Dokumen Tanpa Judul.pdf

  • Uploaded by: Yusuf hafizun
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen Tanpa Judul.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 583
  • Pages: 3
Di dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen tertera tentang kewajiban pelaku usaha untuk memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa hak konsumen merupakan kewajiban dari pelaku usaha dan sebaliknya kewajiban konsumen merupakan hak pelaku usaha. pelaku usaha dan konsumen dalam suatu kegiatan ekonomi sama – sama diwajibkan untuk memiliki itikad baik. Pelaku usaha diwajibkan beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, sedangkan konsumen dalam mengkonsumsi barang/jasa harus dengan itikad baik. Kewajiban dan hak merupakan antinomi dalam hukum, sehingga kewajiban pelaku usaha dapat dilihat sebagai hak konsumen, dan sebaliknya. UUPK sebagai payung hukum perlindungan konsumen di Indonesia, telah mengatur sedemikian ketatnya ketentuan – ketentuan yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha mulai dari tahap produksi, pemasaran, dan penjualan suatu barang/jasa semata – mata untuk menjamin hak – hak konsumen terpenuhi dan tidak ada yang dirugikan. Oleh karena itu pemerintah maupun produsen harus memenuhi hak hak konsumen, sehingga konsumen benar – benar terlindungi hak hak nya dari berbagai aspek. Diundangkannya UUPK merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan konsumen mengetahui dan menyadari hak – hak yang patut dia peroleh dari pelaku usaha dalam kedudukannya sebagai konsumen akhir yang dilindungi oleh hukum, beserta segala upaya termasuk upaya hukum untuk meminta ganti rugi dikemudian hari apabila terjadi kerugian atas pengkonsumsian barang/jasa. Namun, UUPK tidak akan dapat berlaku efisien apabila edukasi perlindungan konsumen di masyarakat tidak berjalan baik, masyarakat Indonesia terbagi atas dua kelompok yakni, kelompok masyarakat edukatif yang aktif untuk mengetahui hak – haknya sebagai konsumen melalui pendidikan dan media massa, dan kelompok masyarakat pasif yang tidak berupaya untuk mencari tahu hak – haknya yang telah dijamin

oleh UUPK. Oleh karena itu unsur masyarakat seperti telah dikemukakan berhubungan dengan persoalan kesadaran hukum dan ketaatan hukum serta yang dapat menentukan efektivitas UUPK. Dengan demikian, menjadi suatu catatan penting bagi pemerintah dan lembaga – lembaga perlindungan konsumen untuk lebih aktif dan kreatif memberikan sosialisasi tentang UUPK kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan tugas Pemerintah untuk bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha dalam menciptakan iklim usaha dan menumbuhkan hubungan yang sehat antara konsumen dan pelaku usaha. ra normatif kedudukan konsumen masih berada dalam posisi yang sangat lemah, posisi yang lemah tersebut juga masih sering disalahgunakan oleh pelaku usaha, pelaku usaha seringkali dalam melaksanakan kegiatan usahanya mengabaikan kejujuran, etika, serta itikat baik, selalu berorentasi untuk meraih keuntungan yang besar dengan mengorbankan kejujuran dan itikat baik dalam menjalankan usaha, dengan demikian apa yang menjadi hak-hak konsumen seringkali tidak diperhatikan demi untuk mencapai tujuannya. Walaupun Undang-undang telah mengatur secara tegas mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha, pelanggaran terhadap konsumen masih sering terjadi karena memang harus diakui, sangat sulit memposisikan konsumen dengan pelaku usaha secara seimbang atau sederajat. Posisi yang demikian mengharuskan konsumen untuk selalu mencari informasi perkembangan dunia usaha, dan juga ketika melakukun transaksi hendaknya harus hatihati, sebelum membuat suatu keputusan untuk melakukan transaksi Konsumen juga kurang peduli dengan kerugian yang mereka alami, mereka enggan melakukan upaya hukum hal ini disebabkan bukan karena tidak sadar hukum, akan tetapi semata-mata karena praktek Peradilan yang tidak lagi sederhana, cepat dan biaya murah, serta yang paling memprihatinkan adalah sikap konsumen untuk menghindari konflik meskipun hak-haknya sebagai konsumen telah dilanggar oleh pelaku usaha bahkan mereka telah menjadi korban, hal ini juga disebabkan karena memang harus

diakui posisi konsumen dengan perlaku usaha yang masih dirasa belum seimbang dalam prakteknya.

Related Documents

Dokumen Tanpa Judul
August 2019 22
Dokumen Tanpa Judul.pdf
November 2019 26
Dokumen Tanpa Judul.pdf
November 2019 24
Dokumen Tanpa Judul.pdf
December 2019 24

More Documents from "Naurah Zaskia"