 4) Tujuan Pembidaian • Mencegah pergeseran tulang yang patah • Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah • Mengurangi rasa sakit • Mempercepat penyembuhan 12.2.5.14 Luka Bakar Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas(api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar) a. Penanganan 1) Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen 2) Perhatikan keadaan umum penderita 3) Pendinginan 4) Membuka pakaian penderita/korban

5) Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air 6) Mencegah infeksi 7) Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka 8) Penderita dikerudungi kain putih 9) Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll 10)

Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama

11)

Bila luka bakar luas penderita diKuasakan

12)

Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila

tidakmemungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selamaperjalanan. 13)

Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

12.2.5.15 Hipotermia Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin. a. Gejala 1) Menggigil/gemetar 2) Perasaan melayang 3) Nafas cepat, nadi lambat 4) Pandangan terganggu 5) Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat b. Penanganan 1) Bawa korban ketempat hangat 2) Jaga jalan nafas tetap lancer 3) Beri minuman hangat dan selimut 4) Jaga agar tetap sadar 5) Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan) 12.2.5.16 Keracunan Makanan a. Tanda & Gejala 1) Mual, muntah 2) Keringat dingin 3) Wajah pucat / kebiruan

b. Pertolongan Pertama 1) Bawa ke tempat teduh dan segar 2) Korban diminta muntah 3) Diberi norit 4) Diistirahatkan 5) Jangan diberi air minum sampai kondisinya membaik. 12.2.5.17 Gigitan Serangga Gigitan/sengatan serangga biasanya kurang berbahaya walaupun menyebabkan bengkak gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangatmenyakiti. Perhatian: 1) Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kukuatau pinset. 2) Korek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping. 3) Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam 12.2.7 Evakuasi Korban Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkankorban ke lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip Evakuasi : 1) Dilakukan jika mutlak perlu 2) Menggunakan teknik yang baik dan benar 3) Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat

untuk

menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian. a. Alat Pengangutan Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangattergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu: 1) Manusia Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila satu orang maka penderita dapat: • Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang • Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas

• Dipanggul/digendong • Merayap posisi miring • Bila dua orang maka penderita dapat: • Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. • Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan • Model membawa balok • Model membawa kereta 2) Alat bantu • Tandu permanen • Tandu darurat • Kain keras/ponco/jaket lengan panjang • Tali/webbing • Mobil Medik 3) Persiapan Yang perlu diperhatikan: • Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari:keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian

Menyiapkan personil untuk

pengawasan pasien selama Maag akut /dispepsia. • Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut. • Memilih alat • Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak dalam posisi benar b. Keluhan dan Gejala • Keluhan yang mungkin diungkapkan korban Misalnya: nyeri, takut, panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah, gangguandaya ingat, pening, tulang terasa patah, keberatan menggendong ransel. • Gejala yang mungkin dilihat (ekspresi)

Misalnya: cemas dan nyeri, gerakan dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh,bereaksi bila disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot, bengkakdeformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas gigitan, bekas muntahan,dll • Gejala yang didapatkan dari perabaan Misalnya: lembab, suhu tubuh abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas (perubahan ke bentuk yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser. • Gejala yang mungkin didengar Misalnya: napas bising atau sesak, rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan. • Gejala yang mungkin dicium Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau terbakar. 12.2.9 Penyakit dan Pita a. Pita Hijau Penyakit yang tergolong ringan atau tidak mengganggu mobilisasi. Tingkat kewaspadaan: rendah menuju sedang. Contoh: Demam, pilek/flu, batuk, masuk angin, sakit kepala ringan, maag, alergi makanan. b. Pita Kuning Penyakit yang memungkinkan mengganggu mobilisasi, tetapi mudah dideteksi gejalakambuhnya. Tingkat kewaspadaan: sedang menuju awas. Contoh: Asma, diare, cidera, demam tinggi (39℃) sakit kepala hebat, vertigo, sinusitis, masa penyembuhan penyakit tertentu (fleksibel, disesuaikan dengan penyakitnya). c. Pita Merah Penyakit yang memungkinkan terganggunya mobilisasi dan sulit dideteksi gejala kambuhnya.Tingkat kewaspadaan: sangat awas. Contoh: Typus, Anemia, Maag Kronis, Alergi dingin, tekanan darah tinggi/rendah, Penyakit jantung/paru,penyakit organ dalam kronis, masa penyembuhan penyakit tertentu (flexible, disesuaikan dengan penyakitnya).

HIJAU

KUNING

MERAH

Maag akut /dispepsia

Alergi dingin

Lupus nefritis

Migrain

Asma

Jantung lemah

Alergi makanan

Cedera pinggang

Tifus

Flu

Sesak nafas

Pneumonia

Batuk

Kaki terkilir

Ulkus

Hipotensi

Anemia

Detak jantung berlebih

Penyakit kulit

Sinusitis

Defisiensi g6pd

Mimisan

Muscle spesm

Van willebrand

Radang tenggorokan

Muntaber

Copd

Sakit perut

Sakit lambung

Mata ikan

Sakit kepala

Keram kaki

Flek paru-paru

Pusing

Pasca operasi 4-7 bulan

Cedera lutut

Kelelahan mata

Cedera ankle

Retak tulang kaki dna tengkorak

Alergi biduran / kaligata

Pasca dbd < 3 bulan

Pasca operasi 0-3 bulan

Amandel

Nyeri otot

Infeksi saluran telinga

Masuk angin

Gastritis

Tarpal tunnel syndrome

Demam

Alergi keringat

Crohn's disesase

Kesemutan

Alergi debu

Vertigo

Kembung / mual

Fisik lemah

Cedera patela

Keloid

Alergi sinar matahari

Skoliosis

Spasmofilia

Pemphigus foliceus

Epilepsi

Hipertensi

Punggung mudah sakit

Bronkhitis

Sakit gigi

Gondok

Low backpain

Ambeiyen

Hipertiroid

Lymphadenitis tuberculosis

Cedera jari manis

Alergi asap kendaraan

Infeksi appendiksitis

Dehidrasi

Hb rendah

Tbc

Nyeri sendi pergelangan tangan

Pusing / pingsan melihat keramaian

Hernia

Gatal ringan

Penyakit

Nyeri pada ligamen

saraf

involuntary

movement Sakit bahu dan punggung

Hipoglikemia

Ankle chronic injury

Tulang telunjuk retak

Otot perut robek

Bullging di daerah cervikal

Reflux

Kelemahan saraf kaki

Otot punggung kaku

Varises

Alergi panas

Paronychia

Pencernaan tidak teratur

Alergi rhinitis

Kaki terkilir

Inflamasi pada jempol

Arythmia

Penyakit dada

Robek otot ligamen

Lutut nyeri jika terlalu banyak berlari

Osteoarthritis

Reumatik

Tachycardia

Diare Kaki bengkak

12.2.10 Pos Medik a. Pos Medik Timur

KETERANGAN = Jalur evakuasi menuju pos medik = Jalur evakuasi menuju mobil kemudian dibawa ke Rumah Sakit = Jalur mitigasi bencana

= Pos Medik

= Mobil Medik

b. Pos Medik Tengah

KETERANGAN = Jalur evakuasi menuju pos medik = Jalur evakuasi menuju mobil kemudian dibawa ke Rumah Sakit = Jalur mitigasi bencana

= Pos Medik

= Mobil Medik

c. Pos Medik Tenggara

KETERANGAN = Jalur evakuasi menuju pos medik = Jalur evakuasi menuju mobil kemudian dibawa ke Rumah Sakit = Jalur mitigasi bencana

= Pos Medik

= Mobil Medik

12.3 Divisi Keamanan 12.3.1 Jalur Mobilisasi a. Selasar Labtek VIII – TVST/Oktagon

Oktagon

TVST

Labtek VIII

b. Selasar Labtek VIII – Basement Labtek VII

Labtek VIII

c. Basement Labtek VII – TVST/ Oktagon

Oktagon

TVS

Labtek

d. Selasar Labtek VII – Selasar Plano

Labtek VIII

Selasar Plano

e. Sekre UKSU – ATM center

Sekre UKSU

ATM Center

f. Basement Labtek VII – ATM center

Basemen t Labtek

ATM Center

g. Basement Labtek VII – Selasar Plano

Selasar Plano

h. Basement Labtek VII – Sekre UKSU

Sekre UKSU

i. GKU Timur ke ATM Center

GKU Timur

Atm

12.3.2 Lokasi Perimeter

a. Basement Labtek VII dan VIII

b. GKU

Timur

c. Selasar Labtek VIII

d.

Selasar Labtek VII

e.

Selasar Plano dan Amphi

Catatan : Untuk Selasar Plano dan Amphi dibedakan berdasarkan warna( biru untuk plano, hijau untuk amphi). f. Sunken Court

g. TVST Oktagon

12.2.3 JALUR EVAKUASI a. Evakuasi Menuju Rumah Sakit St. Borromeus

b. Evakuasi Menuju Rumah Sakit Advent Bandung

LAMPIRAN

KATA KUNCI (ACUAN PERSEN MATERI) MATERI ORGANISASI MATERI Arti organisasi

Arti nonprofit Tanggal berdiri UKSU UKSU punya AD/ART Asas

Sifat

Maksud dan tujuan

Identitas

KATA KUNCI 

SKOR

   

Kesatuan anggota struktur terkoorinasi tujuan bersama. Tidak mengambil keuntungan dalam hal materi 23 Desember 1978

1 1 1



punya AD/ART

1

  

Kemahasiswaan Kebenaran Kebebasan mimbar yang dewasa serta bertanggung jawab Kekeluargaan yang demokratis, kemahasiswaan, dan sarana pelestarian budaya.

1 1 1



1 1

1



Berdaulat dan mempunyai hak otonomi penuh 1 dalam perencanaan dan pelaksanaan 1 programnya.



Saling menghormati dan menjaga hubungan baik diantara sesama satuan kegiatan dan lembaga lainnya di lingkungan ITB.



Mencapai maksud kemahasiswaan ITB.



Menyalurkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa ITB dalam mengenal budaya Sumatera 1



Utara.



Membawa kesadaran bernegara dan bertanggung 1 jawab dalam pelestarian budaya bangsa Indonesia.



Membantu ITB dalam pengembangan pelestarian budaya bangsa.



Gambar “Ganesha” dengan tulisan “UKSU-ITB” 1 : di bawah naungan ITB

dan

tujuan

kehidupan 1

dan 1

Keanggotaan

Badan perlengkapan

Hymne PPAB UKSU-ITB



Gambar “bunga matahari dengan tujuh kelopak”: 1 etnis Sumatera Utara: Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, Nias, Melayu.



Tulisan “UNIT KESENIAN SUMATERA UTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG”: identitas

1



“Lingkaran dibagi empat”: diantara dua samudera 1 dan dua benua.



Warna “biru”: bangsa yang berkepribadian.



Warna “kuning”: kemakmuran.

 

Warna “merah”: keberanian Anggota Biasa



Anggota Luar Biasa



Anggota Kehormatan



Musyawarah Anggota



Ketua Umum



Dewan Perwakilan Anggota

Tempat sepasang kaki terhenti Di rumah budaya bangsaku Ku ikrarkan dalam jiwaku Budayaku cermin bangsaku Kuderapkan langkah bersatu Menuju cita mulia ISEI? UKSU-ITB bersatulah ISEI?UKSU-ITB tetap jaya TOTAL

1 1 1 1 1 1

1 1 1

1

30

MATERI Kekeluargaan Keluarga yang bukan hubungan darah Kesatuan Motivasi berkelompok

5 tahap pembentukan kelompok

KATA KUNCI   

Berciri keluarga Tidak sebatas hubungan darah Perkumpulan/ organisasi yang ada interaksi

1 1

       

Perihal satu/ keesaan/ satuan Perlindungan terhadap tekanan Kebutuhan berhubungan Kebutuhan penghargaan diri Kebutuhan kekuasaan/ kepemimpinan Forming : ketidakpastian kelompok Storming : menerima kelompok, adanya gejolak Norming : kekohesifan, memilki identitas, memiliki seorang pemimpin Performing : telah saling mengenal, bisa mengerjakan tugas bersama Adjourning : penurunan intensitas kerja Anggota kelompok tertarik satu sama lain/ termotivasi untuk tinggal

1 1 1 1 1

Bekerja untuk tujuan bersama Mau bertahan dalam situasi tidak menyenangkan sekalipun Memperbanyak watu bersama Menentukan tujuan bersama Jenis kelamin, wanita menambah kohesivitas Membuat ketergantungan Memperkecil ukuran kelompok Mengisolasi/ berkompetisi dengan kelompok lain Kepemimpinan

1 1



Arti kelompok kohesif

   

Memperkuat kohesivitas

SKOR

      

1 1 1 1 1

1

1 1 1 1 1 1 1 Maks 3

    

Memperlemah kohesivitas

Ukuran kelompok besar Ketidaksetujuan terhadap tujuan kelompok Persaingan dalam kelompok Rasa ingin mendominasi Pengalaman tidak menyenangkan TOTAL

1 1 1 1 1 Maks 2 Maks 20

KEBUDAYAAN DAN KESENIAN MATERI Definisi kebudayaan Definisi kesenian 7 etnis Sumatera Utara

    

 





Simalungun

  

Batak Karo

    

KATA KUNCI Pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, kebiasaan Hasil kegiatan dari akal budi manusia Ekspresi rasa keindahan dalam jiwa manusia Melayu : Bahasa Melayu, Melayu Deli/ Langkat Pakpak : Dairi/ Pakpak Barat, tentara kerajaan Chola India, Simsim, Keppas, Pegagan, Boang, Kelasen Batak Toba : Tapanuli, orang Batak pertama, Sianjur mula-mula, Pusuk Buhit Batak Mandailing : Mandala dan Holing, bermarga tertentu menurut Folks Road Batavia 1926 Simalungun : Dari Kabupaten Simalungun, leluhur India Selatan, marga asli Damanik, 3 marga pendatang Saragaih, Sinaga, Purba Nias : pulau Nias, Ono Niha dan Tano Niha, budaya megalitik Batak Karo : Dataran tinggi Karo, Bahasa Karo. Pos Ni Uhur : kesdihan kekasih yang ditinggal Tolu Sahundulan Lima Saodoran : 5 manusia, 3 kedudukan Hiou Rumah Bolon Piso Surit : menantikan kekasih Er Kata Bedil : percintaan dalam peperangan Rakut Sitelu : 3 unsur kedudukan

SKOR 0.5

0.5 1 1 1 1

1 1

1 1 1 1 1 1 1

Mandailing

Pakpak

Melayu

Nias

Batak Toba

Tarian Batak Toba Tarian Batak Simalungun Tarian Batak Mandailing

                            

Tarian Batak Karo

  

Tarian Nias

 

Tarian Pakpak

Batak

Uis Siwaluh Jabu Sittogol Dalihan na tolu : tungku nan tiga Ulos Bagas Gondang Cikalale pongpong : kegembiraan panen Sulang Silima : 5 unsur Oles Rumah Bolon Pakpak Lancang kuning : nahkoda kapal Berbalas pantun Cekak Musang Selaso Jatuh Kembar Tano Niha : pulau nias Fahombo/ lompat batu Oroba Sioli, Baru Ohulu Omo Hada Poda : nasihat Pulo Samosir : keindahan Samosir Dalihan Na Tolu : 3 tungku Ulos Jabu Bolon Tor Tor Tunggal Panaluan : ritual saat musibah Tor Tor Sipitu Cawan : pengukuhan seorang raja Tari Manduda : suka ria pada panen Tari Toping-toping : dukacita keluarga kerajaan Tari Tor Tor Naposo Bulung : kesantunan pria melindungi wanita Tari Endeng Endeng : sunat rasul/ malam pesta kawin Tari Tatak Garo Garo : kehidupan burung Tari Tatak Renggisa : remaja jatuh cinta Tari Piso Surit : gadis menantikan kedatangan kekasih Tari Gundala Gundala : memanggil hujan Tari Maena : kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

Tarian Melayu

Alat Musik

          

 

Tari Moyo : penyambutan tamu agung Tari Serampang Dua Belas : cinta suci 2 orang Tari Kuda Kepang : membersihkan desa dari roh jahat, penyakit, malapetaka Taganing : 6 buah gendang Ogung : 4 bagian, pembawa tempo, pengatur gerakan kaki pada tortor Hasapi : 2 senar, Sulim : alat musik tiup, bambu, 6 lubang nada Garantung : 7 wilayahan kayu, dipukul dengan 2 stik, Garantung UKSU ada 12 wilahan Kulcapi : suku Karo, 2 senar Kateng keteng : alat music pukul, kulit bambu Sarune : anak sarune, tongkeh sarune, ampangampang sarune, batang sarune, dan gundal sarune. Penganak : pembawa ketukan dasar dalam hitungan 8 Hesek : pembawa tempo, dipukul, pecahan logam TOTAL

1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 60

Related Documents

Draft Ad Ia-itb (2009)
December 2019 18
Itb
November 2019 23
Itb Laptops
June 2020 12
Itb Installation
November 2019 13
Ppab Rscm Word - Final.docx
November 2019 14

More Documents from ""